TESIS
Oleh
MUALLIM
NIM : 8106181013
Muallim
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak…………………………………………………………………….. i
Abstract…………………………………………………………………… ii
Kata Pengantar…………………………………………………………… iii
Daftar Isi………………………………………………………………….. v
Daftar Tabel………………………………………………………………. viii
Daftar Gambar……………………………………………………………. ix
Daftar Lampiran………………………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………….……………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………….. 4
1.3 Batasan Masalah………………….………….…………………… … 5
Daftar Pustaka……………………………………………………………… 91
Lampiran…………………………………………………………………… 93
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.6. Persentase Perolehan Kemampuan Membaca Cepat Pada Tes Siklus I…… 51
4.10. Persentase Perolehan Kemampuan Membaca Cepat Pada Tes Siklus II…... 65
4.13. Perbandingan Hasil Pada Tes Awal, Tes Siklus I dan Siklus II………….. 70
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
Bahasa dan Sastra Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang pendidikan,
siswa mampu membaca dan memahami teks bacaan dengan kecepatan yang
memadai.
banyak membaca semakin banyak pula hal yang belum diketahui, sehingga untuk
dalam hal ini siswa kelas IV SD/MI, adalah penelitian Progress in International
Reading Literacy Study (PIRLS), yaitu studi internasional dalam bidang membaca
for the Evaluation Achievement. Hasil studi menunjukkan bahwa rata-rata anak
Indonesia berada pada urutan keempat puluh dua dari 45 negara di dunia.
1
2
memilah mana informasi yang bermanfaat dan mana informasi yang tidak
bermanfaat. Membaca sebagai salah satu cara untuk memahami suatu informasi
yang diterima. Namun masalahnya adalah waktu dan kecepatan seseorang dalam
membaca. Seseorang malas membaca bisa saja bukan karena tidak suka
para siswa, menurut Muchlishoh (1992;153) membaca cepat itu satu jenis
membaca yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat
mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar dan cepat akan
tertulis yang lain. Akibatnya siswa juga lamban jika dibandingkan dengan teman-
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa, ternyata
cara yang sering dilakukan untuk kegiatan pembelajaran membaca adalah siswa
pemahaman isi yang dicapai siswanya. Guru beranggapan bahwa yang penting
setelah membaca, siswa dapat menjawab pertanyaan yang tersedia. Ketika siswa
mampu menjawab dengan serentak, guru beranggapan semua siswa sudah tahu
yang kurang efektif, yaitu cara membaca reguler (biasa). Cara membaca ini relatif
lambat, karena membaca baris demi baris yang biasa dilakukan dalam bacaan
menunjuk dengan menggunakan benda lain. Selain itu, siswa kurang antusias
kenyataan yang ditemukan nilai rata–rata mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah
6,12. Siswa yang mempunyai nilai 0,00 sampai 5,49 ada 10 orang, nilai 5,50
sampai 6,49 ada 15 orang dan nilai 6,50 sampai 10 ada 17 orang. Dari 42 orang
siswa dalam satu kelas (kelas V) siswa yang masih membaca lambat ada
sebanyak 35 orang siswa atau 83,3 %, dan yang dapat membaca cepat 7 orang
atau 16,7 %.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia masih
rendah dan siswa yang membaca lambat masih banyak, perlu dicarikan jalan
membaca cepat dengan menggunakan metode Speed Reading atau metode lain
siswa agar siswa dapat membaca cepat, Soedarso (2001:4) mengatakan bahwa
membaca berulang atau regresi, juga sebagai upaya melepas dari ketergantungan
untuk mendengar kata-kata yang ada di benak, yang terkadang tanpa disadari
walau dalam kondisi mulut tertutup tetapi masih mendengar bunyi yang
Dengan membaca cepat bisa melepaskan dari gerakan fisik yang tak
perlu seperti menggerakkan kepala atau memakai jari atau memakai alat seperti
para siswa dapat lebih cepat dalam membaca dan lebih efisien menggunakan
waktu dalam belajar. Sesuai dengan harapan tersebut, sekolah dasar sangat
cepat di sekolah, khususnya sekolah dasar, antara lain (1) kebutuhan akan
membaca cepat bagi siswa, (2) siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar
dan cepat akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (3)
kemampuan siswa dalam membaca cepat, (5) kurangnya ketrampilan guru dalam
siswa dalam membaca cepat dengan kecepatan membaca sesuai dengan standar.
menggunakan metode Speed Reading Membaca Kelompok Kata pada siswa kelas
menggunakan metode Speed Reading Membaca Kelompok Kata pada siswa kelas
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk (1) Meningkatkan
Kecamatan Batang Kuis. (2) Mengetahui pemahaman siswa terhadap isi bacaan.
sebagai inovasi dalam pendidikan. Adapun manfaat yang dapat diambil dari
V sekolah dasar.
cepat, dan upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa, serta
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Nurhadi (2008:31) “membaca cepat dan efektif ialah jenis membaca
bukan berarti jenis membaca yang hanya ingin memperoleh jumlah bacaan atau
halaman yang banyak dalam waktu yang singkat. Membaca cepat diberikan
dengan tujuan agar siswa sekolah dasar dalam waktu yang singkat dapat membaca
secara lancar dan dapat memahami isi bacaan secara tepat dan cermat.
dan bahan bacaan. Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan
membaca yang sama pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang
adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan mata dalam membaca” dan
7
8
gerakan mata dan dilakukan tanpa suara yang bertujuan untuk memperoleh
orang yang biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat
mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat. Seorang pembaca yang
baik akan mengatur kecepatan dan memilih jalan terbaik untuk mencapai
lebih jauh dari itu adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan
pelajaran membaca cepat hendaknya bahan bacaan yang pernah dibaca atau bahan
bacaan yang diperkirakan dekat dan akrab dengan kehidupan pembaca”. Nurhadi
itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya” Soedarso
kecepatan tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat.Hal itu
keperluan membacanya saat itu. Karena kesadaran itu akan sangat berpengaruh
cepat, diantaranya adalah (1) membaca cepat menghemat waktu, (2) membaca
cepat menciptakan efesiensi, (3) semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk
melakukan hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersedia untuk
mengerjakan hal penting lainnya, (4) membaca cepat memiliki nilai yang
(6) membaca cepat membantu berbicara secara efektif, (7) membaca cepat
pemahaman, (9) membaca cepat menjamin untuk selalu mutakhir, dan (10)
(1) untuk mencari informasi yang dibutuhkan dari sebuah bacaan secara cepat dan
efektif, (2) dalam waktu yang singkat dapat memahami setiap bagian dari suatu
bacaan, (3) tidak banyak waktu yang terbuang. Sejalan dengan itu Sugembong
kegiatan lain, (2) bisa lebih mengerti dan lebih cepat dari yang lain, (3) dapat
10
melatih otak untuk lebih efisien dalam bekerja, lebih mudah mengolah dan
Dalam proses membaca cepat ada beberapa kebiasaan yang didapati pada
Soedarso (2005: 5-9) terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat kecepatan
membaca, karena itu berarti mengucapkan kata demi kata dengan lengkap. 2)
dengan jari; cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu
melihat kata atau beberapa kata yang baru dibaca itu menjadi hambatan yang
kata-kata yang dibaca juga dilakukan oleh pembaca yang kecepatannya telah
dibaca, membaca kata demi kata, menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh
Disadari atau tidak, setiap orang biasanya memiliki satu atau lebih
Kebiasaan ini diperoleh dari proses membaca yang salah sejak masa kecil dan
terbawa terus ketika dewasa. Kebiasaan yang biasa dimiliki orang dan perlu
bacaan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan yang ada relevansinya dengan
dan keberhasilan untuk menguasai teknik ini sangat bergantung pada sikap diri
(3) mengurangi stres, (4) meningkatkan konsentrasi, (5) meningkatkan daya ingat
menonjolkan positifnya.
memahami isi bacaan yang dibacanya secara baik dengan mengenal kata – kata
atau kalimat yang ada dalam bacaan sehingga dapat mengetahui makna yang
dengan kemampuan membaca yang cepat dalam waktu yang singkat ia mampu
yang diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian disimpan dalam otak.Speed
Dengan demikian tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena
bakat.Maka harus dipahami bahwa membaca cepat itu haruslah dengan adanya
usaha dan latihan membaca dengan waktu yang singkat dapat memahami makna
apa yang dibaca. Sehingga dengan membaca cepat kita dapat membaca dengan
pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya dengan
baik pula.
Dalam buku Speed Reading for Beginners menurut Noer (2010:46) ada
Cepat yaitu dengan cara : Mengenali kata dengan cepat, Membaca kelompok kata
Khusus membaca cepat yaitu : membaca dengan Jenis materi yang berbeda, dan
Reading ini sebaiknya dimulai dari Teknik dasar membaca cepat lebih dahulu
diantaranya yaitu Mengenali kata dengan cepat, Membaca kelompok kata dan
diharapkan para siswa dapat lebih efesien dalam menggunakan waktu dalam
Data survey menunjukkan bahwa lima dari empat puluh siswa yang telah
mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami suatu bacaan sama
metode Speed Reading dimulai dari Teknik Dasar Membaca Cepat yaitu dengan
cara memberikan latihan : Mengenali kata dengan cepat, Membaca kelompok kata
mengenali kata yang diharapkan saja sebagai kata kunci dan mengabaikan kata
yang tidak sesuai atau pelengkap dalam suatu bacaan, sehingga secara
a. Mencari kata yang sudah ditentukan diantara kata yang lain misalnya mencari
batu aman apel andi anda pelajar petai akan dadu didi adel maka cecak Cecilia
cermai cantik curi makin mati nanti nama nangka nasib nani tkus taman duku
delman dadu cerita jaga hari juga lilin jeruk jamin jujur jaman januari rara
siapa santai agus koper kaki manis mama ragu lemon sakit hanya masih minta
durian hasil tapi papaya adi cangkir rasa lima gagal roda lama gagu ramai api
Untuk latihan mengenali kata dapat dilakukan dengan cara melihat kata
secara sepintas namun dapat mengenal kata tersebut, misalnya dengan cara
lbeih cpeat ktikea dtemuikan kmblaei pdaa baahn baacan ynag brau.
kata.Manusia mengenali berbagai kata lewat buku dan tulisan yang dibacanya.
Kata-kata tersebut disimpan dalam memori otak dan akandikenali lebih cepat
kata yang susunannya benar ternyata hasilnya tidak akan jauh berbeda.
yaitu dengan melihat tulisan pada kolom pertama (paling kiri) kemudian
menemukan kata yang sama pada 4 kolom berikutnya, proses ini dilakukan
frasa yang sama pada kolom pertama di ketiga kolom lainnya, misalnya :
Dalam membaca cepat kita akan melatih menangkap dua, tiga, empat
sehingga beberapa
kata dibaca sekaligus, juga perpindahan kelompok kata dipercepat dan dibuat
berirama , misalnya :
“ Pada liburan hari raya ] aku pulang ke Banjarnegara,] saat itulah aku
tahu kenapa Ayah dan Ibuku tak mengunjungiku]. Ternyata Ayahku mengalami
mengalami gegar otak ] dan harus di operasi kepala.] Ayahku juga sempat lupa
pada semua orang.]Aku sedih sekali karena Ayahku juga lupa padaku.] Setiap
hari aku berdoa kepada Allah ] agar Ayahku cepat sembuh]. Alhamdulillah
sekarang Ayahku sudah sembuh ] dan bisa bekerja seperti dulu lagi. ] Aku
tambah sayang kepada Ayah dan Ibuku.] Aku tahu mereka telah berkorban
untukku.] Aku tidak mungkin bisa membalas jasa mereka. ] Tapi aku berjanji
akan membuat mereka bahagia.] Aku akan lebih rajin belajar ] dan meneruskan
Menulis Cerpen “Pekan Raya Anak Sholeh”, oleh murid Kelas 3B, SDIT
membaca beberapa kata sekaligus dalam sekali lihat, maka tahap berikut adalah
18
melatih irama pergerakan mata. Caranya adalah dengan membuat garis lurus
vertikal di buku atau bahan bacaan. Dengan demikian, keseluruhan teks akan
terbagi menjadi beberapa bagian. Cara ini dipakai untuk melatih membiasakan
Misalnya seperti bacaan berikut ini : Bacalah teks bacaan berikut dengan
keseluruhan bacaan dalam tiap kolom dan latihlah irama mata untuk bergerak
Suatu hari, seorang miskin dan tua datang ke kediaman Nabi Saw
meminta pertolongan. Nabi Saw berkata kepadanya bahwa beliau tidak memiliki
uang sepeser pun ketika itu, akan tetapi beliau meminta si orang tua miskin
tersebut untuk pergi meminta pertolongan kepada putrinya Sayidah Fatimah As.
Fatimah As dan berkata: "Salamun 'Alaikum, Wahai Ahlal Bait. Wahai keluarga
tempat berdatangannya malaikat dan tempat Jibril turun dengan membawa wahyu
Ketika itu Sayidah Fatimah As juga tidak memiliki sesuatu apa pun untuk
sehingga dengan segera dia melepas kalung tersebut dan menyerahkannya kepada
si orang tua miskin tersebut, dengan berkata untuk menjual kalung tersebut dan
Ammar Yasir Ra, yang merupakan seorang sahabat Nabi Saw, meminta
kepada si orang tua miskin itu bahwa dia akan membeli kalung tersebut. Si orang
tua miskin tersebut meminta makanan, sebuah baju dan beberapa keping
uang.Ammar memberikan lebih banyak dari yang diminta oleh si orang tua miskin
tersebut dan si orang tua itu pergi dengan gembira dengan keberuntungannya.
tersebut kepada Sayidah Fatimah dan berkata kepadanya bahwa Ammar mengirim
bernama Sahm itu mendengar bahwa ia dibebaskan, dia tertawa. Sayidah Fatimah
pakaian dan kekayaan. Lalu membebaskan seorang budak dan kini kembali
kepada pemiliknya!"
http://www.google.co.id)
diperkirakan sulit.
b. Siswa secara klasikal diberi bacaan (wacana) yang sama dan kesempatan
membaca bacaan dengan cepat dalam waktu yang telah ditentukan dengan
aba-aba dari guru pada waktu memulai dan mengakhirinya. Kemudian siswa
20
memberikan batas mengenai bahan yang sudah dibaca dan menghitung jumlah
d. Pada bagian akhir membaca cepat, guru memberikan tes untuk mengetahui
sejauh mana siswa dapat menangkap isi bacaan yang telah dibacanya.
e. Guru membuat tabel kecepatan membaca dan siswa menuliskan banyaknya kata
setiap latihan.
Banyak kata
yang dibaca Rata–rata
No. Nama Siswa selama 1 tiap
menit menit
1
cara
(1) persiapkan pencatat waktu (arloji), perhatikan pada saat anda mulai membaca,
(2) hitung berapa lama (menit) anda menyelesaikan teks tersebut; kemudian,
(3) dengan jumlah lama waktu itu (…menit,…detik) lihatlah kedalam tabel
kecepatan membaca”.
21
- Sederhana hanya berhubungan dengan kata, kelompok kata dan melatih irama
gerakan mata.
- Bagi anak yang mempunyai kosa kata yang kurang akan kesulitan dalam
dibacanya.
membaca.
persentasi skor jawaban yang benar atas skor jawaban yang ideal dari tes
Membaca (KEM) kedua aspek tersebut harus diintegrasikan sesuai dengan rumus
KB PI
Kemampuan Membaca = X KPM
SM ∶ 60 100
Keterangan :
KB = Jumlah kata dalam bacaan
SM : 60 = Jumlah waktu membaca
PI
= Persentase pemahaman isi bacaan
100
K S
KEM = X (60) X
Wd SI
Keterangan :
23
memahami isi bacaan tersebut, maka tujuan membaca cepat tidak tercapai.Jadi
hendaknya antara kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan haruslah sesuai,
dengan kategori dan jenjang pendidikan adalah sebagai berikut: (1). Kategori
Kecepatan Efektif Membaca Rendah dibawah 250 kpm, kecepatan sedang 250 –
350 kpm, dan kecepatan tinggi diatas 350 kpm. (2). Kecepatan Efektif Membaca
sesuai dengan jenjang pendidikan, SD: 150 – 250 kpm, SMP: 200- 250 kpm,
SMA: 250 – 300 kpm dan Perguruan Tinggi: 300 – 350 kpm.
yang terbaca dalam jumlah kata per menit haruslah sesuai dengan standar yaitu
untuk Kelas I 60 – 80, Kelas II 90 – 100, Kelas III 120 – 140, Kelas IV 150 – 160,
Kelas V 170 – 180, dan untuk Kelas VI 190 – 250 kata permenit .
sekolah dasar atau siswa setingkat SLP kecepatan membaca dianggap memadai
berkisar 200 kata per menit. Untuk siswa SLA, kecepatan membaca dianggap
memadai bila mampu membaca 250 kata per menit. Mahasiswa kecepatan
minimal membaca 325 kata permenit, pascasarjana atau doktor 400 kata
permenit. Yang perlu diingat kecepatan membaca itu harus disertai tingkat
pemahaman 60%.
24
Kurikulum KTSP 2006 yaitu 75 kata per menit.Standar ini pulalah yang dijadikan
mudah, karena dalam waktu yang singkat kita diharapkan dapat memahami isi
bahan yang kita baca. Oleh karena itu perlu adanya suatu latihan dan pembiasaan
membaca dengan bersuara atau bergumam, menggerakkan bibir atau komat kamit,
merupakan suatu cara atau metode yang dapat dilakukan dalam membaca cepat.
diharapkan siswa dapat membaca dengan cepat, dapat memahami apa yang dibaca
Metode Speed Reading pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kebonagung
cepat siswa melalui metode Speed Reading pada siswa kelas V SDN Kebonagung
6 Pakisaji Malang mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari kecepatan
membaca efektif siswa mulai dari pra tindakan sampai siklus II rata-rata naik
sebesar 70 kpm.
Penguasaan Kosakata dan Frekuensi Membaca.” Hasil penelitian itu adalah ada
membaca teks dengan langkah tradisional, dan (3) keefektifan membaca teks
2.3HIPOTESIS TINDAKAN
penelitian ini maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu dengan dilakukannya
Membaca Kelompok Kata, siswa akan dapat mengatasi masalah masalah dalam
waktu yang ditentukan, sehingga dengan waktu yang singkat siswa dapat
Kelompok Kata, kemampuan membaca cepat dan memahami isi bacaan siswa
meningkat.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini guru terlibat langsung dalam penelitian, guru sangat
kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses
tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan
refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan
27
28
1.Tempat Penelitian
Serdang.
2. Waktu Penelitian
Dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan April sampai bulan Mei 2012.
Taggart (Arikunto, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus
refleksi.
Siklus 1
REFLEKSI RENCANA
AWAL
TINDAKAN /
OBSERVASI
Siklus 2
REFLEKSI RENCANA
YANG
DIREVISI
TINDAKAN /
OBSERVASI
Siklus 3
REFLEKSI RENCANA
YANG
DIREVISI
TINDAKAN /
OBSERVASI
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat.
Observasi dibagi dalam setiap siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana
masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes di akhir setiap
putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan
Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes bacaan buatan guru
yang fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah
menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk
menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh
suatu nilai (Arikunto, 2002:127). Adapun tujuan dari tes adalah untuk
Teks bacaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teks yang sesuai
dengan usia anak SD dan sesuai dengan keadaan siswa, seperti yang
membaca cepat hendaknya bahan bacaan yang pernah dibaca atau bahan
Teks bacaan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain teks
bacaan dengan judul “ Putri Hijau “ teks ini dipilih karena bernuansa lokal
31
dimana siswa sebagian besar adalah suku Melayu dan tinggal di daerah etnis
Melayu. Teks berikutnya berjudul “ Kalung yang Diberkati” teks ini bernuansa
agama Islam karena seluruh siswa kelas V yang dijadikan subjek penelitian ini
beragama Islam, kemudian teks yang lain berisikan pesan moral dalam
pembentukan karakter siswa seperti nilai kejujuran, berbakti pada orang tua,
Tahap Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan,
1.Tahap Persiapan
lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan persiapan ini meliputi:
penelitian.
2.Tahap Pelaksanaan
meliputi: (1) pengumpulan data melalui tes dan pengamatan yang dilakukan
32
kelemahan selama proses belajar mengajar persiklus, (3) menganalisi data hasil
penelitian persiklus, (4) menafsirkan hasil analisis data, dan (5) bersama-sama
3.Tahap Penyelesaian
penelitian, (3) merevisi draf laporan penelitian, (4) menyusun naskah laporan
sebelum dilakukan siklus pertama, terlebih dahulu dilakukan tes awal untuk
mengetahui data kecepatan membaca siswa, berapa kata per menit sebelum
dilakukan tindakan.
membaca cepat dengan membaca teks yang sudah ada pedoman jumlah katanya,
mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap isi bacaan dilakukan tes
Pada siklus kedua dan selanjutnya dilakukan tindakan yang sama dengan
materi yang berbeda dilanjutkan dengan tes, baik tes membaca cepat maupun
Namun dalam pelaksanaanya bila pada siklus kedua sudah tercapai hasil
kecepatan siswa dalam membaca cepat untuk kelas V SD yaitu 75 kata per menit
maka tindakan tidak dilanjutkan pada siklus ketiga namun bila belum tercapai
digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data
kualitatif.
ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian.
Siswa dikatakan tuntas secara individual untuk membaca cepat jika mendapatkan
nilai minimal 75 kata per menit, serta nilai 75 untuk pemahaman siswa terhadap
isi bacaan. Secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas
kata per menit. Untuk perolehan nilai pemahaman isi bacaan minimal siswa
siswa dalam memahami isi bacaan diberikan tes yang berbentuk pertanyaan-
pertanyaan.
Dari sisi proses, penelitian tindakan dengan penerapan metode ini dapat
sebesar 80 % pada akhir siklus penelitian sesuai indikator yang ditetapkan, yaitu
75 kata per menit. Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan tersebut dengan
No NiIai Kriteria
1 < 60 Rendah
2 60 - 79 Cukup
3 80 - 100 Tinggi
Untuk melihat bagai mana ketuntasan belajar dalam kelas dapat dilihat
No Persentase Kriteria
1 < 70 % Rendah/Tidak Tuntas
2 70 – 79 % Cukup/Tuntas
3 80 – 89 % Tinggi/Tuntas Memuaskan
4 90 – 100 % Tinggi Sekali/ Tuntas
Sangat Memuaskan
36