Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Tujuan Penulisan
3. Sistematika
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
2. Rentang Respon
3. Proses Kemarahan
4. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
5. Mekanisme Koping
6. Petalaksanaan
7. Fokus Intervensi
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman individu. (Stuart and Sundeen, 1995). Perilaku
kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang baik
secara fisik maupun psikologis (Depkes RI, 2000 hal 147). Kemarahan merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari yang tidak dapat di elakkan dan sering menimbulkan suatu
tekanan.
2. Rentang Respon
ADAFTIF MALADAPTIF
3. Etiologi
Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa
disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
5. Proses Kemarahan
Stress, cemas, harga diri rendah, dan bersalah dapat menimbulkan kemarahan. Respons
terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal.
1) Eksternal yaitu konstruktif, agresif.
2) Internal yaitu perilaku yang tidak asertif dan merusak diri sendiri.
Modul ekspresi marah
Rendah diri
Rasa bersalah
Kecemasan
Bermusuhan
Ekspresi Eksternal
Ekspresi Internal
3) Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan menggunakan kata-
kata yang dapt di mengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain, akan
memberikan perasaan lega, keteganganpun akan menurun dan perasaan marah
teratasi.
4) Marah di ekspresikan dengan perilaku agresif dan menentang, biasanya dilakukan
individu karena ia merasa kuat. Cara ini tidak menyelesaikan masalah bahkan
dapat menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan dandapat menimbulkan
tingkah laku yang destruktif, amuk yang ditujukan pada orang lain maupun
lingkungan.
5) Perilaku tidak asertif seperti menekan perasaan marah atau melarikan diri dan rasa
marah tidak terungkap. Kemarahan demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan
yang lama dan pada suatu saat dapat menimbulkan kemarahan destruktif yang
ditujukan pada diri sendiri.
Perilaku Kekerasan
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
Harga Diri Rendah
Resiko Perilaku Kekerasan
3. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KLIEN
A. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yg pernah dilakukannya
4) Pasien dapat meyebutkan akibat dari PK yg dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/ mengontrol PK nya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK-nya secara fisik, spiritual, sosial dan
dengan terapi psikofarmaka
B.Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan sambil menyebukan nama perawat
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
e. Beri rasa aman dan sikap empati
2. Diskusikanbersamapasienpenyebab PK saatinidan yang lalu
3. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
a. Diskusikan tanda dan gejala PK secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala PK secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala PK secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala PK secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala PK secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat marah secara
a. verbal
b. terhadap orang lain
c. terhadap diri sendiri
d. terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK secara :
a. Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam
b. Sosial/verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
c. Spiritual : sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
d. Patuh minum obat
7. Latih pasien mengontrol PK secara fisik :
a. Latihan nafas dalam dan pukul kasur-bantal
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
8. Latih pasien mengontrol PK secara sosial/verbal
a. Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal :
- menolak dengan baik
- meminta dengan baik
- mengungkapkan perasaan dengan baik
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
9. Latih pasien mengontrol PK secara spiritual
a. Latih mengontrol PK secara spiritual :
- Sholat
- Berdoa
b. Susun jadwal latihan sholat, berdoa
10. Latih pasien mengontrol PK dg patuh minum obat :
a. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip enam benar (benar
nama pasien,nama obat, cara minum obat, waktu minum obat dan benar
dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
b. Susun jadwal minum obat secara teratur
11. Ikut sertakan pasien dalam TAK Stimulasi Persepsi mengontrol PK
KELUARGA
SP 1 : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tenteng cara merawat klien PK
dirumah
a. Mendiskusikan masalah yang dihadapi
b. keluarga dalam merawat pasien PK
c. Menjelaskan tentg PK (pengertian,
d. penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang
e. muncul dan akibat dari perilaku proses terjadi)
f. Menjelaskan cara merawat pasien PK
g. Latih cara merawat PK: mfisik 1 dan 2
h. Anjurkan membantupasien sesuai jadwal dan beri pujian
SP 2 : Evaluasi kegiatan keluarga dalam melatih fisik 1 dan 2
a. Jelaskan 6 benar minum obat
b. Latih cara memberikan minum obat
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beripujian
SP 3 :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam melatih fisik 1dan 2 dan minum obat
b. Latih cara membimbing verbal dan spritual
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian
SP 4 :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam melatih fisik 1dan 2 minum obat, verbal
dan spritual
b. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukanl
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian