Oleh:
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................................... 2
D. Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
1. Pengertian TOF........................................................................................................ 3
2. Epidemiologi ........................................................................................................... 3
3. Etiologi .................................................................................................................... 4
6. Patofisiologi ............................................................................................................. 7
11. Komplikasi............................................................................................................. 10
1. Pengkajian ............................................................................................................. 11
i
3. Rencana Keperawatan .......................................................................................... 13
A. PENGKAJIAN .......................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah ke lainan struktural akibat malformasi jantung,
aorta dan atau pembuluh darah besar dan merupakan kelainan kongenital tersering pada
bayi baru lahir dengan persentase di Indonesia mencapai 8 per 1000 kelahiran hidup.
Tetralogi Of Fallot (TOF) merupakan salah satu bentuk PJB sianotik dengan persentase 5-
10 % dari seluruh PJB. (Kaunang & Manado, 2012)
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Tahun
2016, TOF adalah penyakit jantung bawaan yang terdiri dari Ventricular Septal Defect
(VSD) tipe peri-membranus subaortik, over riding aorta, Pulmonal Stenosis (PS)
infundibular dengan atau tanpa PS valvular serta hipertrofi ventrikel kanan. Bila disertai
ASD disebut Pentalogy of Fallot, sedangkan bila tipe VSD adalah subarterial doubly
committed dikenal sebagai Oriental atau Mexican Fallot.
Penanganan TOF dilakukan dengan tindakan operasi paliatif dengan Blalock Taussig
Shunt (BTShunt) atau definitif- reparasi dengan tindakan operasi total koreksi. Berbagai
persiapan dengan pemberian terapi mapun pemeriksaan dapat dilakukan sebelumnya
sampai bayi berusia 6 bulan sebelum diputuskan akan langsung dilakukan tindakan
korektif atau paliatif terlebih dahulu, (PERKI, 2016)
Namun demikian, residu kelainan hemodinamik dan elektro-fisiologis umum terjadi
pada usia dewasa. Orang dewasa dengan TOF yang diperbaiki menghadapi peningkatan
risiko aritmia, intoleransi latihan/ aktifitas, gagal jantung, dan kematian mendadak yang
dimulai pada awal masa dewasa. (AHA/ACC, 2018)
Peran perawat sangatlah penting baik dalam masa perawatan, persiapan, maupun
selama fase perioperative pada pasien dengan TOF. Dengan demikian, Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan TOF ini kami buat untuk menambah referensi demi
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien dengan TOF.
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami sampaikan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep dasar teori dari penyakit TOF?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan
TOF?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana konsep
teori dan konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan TOF.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang bagaimana konsep dasar penyakit TOF yang meliputi pengertian,
penyebab, klasifikasi, patofisiologi, Manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan
penanganan.
2. Mengetahui tentang bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan yang dapat diberikan
kepada pasien dengan TOF.
BAB II
PEMBAHASAN
TOF adalah penyakit jantung bawaan yang terdiri dari Ventricular Septal
Defect (VSD) tipe peri-membranus subaortik, over riding aorta, Pulmonal Stenosis
(PS) infundibular dengan atau tanpa PS valvular serta hipertrofi ventrikel kanan. Bila
disertai ASD disebut Pentalogy of Fallot, sedangkan bila tipe VSD adalah subarterial
doubly committed dikenal sebagai Oriental atau Mexican Fallot. (Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2016)
2. Epidemiologi
Persentase PJB di Indonesia mencapai 8 per 1000 kelahiran hidup dengan
Tetralogi Of Fallot (TOF) merupakan salah satu bentuk PJB sianotik dengan
persentase 5-10 % dari seluruh PJB. Baltimore Washington Infant study melaporkan
angka kejadian TOF dengan pulmonal atresia (TOF-PA) sebesar 0,07 per 1000
kelahiran atau sekitar 1% dari seluruh PJB dan 15-20% dari kasus TOF. (Kaunang,
Sam and Manado, 2012)
3
4
3. Etiologi
Etiologi TOF sama seperti PJB lainnya yang umum-nya tidak diketahui.
Anomali kromosom seperti trisomi 21, 18, dan 13, atau mikrodelesi kromosom 22
dapat ditemukan. Beberapa jenis obat dan penyakit ibu juga dilaporkan
berhubungan dengan penyakit ini. Hubungan dengan asupan asam retinoat oleh ibu
selama trimester pertama, diabetes yang tidak terkontrol, dan fenilketonuria yang
tidak diobati juga pernah disampaikan. (Kaunang, Sam and Manado,
2012),(Srivastava, Lai and Parness, 2016)
Sebelum lahir, resistensi vaskular paru yang tinggi yang disebabkan oleh
paru-paru janin yang kolaps menyebabkan tekanan yang lebih besar di sisi kanan
jantung serta arteri pulmonalis. Pada saat yang sama, sirkulasi plasenta yang
mengalir bebas dan ductus arteriosus menghasilkan resistensi pembuluh darah
yang rendah pada sisa sistem pembuluh darah janin. Dengan berhentinya aliran
darah plasenta karena penjepitan tali pusat dan perluasan paru-paru saat lahir,
5
hemodinamik dari sistem pembuluh darah janin mengalami perubahan yang nyata
dan tiba-tiba.
asianosik dan defek sianotik. Dalam praktek klinis, sistem ini bermasalah karena
anak-anak dengan defek asianotik dapat tampak sianosis. Selain itu, seringkali
mereka dengan defek sianotik mungkin tampak merah muda dan memiliki lebih
banyak tanda-tanda klinis gagal jantung.
Hal tersebut di atas mendorong sistem klasifikasi yang lebih baik didasarkan
pada karakteristik hemodinamik (pola aliran darah di dalam jantung). Aliran darah
ini polanya adalah (1) peningkatan aliran darah paru; (2) penurunan aliran darah
pulmoner; (3) obstruksi aliran darah keluar dari jantung.
PJB yang termasuk kriteria ini antara lain, Koarktasio Aorta, Aorta Stenosis (AS),
dan Pulmonal Stenosis (PS)
6. Patofisiologi
7. Manifestasi Klinis
Beberapa bayi mungkin mengalami sianosis akut saat lahir; sementara lainnya
memiliki sianosis ringan yang berkembang selama tahun pertama kehidupan seiring
memburuknya PS. Terdapat juga murmur sistolik khas, seringnya dengan intensitas
8
sedang. Dapat juga terjadi episode akut sianosis dan hipoksia, yang disebut Blue Spells
atau Tet Spells. Spells anoksik terjadi ketika kebutuhan oksigen bayi melebihi suplai
darah, biasanya selama menangis atau setelah menyusui. Pasien berisiko mengalami
emboli, kejang, dan kehilangan kesadaran atau tiba-tiba mati setelah Spell anoxic.
(Hockenberry, Marilyn J and Wilson, 2013)
Derajat sianosis pada ToF-PA (TOF dengan pulmonal atresia) bervariasi tergantung
pada sumber dan jumlah aliran darah paru yang dapat berasal dari PDA, MAPCAs, atau
kombinasi keduanya. Aliran darah ke paru berkurang sehingga infeksi saluran napas
jarang terjadi pada ToF. Hemoptisis pada ToF-PA dapat terjadi akibat ruptur kolateral
yang ekstensif.
Pasien tampak mudah lelah saat beraktivitas. Bila sudah bisa berjalan, pasien akan
mengambil posisi squatting kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya. Posisi tersebut
meningkatkan tekanan pada resistensi vaskular sistemik dan mengurangi aliran darah
balik vena. Dengan demikian dapat mengurangi jumlah pirau dari kanan ke kiri sehingga
diharapkan dapat mengurangi keadaan hipoksia.
Sianosis sentral dengan derajat bervariasi tampak paling menonjol pada mukosa bibir,
mulut, lidah, serta jari tangan dan kaki. Jari tabuh mulai tampak setelah usia beberapa
bulan atau menjelang satu tahun. Pada bayi bentuk dada simetris, namun pada anak lebih
besar hemitoraks kiri depan menonjol akibat hipertrofi ventrikel kanan. Ukuran jantung
biasanya normal. Suara jantung S2 tunggal dan keras. Dapat juga terdengar bising
kontinu intensitas rendah yang berasal dari PDA atau MAPCAs.(Kaunang, Sam and
Manado, 2012)
d. Ekokardiogram : Dengan Echo, diagnostik TOF dapat lebih jelas terlihat. Trans
Esofageal Echo (TEE) akan dapat lebih jelas dalam menggambarkan struktur dan
fungsi jantung dibandingkan dengan Trans Thorakal Echo (TTE)
e. MCST / MRI / kateterisasi jantung: Untuk menentukan tindakan paliatif/ definitif.
(Kaunang, Sam and Manado, 2012), (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler
Indonesia, 2016)
9. Penatalaksanaan medik
a. Bayi dengan riwayat spel hipoksia.
Propranolol (oral) dengan dosis 0,5–1,5 mg/kgBB/6-8 jam, sampai usia 6 bulan dalam
rangka persiapan operasi paliatif Blalock Taussig Shunt (BTShunt) atau definitif-
reparasi. Bila spel hipoksia tidak teratasi: operasi BT shunt
b. Bayi tanpa riwayat spel hipoksia.
Pada bayi <6 bulan: observasi sampai usai 6 bulan, kemudian dilakukan pemeriksaan
MCST / MRI / kateterisasi jantung untuk menentukan tindakan paliatif/ definitif.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2016)
sebagian darah akan terkumpul di ekstremitas bawah dan tahanan vaskuler sistemik
akan meningkat sehingga aliran pirau kanan ke kiri akan berkurang dan aliran darah
ke paru meningkat.
11. Komplikasi
a. Trombosis Serebri
b. Abses Otak
11
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan eksogen
yang mempengaruhi).
2) Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama
makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit
3) Riwayat psikososial / perkembangan
Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
4) Mekanisme koping anak / keluarga
5) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
b. Pemeriksaan fisik
1) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru
setelah tumbuh.
2) Clubbing finger (jari tabuh) tampak setelah usia 6 bulan.
3) Serangan sianotik mendadak (blue spells/ cyanoticspells/ paroxysmal hiperpnea,
hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam, lemas, kejang,
sinkop (kehilangan kesadaran) bahkan sampai koma dan kematian.
4) Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan
beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan
kembali.
5) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang
semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi.
6) Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.
7) Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak
menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan.
12
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Nanda NIC-NOC (2018), setelah pengumpulan data, menganalisa data
dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan,
kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria
hasil, dan intervensi keperawatan.(Herdman, T. Heather and Kamitsuru, 2018) Diagnosa
yang diperoleh berdasarkan pustaka acuan serta merujuk kepada Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 antara lain:
3. Rencana Keperawatan
TINJAUAN KASUS
Tgl / Bln / Thn Pengkajian : 20 September 2018
No. MR : 2018-33-06-99
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama Pasien
Biru, sesak dan cepat capek.
2. Riwayat Penyakit
Pasien diketahui biru sejak lahir, biru bertambah bila pasien menangis. Riwayat spell (+),
squatting(+), FTT(-), feeding difficulty (-), lemas (+). alergi (-), kejang(-), penurunan
kesadaran saat membiru(-).
Riwayat kehamilan: saat hamil ibu pasien kontrol teratur di Bidan, sakit saat hamil (-),
flek(-), paparan asap rokok(-), minum obat / jamu tertentu (-).
Riwayat penyakit dahulu : Partus spontan, aterm, BBL= 3000 gram, tidak langsung
menangis disebutkan aspirasi air ketuban, biru (+)
Orang tua pasien mengatakan pasien biru sejak lahir, biru bertambah bila pasien
menangis.
b. Data Obyektif :
1) Penampilan Umum
17
18
RR 28x/menit
Suhu 36,2ºC
SaO2 61-71 %
Sianotik (+)
2) Kepala dan Leher
3) Thoraks
4) Abdomen
- Asites : tidak
- Hepatomegali : tidak
- Umbilical : normal
5) Ekstremitas
- Warna : sianotik
- Clubbing finger: ya
6) Kulit
-Warna : sianotik
- Kelembaban ; kering
- Suhu : hangat
- Turgor : baik
- Edema : tidak
- Lesi : tidak
- Petekhea : tidak
7) Auskultasi
- Paru : vesikuler
- Murmur : ya (sistolik)
20
d. Data Penunjang
I. EKG (tanggal 20/09/2018)
- Sinus Rhythm, QRS rate 60-75 x/menit, Axis RAD, P Wave normal, PR
Interval 0,12 dt/mm, QRS durasi 0,08 dt/mm, R/S V1 >1, R/S V6 >1
IV. Laboratorium
- Tanggal 20/09/2018
Hb : 17,5
Ht : 54
Leukosit : 7280
Trombosit : 280.000
LED :2
BT :2
APTT : 43,9
21
Ureum : 17
BUN :8
Creatinin : 0,49
GDS : 86
CRP :2
B. ANALISA DATA
Analisis Data Masalah
Data Subjektif dan Objektif
Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas (D.0003) b.d penurunan alian darah ke pulmonal d.d
2. Penurunan Curah Jantung (D.0008) b.d. Perubahan Pre load, Perubahan Pre Load,
Takhiaritmia
22
C. RENCANA KEPERAWATAN
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl/ Jam NO. Implementasi Evaluasi Paraf
DX
Daftar Pustaka