Anda di halaman 1dari 17

Karakteristik Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi

Anggota Siaga Ners dan Mahasiswa Baru keperawatan


Universitas Hasanuddin 2018

Andri Prianto

C12116014

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin

Makassar

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’alah,
karena berkah dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Karakteristik Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi Anggota Siaga Ners
dan Mahasiswa Baru keperawatan Universitas Hasanuddin 2018” yang merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin dan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini, masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca sebagai bahan masukan bagi penulis.

Selama proses penyusunan sampai selesainya skripsi ini, penulis dibantu


oleh berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis untuk mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp.,M.Si sebagai Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Hasanuddin.
2. Dr. Yuliana Syam, S.Kp., Ns., M.Kes sebagai pembimbing satu penulis yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan nasehat, arahan, dan
petunjuk dalam penyusanan skripsi ini hingga selesai.
3. Abd. Majid, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep. MB sebagai pembimbing dua
penulis yang selalu mengarahkan penulis untuk berbuat yang lebih baik untuk
hasil terbaik dan telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
penyusunan skirpsi ini hingga selesai.
4. Kedua orang tua tercinta penulis, Abd. Muis, S.Pd., M.Pd dan Nur Aliyah, S.ST
yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materil selama
kuliah hingga penulisan skripsi ini.
Makassar, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pada zaman modern seperti saat ini, kemudahan di sekitar kita sudah
banyak di jumpai antara lain alat-alat canggih modern dari kendaraan,
handphone, komputer, lift, mesin cuci dan lain-lain menyebabkan seseorang
cenderung bergantung sehingga tidak melakukan aktivitas fisik ( Dicaraka
dan Candrawati, 2014). Pola gaya hidup sekarang ini menunjukkan kasus
obesitas meningkat yang diakibatkan oleh perilaku sedentary dan rendahnya
aktivitas fisik yang cukup sehari-harinya.

Mahasiswa dalam kehidupan sehari-harinya sering lupa untuk


menjalankan hidup sehat, karena terfokus terhadap hal-hal akademik tanpa
memikirkan kondisi tubuhnya. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI),
mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi
(Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id). Seorang mahasiswa
dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun.
Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa
awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia
mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27).

Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas, 20017),Secara


nasional persentase kebiasaan merokok penduduk Indonesia berumur >10
tahun sebesar 23,7%, lelaki 46,8%; dan perempuan: 3 %. Jika kebiasaan
merokok ini dibagi menurut karakteristik usia responden, didapatkan data
bahwa pada usia 10-14 tahun: 0,7%; usia 15-24 tahun: 17,3%. Prevalensi
penyakit asma, jantung, diabetes mellitus, dan tumor menurut karakteristik
responden yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan, yaitu: Umur 5-14 tahun:
asma: 1,2%; jantung: 0,2%; diabetes mellitus: 0%; tumor 1,0%. Umur 15-
24 tahun: asma: 1,2%; jantung: 0,3%; diabetes mellitus: 0,1%; tumor: 2,4%.
Prevalensi penyakit asma, jantung, diabetes mellitus, dan tumor menurut
karakteristik responden yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan atau dengan
gejala: Umur 5-14 tahun: asma: 2%, jantung: 2,2%, diabetes mellitus: 0%.
Umur 15-24 tahun: asma 2,2%, jantung: 4,8%, diabetes mellitus: 0,4%.

Dari data tersebut ternyata banyak remaja di Indonesia mengalami


kebugaran tubuh yang tidak sehat sehingga mnyebabkan berbagai penyakit.
Mahasiswa di jurusan keperawatan universitas hasanuddin sekitar 30%
mengikuti organisasi siaga ners yang kehidupan sehari-harinya selalu
menjaga kebugaran fisiknya dengan berolahraga secara rutin, namun pada
mahasiswa baru 2018 adalah masa transisi dari siswa ke mahasiswa,
sehingga mereka cenderung bermalas-malasan berolahraga di karenakan
lingkungan baru seperti, tugas yang banyak dan kurang membagi waktu
untuk berolahraga. Banyak penelitian yang mengukur tingkat kebugaran
seseorang namun belum ada hasil penelitian untuk mahasiswa keperawatan
yang aktif dalam olahraga dengan mahasiswa yang baru masuk di
universitas hasanuddin.

Harvard Step Test adalah cara untuk mengukur indeks kebugaran


fisik dengan cara naik turun tangga sesuai irama metronom setinggi 33 cm
selama 5 menit. Beberapa penelitian yang mengukur tingkat kebugaran
respirasi telah menggunakan Harvard Step Test sebagai alat ukurnya,
seperti penelitian yang telah di lakukan ( Khodnapur dkk,) Dimana pada
penelitian ini mengukur Physical Fitness Index menggunakan Harvard Step
Test sehingga diperoleh hasil ratarata PFI berdasarkan data antropometri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik tingkat
kebugaran kardiorespirasi mahasiswa yang menjadi anggota di Siaga Ners
dan mahasiswa baru keperawatan 2018 Universitas Hasanuddin.

B. Rumusan masalah
Mahasiswa sangat aktif dalam hal akademik maupun organisasi,
kedua hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh mahasiswa, namun
berbeda dengan organisasi yang memiliki tujuan untuk kegawatdaruratan
yang harus menjaga fisiknya, sehingga apakah perbedaan antara organisasi
ini dengan mahasiswa baru yang masih belum aktif di organisasi tersebut
memiliki kekuatan daya tahan tubuh atau kardiorespirasi berbeda secara
signifikan? Dan faktor yang mempengaruhi hal tersebut maupun olahraga
seperti apa yang di lakukan oleh organisasi Siaga Ners ataupun mahasiswa
baru keperawatan 2018?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum :
Mengetahui karakteristik tingkat kebugaran kardiorespirasi anggota
Siaga Ners dan mahasiswa baru keperawatan Universitas Hasanuddin
2018 menggunakan Harvard Step Test.
2. Tujuan khusus :
a. Diketahuinya perbedaan kebugaran antara anggota siaga ners
dengan mahasiswa baru keperawatan 2018.
b. Diketahuinya aktivitas sehari-hari dapat mempengaruhi kebugaran
kardiorespirasi
c. Diketahuinya dampak olahraga bagi kebugaran kardiorespirasi

D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai bentuk rasa kepedulian diri terhadap fenomena di
lingkungan kampus.
2. Bagi Bidang Akademik
Diharapkan dapat menjadi pedoman kepada mahasiswa yang ingin
melakukan penelitian yang sama yaitu tentang kebugaran
kardiorespirasi mahasiswa di institusinya masing-masing.

3. Bagi Perawat
Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat menambah
wawasan perawat ataupun calon perawat nantinya agar selalu menjaga
kebugaran kardiorespirasinya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang kebugaran kardiorespirasi


Kardiorespirasi berasal dari nama dua organ penting bagi tubuh,
yaitu kardio (jantung) dan respirasi (sistem pernapasan). Jantung berfungsi
sebagai pompa darah yang memberikan tekanan pada darah untuk
menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk megalirkan darah ke
jaringan (Sherwood, L).

Daya tahan kardiorespirasi merupakan kemampuan untuk


melakukan latihan dinamis menggunakan otot tubuh dengan intensitas
sedang hingga tinggi pada jangka waktu yang cukup lama serta
berhubungan dengan respon jantung, pembuluh darah serta paru untuk
mengangkut oksigen ke otot selama melakukan olahraga.

Daya tahan kardiorespirasi dapat ditingkatkan oleh beberapa faktor


seperti frekuensi latihan (frequency), intensitas latihan (Intensity), waktu
atau durasi latihan (Time), serta tipe latihan (Type). Berdasarkan Canadian
Physical Activity Guideline 2011, terdapat rekomendasi kuantitas aktivitas
fisik berdasarkan usia untuk dapat memberikan manfaat kesehatan. Bagi
orang yang berusia 18-64 tahun harus melakukan latihanaerobik minimal
150 menit per minggu (minimal 10 menit per sesi) dengan intensitas sedang
hingga berat, dan dapat juga melakukan latihan otot minimal 2 kali
seminggu.

B. Tinjauan tentang Harvard step test

Harvard step test adalah tes untuk mengukur ketahanan


kardiovaskuler seseorang, dengan metode naik turun bangku dengan
yang telah ditentukan (Ohtake, PJ. 2005). Menurut WHO 1995,dalam
menilai daya tahan kardiorespirasi, VO2 maksimum (VO2max) atau
konsumsi oksigen maksimum merupakan indikator tunggal terbaik yang
dapat diukur secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran
dengan metode tidak langsung menggunakan 20m SRT merupakan tes
yang terpopuler dalam penelitian di lapangan (Ortega FB, Ruiz JR,Castillo
MJ, Sjostro M. 2008). Penggunaan tes ini dan modifikasinya sudah teruji
validitas dan reliabilitasnya, serta direkomendasikan untuk penelitian
dalam kelompok besar.(Veschuren, O., et all. 2006).
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka konsep

Anggota Siaga Ners Mahasiswa baru 2018

Faktor mempengaruhi
kebugaran kardiorespirasi

Hubungan faktor dan hasil


yang di dapatkan

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian karakteristik kebugaran


kardiorespirasi anggota Siaga Ners dan mahasiswa baru keperawatan 2018

B. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini yaitu adanya perbedaan kebugaran
kardiorespirasi antara Anggota Siaga Ners dengan Mahasiswa baru
Keperawatan 2018 universitas hasanuddin
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross-sectiona. Ada beberapa metode pengukuran tingkat kebugaran fisik
seperti Harvard Step Test dan 20m Shuttle Run Test. Pada penelitian ini
metode yang dipilih adalah Harvard Step Test. Hasil dari Harvard Step Test
kemudian dikategorikan menjadi buruk, kurang, cukup, baik, sangat baik.
Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan
tentang data diri dan pola aktivitas fisik sehari-hari. Alat-alat yang
digunakan yaitu anak tangga setinggi 33 cm, stopwatch, metronom, jam
tangan. Subjek naik dan turun tangga sebanyak 30 langkah permenit (1
langkah setiap 2 detik) selama 5 menit, dengan total 150 langkah atau
hingga subjek tidak mampu melanjutkan tes. Irama langkah ditentukan
dengan metronom. Besaran responden yang ditetapkan berjumlah 20
responden dan diminta untuk melakukan Harvard Step Test kemudian
ditentukan tingkat kebugaran fisiknya. Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi
ditentukan dengan rumus
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑡𝑖ℎ𝑎𝑛 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)𝑥100
TKK =
2𝑥 (𝐴+𝐵+𝐶)
A = Denyut nadi 1 menit saat istirahat setelah tes.
B = Denyut nadi 3 menit saat istirahat setelah tes.
C = Denyut nadi 5 menit saat istirahat setelah tes.
Tingkat kebugaran adalah hasil yang diperoleh dari uji Harvard Step
Test termodifikasi. Tingkat kebugaran fisik yang diperoleh yaitu buruk
(<54), kurang (54-67), cukup (68-82), baik (83-96), sangat baik
(>96).Analisis data dilakukan secara deskriptif meliputi rerata tingkat
kebugaran, dan kecenderungan karakteristik yang dianalisis secara univariat
untuk mengetahui kecenderungan tingkat kebugaran kardiorespirasi
berdasarkan karakteristik responden. Hasil analisis ditampilkan dalam tabel
dan narasi.

B. Tempat dan waktu penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di area kampus universitas hasanuddin
2. Waktu penelitian
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 sampai 30 september
2018.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini berjumlah 20 responden, dengan
pembagian Anggota Siaga Ners 10 responden dan mahasiswa baru
keperawatan 2018 10 responden.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik probability
sampling dengan jenis simple random sampling yaitu pengambilan
sampel secara acak dengan populasi yang homogen dan tidak terlalu
banyak.
a. Kriteria inklusi
(a) Bersedia menjadi responden
(b) Anggota Siaga Ners aktif periode 2018
(c) Mahasiswa baru keperawatan 2018 universitas hasanuddin
(d) Fisiologis tubuh sehat atau sementara tidak sakit
b. Kriteria ekslusi
(a) Tidak ada pada saat penelitian
(b) Bukan anggota Siaga Ners aktif di periode 2018
(c) Tubuh tidak sehat atau sakit pada saat penelitian
D. Alur penelitian

Mendapatkan surat rekomendasi dari Universitas sebagai bukti


bahwa tindakan ini murni penelitian
Permohonan izin penelitian Dekan Keperawatan, Litbang, Program
Studi Ilmu Keperawatan Unhas

Informed Consent

Pengumpulan data melalui observasi dan kuisioner

Mengambil sampel dari 150 populasi yang ada dengan melihat


kriteria inklusi penelitian dengan teknik simple random sampling

Sampel yang ditemukan sebanyak 20 responden

Melakukan analisis terhadap data terlebih dahulu

Menginput data dan menganalisis menggunakan Crosstab

Memasukkan data dan melakukan analisis dalam sebuah software


SPSS 20

Penyajian hasil penelitian, kesimpulan dan saran

Gambar 2. Alur Penelitian Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Status


Gizi Remaja SMAN 1 Luwu

E. Variabel penelitian
1. Identifikasi variabel
Variabel pada penelitian ini yaitu tingkat kebugaran Kardiorespirasi
Anggota Siaga Ners dan mahasiswa baru keperawatan 2018 Universitas
Hasanuddin.
F. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan yaitu Anak Tangga setinggi 33 cm,Jam
tangan, Stopwatch dan Metronom
G. Pengolahan dan analisis data

1. Pengolahan data
Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah
dengan tujuan mengubah data menjadi informasi.
a. Editing
Peneliti melakukan pengeditan seperti memeriksa semua data
yang didapatkan dan memeriksa segala jenis data sudah terisi dan
lengkap.
b. Coding
Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut
macamnya dengan memberi kode pada masing-masing jawaban
menurut item kusioner. Memberikan kode yang peneliti buat untuk
dimasukkan kode tersebut ke dalam aplikasi SPSS 20.
c. Tabulasi
Setelah data diberikan kode selanjutnya dilakukan pengolahan
data ke dalam satu tabel menurut sifat yang dimiliki guna
memudahkan penganalisian data. Tabulasi data penelitian ini dibantu
oleh aplikasi statistik yakni SPSS 20 for windows.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah terdapat
kesalahan, ketidaklengkapan, serta dilakukan koreksi.
H. Masalah etik
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitiannya
harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian (Nursalam, 2011). Prinsip
etik dalam penelitian secara umum terdiri atas :
1. Respect for persons
Penelitian yang dilakukan memberikan kewenangan kepada
responden dan melindungi responden. Peneliti menghormati hak subjek
penelitian, apakah subjek tersebut bersedia untuk ikut serta dalam
penelitian atau tidak, dengan memberikan informed consent (lembar
persetujuan) pada subjek penelitian terkait dengan karakteristik kebugaran
kardiorespirasi yang akan di teliti. Lembar informed consent akan diisi
oleh responden tanpa ada paksaan dari pihak tertentu.
2. Justice
Subjek penelitian diperlakukan dengan kehati-hatian dan terbuka
mengenai penelitian tentang karakteristik kebugaran kardiorespirasi,
memperhatikan hak dari subjek penelitian serta adil dalam hal
memberikan perlakuan dan manfaat keikutsertaan subjek dalam
penelitian. Penelitian ini memberikan sikap adil dengan memberikan
semua lembar perserujuan responden, merahasiakan data-data responden
dan memberikan kuesioner yang sama setiap responden.
3. Beneficence dan non maleficence
Penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian,
memberikan manfaat, memenuhi persyaratan ilmiah, sekaligus mampu
menjaga privasi tentang karakteristik kebugaran kardiorespirasi, subjek
penelitian serta tidak menyinggung atau melakukan hal-hal yang
merugikan (non maleficence, do no harm) subjek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bachmann JM, DeFina LF, Franzini L, Gao A, Leonard DS, Cooper KH, et al.,
(2015). Cardiorespiratory Fitness in Middle Age and Health Care Costs in Later
Life. Journal of the American College of Cardiology.

Benza Asa Dicaraka , Susiana Candrawati, M. A. W. (2014). Perbedaan Tingkat


Aktivitas Fisik Antara Remaja Desa dan Kota Di Kabupaten Banyumas. Mandala
of Health, 7(2010), pp. 15–19.

Canadian Society for Exercise Physiology.(2011). Canadian Physical Activity


Guideline. Available at www.csep.ca/guidelines

Claude B, Blair SN, Katzmarzyk PT.,(2015). Less Sitting, More Physical Activity,or
Higher Fitness? Mayo Clinic.90(11):15331540.

Dewi dan Made. (2016). Daya tahan kardiorespirasi siswa pemain basket sekolah
menengah atas dikota denpasar lebih baik dari pada siswa bukan pein basket. E-
Jurnal Medika , Vol. 5, No. 4, April 2016. ISSN:2303-1395.

Lathiifa, H.(2009). Gambaran Kebiasaan Berolahraga terhadap Daya Tahan


Kardiorespirasi pada Siwa-siswi SMU Triguna Utama Kampung Utan Ciputat
Banten Tahun 2009.UIN Syariff Hidayatullah. Jakarta

Lee S, Plotnikoff RC, Majumdar SR, Mollard R, Woo M, Sadman R, et al (2014).


Outdoor Time Is Associated with Physical Activity, Sedentary Time, and
Cardiorespiratory Fitness in Youth. The Journal of Pediatrics. 165:516-21.

Mexitalia M, Anam MS, Uemura A, Yamauchi T (2012). Komposisi Tubuh dan


Kesegaran Kardiovaskuler yang Diukur dengan Harvard Step Test dan 20m Shuttel
Run Test pada Anak Obesitas. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.46(1):12-19. 10

Ohtake PJ.,( 2005). Field tests of aerobic capacity for children and older adults.
Cardiopulm Phys Ther J.;16(2):5-11.

Sherwood L. (2016). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC

Sumarsono A. (2017). PERBEDAAN KEBUGARAN KARDIORESPIRASI


MAHASISWA JURUSAN PENJASKESREK TAHUN 2013 DAN TAHUN 2016
UNIVERSITAS MUSAMUS. Jurnal Magistra. Vol 4 No. 1 (015-025).

WHO., (1995). Physical status: the use and interpretation of


anthropometry. Geneva:WHO; 263-313
Yusuf, Syamsu. (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di-
indonesia (akses pada tanggal 13 me1 2018)

Anda mungkin juga menyukai