Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM KEGIATAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK KELAS VII-G


SMP NEGERI 19 BANDUNG
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

A. Rasional
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sikap dan tekad
kemandirian manusia, maka dari itu pemerintahan Indonesia merumuskan tujuan
pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang memiliki tugas dan tanggung
jawab dalam memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa dalam
menempatkan berbagai bentuk dan jenis pengetahuan belajar. Oleh karena itu,
bimbingan sebagai salah satu komponen yang terintegral dari keseluruhan
penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah sangat diperlukan keberadaannya
dalam mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Bimbingan diperlukan bagi individu atau siswa dalam mengembangkan
potensi serta minat mereka. Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang
teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya
dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia
dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan
yang berarti bagi masyarakat. (Lefever, dalam Prayitno, 2010).
Dalam proses pendidikan, siswa sebagai subjek pendidikan tidak terlepas
dari berbagai permasalahan, seperti masalah dalam hal belajar, masalah keluarga,
masalah dalam lingkungan sosial maupun masalah dalam penempatan karirnya.
Permasalahan yang terjadi dikalangan siswa memang tidak diinginkan,
permasalahan yang siangkat dibeberapa media baik itu cetak maupun elektronik
pelakunya tidak lain adalah siswa. Seperti, perkelahian, pengeroyokan serta
penganiayaan (Bullying) sesama siswa itu kerap terjadi dan hal itu sudah seperti
hal yang tidak aneh untuk didengar.
Oleh karena itu dari segi permasalahan yang terjadi di sekolah ini perlu
antisipasi untuk mengurangi permasalahan yang terjadi di kalangan siswa karena
jika tidak, dunia pendidikan bisa kehilangan kepercayaan dari masyarakat, dan
mungkin bisa dicap jelek bahwa lembaga pendidikan yang tidak mengfungsikan
tanggung jawabnya sebagai pendidik dan juga tidak profesional dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Untuk mengetahui permasalahan serta kebutuhan siswa disekolah,
khususnya kelas VII-G dibutuhkan need asesmen yang akan mengungkap apa saja
kebutuhan mereka. Need asesmen yang digunakan adalah ITP (Indeks Tugas
Perkembangan), Sosiometri dan DCM (Daftar Cek Masalah).
Dari data ITP yang mengungkap berjalannya tugas perkembangan siswa
didapatkan bahwa aspek tertinggi dikelas VII-G adalah pada aspek kematangan
hubungan dengan teman sebaya sedangkan aspek yang pling rendah adalah pada
aspek landasan hidup religius.
Dari data Sosiometri didapatkan beberapa siswa yang berada dalam status
rejected. Dan dari data DCM didapatkan permasalahan kebanyakan siswa adalah
masalah pada tabel MPP (masa depan pendidikan dan agama).

B. Deskripsi Kebutuhan
Dengan menggunakan need asesmen berupa ITP, Sosiometri dan DCM
yang disebarkan di kelas VII-G, hasil analisisnya dikelompokan menjadi empat
bidang layanan dasar yaitu bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
1. Data Hasil Need Asesmen
Dari data hasil ITP secara berkelompok yang didapat dari 35 siswa kelas
VII-G SMP Negeri 19 Bandung menggunakan inventori tugas perkembangan
(ITP). Dari hasil pengolahan ITP menggunakan ATP menunjukan distribusi
frekuansi aspek rata-rata-nya berada pada angka 3.65, lalu simpangan baku berada
pada 0.23, dan koefisisen variansinya 8,76%. sedangkan distribusi frekuensi
konsistensi rata-rata konsistensinya 6,23/10.
Tujuan dari penggunaan data ITP ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
tingkat tugas perkembangan siswa kelas VII-G baik tugas perkembangan
individual maupun tugaas perkembangan yang dilihat secara berkelompok. Dari
analisis kelompok ATP kelas VII-G ini didapat 8 aspek tertinggi diantaranya
adalah:
No. Aspek Butir TP
1. 10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-1 4,46
2. 6. Peran sosial sebagai pria atau wanita 6-2 4,40
3. 10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-3 4,31
4. 7. Penerimaan diri dan pengembangannya 7-2 4,17
5. 7. Penerimaan diri dan pengembangannya 7-3 4,11
6. 5. Kesadaran tanggung jawab 5-2 4,09
7. 4. Kematagan intelektual 4-1 4,09
8. 10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-4 3,97

Dan dari analisis kelompok ATP kelas VII-G ini juga didapat 8 aspek
terendah diantaranya adalah:
No. Aspek Butir TP
1. 1. Landasan hidup religius 1-3 2,71
2. 4. Kematangan intelektual 4-4 2,68
3. 5. Kesadaran tanggung jawab 5-3 3,00
4. 5. Kesadaran tanggung jawab 5-1 3,03
5. 2. Landasan prilaku etis 2-3 3,20
6. 1. Landasan hidup religius 1-1 3,29
7. 6. Peran sosial sebagai pria atau wanita 6-4 3,31
8. 2. Landasan prilaku etis 2-2 3,34

Data sosiometri digunakan untuk mengetahui hubungan sosial kelas VII-G,


siapa saja siswa yang paling populer yang banyak disukai dikelas, siapa saja siswa
yang terasingkan (neglected) dikelas, siapa yang ditolak (rejected) dikelas dan
siapa saja siswa yang masuk dalam kategori kontroversial (controversial) dimana
siswa tersebut banyak disukai dan juga kurang disukai didalam kelas. Dengan
menggunakan data yang didapat dari sosiometri ini didapat disusun sebuah
bimbingan yang tujuannya bisa meningkatkan kekompakan siswa dikelas selain
itu bimbingan yang bisa menyadarkan siswa pentingnya peranan teman sebaya
dalam kehidupan sehari-hari.
Data DCM (Daftar Cek Masalah) diambil dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan yang sedang dihadapi oleh masing-masing siswa, baik itu dari segi
belajar, karir, pribadi maupun sosial. Dengan menggunakan data tersebut dapat
disusun layanan baik berupa bimbingan kelompok, konseling kelompok maupun
konseling individual yang akan membantu mereka untuk mengatasi masalah yang
sedang mereka hadapi.

2. Tujuan Program
Secara umum program bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu
siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembanganya dengan baik. Secara
khususnya tujuan program bimbingan dan konseling untuk kelas VII-G ini adalah
pengembangan aspek perkembangan siswa yang rendah berdasarkan pada need
asesmen.
Dari hasil need asesmen yang dilihat dari profil keseluruhan kelas maupun
aspek individual setiap siswa disusunlah layanan bimbingan konseling dalam
bidang pribadi sosial, belajar maupun karir berupa bimbingan klasikal, bimbingan
kelompok, konseling kelompok dan konseling individual.
a. Bimbingan Klasikal
Untuk bimbingan secara keseluruhan dikelas, kelas VII-G memerlukan bimbingan
yang bisa mengajak mereka untuk lebih bersyukur, motivasi berprestasi serta
pemantapan cita-cita mereka untuk kedepannya. Diharapkan dengan pemberian
bimbingan dikelas ini, siswa yang mengikuti bisa memanfaatkan informasi maupun
pelajaran yang mereka terima untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang lain disekitarnya.
No Topik Layanan Jenis Bimbingan
1. Yuk, bersyukur! Bimbingan klasikal
2. Semangat belajar, jadi juara! Bimbingan klasikal
3. Jadi apa aku nanti? Bimbingan klasikal
b. Bimbingan Kelompok
Dalam bimbingan secara berkelompok ini dipilih tiga kelompok siswa yang masing
masing diberikan bimbingan dengan tema kerjasama, konsep diri, dan motivasi dalam
mencapai cita-cita. Dengan bimbingan kelompok diharapkan siswa-siswa yang dipilih bisa
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada dalam diri mereka sehingga
mereka bisa menjadi siswa atau individu yang lebih baik lagi.
No Topik Layanan Jenis Bimbingan Partisipan
1. Waktu yang Bimbingan kelompok Alfi Dinar Khoirulloh
berharga Haruna Elfathin
Nathifa Agustina
Novita Indriani
Salsabila Rizkiqiya Fitriani
Tio Aldina
2. Who am I? Bimbingan kelompok Ade Erpan
Azkiya Chumaira
Irfan Maulana Ibrahim
Karina Aprilliani Putri
Mochamad Rivaldi
Sarah Putri
Siti Afifah
3. My Dream Bimbingan kelompok Didit Zafar Sidiq
Fadlan Haikal
Rama Anugrah
Aldi Agung Gunawan
Ekky Aulia Rahman
Hana Fajrin Nabilah
Rani Dwi Putri
Rizky Handayani
c. Konseling Kelompok
Untuk konseling yang akan dilakukan secara berkelompok juga dipilih tiga
kelompok siswa yang masing-masing kan diberikan arahan untuk memperbaiki
dirinya kearah yang lebih positif lagi. Dari hasil need asessmen tema yang akan
diberikan adalah manajemen waktu, disiplin dalam belajar, dan saling menghargai.
No Topik Layanan Jenis Bimbingan Partisipan
1. Fokus dalam Konseling R. A
M. A
Belajar kelompok
M. Z
2. Saling Konseling N. A
S. A
menghargai kelompok
T. D
dalam bergaul
3. Cita-citaku Konseling D. Z
A. G
kelompok
E. A
d. Konseling Individual
Konseling individual dipilih beberapa siswa dari kelas VII G yang memiliki
permasalahan dalam bidang karir, pibadi-sosial dan belajarnya.
No Bidang Layanan Jenis Bimbingan Koseli
1. Pribadi Sosial Konseling individual A. E
2. Belajar Konseling individual M. A
3. Karir Konseling individual E. A
C. Visi dan Misi
Visi dan Misi praktikan selama empat bulan menjalani PPL di SMP Negeri
19 Bandung adalah;
Visi :
Menjadikan siswa-siswi agar menjadi pribadi yang memiliki pandangan,
pikiran dan sikap positif pada diri sendiri dan orang-orang disekitarnya.
Misi :
1. Membimbing siswa untuk tampil positif, sopan dan santun serta penuh rasa
tanggung jawab
2. Memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

D. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah kelas VII-G dimana terdapat 35 siswa, yang
sebelumnya telah mengisi data untuk keperluan need asesmen berupa data pribadi,
ITP, Sosiometri dan DCM

E. Komponen Program
Dalam pengembangan program layanan BK disekolah mengacu pola
bimbingan dan konseling perkembangan (developmental counseling) dimana
terdapat empat komponen utama yakni layanan dasar, layanan responsif, layanan
perencanaan individual dan dukungan sistem.
1. Layanan Dasar
Layanan dasar bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada
siswa secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok baik
didalam kelas maupun diluar kelas. Layanan dasar bimbingan bertujuan untuk
membantu semua siswa agar mencapai tugas-tugas perkembangannya. Artinya
semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh perkembangan
yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh ketrampiln dasar bagi
kehidupannya. Secara rinci tujuan layanan dasar bimbingan dirumuskan agar
individu atau siswa:
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkugannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial-budaya, dan agama).
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri
dengan lingkungannya.
c. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan
d. Mampu mengembangkan dirinya dalam mencapai tujuan hidupnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa diberi materi layanan yang berkaitan
dengan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karirnya. Layanan dasar diberikan
melalui jenis-jenis layanan informasi, diskusi, atau sharing pendapat. Kesemuanya
itu adalah upaya untuk membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Karena itu pemberian materi layanan harus disesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan individu yang bisa diambil dari berbagai
sumber, seperti majalah, buku, koran maupun internet. Fokus materi yang dapat
diberikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Bersyukur atas apa saja yang ada disekitar kita
b. Bersemangat dan berkonsentrasi dalam pelajaran
c. Menyadari keragaman niilai dan prasyaratan dan aktivitas yang menuntut
pemenuhan kemampuan tertentu.
d. Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
secara objektif.
e. Menerima keadaan diri secara positif
f. Menyadari keragaman niilai dan prasyaratan dan aktivitas yang
menuntut pemenuhan kemampuan tertentu.
Materi-materi diatas merupakan program layanan yang diberikan dikelas
(klasikal) dan bimbingan kelompok dengan metode pemutaran vidio atau slide
power point dan diskusi kelompok serta menulis.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada individu atau
siswa yang memiliki masalah dan kebutuhan khusus yang memerlukan
pertolongan koselor dengan segera.
Layanan responsif bertujuan membantu siswa agar dapat memenuhi
kebutuhannya, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, baik berupa
hambatan atau kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Masalah siswa pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat
dipahami melalui gejala-gejala prilaku yang ditampilkan.
Gejala yang mungkin ditampilkan siswa diantaranya adalah;
a. Merasa cemas tentang masa depan
b. Merasa rendah hati
c. Berprilaku implusif (kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa
mempertimbangkan dengan matang)
d. Membolos dari sekolah
e. Malas belajar
f. Kurang bisa bergaul
g. Prestasi belajar rendah
h. Malas beribadah
i. Pergaulan bebas
j. Tawuran
k. Manajemen stres
l. Masalah dalam keluarga
m. Manajemen waktu.
Materi bimbingan dan konseling tergantung kepada masalah atau kebutuhan
siswa. Kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan mereka untuk memahami
tentang suatu hal, karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang
positif. Kebutuan itu seperti keinginan mereka untuk memperoleh informasi
tentang:
a. Pemahaman dan penerimaan diri dan lingkungan
b. Bahaya pergaulan bebas, obat-obat terlarang, minuman keras, narkotika,
ectasy, dan putau.
c. Cara mengatasi kesulitan belajar, dan
d. Cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat
serta karirnya dimasa depan.
Untuk memahami masalah dan kebutuhan siswa dapat ditempu dengan cara
menganalisis data siswa, baik yang bersumber dari ITP, sosiometri, DCM maupun
absensi siswa. Fokus materi yang diberikan kepada siswa adalah:
a. Fokus dalam kegiatan belajar
b. Menjadi individu yang mudah bergaul.
c. Mengembangkan kemampuan yang di miliki agar berguna diamasa yang
akan datang
Materi-materi diatas merupakan program layanan konseling kelompok
dengan metode diskusi kelompok terfokus.
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual diartikan sebagai proses bantuan kepada
peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan perencanaan masa depannya. Berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia
dilingkungannya.
Layanan perencanaan individual bertujuan membantu siswa agar memiliki
pemahaman tentang diri dan lingkungannya, mampu merumuskan tujuan,
perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan dapat melakukan kegiatan
berdasarkan pemahaman tujuan dan rencana yang telah dirumuskan.
Materi layanan perencanaan individual berkaita erat dengan materi yang
diberikan pada layanan dasar bimbingan. Karena materi secara umum telah
diberikan pada layanan dasar bimbingan, layanan perencanaan individual
difokuskan pada upaya menganalisis kelebihan dan kekurangan dirinya. Kegiatan
ini merupakan dasar untuk merumuskan aktivitasnya dalam mengembangkan atau
memperbaiki sikap, minat/cita-cita, pemahaman, atau prilakunya.
4. Dukungan sistem
Dilakukan untuk memberikan dukungan kepada konselor dalam
memperlancar penyelenggaraan layanan, yang meliputi aspek-aspek:
a. Biaya operasional bimbingan dan konseling untuk berbagai kebutuhan,
meliputi: biaya rutin; biaya bersifat insidental; biya tersebut dapat
diminta ke sekolah melalui koordinator bimbingan dan konseling yang
ditunjuk.
b. Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang disediakan untuk
kelancaran kegiatan layanan bimbingan dan konseling di SMP N 19
Bandung adalah sebagai berikut:
1) Ruang bimbingan dan konseling berupa; ruangan tamu yang bisa
difugsikan sebagai ruangan bimbingan kelompok dan konseling
kelompok maupun individual.
2) Ruang administratif
3) Meja dan kursi
4) Rak buku
5) Lemari perpustakaan
6) Seperangkat kursi dan meja tamu
7) Instrumen pendukung bimbingan dan konseling
8) Papan tulis (White board)

F. Personil
Dalam pelaksnaan program kegiatan layanan bimbingan dan konseling
untuk kelas VII-G ini, praktikan melibatkan siswa-siswi kelas VII-G dan guru
pamong sebagai supervisor.

G. Evaluasi
Dengan layanan yang telah diberikan di kelas VII-G baik berupa bimbingan
klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan individual, siswa-siswa
mengatakan mendapatkan pelajaran baru dan motivasi yang bagus yang bisa
mereka aplikasikan pada diri mereka. Diharapkan layanan yang diberikan akan
bisa membawa dan memotivasi siswa untuk terus menjadi lebih baik. Tidak hanya
pada saat layanan diberikan dan beberapa hari kemudia saja tetapi bisa terus di
aplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai