Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PADA Tn. M


DENGAN Dx. HEMIPARESIS DEXTRA
DI BANGSAL ANGGREK 1 RSUD WONOSARI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan


Kebutuhan Dasar Manusia
Pembimbing:
Destiana, SST

Disusun oleh :
Rizka Cindy Arina Putri
P07120217033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik Pada Pasien Tn. M
Dengan Dx. Hemiparesis di Bangsal Anggrek 1 RSUD Wonosari”. Laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas praktik klinik Kepertawatan Kebutuhan Dasar Manusia khususnya
asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bondan Palestin, SKM., M.Kep., Sp.Kom. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Ns. Maryana, S.Psi., S.Kep., M.Kep. selaku Ka.Prodi D IV Keperawatan Poltekkes
Kementerian Kesehatan Yogyakarta.

3. Destiana, SST selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan
demi terselesainya laporan ini.
4. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dalam proses menyelesaikan penyusunan
laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat membantu pembaca untuk lebih mengetahui
tentang asuhan keperawatan pada pasien Tn. “M” dengan diagnosa medis Hemiparesis
Dextra di Bangsal Anggrek 1 RSUD Wonosari. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan
saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih sempurna.

Yogyakarta, Januari 2019

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN


PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PADA Tn. M
DENGAN Dx. HEMIPARESIS DEXTRA
DI BANGSAL ANGGREK 1 RSUD WONOSARI

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal … Januari 2019

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lapangan

Destiana, SST Retno Untari, AMK


NIP. NIP.

BAB I
TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
a. Mobilisasi merupakan gerak yang beraturan, terorganisasi dan teratur.
b. Mobilisasi adalah suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas guna
mempertahankan kesehatannya.
c. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.
(Musrifatul Uliyah dan A. Aziz A. H., 2008; 10)
d. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian dan mobilisasi
yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.
(Perry dan Potter, 1994)
e. Sebagai suatu keadaan dimana ketika seseorang mengalami atau beresiko
mengalami keterbatasan gerak fisik. (America Nursing Diagnosis Association)
(Nanda)

2. Etiologi
Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot,
ketidakseimbangan, dan masalah psikologis. Osteoartritis merupakan penyebab utama
kekakuan pada usia lanjut. Gangguan fungsi kognitif berat seperti pada demensia dan
gangguan fungsi mental seperti pada depresi juga menyebabkan imobilisasi.
Kekhawatiran keluarga yang berlebihan dapat menyebabkan orangusia lanjut terus
menerus berbaring di tempat tidur baik di rumah maupun dirumah sakit (Setiati dan
Roosheroe, 2007).
Penyebab secara umum:
1. Kelainan postur
2. Gangguan perkembangan otot
3. Kerusakan system saraf pusat
4. Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular
5. Kekakuan otot

3. Patofisiologi
Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah
memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan
aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma),
mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non
verbal. Immobilisasi adalah suatu keadaan di mana individu mengalami atau berisiko
mengalami keterbatasan gerak fisik. Mobilisasi dan immobilisasi berada pada suatu
rentang. Immobilisasi dapat berbentuk tirah baring yang bertujuan mengurangi
aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh, mengurangi nyeri, dan untuk
mengembalikan kekuatan. Individu normal yang mengalami tirah baring akan
kehilangan kekuatan otot rata-rata 3% sehari (atropi disuse).
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem
otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf.
Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot
berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe
kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan
otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan
tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot,
misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep. Gerakan volunter adalah
kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi isometrik tidak
menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energy meningkat. Perawat harus
mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi
irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra
indikasi pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik).
Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati
seseorang dan tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal.
Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas
dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi. Tonus otot
adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang. Ketegangan dapat dipertahankan
dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot
mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke
jantung. Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang.
Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang:
panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam
pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan kalsium,
berperan dalam pembentukan sel darah merah.
Sendi adalah hubungan di antara tulang. Ligamen adalah ikatan jaringan
fibrosa yang berwarna putih, mengkilat, fleksibel mengikat sendi menjadi satu sama
lain dan menghubungkan tulang dan kartilago. Tendon adalah jaringan ikat fibrosa
berwarna putih, mengkilat, yang menghubungkan otot dengan tulang. Kartilago
adalah jaringan penghubung pendukung yang tidak mempunyai vaskuler, terutama
berada di sendi dan toraks, trakhea, laring, hidung, dan telinga.
Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh
tertentu dan aktifitas otot. Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh
secara berkesinambungan. Misalnya proprioseptor pada telapak kaki berkontribusi
untuk memberi postur yang benar ketika berdiri atau berjalan. Saat berdiri, ada
penekanan pada telapak kaki secara terus menerus. Proprioseptor memonitor tekanan,
melanjutkan informasi ini sampai memutuskan untuk mengubah posisi.

