Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun dan menyajikan sebuah
makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERILAKU KEKERASAN”.
Dimana dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan
bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Akhir penulis berharap semoga makalah kasus ini
bermanfaat bagi teman-teman Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Padang, 22 agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Tujuan Penulisan
3. Sistematika
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
2. Rentang Respon
3. Proses Kemarahan
4. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
5. Mekanisme Koping
6. Petalaksanaan
7. Fokus Intervensi
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga penanganannya
secara supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan gaib.
Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur jiwa yang
manifestasinya pada kesadaran, emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah satu gangguan
jiwa tersebut adalah gangguan perilaku kekerasan.
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap
kecemasan yang dirasakansebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan dengan
langsung dan konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu
orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami
kecemasan, stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Dalam hal ini, peran serta keluarga sangat penting, namun perawatan
merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan jiwa.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah membahas kasus ini diharapkan mengerti dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien perilaku kekerasan.
b. Tujuan Khusus
Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
- Melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan
- Merumuskan diagnosa untuk klien dengan perilaku kekerasan
- Membuat perencanaan untuk klien dengan perilaku kekerasan
- Melakukan implementasi pada klien dengan perilaku kekerasan
- Membuat evaluasi pada klien dengan perilaku kekerasan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman individu. (Stuart and Sundeen, 1995). Perilaku
kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang baik
secara fisik maupun psikologis (Depkes RI, 2000 hal 147). Kemarahan merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari yang tidak dapat di elakkan dan sering menimbulkan suatu
tekanan.
2. Rentang Respon

ADAFTIF MALADAPTIF

ASERTIF FRUSTASI PASIF AGRESIF AMUK/PK

(Stuart dan Sundeen, 1995)


a. Respon marah yang adaptif meliputi :
1. Pernyataan (Assertion)
Respon marah dimana individu mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa
marah, rasa tidak setuju, tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain. Hal ini
biasanya akan memberikan kelegaan.
2. Frustasi
Respons yang terjadi akibat individu gagal dalam mencapai tujuan, kepuasan, atau
rasa aman yang tidak biasanya dalam keadaan tersebut individu tidak menemukan
alternatif lain.
b. Respon marah yang maladaptif meliputi :
1. Pasif
Suatu keadaan dimana individu tidak dapat mampu untuk mengungkapkan
perasaan yang sedang di alami untuk menghindari suatu tuntutan nyata.
2. Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan individu untuk
menuntut suatu yang dianggapnya benar dalam bentuk destruktif tapi masih
terkontrol.
3. Amuk dan kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilang kontrol, dimana
individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

3. Etiologi
Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa
disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

4. Tanda dan Gejala


 Muka merah
 Pandangan tajam
 Otot tegang
 Nada suara tinggi
 Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
 Memukul jika tidak senang

5. Proses Kemarahan
Stress, cemas, harga diri rendah, dan bersalah dapat menimbulkan kemarahan. Respons
terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal.
1) Eksternal yaitu konstruktif, agresif.
2) Internal yaitu perilaku yang tidak asertif dan merusak diri sendiri.
Modul ekspresi marah
Rendah diri
Rasa bersalah
Kecemasan
Bermusuhan
Ekspresi Eksternal
Ekspresi Internal
3) Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan menggunakan kata-
kata yang dapt di mengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain, akan
memberikan perasaan lega, keteganganpun akan menurun dan perasaan marah
teratasi.
4) Marah di ekspresikan dengan perilaku agresif dan menentang, biasanya dilakukan
individu karena ia merasa kuat. Cara ini tidak menyelesaikan masalah bahkan
dapat menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan dandapat menimbulkan
tingkah laku yang destruktif, amuk yang ditujukan pada orang lain maupun
lingkungan.
5) Perilaku tidak asertif seperti menekan perasaan marah atau melarikan diri dan rasa
marah tidak terungkap. Kemarahan demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan
yang lama dan pada suatu saat dapat menimbulkan kemarahan destruktif yang
ditujukan pada diri sendiri.

6. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi


1. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan factor
predisposisi, artinya mungkin terjadi perilaku kekerasan jika factor berikut di
alami oleh individu :
- Psikologis : kegagalan yang dialami dapat mnimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan di tolak, di hina, di aniyaya atau saksi
penganiayaan.
- Perilaku : reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
- Sosial budaya : budaya tertutup dan membalas secara alam (positif agresif)
dan control social yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan diterima
(permissive)
- Bioneurologis : banyak pendapat bahwa kerusakan sisitem limbic, lobus
frontal, lobus temporal dan ketidak seimbangan neurotransmiter turut
berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
2. Faktor Presipitasi
Factor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan
orang lain. Kondisi klien seperti ini kelemahan fisik (penyakit fisik), keputus
asaan, ketidak berdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab
perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat,
kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintainya /
pekerjaan dan kekerasan merupakan factor penyebab yang lain. Interaksi yang
profokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
Tingkah Laku
 Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebar.
 Memaksakan kehendak, merampas makanan, memukul jika tidak senang
perilaku yang berkaitan dengan marah antara lain :

7. Proses Terjadinya Masalah


Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1) Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom beraksi
terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi,
wajah merah, pupil melebar, sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster menurun,
pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat
diserta ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku
dan disertai reflek yang cepat.
2) Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya
yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang
terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa
marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikolgis. Di samping itu
perilaku ini dapat juga untuk pengembangan diri klien.
3) Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku “acting out” untuk
menarik perhatian orang lain.
4) Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan.

8. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a) Aspek biologis
Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap
sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, muka merah, pupil
melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan
seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan
dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang
dikeluarkan saat marah bertambah.
b) Aspek emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi,
dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati,
menyalahkan dan menuntut.
c) Aspek intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual,
peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu
mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana
informasi diproses, diklarifikasi, dan diintegrasikan.
d) Aspek sosial
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi
marah sering merangsang kemarahan orang lain. Klien seringkali menyalurkan
kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa
sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras.
Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri dari orang
lain, menolak mengikuti atur
e) Aspek spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan.
Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan
yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa.
Pohon masalah
Resiko Perilaku Kekerasan

Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

2. Diagnosa Keperawatan
 Perilaku Kekerasan
 Harga Diri Rendah
 Resiko Perilaku Kekerasan

Prinsip tindakan keperawatan

 Pada saat PK lakukan manajemen krisis, seperti terapi somatik


 Manajemen PK mengidentifikasi PK cara mengontrol

3. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KLIEN
A. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yg pernah dilakukannya
4) Pasien dapat meyebutkan akibat dari PK yg dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/ mengontrol PK nya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK-nya secara fisik, spiritual, sosial dan
dengan terapi psikofarmaka
B.Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan sambil menyebukan nama perawat
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
e. Beri rasa aman dan sikap empati
2. Diskusikanbersamapasienpenyebab PK saatinidan yang lalu
3. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
a. Diskusikan tanda dan gejala PK secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala PK secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala PK secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala PK secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala PK secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat marah secara
a. verbal
b. terhadap orang lain
c. terhadap diri sendiri
d. terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK secara :
a. Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam
b. Sosial/verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
c. Spiritual : sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
d. Patuh minum obat
7. Latih pasien mengontrol PK secara fisik :
a. Latihan nafas dalam dan pukul kasur-bantal
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
8. Latih pasien mengontrol PK secara sosial/verbal
a. Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal :
- menolak dengan baik
- meminta dengan baik
- mengungkapkan perasaan dengan baik
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
9. Latih pasien mengontrol PK secara spiritual
a. Latih mengontrol PK secara spiritual :
- Sholat
- Berdoa
b. Susun jadwal latihan sholat, berdoa
10. Latih pasien mengontrol PK dg patuh minum obat :
a. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip enam benar (benar
nama pasien,nama obat, cara minum obat, waktu minum obat dan benar
dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
b. Susun jadwal minum obat secara teratur
11. Ikut sertakan pasien dalam TAK Stimulasi Persepsi mengontrol PK

4. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


PASIEN
SP 1 :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab PK
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
d. Mengidentifikasi akibat PK
e. Membantu pasien mempraktekkan latihan fisik I (tarik nafas dalam dan pukul
bantal dan kasur)
f. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal
g. kegiatan harian
SP 2 :
Latihanmengontrol PK denganobat
a. Evaluasijadwalkegiatanharianpasien
b. Menjelaskancaramengontrol PK
denganminumobatsecarateraturdenganprinsipenambenar
(benarnamapasien,namaobatcaraminumobat,
waktuminumobatdanbenardosisobat)
disertaipenjelasangunaobatdanakibatberhentiminumobat
c. Menganjurkanpasienmemasukkandalamjadwalkegiatanharian
SP 3 :
Latih mengontrol PK secara sosial / verbal
a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik,
meminta denganbaik, mengungkapkan perasan dengan baik
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 4 : Latih menontrol PK secara spiritual
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spritual (sholat/berdoa/zikir)
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

2. TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KELUARGA


A. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien dirumah dengan riwayat PK
B. Tindakan
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2. Diskusikan bersama kel. ttg PK (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yg
muncul dan akibat dari perilaku tsb
3. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kpd perawat, spt melempar atau memukul benda/orang lain.
4. Latih keluarga merawat pasien dengan PK
 Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yg
telah diajarkan oleh perawat
 Ajarkan keluarga utk memberikan pujian kpd pasien bila pasien dpt
melakukan kegiatan tsb secara tepat
 Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala-gejala PK
5. Buat perencanaan pulang bersama keluarga

KELUARGA
SP 1 : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tenteng cara merawat klien PK
dirumah
a. Mendiskusikan masalah yang dihadapi
b. keluarga dalam merawat pasien PK
c. Menjelaskan tentg PK (pengertian,
d. penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang
e. muncul dan akibat dari perilaku proses terjadi)
f. Menjelaskan cara merawat pasien PK
g. Latih cara merawat PK: mfisik 1 dan 2
h. Anjurkan membantupasien sesuai jadwal dan beri pujian
SP 2 : Evaluasi kegiatan keluarga dalam melatih fisik 1 dan 2
a. Jelaskan 6 benar minum obat
b. Latih cara memberikan minum obat
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beripujian
SP 3 :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam melatih fisik 1dan 2 dan minum obat
b. Latih cara membimbing verbal dan spritual
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian
SP 4 :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam melatih fisik 1dan 2 minum obat, verbal
dan spritual
b. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukanl
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian

Anda mungkin juga menyukai