Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN AKUNTANSI MANAJERIAL

BAB 10
PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN
PENETAPAN HARGA TRANSFER

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dhea Wahyu A.P (17013010002)
Tamara L.E.S (17013010034)
Radendhania A.S (17013010036)
Jilianthy Imelda (17013010050)
Shabrina Salsabila (17013010081)
Damantya C. (17013010082)
Fiki Hendy I. (17013010103)
Wahyu Christian M (17013010144)
KELAS A
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM 2019
DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban. Bagan
organisasi tradisional dengan bentuk piramidnya mengilustrasikan garis pertanggungjawaban yang
mengalir dari CEO turun melewati wakil direktur menuju manajer yang lebih rendah.

Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih salah satu dari
dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan
beragam .

Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentraliasi hingga sangat
terdesentralisasi. Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung rentang tersebut
dengan mayoritas cenderung ke arah desentralisasi.

Alasan-alasan untuk Melakukan Desentralisasi

a. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal

Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan
dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi dipasar dan area yang berbeda,
manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal.

b. Memfokuskan manajemen pusat

Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional, manajemen pusat bebas


menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Keberlangsungan jangka panjang
dari perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat daripada operasional sehari-sehari.
c. Melatih dan memotivasi para manajer

Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang
;ebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari peluang yang lain. Manajer-manajer
yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa dipromosikan.

d. Meningkatkan daya saing

Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan mampu menutupi
ketidakefisienan yang terjadi di berbagai divisinya. Perusahaan-perusahaan besar sekarang
menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing.
Divisi-divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi
Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Satu cara
pembagian dvisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi. Dalam latar
terdesentralisasi, biasanya terdapat beberapa saling kebergantungan. Jika tidak, satu perusahaan
hanya akan menyerupai kumpulan entitas yang terpisah secara total.

Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya bartanggung jawab
terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu. Berikut ini jenis utama pusat
pertanggungjawaban.

 Pusat biaya ( cost center ) manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya
 Pusat pendapatan ( revenue center) manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan
 Pusat laba (profit center ) manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan dan biaya
 Pusat investasi (investment center ) manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan, biaya,
dan investasi modal.
PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN
LAPORAN LABA-RUGI VARIABEL DAN ABSORPSI
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba-rugi. Akan tetapi, laporan laba-rugi perusahaan secara
keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab itu, mengembangkan laporan laba-
rugi segmen untuk setiap pusat laba adalah suatu hal yang penting. Dua metode penghitungan laba
yang telah dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya variabel dan yang lainnya
berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Keduanya merupakan metode perhitungan
biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk, yang mencakup didalamnya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Biaya periode, seperti beban penjualan dan
administrasi, dibebankan saat biaya itu dikeluarkan. Perbedaan antara perhitungan biaya variabel
dan absoprsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu, yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variabel dan tetap.
Perhitungan biaya variabel (variable costing) yang juga disebut perhitungan biaya langsung (direct
costing), hanya membebankan biaya manufaktur variabel ke produk; biaya-biaya ini meliputi
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel. Overhead tetap diperlukan
sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk. Dasar pemikiran dalam
hal ini adalah overhead tetap merupakan biaya kapasitas atau tetap dalam bisnis. Setelah
periodenya berlalu, setiap manfaat yang diberikan oleh kapasitas akan habis dan tidak boleh
diinventarisasi.
Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya manufaktur pada
produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah
hal-hal yang menentukan biaya produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap
dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Menurut metode ini, overhead tetap
dibebankan pada produk melalui penggunaan tariff overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu
dan tidak dibebankan sampai produk terjual.
Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi
Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga pokok penjualan, metode
perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda.
Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua
periode.

Hubungan antara Produksi, Penjualan dan Laba


Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya
absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika barang yang terjual
lebih banyak dari yang diproduksi, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi
dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Menjual lebih banyak dari yang diproduksi berarti
persediaan awal dan unit yang diproduksi telah terjual. Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-
unit yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode berjalan. Dengan
demikian, jumlah beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari
overhead tetap periode berjalan, yaitu sebesar jumlah overhead tetap yang keluar dari persediaan.
Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut
perhitungan biaya absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang mengalir keluar dari persediaan
awal.
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan pada laba yang dilaporkan.
Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya absorpsi—begitu juga
perhitungan biaya variabel—akan mengakui total overhead tetap periode tersebut sebagai beban.
Tidak ada overhead tetap yang masuk atau keluar dari persediaan.
Hubungan antara produksi, penjualan, dan laba adalah jika produksi lebih besar dari penjualan,
maka persediaan meningkat. Jika produksi lebih kecil dari penjualan, maka persediaan berkurang.
Jika produksi sama dengan penjualan, maka persediaan awal sama dengan persediaan akhir.
Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap periode sebagai beban. Di lain
pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead tetap yang ada pada unit terjual.
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih diantara kedua
laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui perkalian tariff overhead dengan perubahan total unit
persediaan awal dan akhir. Selisih antara laba operasi menurut perhitungan biaya absorpsi dan laba
bersih menurut perhitungan biaya variabel dapat dinyatakan sebagai berikut.
Laba menurut perhitungan biaya absorpsi – laba menurut perhitungan biaya variabel
= tariff overhead tetap x (Unit diproduksi – unit terjual

Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi


Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak pada pengakuan beban yang
berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus
dibebankan pada unit yang diproduksi. Hal ini menciptakan du amaslaha yang belum kita bahas
secara eksplisit. Pertama, bagaimana kita mengonversi overhead pabrik yang dibebankan
berdasarkan jam tenaga kerja langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan
untuk unit-unit yang diproduksi? Kedua, apa yang dilakukan jika overhead pabrik yang aktual
tidak sama dengan overhead pabrik yang ditetapkan pabrik yang aktual tidak sama dengan
overhead pabrik yang dibebankan?

Mengevaluasi Manajer Pusat Laba


Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam
kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode berikutnya dan bagaimana
laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan sering digunakan sebagai petunjuk
terhadap kemampuan. Secara umum, jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja
manajerial, maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini.
1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya, sementara
faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya, sementara
faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan tetap tidak berubah.

Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel


Sebuah segmen adalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan
laporan kinerja. Segmen bisa berupa divisi, departemen, lini produk, kelompok pelanggan, dan
lain-lain. Akan tetapi, dalam laporan laba rugi segmen, beban tetap dibagi menjadi dua kategori:
beban tetap langsung (direct fixed expenses) dan beban tetap umum (common fixed expenses).

Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah beban tetap yang secara langsung dapat
ditelusuri ke suatu segmen (lini produk pada contoh ini). Beban ini terkadang disebut sebagai
beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expense) atau beban tetap yang dapat ditelusuri
(traceable fixed expenses) karena beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus.

Beban tetap umum (common fixed expenses) disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara
bersamaan. Beban-beban ini tetap muncul, bahkan ketika salah satu segmen dihapus.

PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGUNAKAN ROI


Kewenangan pusat investasi menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan
biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Pusat investasi
prestasinya diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan asset (investasi)
yang dipergunakan. Tujuan dari pengukuran prestasi pada pusat investasi adalah sebagai berikut:

Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang
digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan yang tepat.
Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.

Informasi dari pusat investasi dapat memotivasi:

Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber
ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.

Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian
(return) yang memadai.

Mengambil keputusan untuk melepas atau mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.

Bentuk pusat investasi adalah kantor pusat perusahaan atau unit bisnis strategis maupun divisi
yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan keputusan operasi yang tidak
hanya berjangka pendek , tetapi juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi. Masalah yang
mungkin muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari investasi
yang ditanamkan.

Laba yang diperoleh berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba tersebut.

Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.

Pengembalian Atas Investasi

Metode yang dapat digunakan dalam menilai laba operasi dengan aktiva adalah sebagai berikut:

Return On Investment (ROI)

Yaitu perbandingan (rasio) antara laba operasi dengan aktiva operasi rata-rata yang
digunakan. Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah
seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, seperti kas, piutang, persediaan,
tanah, gedung, dan peralatan.

Margin Dan Perputaran

Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah laba
operasi yang dihasilkan dari setiap penjualan. Sedangkan perputaran adalah suatu ukuran
lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata.
Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap nominal yang
diinvestasikan dalam aktiva operasi. Menunjukkan produktivitas aktiva yang digunakan
untuk menghasilkan penjualan

Contoh : Celimar Company memperoleh laba operasi tahun lalu seperti yang
ditunjukkan pada laporan laba rugi berikut :

Penjualan $480.000

Harga pokok penjualan 222.000

Margin kotor $258.000

Beban penjualan dan administrasi 210.000

Laba operasi $ 48.000

Pada awal tahun, nilai buku bersih dari aktiva operasi adalah $277.000 . Pada akhir tahun, nilai
buku bersih dari aktiva operasi adalah $323.000. Maka :

Aktiva operasi rata-rata = Aktiva awal tahun + Aktiva akhir tahun

= $277.000 + $323.000

= $300.000

Margin = laba operasi/penjualan

= $48.000/$480.000

= 0,10 atau 10%

Perputaran = penjualan / aktiva operasi rata-rata

= $480.000/ $300.000

= $1,6

ROI = Margin x Perputaran


= 0,01 x 1,6

= 0,16 = 16%

Atau ROI = Laba operasi /Aktiva operasi rata-rata

= $48.000/$300.000

= 0,16

= 16%

Meskipun kedua metode mneghasilkan ROI yang sama, namun perhitungan margin dan perputaran
tetap mampu memberikan informasi berharga kepada seorang manajer.

Fokus pada Efisiensi Biaya


Kyle memerintahkan semua manajer operasional untuk mengidentifikasi dan menghapus semua
aktivitas yang tidak bernilai tambah. Hasilnya manajer manajer dengan jenjang lebih rendah
menemukan cara mengurangi biaya sampai $ 150.000 selama semester kedua

Fokus pada Efisiensi Aktiva Operasi


Pada awalnya pemotongan biaya cukup membantu tetapi saat semua pemborosan biaya telah
dihapuskan perbaikan lebih lanjut melalui pemotongan biaya tidak dimungkinkan lagi. Selain itu,
peningkatan penjualan tampaknya tidak dapat dicapai karena persaingan terlalu tajam. Manajer
divisi mengupayakan beberapa cara meningkatkan ROI paling sedikit 3 sampai 5% hanya dengan
meningkatkan Roi divisi ini dapat mengimbangi divisi lain.

Kelemahan Pengukuran ROI


Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit. Berikut 2 aspek
negatif yang sering disebutkan :

1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
Mendorong Optimisasi Jangka Pendek
Ruth Lunsford, manajer Small Tools Division, kecewa dengan kinerja divisi nya selama 3 Kuartal
pertama. Setelah mempertimbangkan secara hati-hati, Ruth memutuskan untuk menempuh
langkah-langkah berikut :

1. Memberhentikan 5 pegawai penjualan yang menerima gaji tertinggi


2. Memotong anggaran iklan Kuartal keempat sampai 50%
3. Menunda seluruh promosi pegawai dalam divisi selama 3 bulan
4. Mengurangi anggaran pemeliharaan sampai 75%
5. Menggunakan bahan baku yang lebih murah untuk produksi selama kuartal keempat.

MENGUKUR KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN LABA


RESIDU DAN NILAI TAMBAH EKONOMI
Nilai tambah ekononomi (economic value added-EVA) merupakan cara alternatif yang digunakan
untuk menghitung laba residu yang saat ini digunakan di sejumlah perusahaan.

Laba Residu
Laba Residu (residual income) adalah perbedaan laba operasi dan pegembalian dolar minimum
yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat pengembalian minimum X Aktiva ops rata – rata)

Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate yang
disebutkan pada bagian ROI. Jila Laba Residu > 0, divisi memperoleh lebih banyak pengembalian
minimum yang diminta (atau hurdle rate). Jika Laba Residu < 0, divisi memperoleh lebih sedikit
tingkat pengembalian minimum yang diminta. Akhirnya, Laba Residu = 0, menunjukkan divisi
memperoleh tepat sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.

Keunggulan Laba Residu


Penggunaan laba residu mendorong para manajer untuk menerima proyek apapun yang
menghasilkan tingkat diatas minimum.

Kelemahan Laba Residu


Laba residu tidak sam aseperti ROI. Laba residu adalah ukuran absolut dari profitabilitas. Jadi,
perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat investasi yang berbeda menjadi sulit karena
investasinya bisa berbeda.

Nilai Tambah Ekonomi


Nilai tambah ekonomi (economic value added – EVA) adalah laba bersih (laba operasi dikurangi
pajak) dikurangi total biaya modal tahunan. Pada dasarnya, EVA adalah laba residu dengan biaya
modal aktual dari perusahaan (sebagai ganti dari suatu tingkat pengembalian minimum yang
diinginkan perusahaan karena alasan lainnya).

Menghitung EVA
EVA = Laba operasi setelah pajak – (% biaya modal aktual X total modal yang dipakai)
Aspek Perilaku EVA
Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis perilaku yang
sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan penekanan semata – mata pada pendapatan
operasi tidaklah mencukupi. Alasannya adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.
Di banyak perusahaan, tanggung jawab keputusan investasi terletak pada manajemen perusahaan.
Akibatnya, biaya modal diperhitungkan sebagai pengeluaran perushaan. Jika suatu divisi
menumpuk persediaan dan melakukan investasi, biaya pendanaan investasi akan dilaporkan dalam
neraca laba – rugi perusahaan secara keseluruhan dan tidak diperlihatkan sebagai pengurangan
pendapatan operasi divisi. Akibatnya, investasi terlihat seolah – olah bebas biaya divisi dan mereka
tentu menginginkan lebih.

PENETAPAN HARGA TRANSFER


Harga Transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual pada
divisi pembeli di perusahaan yang sama. Penetapan harga transfer adalah masalah yang rumit.
Bagaimana cara menilai barang – barang yang ditransfer? Ketika divisi – divisi diperlakukan
sebagai pusat pertanggungjawaban, divisi tersebut dievaluasi berdasarkan laba operasi,
pengembalian atas investasi dan laba residua tau EVA. Jadi, nilai barang yang ditransfer
merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual & biaya bagi divisi yang membeli.

Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara


Keseluruhan
Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembeli dan
penapatan divisi penjual. Artinya, laba kedua divisi tersebut, sebagaimana juga evaluasi dan
kompensasi para manajer mereka, dipengaruhi oleh harga transfer. Karena berpengaruh terhadap
ukuran kinerja berdasarkan laba dari kedua divisi (misalnya, ROI dan laba residu), penetapan harga
transfer sering menjadi masalah yang ditanggapi secara sangat emosional.

Harga transfer actual tidak memengaruhi tingkat laba kesatuan, penetapan harga transfer ternyata
mampu memengaruhi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan multinasional melalui pajak badan
& persyaratan hukum lainnya yang ditetapkan negara tempat berbagai divisi beroperasi.

Contoh: jika divisi penjual berada di negara yang pajaknya rendah dan divisi pembeli beroperasi
di negara yang pajaknya tinggi, maka biaya transfer bisa ditetapkan cukup tinggi. Selanjutnya, laba
akan masuk ke divisi yang berada di negara dengan pajak rendah dan biaya akan dibebankan pada
divisi yang berada di negara dengan pajak tinggi. Hal ini menyenbabkan pengurangan dari pajak
badan secara keseluruhan.

Kebijakan Penetapan Harga Transfer


Kebijakan penetapan harga transfer terjadi ketika perusahaan yang terdesentralisasi lebih banyak
wewenang pengambilan keputusan di tingkat manajemen yang lebih rendah. Hal ini dapat
menyebabkan perusahaan yang terdesentralisasi menjadi kurang produktif untuk memutuskan
harga transfer actual antara dua divisi.

Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua pandangan dari divisi
penjual dan divisi pembeli harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang mencapai tujuan
tersebut dengan mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima divisi penjual dan harga
maskimum yang ingin dibayar divisi pembeli. Harga – harga minimum dan maksimum tersebut
sesuai dengan biaya peluang transfer internal.
Harga – harga yang ditetapkan setiap divisi:

Harga transfer minimum → harga transfer yang akan membuat keadaan divisi penjual tidak
menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal daripada dijual pada pihak luar.

Harga transfer maksimum → hara transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidak
menjadi lebih buruk --- jika suatu input dibeli dari divisi internal daripada jika barang yang sama
dibeli secara eksternal.
Pendekatan biaya peluang menuntut divisi – divisi dalam menentukan saat yang tepat untuk
melakukan transfer internal tepatnya, transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang
(harga minimum) divisi penjual lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli.

Harga Pasar

Apabila terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka
harga transfer yang sesuai adalah harga pasar.

Harga Transfer berdasarkan Biaya.

Tiga bentuk penetapan harga berdasarkan biaya : (1) Biaya penuh; biaya penuh meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variable dan sebagai biaya overhead
tetap. (2) Biaya penuh ditambah mark-up. (3) Biaya variable ditambah biaya tetap.

Harga Transfer yang Dinegosiasikan.

Kelemahan harga transfer yang dinegosiasikan : (1) Manajer divisi yang menguasai informasi
khusus mungkin mengambil keuntungan dari manajer divisi lainnya. (2) Ukuran-ukuran kinerja
mungkin terganggu oleh ketrampilan negosiasi dari para manajer. (3) Negosiasi dapat
menghabiskan waktu dan sumber daya yang besar. Keunggulan harga transfer yang
dinegosiasikan adalah harga transfer yang dinegosiasikan menawarkan harapan untuk
melengkapi ketiga kriteria kesesuaian tujuan, otonomi dan akurasi evaluasi kinerja.

Anda mungkin juga menyukai