Draft KP Aldy
Draft KP Aldy
Draft KP Aldy
Oleh:
NADIYA DWI RAHAYU
NIM J1C115026
Oleh :
J1C115026
...........................
Mengetahui,
Ketua Program Studi
ii
ABSTRAK
Salah satu virus yang menjadi penyebab utama dari banyaknya kematian dan
penyakit di daerah tropis dan subtropis adalah virus dengue. Setiap tahun,
setidaknya terdapat 400 juta orang terinfeksi oleh virus dengue. Virus dengue
memiliki 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Salah satu metode
yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus dengue adalah dengan
RT-PCR. Mahasiswa dapat mempelajari cara untuk mengidentifikasi virus dengue
serotipe DEN-2 dengan metode Real Time PCR (RT-PCR) di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru.
Sampel yang diuji adalah nyamuk Aedes. Pengujian yang dilakukan meliputi 5
tahapan, yaitu pre-treatment nyamuk Aedes, ekstraksi RNA nyamuk Aedes,
pembuatan reagen mix, penambahan sampel, dan penganalisaan dengan real time
PCR (RT-PCR). Pada pengamatan yang dilakukan menunjukkan hasil yang tidak
valid. Hal ini dikarenakan kontrol positif dari serotipe DEN 2 tidak mengalami
amplifikasi. Akan tetapi, sampel 4 mengalami kenaikan pada nilai Ctnya dengan
nilai 19,10. Hasil ini dianggap tidak valid karena kontrol positif DEN 2 yang
digunakan tidak menunjukkan adanya kenaikan kurva. Ketidakvalidan dalam
proses deteksi menggunakan PCR dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kontrol positif rusak, komposisi tidak sesuai, error pipetting, suhu tidak optimal,
inhibitor, template rusak, probe terdegradasi sehingga perlu dilakukan pengujian
ulang.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan berkat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga laporan kerja praktik yang berjudul
“Identifikasi Virus Dengue Serotipe DEN-2 Menggunakan Metode Real Time
PCR (RT-PCR) di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru” dapat diselesaikan. Sehubungan dengan
terselesaikannya laporan kerja praktik ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing internal, Ibu Rani Sasmita, S.Si., M.P., M.Sc. dan
dosen pembimbing eksternal, Ibu Dewi Hermawati, S.Km. beserta seluruh staf
dan jajarannya di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BBTKL-PP) yang telah memberikan bimbingan dan mendampingi
penulis selama perencanaan, pelaksanaan hingga penulisan laporan kerja praktik
dapat terselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua, keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, doa dan
motivasi selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktik ini masih
terdapat banyak kekurangan. Akan tetapi, penulis berharap semoga laporan kerja
praktik ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan khusus nya
di bidang biologi.
Banjarbaru, 2018
Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Daftar reagen ekstraksi QIAamp Viral RNA Mini Kit ........................... 24
Tabel 2. Skema perhitungan kebutuhan mix ekstraksi.......................................... 27
Tabel 3. Daftar bahan Quantifast Probe RT PCR Plus Kit ................................... 27
Tabel 4.Komposisi reagen mix ............................................................................. 28
Tabel 5. Kondisi siklus.......................................................................................... 29
Tabel 6. Hasil pengujian kontrol positif sebelum pengenceran ............................ 32
Tabel 7. Hasil analisa RT-PCR Virus Dengue Serotipe DEN-2 ........................... 33
Tabel 8. Hasil analisa RT-PCR Virus Dengue Serotipe DEN-2 .......................... 34
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Hasil Uji Kontrol Positif Virus Dengue Serotipe DEN-2 ................... 32
Gambar 2. Hasil Analisa Virus Dengue Serotipe DEN-2 (Pengerjaan Pertama) . 33
Gambar 3. Hasil Analisa Virus Dengue Serotipe DEN-2 (Pengerjaan kedua) ..... 34
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Denah Ruangan Laboratorium Virologi dan Imunologi................... 31
Lampiran 2. Data Running RT-PCR Virus Dengue Serotipe DEN-2 ................... 32
Lampiran 3. Dokumentasi Ruangan Laboratorium Virologi dan Imunologi ........ 33
Lampiran 4. Pengerjaan di Laboratorium ............................................................. 38
vii
DAFTAR ISI
viii
4.3.2 Alat 23
BAB V........................................................................................................................ 31
5.1. Evaluasi Pelaksanaan Kerja Praktik ..................................................... 31
5.2. Hasil ..................................................................................................... 32
5.2.1. Hasil 1. Uji Kontrol Positif ....................................................................... 32
BAB VI ...................................................................................................................... 28
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 28
5.2. Saran ..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 29
LAMPIRAN...........................................................................................................31
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib mahasiswa program
studi Biologi FMIPA ULM yang dapat diajukan dengan prasyarat telah
menempuh perkuliahan lebih dari 110 sks. Kerja praktik merupakan salah satu
kegiatan akademik yang bertujuan untuk memberikan pengalaman praktik secara
langsung di dunia kerja untuk mempraktikkan teori yang telah diperoleh selama
perkuliahan. Sebagai seorang calon sarjana, mahasiswa diwajibkan untuk
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Akan tetapi, umumnya mahasiswa
hanya berkutat dengan ilmu secara teoritis sehingga ketika menghadapi dunia
kerja, mahasiswa cenderung kurang adaptif dan kaku dalam
mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
Kerja praktik merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk
membentuk lulusan sarjana yang siap kerja, berdaya saing tinggi, dan menjadi
sumber daya yang mandiri. Program studi Biologi FMIPA ULM sebagai salah
satu penghasil lulusan sarjana setiap tahunnya, memfasilitasi mahasiswa untuk
melaksanakan kerja praktik dengan tujuan agar mahasiswa mampu memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman di dunia kerja. Selain itu, kegiatan
kerja praktik juga dapat menjadi bekal baik untuk mencari peluang kerja maupun
menciptakan lapangan kerja nantinya.
Berdasarkan hal di atas, penulis mempelajari bagaimana cara bekerja di
Oleh:
NADIYA DWI RAHAYU
NIM J1C115026
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
(BBTKLPP) BANJARBARU
Oleh :
J1C115026
...........................
Mengetahui,
Ketua Program Studi
ABSTRAK
iii
Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru (Oleh Nadiya Dwi
Rahayu; Pembimbing Rani Sasmita, Dewi Hermawati; 2018; 47 halaman)
Salah satu virus yang menjadi penyebab utama dari banyaknya kematian dan
penyakit di daerah tropis dan subtropis adalah virus dengue. Setiap tahun,
setidaknya terdapat 400 juta orang terinfeksi oleh virus dengue. Virus dengue
memiliki 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Salah satu metode
yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus dengue adalah dengan
RT-PCR. Mahasiswa dapat mempelajari cara untuk mengidentifikasi virus dengue
serotipe DEN-2 dengan metode Real Time PCR (RT-PCR) di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru.
Sampel yang diuji adalah nyamuk Aedes. Pengujian yang dilakukan meliputi 5
tahapan, yaitu pre-treatment nyamuk Aedes, ekstraksi RNA nyamuk Aedes,
pembuatan reagen mix, penambahan sampel, dan penganalisaan dengan real time
PCR (RT-PCR). Pada pengamatan yang dilakukan menunjukkan hasil yang tidak
valid. Hal ini dikarenakan kontrol positif dari serotipe DEN 2 tidak mengalami
amplifikasi. Akan tetapi, sampel 4 mengalami kenaikan pada nilai Ctnya dengan
nilai 19,10. Hasil ini dianggap tidak valid karena kontrol positif DEN 2 yang
digunakan tidak menunjukkan adanya kenaikan kurva. Ketidakvalidan dalam
proses deteksi menggunakan PCR dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kontrol positif rusak, komposisi tidak sesuai, error pipetting, suhu tidak optimal,
inhibitor, template rusak, probe terdegradasi sehingga perlu dilakukan pengujian
ulang.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan berkat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga laporan kerja praktik yang berjudul
“Identifikasi Virus Dengue Serotipe DEN-2 Menggunakan Metode Real Time
PCR (RT-PCR) di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru” dapat diselesaikan. Sehubungan dengan
terselesaikannya laporan kerja praktik ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing internal, Ibu Rani Sasmita, S.Si., M.P., M.Sc. dan
dosen pembimbing eksternal, Ibu Dewi Hermawati, S.Km. beserta seluruh staf
dan jajarannya di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BBTKL-PP) yang telah memberikan bimbingan dan mendampingi
penulis selama perencanaan, pelaksanaan hingga penulisan laporan kerja praktik
dapat terselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua, keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, doa dan
motivasi selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktik ini masih
terdapat banyak kekurangan. Akan tetapi, penulis berharap semoga laporan kerja
praktik ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan khusus nya
di bidang biologi.
Banjarbaru, 2018
Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Daftar reagen ekstraksi QIAamp Viral RNA Mini Kit .................... 24
Tabel 2. Skema perhitungan kebutuhan mix ekstraksi ................................... 27
Tabel 3. Daftar bahan Quantifast Probe RT PCR Plus Kit ............................ 27
Tabel 4.Komposisi reagen mix ........................................................................... 28
Tabel 5. Kondisi siklus ........................................................................................ 29
Tabel 6. Hasil pengujian kontrol positif sebelum pengenceran ...................... 32
Tabel 7. Hasil analisa RT-PCR Virus Dengue Serotipe DEN-2...................... 33
Tabel 8. Hasil analisa RT-PCR Virus Dengue Serotipe DEN-2 .................... 34
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Hasil Uji Kontrol Positif Virus Dengue Serotipe DEN-2 ............. 32
Gambar 2. Hasil Analisa Virus Dengue Serotipe DEN-2 (Pengerjaan
Pertama) ............................................................................................................... 33
Gambar 3. Hasil Analisa Virus Dengue Serotipe DEN-2 (Pengerjaan kedua)
............................................................................................................................... 34
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Denah Ruangan Laboratorium Virologi dan Imunologi .......... 31
Lampiran 2. Data Running RT-PCR Virus Dengue Serotipe DEN-2 ............ 32
Lampiran 3. Dokumentasi Ruangan Laboratorium Virologi dan Imunologi 33
Lampiran 4. Pengerjaan di Laboratorium ....................................................... 38
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I i
BAB II 15
2.4. Organisasi 17
BAB III 19
BAB IV 23
4.3.1 Bahan 23
4.3.2 Alat 23
4.4. Prosedur Kerja 24
4.4.2. Ekstraksi 25
5.2. Hasil 32
5.4. Pembahasan 38
BAB VI 28
x
5.1. Kesimpulan 28
5.2. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN...........................................................................................................31
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib mahasiswa program
studi Biologi FMIPA ULM yang dapat diajukan dengan prasyarat telah
menempuh perkuliahan lebih dari 110 sks. Kerja praktik merupakan salah satu
kegiatan akademik yang bertujuan untuk memberikan pengalaman praktik secara
langsung di dunia kerja untuk mempraktikkan teori yang telah diperoleh selama
perkuliahan. Sebagai seorang calon sarjana, mahasiswa diwajibkan untuk
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Akan tetapi, umumnya mahasiswa
hanya berkutat dengan ilmu secara teoritis sehingga ketika menghadapi dunia
kerja, mahasiswa cenderung kurang adaptif dan kaku dalam
mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
Kerja praktik merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk
membentuk lulusan sarjana yang siap kerja, berdaya saing tinggi, dan menjadi
sumber daya yang mandiri. Program studi Biologi FMIPA ULM sebagai salah
satu penghasil lulusan sarjana setiap tahunnya, memfasilitasi mahasiswa untuk
melaksanakan kerja praktik dengan tujuan agar mahasiswa mampu memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman di dunia kerja. Selain itu, kegiatan
kerja praktik juga dapat menjadi bekal baik untuk mencari peluang kerja maupun
menciptakan lapangan kerja nantinya. Berdasarkan hal di atas, penulis
mempelajari bagaimana cara bekerja di instansi pemerintahan khususnya di
Demplot Cabai Rawit Desa Ayunan Papan. Melalui Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan, mahasiswa dapat belajar dengan
bimbingan para ahli yang bekerja terkait pengkajian dan perakitan teknologi
pertanian tepat guna spesifik lokasi.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan
merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Pertanian, Kementerian Pertanian yang berada di bawah koordinasi
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) yang
mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan
13
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Indikator kinerja yang hendak
dicapai salah satunya adalah teknologi yang tersampaikan ke masyarakat salah
satunya melalui Pendampingan kawasan pertanian nasional komoditas
hortikultura.
