ISBD Makalah Kelompok 3
ISBD Makalah Kelompok 3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi
kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu
mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran
bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing,
tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar
akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa
dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah
dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain.
Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya
bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling
ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan.
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang
membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya
masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah
yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menginspirasi pembaca.
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2. Interkasi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
3. Masyarakat dan komunitas.
4. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Akomodasi (accomodation)
Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya
keseimbangan dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia
sehubungan dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat.
Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya:
Ø Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya suatu
paksaan.
Ø Compromise adalah salah satu bentukakomodasi dimana pihak yang terlibat
perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan tersebut.
Ø Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang
berselisih tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.
Ø Mediation cara untuk mencapai penyelesaina dalam perselisihan dengan cara
menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
Ø Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak
yang berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama.
Ø Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya
toleransi dalam beribadah.
Ø Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang berkepentingan
mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya.
Ø Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.
b. Komunitas
Komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat dalam lingkup
yang lebih kecil, serta ikatan kebersamaannya yang kuat dan lebih terikat oleh
tempat.
Adapun menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (Effendi, 2010: 62) istilah
community dapat diterjemahkan sebgai masyarakat setempat, istilah ini menunjuk
pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila
anggota-anggota suatu kelompok hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka
merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan
hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya
mereka menjalin hubungan sosial.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah
suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social
yang tertentu. Jadi dasar-dasr dari masyarakat setempat adalah lokalitas atau
wilayah, perasaan sepenanggungan dan hubungan sosial tertentu yang merupakan
perasaan saling ketergantungan .
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan
masyarakat setempat/komunitas. Definisi masyarakat sifatnya lebih umum dan
lebih luas, sedangkan definisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi
oleh area kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktivitas hubungannya
dan persatuan lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat.
Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies (Effendi,
2010: 65) mengemukakan pemnbagian masyarakat dengan sebutan masyarakat
gemainchaft dan geselshaft. Masyarakat gemainchaft atau disebut juga paguyuban
adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional
dengan yang lainnya dan biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat pedesaan.
Sedangkan masyarakat geselshaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggota
anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional, biasanya cenderung sebagai refleksi
masyarakat perkotaan.
b. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858),
Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan
masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari
masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar
hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas
atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat
yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak
milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan
masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme,
mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut,
sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka
kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem
(marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan
hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan.
Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam
memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat
1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk
individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan
martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan
Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk
sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak
dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing.
Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan
tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa
manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan
sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai
pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis
mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu
terjamin.
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat pancasila,
manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat
bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Bangsa indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan bersama tidak dengan
mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
v Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara
jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur
tersebut menyatu dalam dirinya.
v Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya
dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi
dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk menjadi pribadi
yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu suatu
proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi
dalam masyarakat.
v Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan
masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat
setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu. Namun ditinjau dari
aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat
dibandingkan dengan masyrakat.
v Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan oleh dua
kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan
kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
berkembang yaitu pandangan individualisme dan pandangan sosialisme.
Sebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah
pilihan.
3.2 Saran
Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
v Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti
tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan
sebaliknya.
v Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati
keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak
boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena
dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan
oleh dirinya sendiri.
v Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus
didukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik
harus membantu menstimulasinya.
v Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi
dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar
bahwa pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat penting dan
dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://wulanda46.blogspot.com/2014/02/makalah-tentang-manusia-sebagai.html
http://mranarchiy.blogspot.com/2013/12/makalah-manusia-sebagai-makhluk.html
https://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-
makhluk-sosial
http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-
dan.html