4. Manifestasi Klinis
- Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi, adalah perubahan pada:
a. Muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi dan
abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium
b. Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan
pembentukan thrombus
c. Pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah
beraktifitas
d. Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan
kalsium; dan gangguan pencernaan (seperti konstipasi)
e. Eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan
dan batu ginjal
f. Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia jaringan
g. Neurosensori: sensori deprivation
- Respon psikososial dari antara lain meningkatkan respon emosional, intelektual,
sensori, dan sosiokultural. Perubahan emosional yang paling umum adalah depresi,
perubahan perilaku, perubahan dalam siklus tidur-bangun, dan gangguan koping.
- Keterbatasan rentan pergerakan sendi
- Pergerakan tidak terkoordinasi
- Penurunan waktu reaksi ( lambat )

5. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi


a. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan
tentang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara
yang sehat
b. Proses penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi
mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk
mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi.
Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada
kalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu.
c. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas
d. Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi
sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat
e. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan
dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit salam masa pertumbuhannya
akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang
sering sakit.

6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Fisik
a. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal
akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh
yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang
panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya
patah tulang.
b. Mengkaji tulang belakang
 Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
 Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
 Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang
berlebihan)
c. Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan
adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
d. Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran
masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema
atau atropfi, nyeri otot.
e. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu
ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang
berhubungan dengan cara berjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic
hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower
motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
f. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih
dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan
mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
g. Mengkaji fungsional klien
 Kategori tingkat kemampuan aktivitas

TINGKAT KATEGORI
AKTIVITAS/ MOBILITAS
0 Mampu merawat sendiri secara penuh
1 Memerlukan penggunaan alat
2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain, dan peralatan
4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan

 Rentang gerak (range of motion-ROM)


1) Fleksi merupakan gerak menekuk atau membengkokkan, sedangkan
Ekstensi merupakan gerak meluruskan
2) Adduksi merupakan mendekati tubuh, sedangkan Abduksi
merupakan gerak menjauhi tubuh
3) Supinasi merupakan gerak menengahkan tangan, sedangkan Pronasi
merupakan gerak menelungkupkan tangan
4) Inversi merupakan gerak memiringkan ( membuka ) telapak kaki
kea rah dalam tubuh, sedangkan Eversi merupakan gerak
memiringkan (membuka) telapak kearah luar

 Derajat kekuatan otot

SKALA PERSENTASE KARAKTERISTIK


KEKUATAN
NORMAL (%)
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot
dapat di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan
gravitasi dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan melawan
tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh
yang normal melawan gravitasi dan
tahanan penuh

2) Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan
hubungan tulang.
b. CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang
yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera
ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya
patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.
c. MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus,
noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan
computer untuk memperlihatkan abnormalitas.
3) Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan
SGOT ↑ pada kerusakan otot.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Data Subjektif
a. Nama
b. Umur
c. Jenis Kelamin
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Alamat
g. No. Regristasi
h. Diagnose Medis
i. Tanggal MRS

2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
b) Riwayat Penyakit Sekarang
c) Riwayat Penyakit Lalu
d) Riwayat Penyakit Keluarga

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Fisik
a) Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun
b) Kepala : norml atau abnormal
c) Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak, dll.
d) Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau tidak,
dll.
e) Mulut & Bibir : mukosa bibir kering atau lembab, lidah putih atau
tidak,
dll.
f) Hidung : normal atau abnormal
g) Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak
h) Integument : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau
tidak, adanya kelemahan otot atau tidak.
i) Berat Badam : menurun atau tidak

3. Diagnosa yang Mungkin Muncul


a. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuscular d.d rentang gerak
(ROM) menurun, kekuatan menurun, sendi kaku, fisik lemah, gerakan
terbatas. (SDKI, edisi 1)
b. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuscular d.d tidak mampu
mandi/mengenakan pakaian, minat melakukan perawatan diri kurang.
(SDKI, edisi 1)

4. Rencana Keperawatan

N DX
NIC NOC RASIONAL
O. KEPERAWATAN
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan
mobilitas fisik asuhan keperawatan,
diharapkan dapat
melakukan aktifitas secara
- ubah posisi - menurunkan resiko
minimum dengan k.h.
minimal 2 jam trauma/iskemi
- mempertahankan
(telentang, miring) jaringan
posisi yang optimal,
- mulailah - meminimalkan
- meningatkan melakukan latihan atrofi otot,
kekuatan dan fungsi retang gerak aktif meningatkan
bagian tubuh yang dan pasif pada sirkulasi,
terkena, semua ekstremitas membantu
mencegah
- anjurkan pasien kontraktur
- dapat berespon
- mendemonstrasikan untuk membantu
dengan baik jika
perilaku yang pergerakan dan
daerah yang sakit
memungkinkan latihan dengan
tidak menjadi lebih
aktivitas menggunakan
terganggu
ekstremitas yang
tidak sakit
2 Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan
diri asuhan keperawatan
diharapkan kebutuhan
perawatan diri pasien
- bantu pasien dalam - klien terlihat bersih
dapat terpenuhi dengan
personal hygiene dan rapid an
k.h. memberi rasa
- pasien bersih
nyaman pada klien
- libatkan keluarga
dalam melakukan - dukungan keluarga
personal hygiene sangat dibutuhkan
- dapat melakukan
dalam program
(NOC, 2016)
personal hygiene
peningkatan
dengan maksimal
aktivitas pasien
(NIC, 2016)
(NIC, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Perry & Potter. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Carpenito, L.J. 2009. Diagnosa keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis, Edisi 9. Jakarta :
EGC.

Tim Pokja SDKI PPNI. 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi 1.Jakarta :
DPP PPNI

NANDA International. 2011. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014.


Alih bahasa Sumarwati, Subekti. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai