BAB 10
PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN
PENETAPAN HARGA TRANSFER
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dhea Wahyu A.P (17013010002)
Tamara L.E.S (17013010034)
Radendhania A.S (17013010036)
Jilianthy Imelda (17013010050)
Shabrina Salsabila (17013010081)
Damantya C. (17013010082)
Fiki Hendy I. (17013010103)
Wahyu Christian M (17013010144)
KELAS A
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM 2019
DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban. Bagan
organisasi tradisional dengan bentuk piramidnya mengilustrasikan garis pertanggungjawaban yang
mengalir dari CEO turun melewati wakil direktur menuju manajer yang lebih rendah.
Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih salah satu dari
dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan
beragam .
Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentraliasi hingga sangat
terdesentralisasi. Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung rentang tersebut
dengan mayoritas cenderung ke arah desentralisasi.
Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan
dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi dipasar dan area yang berbeda,
manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal.
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang
;ebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari peluang yang lain. Manajer-manajer
yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa dipromosikan.
Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan mampu menutupi
ketidakefisienan yang terjadi di berbagai divisinya. Perusahaan-perusahaan besar sekarang
menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing.
Divisi-divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi
Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Satu cara
pembagian dvisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi. Dalam latar
terdesentralisasi, biasanya terdapat beberapa saling kebergantungan. Jika tidak, satu perusahaan
hanya akan menyerupai kumpulan entitas yang terpisah secara total.
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya bartanggung jawab
terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu. Berikut ini jenis utama pusat
pertanggungjawaban.
Pusat biaya ( cost center ) manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya
Pusat pendapatan ( revenue center) manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan
Pusat laba (profit center ) manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan dan biaya
Pusat investasi (investment center ) manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan, biaya,
dan investasi modal.
PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN
LAPORAN LABA-RUGI VARIABEL DAN ABSORPSI
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba-rugi. Akan tetapi, laporan laba-rugi perusahaan secara
keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab itu, mengembangkan laporan laba-
rugi segmen untuk setiap pusat laba adalah suatu hal yang penting. Dua metode penghitungan laba
yang telah dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya variabel dan yang lainnya
berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Keduanya merupakan metode perhitungan
biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk, yang mencakup didalamnya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Biaya periode, seperti beban penjualan dan
administrasi, dibebankan saat biaya itu dikeluarkan. Perbedaan antara perhitungan biaya variabel
dan absoprsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu, yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variabel dan tetap.
Perhitungan biaya variabel (variable costing) yang juga disebut perhitungan biaya langsung (direct
costing), hanya membebankan biaya manufaktur variabel ke produk; biaya-biaya ini meliputi
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel. Overhead tetap diperlukan
sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk. Dasar pemikiran dalam
hal ini adalah overhead tetap merupakan biaya kapasitas atau tetap dalam bisnis. Setelah
periodenya berlalu, setiap manfaat yang diberikan oleh kapasitas akan habis dan tidak boleh
diinventarisasi.
Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya manufaktur pada
produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah
hal-hal yang menentukan biaya produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap
dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Menurut metode ini, overhead tetap
dibebankan pada produk melalui penggunaan tariff overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu
dan tidak dibebankan sampai produk terjual.
Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi
Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga pokok penjualan, metode
perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda.
Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua
periode.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah beban tetap yang secara langsung dapat
ditelusuri ke suatu segmen (lini produk pada contoh ini). Beban ini terkadang disebut sebagai
beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expense) atau beban tetap yang dapat ditelusuri
(traceable fixed expenses) karena beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus.
Beban tetap umum (common fixed expenses) disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara
bersamaan. Beban-beban ini tetap muncul, bahkan ketika salah satu segmen dihapus.
Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang
digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan yang tepat.
Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.
Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber
ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian
(return) yang memadai.
Mengambil keputusan untuk melepas atau mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.
Bentuk pusat investasi adalah kantor pusat perusahaan atau unit bisnis strategis maupun divisi
yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan keputusan operasi yang tidak
hanya berjangka pendek , tetapi juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi. Masalah yang
mungkin muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari investasi
yang ditanamkan.
Laba yang diperoleh berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba tersebut.
Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
Metode yang dapat digunakan dalam menilai laba operasi dengan aktiva adalah sebagai berikut:
Yaitu perbandingan (rasio) antara laba operasi dengan aktiva operasi rata-rata yang
digunakan. Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah
seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, seperti kas, piutang, persediaan,
tanah, gedung, dan peralatan.
Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah laba
operasi yang dihasilkan dari setiap penjualan. Sedangkan perputaran adalah suatu ukuran
lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata.
Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap nominal yang
diinvestasikan dalam aktiva operasi. Menunjukkan produktivitas aktiva yang digunakan
untuk menghasilkan penjualan
Contoh : Celimar Company memperoleh laba operasi tahun lalu seperti yang
ditunjukkan pada laporan laba rugi berikut :
Penjualan $480.000
Pada awal tahun, nilai buku bersih dari aktiva operasi adalah $277.000 . Pada akhir tahun, nilai
buku bersih dari aktiva operasi adalah $323.000. Maka :
= $277.000 + $323.000
= $300.000
= $48.000/$480.000
= $480.000/ $300.000
= $1,6
= 0,16 = 16%
= $48.000/$300.000
= 0,16
= 16%
Meskipun kedua metode mneghasilkan ROI yang sama, namun perhitungan margin dan perputaran
tetap mampu memberikan informasi berharga kepada seorang manajer.
1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
Mendorong Optimisasi Jangka Pendek
Ruth Lunsford, manajer Small Tools Division, kecewa dengan kinerja divisi nya selama 3 Kuartal
pertama. Setelah mempertimbangkan secara hati-hati, Ruth memutuskan untuk menempuh
langkah-langkah berikut :
Laba Residu
Laba Residu (residual income) adalah perbedaan laba operasi dan pegembalian dolar minimum
yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat pengembalian minimum X Aktiva ops rata – rata)
Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate yang
disebutkan pada bagian ROI. Jila Laba Residu > 0, divisi memperoleh lebih banyak pengembalian
minimum yang diminta (atau hurdle rate). Jika Laba Residu < 0, divisi memperoleh lebih sedikit
tingkat pengembalian minimum yang diminta. Akhirnya, Laba Residu = 0, menunjukkan divisi
memperoleh tepat sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
Menghitung EVA
EVA = Laba operasi setelah pajak – (% biaya modal aktual X total modal yang dipakai)
Aspek Perilaku EVA
Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis perilaku yang
sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan penekanan semata – mata pada pendapatan
operasi tidaklah mencukupi. Alasannya adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.
Di banyak perusahaan, tanggung jawab keputusan investasi terletak pada manajemen perusahaan.
Akibatnya, biaya modal diperhitungkan sebagai pengeluaran perushaan. Jika suatu divisi
menumpuk persediaan dan melakukan investasi, biaya pendanaan investasi akan dilaporkan dalam
neraca laba – rugi perusahaan secara keseluruhan dan tidak diperlihatkan sebagai pengurangan
pendapatan operasi divisi. Akibatnya, investasi terlihat seolah – olah bebas biaya divisi dan mereka
tentu menginginkan lebih.
Harga transfer actual tidak memengaruhi tingkat laba kesatuan, penetapan harga transfer ternyata
mampu memengaruhi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan multinasional melalui pajak badan
& persyaratan hukum lainnya yang ditetapkan negara tempat berbagai divisi beroperasi.
Contoh: jika divisi penjual berada di negara yang pajaknya rendah dan divisi pembeli beroperasi
di negara yang pajaknya tinggi, maka biaya transfer bisa ditetapkan cukup tinggi. Selanjutnya, laba
akan masuk ke divisi yang berada di negara dengan pajak rendah dan biaya akan dibebankan pada
divisi yang berada di negara dengan pajak tinggi. Hal ini menyenbabkan pengurangan dari pajak
badan secara keseluruhan.
Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua pandangan dari divisi
penjual dan divisi pembeli harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang mencapai tujuan
tersebut dengan mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima divisi penjual dan harga
maskimum yang ingin dibayar divisi pembeli. Harga – harga minimum dan maksimum tersebut
sesuai dengan biaya peluang transfer internal.
Harga – harga yang ditetapkan setiap divisi:
Harga transfer minimum → harga transfer yang akan membuat keadaan divisi penjual tidak
menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal daripada dijual pada pihak luar.
Harga transfer maksimum → hara transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidak
menjadi lebih buruk --- jika suatu input dibeli dari divisi internal daripada jika barang yang sama
dibeli secara eksternal.
Pendekatan biaya peluang menuntut divisi – divisi dalam menentukan saat yang tepat untuk
melakukan transfer internal tepatnya, transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang
(harga minimum) divisi penjual lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli.
Harga Pasar
Apabila terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka
harga transfer yang sesuai adalah harga pasar.
Tiga bentuk penetapan harga berdasarkan biaya : (1) Biaya penuh; biaya penuh meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variable dan sebagai biaya overhead
tetap. (2) Biaya penuh ditambah mark-up. (3) Biaya variable ditambah biaya tetap.
Kelemahan harga transfer yang dinegosiasikan : (1) Manajer divisi yang menguasai informasi
khusus mungkin mengambil keuntungan dari manajer divisi lainnya. (2) Ukuran-ukuran kinerja
mungkin terganggu oleh ketrampilan negosiasi dari para manajer. (3) Negosiasi dapat
menghabiskan waktu dan sumber daya yang besar. Keunggulan harga transfer yang
dinegosiasikan adalah harga transfer yang dinegosiasikan menawarkan harapan untuk
melengkapi ketiga kriteria kesesuaian tujuan, otonomi dan akurasi evaluasi kinerja.