Anda di halaman 1dari 50

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI METODE

SPEED READING PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR


NEGERI NOMOR 105321 TUMPATAN NIBUNG
KECAMATAN BATANG KUIS

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh
MUALLIM
NIM : 8106181013

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
Abstrak

Muallim, NIM : 8106181013, Peningkatan Kemampuan Membaca


Cepat Melalui Metode Speed Reading Pada Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Nomor 105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk menemukan apakah


melalui penerapan metode Speed Reading dapat meningkatkan
kemampuan membaca cepat siswa.Subjek penelitian ini empat puluh dua
orang siswa kelas V SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung
Kecamatan Batang Kuis.Peningkatan kemampuan membaca cepat
tersebut diperoleh melalui pembelajaran dengan menggunakan metode
Speed Reading membaca kelompok kata.dan tes yang dilakukan kepada
siswa, observasi serta wawancara. Hasil tes dihitung dengan
menggunakan rumus kecepatan efektif membaca (KEM), hasil perolehan
menggambarkan kemampuan kecepatan siswa membaca berapa kata per
menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I kecepatan
membaca rata-rata siswa 41 kata per menit, pada siklus II terdapat
kenaikan menjadi rata-rata 107 kata per menit. Pada siklus I siswa yang
mampu membaca minimal 75 kata per menit 17,5 %, pada siklus II naik
menjadi 82 %. Dalam memahami isi bacaan pada siklus I siswa yang
mempunyai nilai minimal 75 ada 5 % pada siklus II naik menjadi 51 %.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa melalui penerapan
metode Speed Reading mampu meningkatkan kemampuan membaca
cepat siswa.
Abstract

MUALLIM, NIM: 8106181013, Reading Faster Upgrades Through


Speed Reading Methods Class V Students In Elementary School District
No. 105321 Tumpatan Nibung Batang Kuis. Graduate Program State
University of Medan, 2012.

Classroom Action Research is intended as an attempt to discover whether


through the implementation of Speed Reading methods can enhance
students' ability to read fast. The subject of this study forty-two students
in grade V Students In Elementary School District No. 105321 Tumpatan
Nibung Batang Kuis. Improved ability to read quickly is acquired
through learning by using the method of Speed Reading to read groups of
words. and tests carried out to students, observation and interviews. The
test results calculated using effective speed reading (KEM), the
acquisition illustrates the ability of students to read the speed of how
many words per minute. The results showed that the cycle I read an
average speed of 41 words per minute student, in the second cycle there
is an increase to an average of 107 words per minute. In the cycle of I
students are able to read at least 75 words per minute 17.5%, in the
second cycle up to 82%. In understanding these works in cycles I
students who have a minimum value of 75 are 5% in the second cycle up
to 51%. The results generally show that through the implementation of
Speed Reading methods to improve students' ability to read fast.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Swt atas segala karunia dan
rahmatNya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini berjudul
Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat melalui metode Speed Reading Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Nomor 105321 Tumpatan Nibung
Kecamatan Batang Kuis.Penulisan tesis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas
Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan tesis ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada mereka yang telah meluangkan waktu dan pikiran membantu penulis
dalam penyelesaian tesis ini, semoga Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang memberikan karunia, rahmat dan hidayahNya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr.Khairil
Ansari, M.Pd. sebagai dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Sri Minda Murni, M.S.
sebagai dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pemikiran dalam
memberikan bimbingan penulisan tesis ini. Terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D. Ibu Dr.Anita Yus,
M.Pd. Bapak Dr.Abdurahman Adisaputera,M.Hum. Ibu Dr.Evi Eviyanti, M.Pd.
selaku dosen nara sumber yang telah banyak memberikan masukan dan
bimbingan dalam penulisan tesis ini. Demikian juga penulis sampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof Dr.Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof.Dr.Belferik Manullang selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof.Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D. dan Ibu Dr.Anita Yus,
M.Pd. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak / Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Sai’un, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri No 105321 Tumpatan
Nibung Batang Kuis atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
6. Bapak Jonsen Efendi Rambe, S.Pd selaku guru kelas V SD Negeri No.105321
Tumpatan Nibung Batang Kuis yang telah banyak membantu penulis selama
melaksanakan penelitian.
7. Bapak Ibu guru serta siswa SD Negeri 105321 Tumpatan Nibung Batang Kuis
iii
yang telah mendukung dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Terima kasih yang tak terhingga kepada istriku tercinta Nurhaida,M.Kes.
anak-anakku tercita Ema Khairina Mualinda,S.IP, Nissa Khairisa Mualinda,
Muhammad Habibie Almy, Muhammad Yusuf Almy, anak menantu Khairul
Fazri, M.Kes., yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi untuk
menyelesaikan penelitian dan pendidikan S2 ini.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis
mengharapkan kritik dan mohon saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sebagai masukan dan perbaikan. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala
kekurangan, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan sumbangsih bagi
kemajuan serta peningkatan pendidikan Bangsa Indonesia.

Medan, Mei 2012


Penulis

Muallim
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak…………………………………………………………………….. i
Abstract…………………………………………………………………… ii
Kata Pengantar…………………………………………………………… iii
Daftar Isi………………………………………………………………….. v
Daftar Tabel………………………………………………………………. viii
Daftar Gambar……………………………………………………………. ix
Daftar Lampiran………………………………………………………….. x

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………….……………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………….. 4
1.3 Batasan Masalah………………….………….…………………… … 5

1.4 Rumusan Masalah………………………………………………… … 5


1.5 Tujuan Penelitian…………………….…………………………… .. 6
1.6 Manfaat Penelitian………………………………….…………….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………… 7


2.1. Kerangka Teoretis..……………………………………………… 7
2.1.1 Hakikat Membaca Cepat ……………………….……….……… 7
2.1.2 Pemahaman Dalam Membaca Cepat…………………………. 8
2.1.3 Manfaat Membaca Cepat…………………...………………….. 9
2.1.4 Hambatan Dalam Membaca Cepat……….……………………. 10
2.1.5 Kemampuan Membaca Cepat…………………………………. 11
2.1.6 Metode Speed Reading……………………………..………… 12
2.1.7 Pelaksanaan Metode Speed Reading………………………….. 14
2.1.7.1. Mengenali Kata dengan Cepat……….……………………. 14
2.1.7.2. Membaca Kelompok Kata (frasa)………………………… 16
2.1.7.3 Melatih Gerakan Mata………....…………………………. 17
2.1.8 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Speed Reading……….. 21
2.1.9 Cara Mengukur Kecepatan Efektif Membaca………………. 21
2.2. Kerangka Konseptual …………………………..…….….…… 24
2.3. Hipotesis Tindakan…………………………....………………. 26

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………… 27


3.1. Lokasipenelitian…………………………...…………………… 28

3.2. Subjek Penelitian…………………………………...………….. 28


3.3. Desain Penelitian……………………………………………… 28
3.4. Prosedur Penelitian…………………...……..…..….………… 30
3.5. Skenario Penelitian…………….…………….………………… 32
3.6. Analisis Data………………………………….....……………. 33
3.7. Indikator Keberhasilan…….…………………………..……… 34

BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………… 36


4.1. Pelaksanaan Dan Temuan Penelitian Pada Siklus I….................. 36
4.1.1. Deskripsi Data Pra Tindakan………………………………. 36
4.1.1.1. Pelaksanaan Tes awal……………………………………….. 37
4.1.1.2. Hasil Tes Kemampuan Membaca Cepat Pada Tes Awal… 38

4.1.1.3. Observasi Pra Tindakan…………………………………… 42


4.1.1.4. Refleksi Pelaksanaan Pra Tindakan………………………. 43
4.1.2. Deskripsi Data Siklus 1…………………………….………… 44
4.1.2.1. Perencanaan Tindakan……………………………………. 44
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan…………………………………….. 46
4.1.3. Observasi Siklus I…………………………………….......... 48

4.1.3.1. Observasi Tindakan………………………………………. 49


4.1.3.2. Observasi Hasil Pelaksanaan Siklus I…………………….. 49
4.1.4. Refleksi Pelaksanaan Siklus I……………..………………… 53
4.2. Pelaksanaan Dan Temuan Pada Penelitian Siklus II……….…. 56
4.2.1. Deskripsi Data pada Siklus II……………………………….. 56
4.2.1.1. Perencanaan Tindakan Siklus II………………………….. 56
4.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II…………………………… 57
4.2.2. Observasi Siklus II................................................................... 61
4.2.2.1. Observasi Tindakan............................................................. 61
4.2.2.2. Obsevasi Hasil............................................................... 63
4.2.3. Refleksi Pelaksanaan Siklus II……………………………….. 66
4.3. Pembahasan Penelitian………………………………………….. 75
4.3.1 Kemampuan Membaca Cepat…………………………….. 75
4.3.2 Kemampuan Pemahaman Bacaan ………………………... 81

4.4. Keterbatasan Penelitian……………………………………….. 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 88


5.1. Simpulan……………………………………………………….. 88
5.2. Saran …………………………………………………………… 89

Daftar Pustaka……………………………………………………………… 91
Lampiran…………………………………………………………………… 93
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Kriteria Perolehan Kemampuan Membaca Cepat. ………………………. 35

3.2. Kriteria Perolehan Kemampuan Memahami Isi Bacaa……………………. 35

3.3. Kriteria Perolehan Ketuntasan Belajar…………………………………… 35

4.1. Perolehan Hasil Tes Pada Tes Awal……………………………………... 39

4.2. Persentase Perolehan Kemampuan Membaca Cepat Pada Tes Awal……… 40

4.3. Persentase Perolehan Kemampuan Pemahaman Bacaan Test Awal….. 41

4.4. Perolehan Ketuntasan Membaca Cepat Pada Tes Awal…………………… 42

4.5 Perolehan Hasil Tes Pada Tes Siklus I…………………………………….. 50

4.6. Persentase Perolehan Kemampuan Membaca Cepat Pada Tes Siklus I…… 51

4.7. Persentase Perolehan Kemampuan Pemahaman Bacaan Test Siklus I...52

4.8. Perolehan Ketuntasan Membaca Cepat Pada Tes Siklus I………………. 53

4.9. Perolehan Hasil Tes Pada Tes Siklus II………………………………….. 64

4.10. Persentase Perolehan Kemampuan Membaca Cepat Pada Tes Siklus II…... 65

4.11. Persentase Perolehan Kemampuan Pemahaman Bacaan Test Siklus II…. 66

4.12. Perolehan Ketuntasan Membaca Cepat Pada Tes Siklus II……………… 67

4.13. Perbandingan Hasil Pada Tes Awal, Tes Siklus I dan Siklus II………….. 70

4.14. Hasil korelasi waktu membaca dengan nilai pemahaman………… …. 73

4.15. Hasil korelasi waktu membaca dengan kemampuan efektif membaca.. 73

4.16. Hasil korelasi nilai pemahaman dengan kemampuan efektif membaca.. 74


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ………………………… 29


4.1 Guru mengawasi pelaksanaan tes membaca cepat………………….. 60
4.2 Guru memberi penjelasan cara membaca cepat yang benar…………. 62
4.3 Siswa mengerjakan LKS …………………………………………….. 62
4.4 Siswa mengerjakan LKS……………………………………………… 63
4.5 Peningkatan kemampuan membaca cepat setiap siswa…………….. …. 71
4.6 Peningkatan kemampuan memahami isi bacaan setiap siswa……… …. 72
4.7 Guru sedang memberi penjelasan pada siswa bagai mana
cara membaca kelompok kata ……………………………………… 75
4.8 Siswa membaca dengan mengeluarkan suara dapat mengganggu
teman yang lain ………………………………………………………. 76
4.9 Siswa membaca dengan mengeluarkan suara dapat mengganggu
teman yang lain ………………………………………………………. 76
4.10 Siswa membaca dengan menunjuk menggunakan jari tangan……… 77
4.11 Siswa membaca dengan menggunakan alat tulis sebagai penunjuk… 78
4.12 Siswa membaca dengan menggunakan benda lain sebagai penunjuk.. 78
4.13 Siswa membaca berpasangan………………………………………….. 80
4.14 Peningkatan kemampuan rata-rata membaca cepat
siswa per siklus………………………………………………………… 80
4.15 Peningkatan jumlah siswa dalam memahami isi bacaan ……….…… 83
4.16 Peningkatan jumlah siswa yang memperoleh angka
perolehan minimal…………………………………………………….. 84
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ( PERANGKAT PEMBELAJARAN )


1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
4. Lembar Kerja Siswa Siklus I
5. Lembar Kerja Siswa Siklus II

LAMPIRAN B ( INSTRUMEN PENELITIAN )


1. Teks Bacaan Tes Awal
2. Tes Awal Kemampuan Siswa
3. Teks Bacaan Tes Siklus I
4. Tes Siklus I
5. Teks Bacaan Siklus II
6. Tes Siklus II
7. Lembar Observasi Aktivitas Guru
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
9. Lembar Wawancara.
LAMPIRAN C ( DOKUMENTASI )
LAMPIRAN D ( SURAT – SURAT )
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan dalam

Bahasa dan Sastra Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang pendidikan,

termasuk di jenjang Sekolah Dasar. Melalui kemampuan membaca diharapkan

siswa mampu membaca dan memahami teks bacaan dengan kecepatan yang

memadai.

Dengan membaca bagaikan membuka jendela dunia, dengan membaca

akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan informasi, karena semakin

banyak membaca semakin banyak pula hal yang belum diketahui, sehingga untuk

membantu dan mempermudahkan mengetahui segala sesuatu, salah satu cara

adalah melalui kegiatan membaca.

Kemampuan membaca siswa sekolah di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI) saat ini memiliki kecenderungan rendah. Lemahnya

kemampuan membaca siswa SD/MI ditengarai karena lemahnya pembelajaran

Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran membaca.

Salah satu penelitian yang mengungkap lemahnya kemampuan siswa,

dalam hal ini siswa kelas IV SD/MI, adalah penelitian Progress in International

Reading Literacy Study (PIRLS), yaitu studi internasional dalam bidang membaca

pada anak-anak di seluruh dunia yg disponsori oleh The International Association

for the Evaluation Achievement. Hasil studi menunjukkan bahwa rata-rata anak

Indonesia berada pada urutan keempat puluh dua dari 45 negara di dunia.
1
2

Banyaknya informasi dalam kehidupan sehari-hari, membuat sulit untuk

memilah mana informasi yang bermanfaat dan mana informasi yang tidak

bermanfaat. Membaca sebagai salah satu cara untuk memahami suatu informasi

yang diterima. Namun masalahnya adalah waktu dan kecepatan seseorang dalam

membaca. Seseorang malas membaca bisa saja bukan karena tidak suka

membaca, namun karena banyaknya waktu yang harus dihabiskan untuk

membaca. Informasi yang berharga terkadang tidak dapat ditemukan dalam

ringkasannya saja.Maka kemampuan untuk membaca dengan cepat dan efektif

menjadi sangat berperan dan menjadi suatu kebutuhan.

Membaca cepat menjadi kebutuhan utama semua orang, khususnya bagi

para siswa, menurut Muchlishoh (1992;153) membaca cepat itu satu jenis

membaca yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat

dapat membaca secara lancar, serta dapat memahami isinya.

Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar

mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca

mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar dan cepat akan

mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa akan

mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan

dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku penunjang dan sumber-sumber belajar

tertulis yang lain. Akibatnya siswa juga lamban jika dibandingkan dengan teman-

temannya yang cepat dalam membaca.

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa, ternyata

cara yang sering dilakukan untuk kegiatan pembelajaran membaca adalah siswa

disuruh membaca, kemudian menjawab pertanyaaan atas bacaan. Guru belum

pernah mengukur kecepatan membaca siswa dan seberapa besar persentase


3

pemahaman isi yang dicapai siswanya. Guru beranggapan bahwa yang penting

setelah membaca, siswa dapat menjawab pertanyaan yang tersedia. Ketika siswa

mampu menjawab dengan serentak, guru beranggapan semua siswa sudah tahu

apa yang dibaca.

Selama ini dalam pembelajaran membaca, masih menggunakan metode

yang kurang efektif, yaitu cara membaca reguler (biasa). Cara membaca ini relatif

lambat, karena membaca baris demi baris yang biasa dilakukan dalam bacaan

ringan. Dalam pembelajaran membaca, para siswa juga masih melakukan

kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat kecepatan membaca. Hal ini

ditandai dengan sebagian besar siswa masih membaca dengan menggerakkan

kepala, mulut bergerak-gerak, mengeluarkan suara, menunjuk dengan tangan atau

menunjuk dengan menggunakan benda lain. Selain itu, siswa kurang antusias

dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan guru dan observasi yang dilakukan di

SD Negeri No.105321 Tumpatan Nibung Kec.Batang Kuis pada siswa kelas V

kenyataan yang ditemukan nilai rata–rata mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah

6,12. Siswa yang mempunyai nilai 0,00 sampai 5,49 ada 10 orang, nilai 5,50

sampai 6,49 ada 15 orang dan nilai 6,50 sampai 10 ada 17 orang. Dari 42 orang

siswa dalam satu kelas (kelas V) siswa yang masih membaca lambat ada

sebanyak 35 orang siswa atau 83,3 %, dan yang dapat membaca cepat 7 orang

atau 16,7 %.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia masih

rendah dan siswa yang membaca lambat masih banyak, perlu dicarikan jalan

pemecahannya. Kemudian kenyataannya juga pelaksanaan pembelajaran


4

membaca cepat dengan menggunakan metode Speed Reading atau metode lain

juga belum pernah dilaksanakan.

Metode Speed Reading merupakan salah satu cara dalam membantu

siswa agar siswa dapat membaca cepat, Soedarso (2001:4) mengatakan bahwa

membaca cepat memiliki beberapa efek, diantaranya dapat mencegah cara

membaca berulang atau regresi, juga sebagai upaya melepas dari ketergantungan

untuk mendengar kata-kata yang ada di benak, yang terkadang tanpa disadari

walau dalam kondisi mulut tertutup tetapi masih mendengar bunyi yang

menggema dalam pikiran.

Dengan membaca cepat bisa melepaskan dari gerakan fisik yang tak

perlu seperti menggerakkan kepala atau memakai jari atau memakai alat seperti

lidi atau pensil mengikuti ke mana baris-baris melangkah.

Dengan menggunakan teknik membaca cepat Speed Reading diharapkan

para siswa dapat lebih cepat dalam membaca dan lebih efisien menggunakan

waktu dalam belajar. Sesuai dengan harapan tersebut, sekolah dasar sangat

berperan penting sebagai wadah pertama penanaman segala keterampilan hidup,

termasuk keterampilan membaca.Maka sekolah dasar perlu memasyarakatkan

kegiatan membaca terutama membaca cepat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang ada beberapa permasalahan dalam membaca

cepat di sekolah, khususnya sekolah dasar, antara lain (1) kebutuhan akan

membaca cepat bagi siswa, (2) siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar

dan cepat akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (3)

kemandirian siswa dalam belajar dengan membaca kurang, (4) kurangnya


5

kemampuan siswa dalam membaca cepat, (5) kurangnya ketrampilan guru dalam

memilih metode dalam pembelajaran membaca.

1.3 Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

upaya pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi

membaca cepat. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah

MetodeSpeed Reading Membaca Kelompok Kata yang dilakukan kepada siswa

kelas V SD Negeri No.105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis.

Dengan penerapan metode membaca cepat Speed Readingakan dapat membantu

siswa dalam membaca cepat dengan kecepatan membaca sesuai dengan standar.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca cepat dengan

menggunakan metode Speed Reading Membaca Kelompok Kata pada siswa kelas

V SD Negeri No 105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis ?

2. Bagaimana pemahaman siswa terhadap isi bacaan dengan

menggunakan metode Speed Reading Membaca Kelompok Kata pada siswa kelas

V SD Negeri No 105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis ?


6

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk (1) Meningkatkan

kemampuan membaca cepat siswa dengan menggunakan metode Speed Reading

Membaca Kelompok Kata di kelas V SD Negeri No.105321 Tumpatan Nibung

Kecamatan Batang Kuis. (2) Mengetahui pemahaman siswa terhadap isi bacaan.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai inovasi dalam pendidikan. Adapun manfaat yang dapat diambil dari

penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam pengajaran membaca

yang menunjang kepada peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas

V sekolah dasar.

2. Memberikan informasi kepada guru tentang pentingnya kemampuan membaca

cepat, dan upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa, serta

dapat membantu guru dalam mengatasi permasalahan pembelajaran Bahasa

Indonesia materi membaca cepat, dengan melakukan inovasi di kelas

menggunakan metode Speed Reading Membaca Kelompok Kata.

3. Dapat lebih meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa dan diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajarnya.

4. Dapat menjadi masukan bagi sekolah, dalam rangka perbaikan proses

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai bahan

pertimbangan dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas pendidikan.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KERANGKA TEORETIS

2.1.1. Hakikat Membaca Cepat

Menurut Nurhadi (2008:31) “membaca cepat dan efektif ialah jenis membaca

yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap

aspek bacaannya”. Muchlisoh (1992:153) mengatakan bahwa: Membaca cepat

bukan berarti jenis membaca yang hanya ingin memperoleh jumlah bacaan atau

halaman yang banyak dalam waktu yang singkat. Membaca cepat diberikan

dengan tujuan agar siswa sekolah dasar dalam waktu yang singkat dapat membaca

secara lancar dan dapat memahami isi bacaan secara tepat dan cermat.

Nurhadi (2008:31) juga mengungkapkan bahwa membaca cepat

mengandung berbagai implikasi seperti tujuan membaca, kebiasaan, penalaran,

dan bahan bacaan. Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan

membaca yang sama pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang

dihadapinya Artinya, seorang pembaca yang baik, tidak menerapkan kecepatan

membacanya secara konstan diberbagai cuaca dan keadaan membaca. Dalam

membaca cepat pembaca mengutamakan kecepatan namun tidak mengabaikan

pemahaman tentang apa yang dibaca.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Supriyadi (1995:128) berbeda

dengan pendapat-pendapat sebelumnya, ia mengatakan bahwa “membaca cepat

adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan mata dalam membaca” dan

Abbas (2006:108) menyatakan “membaca cepat adalah membaca sekejap mata,

7
8

selayang pandang yang tujuannya dalam waktu yang singkat pembaca

memperoleh informasi secara cepat dan tepat”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca cepat

adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan dengan menggunakan

gerakan mata dan dilakukan tanpa suara yang bertujuan untuk memperoleh

informasi secara tepat dan cermat dalam waktu singkat.

2.1.2 Pemahaman Dalam Membaca Cepat.

Dalam membaca cepat terkandung pemahaman yang cepat pula.orang

orang yang biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat

mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat. Seorang pembaca yang

baik akan mengatur kecepatan dan memilih jalan terbaik untuk mencapai

tujuannya. Kecepatan membaca sangat tergantung pada bahan dan tujuan

membaca, serta sejauh mana keakraban dengan bahan bacaan.Kecepatan

membaca harus seiring dengan kecepatan memahami bahan bacaan.Supriyadi

(1995:127) menyatakan “keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya

sekedar kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun

lebih jauh dari itu adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan

tepat dan cepat”.

Selanjutnya Supriyadi (1995:142) menyatakan “bahan bacaan untuk

pelajaran membaca cepat hendaknya bahan bacaan yang pernah dibaca atau bahan

bacaan yang diperkirakan dekat dan akrab dengan kehidupan pembaca”. Nurhadi

(1987:32). “Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan membaca

itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya” Soedarso

(1988:18) mengatakan “kecepatan membacapun harus fleksibel. Artinya,


9

kecepatan tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat.Hal itu

tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca”.

Pembaca yang efektif dan efesien mempunyai kecepatan bermacam-

macam.sadar akan berbagai tujuan, tingkat kesulitan bahan bacaan, serta

keperluan membacanya saat itu. Karena kesadaran itu akan sangat berpengaruh

terhadap tingkat pemahaman terhadap isi bacaan.

2.1.3 Manfaat Membaca Cepat

Ada berbagai manfaat yang terkandung dari kemampuan membaca

cepat, diantaranya adalah (1) membaca cepat menghemat waktu, (2) membaca

cepat menciptakan efesiensi, (3) semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk

melakukan hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersedia untuk

mengerjakan hal penting lainnya, (4) membaca cepat memiliki nilai yang

menyenangkan/ menghibur, (5) membaca cepat memperluas cakrawala mental,

(6) membaca cepat membantu berbicara secara efektif, (7) membaca cepat

membantu dalam menghadapi ujian, (8) membaca cepat meningkatkan

pemahaman, (9) membaca cepat menjamin untuk selalu mutakhir, dan (10)

membaca cepat dapat dikatakan sebagai tonikum mental. (Depdiknas 2006:17)

Menurut Darmayanti (2007:42) ada beberapa manfaat membaca cepat

(1) untuk mencari informasi yang dibutuhkan dari sebuah bacaan secara cepat dan

efektif, (2) dalam waktu yang singkat dapat memahami setiap bagian dari suatu

bacaan, (3) tidak banyak waktu yang terbuang. Sejalan dengan itu Sugembong

(2009:87) mengemukakan manfaat membaca cepat diantaranya (1) lebih efisien

dalam meggunakan waktu sehingga dapat memanfaatkan sisa waktu untuk

kegiatan lain, (2) bisa lebih mengerti dan lebih cepat dari yang lain, (3) dapat
10

melatih otak untuk lebih efisien dalam bekerja, lebih mudah mengolah dan

mengambil makna dari bacaan.

2.1.4 Hambatan Dalam Membaca Cepat

Dalam proses membaca cepat ada beberapa kebiasaan yang didapati pada

para pembacayang dapat menjadi hambatan dalam membaca cepat. Menurut

Soedarso (2005: 5-9) terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat kecepatan

membaca yaitu : 1) Vokalisasi atau membaca dengan suara sangat memperlambat

membaca, karena itu berarti mengucapkan kata demi kata dengan lengkap. 2)

Gerakan bibir; menggerakkan bibir atau komat-kamit sewaktu membaca,

sekalipun tidak mengeluarkan suara, sama lambatnya dengan membaca bersuara.

3) Gerakan kepala; menggerakkan kepala akan memperlambat kecepatan

membaca. Oleh karena itu, orang perlu membiasakan membaca dengan

menggerakkan mata sehingga dapat memfokuskan pandangan. 4) Menunjuk

dengan jari; cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu

sangat menghambat membaca sebab gerakan tangan lebih lambat daripada

gerakan mata. 5) Regresi, kebiasaan selalu kembali (regresi) ke belakang untuk

melihat kata atau beberapa kata yang baru dibaca itu menjadi hambatan yang

serius dalam membaca. 6) Subvokalisasi atau melafalkan dalam batin/ pikiran

kata-kata yang dibaca juga dilakukan oleh pembaca yang kecepatannya telah

tinggi. Subvokalisasi juga menghambat karena orang menjadi lebih

memperhatikan bagaimana melafalkan secara benar dari pada berusaha

memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang dibaca.

Sejalan dengan Soedarso, Nurhadi (2008: 33) mengatakan bahwa

mengenai hambatan-hambatan dalam membaca cepat diantaranya adalah

menyuarakan apa yang dibaca, membantu melihat/ menelusuri baris-baris bacaan


11

dengan alat-alat tertentu (ujung pensil, ujung jari), bergumam-gumam atau

bersenandung, dan kebiasaan mengulang-ulang unit-unit bacaan yang telah

dibaca, membaca kata demi kata, menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh

yang lain, dan kesulitan konsentrasi.

Disadari atau tidak, setiap orang biasanya memiliki satu atau lebih

kebiasaan membaca yang buruk sehingga memperlambat kecepatan baca.

Kebiasaan ini diperoleh dari proses membaca yang salah sejak masa kecil dan

terbawa terus ketika dewasa. Kebiasaan yang biasa dimiliki orang dan perlu

diperbaiki jika ingin menjadi pembaca cepat adalah: Vokalisasi, Gerakan

Bibir,Gerakan Kepala, Regresi, dan Sub Vokalisasi (Noer, 2010 : 44).

2.1.5 Kemampuan Membaca Cepat

Kemampuan membaca cepat bukanlah kemampuan yang diperoleh

karena bakat, tetapi “membaca cepat adalah sebuah keterampilan” (Nurhadi,

2004:26). Kemampuan membaca cepat merupakan ketrampilan memilih isi

bacaan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan yang ada relevansinya dengan

pembaca tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang

tidak diperlukan (Sudarso,2001:4).

Membaca cepat merupakan sebuah keterampilan yang harus di pelajari

dan keberhasilan untuk menguasai teknik ini sangat bergantung pada sikap diri

sendiri, tingkat keseriusan , dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik

tersebut. Untuk itu harus; 1) mempunyai keinginan untuk memperbaiki diri; 2)

mempunyai keyakinan bahwa akan dapat melakukan hal itu.

Depdiknas (2006:37) mengungkapkan beberapa upaya untuk

meningkatkan kemampuan membaca cepat seseorang, upaya tersebut diantaranya

(1) mengurangi subvokalisasi, (2) mengurangi kebiasaan menunda dan interupsi,


12

(3) mengurangi stres, (4) meningkatkan konsentrasi, (5) meningkatkan daya ingat

dan daya panggil ulang, (6) menggunakan pola pemanggilan ulang.

Berdasarkan pernyataan di atas maka usaha peningkatan kemampuan

membaca cepat membutuhkan seragkaian latihan secara bertahap yang dirancang

unuk menghilangkan kebiasaan negatif dalam membaca dan sekaligus

menonjolkan positifnya.

Seseorang yang mempunyai kemampuan membaca cepat harus mampu

memahami isi bacaan yang dibacanya secara baik dengan mengenal kata – kata

atau kalimat yang ada dalam bacaan sehingga dapat mengetahui makna yang

terdapat dalam bacaan, sekaligus memahami persepsi makna secara kontekstual

untuk membuat pertimbangan nilai isi bacaan yang didasarkan pada

pengalamannya. Jadi seseorang yang telah mampu membaca cepat ditandai

dengan kemampuan membaca yang cepat dalam waktu yang singkat ia mampu

memahami isi apa yang dibacanya.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat,

seseorang memerlukan latihan dengan menerapkan berbagai metode

pendukung.Salah satu metode yang dapat mendukung upaya kearah peningkatan

kemampuan membaca cepat adalah dengan menerapkan metode Speed Reading

Membaca Kelompok Kata.

2.1.6 Metode Speed Reading

Soedarso (2005:5) dalam bukunya Speed Reading mengatakan “metode speed

reading merupakan semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses

penerimaan informasi”. Seseorang akan dituntut untuk membedakan informasi

yang diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian disimpan dalam otak.Speed

reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar mampu


13

membaca lebih cepat sekaligus memahami semua yang terkandung di dalam

bacaan yang bersangkutan.

Bersamaan dengan itu Supriyadi (1995:128) menyatakan “keterampilan

membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar kemampuan menyuarakan

lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh adalah kemampuan

memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat”.

Dengan demikian tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena

bakat.Maka harus dipahami bahwa membaca cepat itu haruslah dengan adanya

usaha dan latihan membaca dengan waktu yang singkat dapat memahami makna

apa yang dibaca. Sehingga dengan membaca cepat kita dapat membaca dengan

pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya dengan

baik pula.

Dalam buku Speed Reading for Beginners menurut Noer (2010:46) ada

beberapa teknik dalam membaca cepat diantaranya ; 1. Teknik Dasar Membaca

Cepat yaitu dengan cara : Mengenali kata dengan cepat, Membaca kelompok kata

dan Melatih pergerakan mata. 2. Teknik Membaca Menengah yaitu Membaca

Vertikal, Penyesuaian Kecepatan Membaca dan Membaca Terstruktur. 3. Teknik

Khusus membaca cepat yaitu : membaca dengan Jenis materi yang berbeda, dan

Menangkap ide Utama.

Untuk siswa SD membaca cepat dengan menggunakan metode Speed

Reading ini sebaiknya dimulai dari Teknik dasar membaca cepat lebih dahulu

diantaranya yaitu Mengenali kata dengan cepat, Membaca kelompok kata dan

Melatih pergerakan mata. Dengan menggunakan metode Speed Reading

diharapkan para siswa dapat lebih efesien dalam menggunakan waktu dalam

membaca juga dalam belajar.


14

Data survey menunjukkan bahwa lima dari empat puluh siswa yang telah

mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami suatu bacaan sama

baiknya dengan siswa yang belum menguasai speed reading.

2.1.7 Pelaksanaan Metode Speed Reading.

Untuk siswa SD sebagai pembaca cepat pemula dengan menggunakan

metode Speed Reading dimulai dari Teknik Dasar Membaca Cepat yaitu dengan

cara memberikan latihan : Mengenali kata dengan cepat, Membaca kelompok kata

dan Melatih pergerakan mata.

2.1.7.1 Mengenali Kata dengan Cepat.

Mengenali kata dengan cepat dilakukan untuk melatih pembaca dalam

mengenali kata yang diharapkan saja sebagai kata kunci dan mengabaikan kata

yang tidak sesuai atau pelengkap dalam suatu bacaan, sehingga secara

keseluruhan dapat menangkap makna dan isi suatu bacaan.

Sebagai latihan untuk mengenali kata dengan cepat dapat dilakukan

dengan berbagai cara diantaranya ;

a. Mencari kata yang sudah ditentukan diantara kata yang lain misalnya mencari

nama buah. Seperti berikut :

batu aman apel andi anda pelajar petai akan dadu didi adel maka cecak Cecilia

cermai cantik curi makin mati nanti nama nangka nasib nani tkus taman duku

delman dadu cerita jaga hari juga lilin jeruk jamin jujur jaman januari rara

siapa santai agus koper kaki manis mama ragu lemon sakit hanya masih minta

durian hasil tapi papaya adi cangkir rasa lima gagal roda lama gagu ramai api

susu melon topi apik markisa ini.

Nama buah yang ditemukan berjumlah …………….

b. Melihat kata sepintas


15

Untuk latihan mengenali kata dapat dilakukan dengan cara melihat kata

secara sepintas namun dapat mengenal kata tersebut, misalnya dengan cara

membaca kata yang terbalik, seperti berikut ;

Kmaemuapn mbecmaa cpeat trkeiat eart dngean kmaemuapn mngelnaei

ktaa.Mnuasia mngenelai breabgai ktaa lweat bkuu dan tlisaun ynag

dbiacaayn.Ktaa-ktaa tbuesret dsimiapn dlaam mmorei oatk dan aakn dinalkei

lbeih cpeat ktikea dtemuikan kmblaei pdaa baahn baacan ynag brau.

Kemudian membandingkan dengan kata kata yang benar berikut :

Kemampuan membaca cepat terkait erat dengan kemampuan mengenali

kata.Manusia mengenali berbagai kata lewat buku dan tulisan yang dibacanya.

Kata-kata tersebut disimpan dalam memori otak dan akandikenali lebih cepat

ketika ditemukan kembali pada bahan bacaan yang baru.

Setelah membaca kata-kata yang terbalik dan kemudian membandingkan dengan

kata yang susunannya benar ternyata hasilnya tidak akan jauh berbeda.

c..Menemukan kata yang sama.

Selanjutnya membaca dengan maksud untuk menemukan kata yang sama

yaitu dengan melihat tulisan pada kolom pertama (paling kiri) kemudian

menemukan kata yang sama pada 4 kolom berikutnya, proses ini dilakukan

dengan cepat dan sekali lirik.


16

Semakin cepat dan akurat mengenalinya berarti semakin cepat pula

kemampuan asosiasi terhadap kata-kata tersebut, misalnya:

Burung bubung buhung burung bohong

prediksi premis pretensi preteli prediksi

selamat selamat sepakat sepaham sejawat

mencatat mencatut mencatat mencapai mencari

pagar pagra gapar pasar pagar

membaca membasa membara membaca memcaba

cepat cepta cermat cepak cepat

selamat sepakat selamat setakat sekarat

cerdas cerdas cergas cermat perdas

bahagia bahagian bahagia berharga bahaya

2.1.7.2 Membaca Kelompok Kata (frasa).

a. Menemukan frasa yang sama.

Seperti latihan sebelumnya dilakukan dengan cepat untuk menemukan

frasa yang sama pada kolom pertama di ketiga kolom lainnya, misalnya :

rumah makan rumah gadang rumah makan rumah sakit

ayam goreng ayam panggang ayam mentega ayam goreng

sapu lidi sapu tangan sapu lidi sapu sapu

tempat tidur tempat makan tempat tamu tempat tidur

buku tamu buku tamu buku gambar buku tulis

mobil baru mobil bapak mobil baru mobil seru

onak duri onak duri enak duri enak tenan

lari pagi lari lari lari lagi lari pagi

meja kursi meja lipat meja kursi meja kerja


17

b. Latihan membaca Kelompok Kata

Dalam membaca cepat kita akan melatih menangkap dua, tiga, empat

atau bahkan lima kata sekaligus sehingga mempercepat proses pembacaan .

Berikut adalah latihan membaca dengan mengelompokkan beberapa kata,

sehingga beberapa

kata dibaca sekaligus, juga perpindahan kelompok kata dipercepat dan dibuat

berirama , misalnya :

“ Pada liburan hari raya ] aku pulang ke Banjarnegara,] saat itulah aku

tahu kenapa Ayah dan Ibuku tak mengunjungiku]. Ternyata Ayahku mengalami

kecelakaan saat mau pergi ke kantor.] Karena kecelakaan itu ] ayahku

mengalami gegar otak ] dan harus di operasi kepala.] Ayahku juga sempat lupa

pada semua orang.]Aku sedih sekali karena Ayahku juga lupa padaku.] Setiap

hari aku berdoa kepada Allah ] agar Ayahku cepat sembuh]. Alhamdulillah

sekarang Ayahku sudah sembuh ] dan bisa bekerja seperti dulu lagi. ] Aku

tambah sayang kepada Ayah dan Ibuku.] Aku tahu mereka telah berkorban

untukku.] Aku tidak mungkin bisa membalas jasa mereka. ] Tapi aku berjanji

akan membuat mereka bahagia.] Aku akan lebih rajin belajar ] dan meneruskan

cita-citaku menjadi penghafal Al-Qur’an.”]

( Dikutip dari Tanaasuh.com – Tulisan ini adalah karya pemenang Lomba

Menulis Cerpen “Pekan Raya Anak Sholeh”, oleh murid Kelas 3B, SDIT

ULUL ALBAB 1 Purworejo; Fathia Azzahra Shafa Sabiela.)

2.1.7.3. Melatih Gerakan Mata

Setelah mampu mengenali kata dengan cepat kemudian mulai belajar

membaca beberapa kata sekaligus dalam sekali lihat, maka tahap berikut adalah
18

melatih irama pergerakan mata. Caranya adalah dengan membuat garis lurus

vertikal di buku atau bahan bacaan. Dengan demikian, keseluruhan teks akan

terbagi menjadi beberapa bagian. Cara ini dipakai untuk melatih membiasakan

mata melihat sekelompok kata sekaligus.

Misalnya seperti bacaan berikut ini : Bacalah teks bacaan berikut dengan

menggunakan panduan garis yang telah diberikan. Usahakan untuk melihat

keseluruhan bacaan dalam tiap kolom dan latihlah irama mata untuk bergerak

secara teratur mengikuti bacaan. Hitung waktu ketika mulai membaca !

Kalung Yang Diberkati

Suatu hari, seorang miskin dan tua datang ke kediaman Nabi Saw

meminta pertolongan. Nabi Saw berkata kepadanya bahwa beliau tidak memiliki

uang sepeser pun ketika itu, akan tetapi beliau meminta si orang tua miskin

tersebut untuk pergi meminta pertolongan kepada putrinya Sayidah Fatimah As.

Orang tersebut langsung dituntun oleh Bilal Ra ke kediaman Sayidah

Fatimah As dan berkata: "Salamun 'Alaikum, Wahai Ahlal Bait. Wahai keluarga

tempat berdatangannya malaikat dan tempat Jibril turun dengan membawa wahyu

Allah.Aku adalah seorang miskin dan lapar, tolonglah aku."

Ketika itu Sayidah Fatimah As juga tidak memiliki sesuatu apa pun untuk

diberikan kepada si orang tua kecuali sebuah kalung pemberian saudara

sepupunya sebagai hadiah kepadanya. Sayidah Fatimah As sangat pemurah

sehingga dengan segera dia melepas kalung tersebut dan menyerahkannya kepada

si orang tua miskin tersebut, dengan berkata untuk menjual kalung tersebut dan

menggunakan uang hasil penjualannya untuk keperluannya.


19

Ammar Yasir Ra, yang merupakan seorang sahabat Nabi Saw, meminta

kepada si orang tua miskin itu bahwa dia akan membeli kalung tersebut. Si orang

tua miskin tersebut meminta makanan, sebuah baju dan beberapa keping

uang.Ammar memberikan lebih banyak dari yang diminta oleh si orang tua miskin

tersebut dan si orang tua itu pergi dengan gembira dengan keberuntungannya.

Lalu, Ammar berkata kepada budaknya untuk mengembalikan kalung

tersebut kepada Sayidah Fatimah dan berkata kepadanya bahwa Ammar mengirim

kalung ini dan menghadiahkan budak itu kepadanya.

Sayidah Fatimah As berterima kasih kepada budak yang membawa

kalung tersebut dan memberikan kebebasan kepadanya. Ketika budak yang

bernama Sahm itu mendengar bahwa ia dibebaskan, dia tertawa. Sayidah Fatimah

bertanya mengapa dia tertawa.Ia berkata, "Betapa khususnya kalung ini! Ia

memberikan makanan kepada orang yang lapar dan memberikan kepadanya

pakaian dan kekayaan. Lalu membebaskan seorang budak dan kini kembali

kepada pemiliknya!"

(Sumber Rujukan: Allamah Majlisi, Biharul Anwar, Vol 43 hal. 56-58

http://www.google.co.id)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan membaca cepat

adalah sebagai berikut:

a. Untuk menghindari pemusatan perhatian dan melangkah mundur (mengulang

bagian yang sudah dibaca sebelumnya), guru membicarakan bagian yang

diperkirakan sulit.

b. Siswa secara klasikal diberi bacaan (wacana) yang sama dan kesempatan

membaca bacaan dengan cepat dalam waktu yang telah ditentukan dengan

aba-aba dari guru pada waktu memulai dan mengakhirinya. Kemudian siswa
20

memberikan batas mengenai bahan yang sudah dibaca dan menghitung jumlah

kata yang telah dibacanya.

c. Siswa diberi tugas untuk menyebutkan/menuliskan bagian bacaan yang penting,

mungkin berupa kata kunci, kalimat, atau paragraf.

d. Pada bagian akhir membaca cepat, guru memberikan tes untuk mengetahui

sejauh mana siswa dapat menangkap isi bacaan yang telah dibacanya.

e. Guru membuat tabel kecepatan membaca dan siswa menuliskan banyaknya kata

setiap latihan.

Contoh tabel kecepatan membaca

Banyak kata
yang dibaca Rata–rata
No. Nama Siswa selama 1 tiap
menit menit
1

Menurut Nurhadi (2004:26) “membaca cepat dapat dilakukan dengan

cara

(1) persiapkan pencatat waktu (arloji), perhatikan pada saat anda mulai membaca,

(2) hitung berapa lama (menit) anda menyelesaikan teks tersebut; kemudian,

(3) dengan jumlah lama waktu itu (…menit,…detik) lihatlah kedalam tabel

kecepatan membaca”.
21

2.1.8. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Speed Reading.

Suatu metode tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan , demikian

halnya dengan metode membaca cepat Speed Reading ini.

Ada beberapa kelebihan metode ini antara lain :

- Mudah untuk dilakukan .

- Sesuai dengan usia perkembangan anak usia SD

- Sederhana hanya berhubungan dengan kata, kelompok kata dan melatih irama

gerakan mata.

- Tidak memerlukan waktu yang banyak .

- Dapat mengurangi kebiasaan yang tidak baik dalam membaca.

Disamping kelebihannya metode ini juga ada kekurangannya, kekurangan dari

metode ini antara lain :

- Bagi anak yang mempunyai kosa kata yang kurang akan kesulitan dalam

mengenal kata dan mengelompokkan kata sesuai dengan bacaan yang

dibacanya.

- Memerlukan kejujuran diri sendiri dalam menentukan waktu kecepatan

membaca.

- Memerlukan keseriusan dan keinginan untuk terus berlatih.

2.1.9. Cara Mengukur Kecepatan Efektif Membaca

Untuk mengetahui keefektifan kecepatan seseorang dalam membaca ada

beberapa cara , menurut Fitria ( 2010:38 ) dapat diukur dengan cara :

1. Mengukur kecepatan membaca dengan menghitung jumlah kata

yang terbaca tiap menit .


22

Jumlah kata yang dibaca


Kemampuan Membaca =
Jumlah waktu ( menit )

2. Mengukur isi bacaan secara keseluruhan dengan cara menghitung

persentasi skor jawaban yang benar atas skor jawaban yang ideal dari tes

pemahaman isi bacaan.

Skor jawaban yang benar


Pemahaman Isi = X 100 %
Skor jawaban Ideal

Menurut Tampubolon ( 1990:246 ) untuk mengukur Kemampuan Efektif

Membaca (KEM) kedua aspek tersebut harus diintegrasikan sesuai dengan rumus

KB PI
Kemampuan Membaca = X KPM
SM ∶ 60 100

Keterangan :
KB = Jumlah kata dalam bacaan
SM : 60 = Jumlah waktu membaca
PI
= Persentase pemahaman isi bacaan
100

KPM = Jumlah kata permenit

Ahmad Slamet Harjasujana dalam Fitria ( 2010:39 ) mengemukakan

rumus untuk mengukur Kemampuan Efektif Membaca seperti berikut :

K S
KEM = X (60) X
Wd SI

Keterangan :
23

KEM = Kecepatan Efektif Membaca


K = Jumlah kata dalam bacaan
Wd = jumlah waktu dalam detik
S = Jumlah jawaban yang benar
SI = Skor Ideal ( skor maksimal )
Kalau seorang siswa dapat membaca dengan cepat namun tidak dapat

memahami isi bacaan tersebut, maka tujuan membaca cepat tidak tercapai.Jadi

hendaknya antara kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan haruslah sesuai,

sehingga tujuan membaca lebih efektif.

Menurut Fitria ( 2010:40 ) Standar kecepatan efektif membaca sesuai

dengan kategori dan jenjang pendidikan adalah sebagai berikut: (1). Kategori

Kecepatan Efektif Membaca Rendah dibawah 250 kpm, kecepatan sedang 250 –

350 kpm, dan kecepatan tinggi diatas 350 kpm. (2). Kecepatan Efektif Membaca

sesuai dengan jenjang pendidikan, SD: 150 – 250 kpm, SMP: 200- 250 kpm,

SMA: 250 – 300 kpm dan Perguruan Tinggi: 300 – 350 kpm.

Menurut Tarigan (1985:29) bahwa kemampuan membaca cepat siswa SD

yang terbaca dalam jumlah kata per menit haruslah sesuai dengan standar yaitu

untuk Kelas I 60 – 80, Kelas II 90 – 100, Kelas III 120 – 140, Kelas IV 150 – 160,

Kelas V 170 – 180, dan untuk Kelas VI 190 – 250 kata permenit .

Nurhadi (1998:42) memberikan gambaran bahwa seorang siswa akhir

sekolah dasar atau siswa setingkat SLP kecepatan membaca dianggap memadai

berkisar 200 kata per menit. Untuk siswa SLA, kecepatan membaca dianggap

memadai bila mampu membaca 250 kata per menit. Mahasiswa kecepatan

minimal membaca 325 kata permenit, pascasarjana atau doktor 400 kata

permenit. Yang perlu diingat kecepatan membaca itu harus disertai tingkat

pemahaman 60%.
24

Standar minimal kemampuan membaca cepat siswa kelas V SD menurut

Kurikulum KTSP 2006 yaitu 75 kata per menit.Standar ini pulalah yang dijadikan

acuan dalam penelitian ini.

2.2 KERANGKA KONSEPTUAL

Kemampuan siswa dalam membaca cepat sangatlah

dibutuhkan.Membaca cepat merupakan suatu aktivitas membaca yang tidak

mudah, karena dalam waktu yang singkat kita diharapkan dapat memahami isi

bahan yang kita baca. Oleh karena itu perlu adanya suatu latihan dan pembiasaan

sehingga membaca menjadi suatu kegiatan yang bermanfaat.

Dalam membaca cepat ada beberapa hambatan yang biasa ditemukan ,

yang dapat mengganggu kecepatan dalam membaca, diantaranya; Vokalisasi yaitu

membaca dengan bersuara atau bergumam, menggerakkan bibir atau komat kamit,

menggerakkan kepala, regresi atau membaca kembali, dan subvokalisasi atau

melafalkan dalam hati, sehingga membaca menjadi tidak efektif.

Banyak cara yang dapat dilakukan agar dalam melakukan kegiatan

membaca menjadi lebih efektif, diantaranya membaca dengan menggunakan

metode membaca cepat Speed Reading Membaca Kelompok Kata.

Metode membaca cepat Speed Reading Membaca Kelompok Kata

merupakan suatu cara atau metode yang dapat dilakukan dalam membaca cepat.

Dengan menggunakan metode Speed Reading Membaca Kelompok Kata,

diharapkan siswa dapat membaca dengan cepat, dapat memahami apa yang dibaca

dan dapat lebih efesien menggunakan waktu dalam belajar.

Beberapa penelitian yang relevan, berkaitan dengan membaca cepat

maupun membaca pemahaman, seperti yang dilaksanakan oleh peneliti-peneliti


25

berikut; Penelitian yang dilaksanakan oleh Tisna, Meirina ( 2010)dalam

penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Melalui

Metode Speed Reading pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kebonagung

06 Pakisaji Malang, menunjukkan hasil penelitian bahwa kemampuan membaca

cepat siswa melalui metode Speed Reading pada siswa kelas V SDN Kebonagung

6 Pakisaji Malang mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari kecepatan

membaca efektif siswa mulai dari pra tindakan sampai siklus II rata-rata naik

sebesar 70 kpm.

Penelitian Arimukti (2001) berjudul “Hubungan antara Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa Kelas II SMU Negeri Grobogan dengan

Penguasaan Kosakata dan Frekuensi Membaca.” Hasil penelitian itu adalah ada

hubungan positif antara penguasaan kosakata dengan kemampuan membaca, ada

hubungan positif antara frekuensi membaca dengan kemampuan membaca

pemahaman, dan ada hubungan positif bersama-sama terhadap kemampuan

membaca pemahaman siswa Kelas II SMU Negeri Grobogan Penelitian yang

dilakukan Arimukti lebih menekankan pada hubungan antara kemampuan

membaca dengan penguasaan kosakata dan frekuensi membaca. Sedangkan

penulis ingin mengetahui peningkatan kemampuan membaca cepat siswa dengan

menggunakan metode Speed Reading .

Soeparno, dkk (1988) dalam penelitian yang berjudul “Studi

Eksperimental Metode membaca PQRST dan Metode Membaca Study terhadap

Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Yogyakarta”,

menyimpulkan (1) metode membaca teks dengan langkah-langkah PQRST lebih

efektif daripada membaca teks dengan langkah-langkah metode tradisional, (2)

metode membaca teks dengan langkah-langkah STUDY lebih efektif daripada


26

membaca teks dengan langkah tradisional, dan (3) keefektifan membaca teks

dengan langkah-langkah metode STUDY tidak berbeda secara signifikan dengan

membaca terhadap langkah-langkah metode PQRST.

Soeparno dan penulis berpendapat sama, bahwa kegiatan belajar

membaca tidak akan efektif apabila menerapkan langkah-langkah tradisional.

Yang membedakan dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan.Soeparno

menggunakan metode PQRST dan metode STUDY.Sedangkan peneliti

menggunakan metode membaca cepat Speed Reading Membaca Kelompok Kata.

2.3HIPOTESIS TINDAKAN

Dari perumusan masalah dan kajian teori yang mejadi landasan

penelitian ini maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu dengan dilakukannya

pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode Speed Reading

Membaca Kelompok Kata, siswa akan dapat mengatasi masalah masalah dalam

membaca cepat, dan dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat sesuai

waktu yang ditentukan, sehingga dengan waktu yang singkat siswa dapat

membaca sekaligus memahami isi bacaan.

Diduga dengan menerapkan metode Speed Reading Membaca

Kelompok Kata, kemampuan membaca cepat dan memahami isi bacaan siswa

meningkat.
27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian ini

dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini

menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana

hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Dalam penelitian ini guru terlibat langsung dalam penelitian, guru sangat

berperan dalam proses penelitian tindakan kelas. Tujuan utama penelitian

tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di dalam

kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang

berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2002:83), menyatakan

bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian

tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan

refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan

dan dirasa sudah cukup.

27
28

3.1. Lokasi Penelitian

1.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri No.105321 Tumpatan Nibung

Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, yang beralamat di Jalan

Pringgan No.1 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli

Serdang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun 2012.

Dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan April sampai bulan Mei 2012.

3.2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas V SD Negeri No.105321

Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis. Kabupaten Deli Serdang.

3.3. Desain Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan

kelas.Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (Arikunto, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus

yang berikutnya.Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).Langkah pada siklus

berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan

refleksi.

Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

permasalahan yang ada dalam kelas yang akan diteliti.


29

Gambaran pelaksanaan penelitian setiap Siklus dari tahap-tahap penelitian

tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Siklus 1
REFLEKSI RENCANA
AWAL
TINDAKAN /
OBSERVASI
Siklus 2

REFLEKSI RENCANA
YANG
DIREVISI
TINDAKAN /
OBSERVASI
Siklus 3

REFLEKSI RENCANA
YANG
DIREVISI
TINDAKAN /
OBSERVASI

Gambar 3.1. Alur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa dengan

mengamati hasil atau dampaknya.


30

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh

pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rangcangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam setiap siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana

masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes di akhir setiap

putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan

kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

3.4. Prosedur Penelitian

Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes bacaan buatan guru

yang fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah

menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk

menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh

suatu nilai (Arikunto, 2002:127). Adapun tujuan dari tes adalah untuk

mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal.

Teks bacaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teks yang sesuai

dengan usia anak SD dan sesuai dengan keadaan siswa, seperti yang

dinyatakan oleh Supriyadi (1995:142) bahwa bahan bacaan untuk pelajaran

membaca cepat hendaknya bahan bacaan yang pernah dibaca atau bahan

bacaan yang diperkirakan dekat dan akrab dengan kehidupan pembaca.

Teks bacaan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain teks

bacaan dengan judul “ Putri Hijau “ teks ini dipilih karena bernuansa lokal
31

dimana siswa sebagian besar adalah suku Melayu dan tinggal di daerah etnis

Melayu. Teks berikutnya berjudul “ Kalung yang Diberkati” teks ini bernuansa

agama Islam karena seluruh siswa kelas V yang dijadikan subjek penelitian ini

beragama Islam, kemudian teks yang lain berisikan pesan moral dalam

pembentukan karakter siswa seperti nilai kejujuran, berbakti pada orang tua,

kebersamaan dan tolong menolong.

Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan

metode observasi (pengamatan) yang dilakukan sendiri oleh guru untuk

mengetahui dan merekam aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

Tahap Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan,

(2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penyelesaian.

1.Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah

mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan

penelitian. Dalam kegiatan ini diharapkan pelaksanaan penelitian akan berjalan

lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan persiapan ini meliputi:

(1) kajian pustaka, (2) pengurusan administrasi perijinan, (3) penyusunan

rancangan penelitian, (4) orientasi lapangan, dan (5) penyusunan instrumen

penelitian.

2.Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan

meliputi: (1) pengumpulan data melalui tes dan pengamatan yang dilakukan
32

persiklus, (2) diskusi dengan pengamat untuk memecahkan kekurangan dan

kelemahan selama proses belajar mengajar persiklus, (3) menganalisi data hasil

penelitian persiklus, (4) menafsirkan hasil analisis data, dan (5) bersama-sama

dengan pengamat menentukan langkah perbaikan untuk siklus berikutnya.

3.Tahap Penyelesaian

Dalam tahap penyelesaian, kegiatan yang dilakukan meliputi: (1)

menyusun draf laporan penelitian, (2) mengkonsultasikan draf laporan

penelitian, (3) merevisi draf laporan penelitian, (4) menyusun naskah laporan

penelitian, dan (5) menggandakan laporan penelitian.

3.5. Skenario Penelitian.

Dalam penelitian ini direncanakan dilakukan dalam beberapa siklus,

sebelum dilakukan siklus pertama, terlebih dahulu dilakukan tes awal untuk

mengetahui data kecepatan membaca siswa, berapa kata per menit sebelum

dilakukan tindakan.

Pada siklus pertama dilakukan tindakan dengan memberikan materi

membaca cepat dengan menggunakan metode Speed Reading yaitu Membaca

Kelompok Kata yang diberikan oleh peneliti.Selanjutnya siswa diberikan tes

membaca cepat dengan membaca teks yang sudah ada pedoman jumlah katanya,

juga diukur dengan menggunakan alat pengukur waktu stopwach untuk

mengetahui perolehan kecepatan membaca siswa berapa kata per menit.Untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap isi bacaan dilakukan tes

dengan soal yang dibuat sesuai dengan bacaan.

Pada siklus kedua dan selanjutnya dilakukan tindakan yang sama dengan

materi yang berbeda dilanjutkan dengan tes, baik tes membaca cepat maupun

pemahaman isi bacaan.


33

Namun dalam pelaksanaanya bila pada siklus kedua sudah tercapai hasil

sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu perolehan

kecepatan siswa dalam membaca cepat untuk kelas V SD yaitu 75 kata per menit

maka tindakan tidak dilanjutkan pada siklus ketiga namun bila belum tercapai

maka tindakan yang sama dilanjutkan pada siklus ketiga.

3.6. Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga

dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka

digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data

kualitatif.

Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam

proses belajar mengajar sebagai berikut : 1 Merekapitulasi hasil tes. 2.

Merekapitulasi hasil pengamatan. 3. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan

prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus

ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian.

Siswa dikatakan tuntas secara individual untuk membaca cepat jika mendapatkan

nilai minimal 75 kata per menit, serta nilai 75 untuk pemahaman siswa terhadap

isi bacaan. Secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas

secara individu mencapai 80 % yang telah mencapai kecepatan membaca 75 kata

per menit atau lebih.


34

3.7. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan penelitian tindakan ini dapat dilihat dari besaran

keberhasilan siswa, dalam peningkatan kemampuan membaca cepat per menit,

dengan menggunakan metode Speed Reading Membaca Kelompok Kata.

Indikator keberhasilan siswa diketahui bila siswa dapat mencapai standar

membaca cepat sesuai Kurikulum KTSP 2006 di kelas V SD yaitu minimal 75

kata per menit. Untuk perolehan nilai pemahaman isi bacaan minimal siswa

meperoleh nilai 75.

Kecepatan membaca cepat siswa diukur dengan menggunakan tes, yaitu

membaca teks bacaan, kemudian dilihat kecepatannya dengan menggunakan

pengukur waktu yaitu stopwatchataupun jam, dan untuk melihat kemampuan

siswa dalam memahami isi bacaan diberikan tes yang berbentuk pertanyaan-

pertanyaan.

Dari sisi proses, penelitian tindakan dengan penerapan metode ini dapat

dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan aktivitias membaca cepat siswa

sebesar 80 % pada akhir siklus penelitian sesuai indikator yang ditetapkan, yaitu

75 kata per menit. Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan tersebut dengan

sendirinya juga merupakan kriteria penerimaan ataupun penolakan hipotesis

penelitian (tindakan) yang telah dirumuskan.

Selanjutnya, untuk memberikan pedoman dalam pemaknaan atau

penafsiran hasil penelitian, perlu kiranya ditetapkan kriteria kualifikasi penilaian

yang berhubungan dengan perolehan membaca cepat maupun pemahaman siswa

terhadap isi bacaan dalam bentuk tabel berikut.


35

Tabel 3.1. Kriteria Perolehan Kemampuan Membaca Cepat

No Kata per menit Kriteria


1 < 50 Rendah Sekali
2 50 – 74 Rendah
3 75 – 100 Cukup
4 > 100 Tinggi

Selanjutnya untuk pemahaman isi bacaan siswa dapat ditetapkan


pedoman kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Kemampuan Pemahaman Isi Bacaan

No NiIai Kriteria
1 < 60 Rendah
2 60 - 79 Cukup
3 80 - 100 Tinggi

Untuk melihat bagai mana ketuntasan belajar dalam kelas dapat dilihat

dari tabel ketuntasan berikut :

Tabel 3.3. Kriteria Perolehan Ketuntasan Belajar

No Persentase Kriteria
1 < 70 % Rendah/Tidak Tuntas
2 70 – 79 % Cukup/Tuntas
3 80 – 89 % Tinggi/Tuntas Memuaskan
4 90 – 100 % Tinggi Sekali/ Tuntas
Sangat Memuaskan
36

Anda mungkin juga menyukai