Agribisnis hortikultura (tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan
tanaman biofarmaka) merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat dan
petani skala kecil sampai besar, mengingat nilai jual dan nilai tambahnya yang
tinggi, jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan teknologi, serta
potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat.
Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang
banyak dan ketersediaan sumberdaya lahan.pada lahan petani belum dikelola
secara optimal dan apabila dikelola akan menjadi kegiatan usaha ekonomi yang
bermanfaat untuk penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di
pedesaan.
Kegiatan pendampingan pengembangan kawasan agribisnis hortikultura
serta pengembangannya disusun untuk mendukung keberhasilan pengembangan
kawasan hortikultura agar hasil yang diperoleh dapat maksimal. Sesuai dengan
rancang bangun pengembangan kawasan, maka lebih diarahkan salah satunya
pada tanaman cabai. Masalah utama dalam pengembangan komoditas hortikultura
tersebut adalah serangan hama penyakit tanaman.
Teknologi untuk mengatasi masalah serangan hama penyakit pada
tanaman cabai ada yang bersifat preventif maupun kuratif. Namun, teknologi-
teknologi untuk mengatasi masalah tersebut belum banyak yang diadopsi oleh
petani akibat masih kurangnya upaya diseminasi teknologinya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan kegiatan tentang pengamatan pertumbuhan varietas yang adaptif
di lahan petani. Pengamatan pada pengembangan agribisnis cabai ini dilakukan di
Desa Ayunan Papan Kec. Lokpaikat Kabupaten Tapin dengan menanam sebanyak
3 varietas cabai yaitu 2 varietas cabai unggul (Rabani Agrihorti dan Prima
Agrihorti) dan 1 varietas cabai local (Maruti).
dunia kerja.
agrihoti dan maruti) di Demplot Cabai Rawit Desa Ayunan Papan, Kec.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Prima Agrihorti
1. Komoditas : Cabai
2. Tahun : 2015
(Balitsa, 2018)
19
DAFTAR PUSTAKA
http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/joomla-pages-iii/categories-
list/36-halaman/614-cabai-rawit-varietas-prima-agrihorti (Balitsa, 2017)
http://bpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/berita/211 (Balitsa, 2018)
LAKIN BPTP Kalimantan Selatan 2017
METODE PENELITIAN
4.3.1 Bahan
Bahan yang digunakan adalah tabel data.
4.3.2 Alat
Alat yang digunakan adalah penggaris, alat tulis dan kamera.
4.4. Prosedur Kerja
21
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Kerja Praktik ini adalah
mahasiswa mendapat pengetahuan, keterampilan, pengalaman bekerja di dunia
kerja, dan gambaran terkait keadaan umum di Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan serta mahasiswa mampu memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Kerja Praktik. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengetahui
cara mengaplikasikan teknologi pertanian cabai varietas unggul di Demplot Cabai
Rawit Desa Ayunan Papan, Kec. Lokpaikat Kabupaten Tapin.
Pada identifikasi yang dilakukan menunjukkan hasil yang tidak valid. Hal
ini dikarenakan kontrol positif dari serotipe DEN 2 tidak mengalami amplifikasi.
Akan tetapi, sampel 4 mengalami kenaikan pada nilai Ctnya dengan nilai 19,10.
Hasil ini dianggap tidak valid karena kontrol positif DEN 2 yang digunakan tidak
menunjukkan adanya kenaikan kurva.
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah dalam pelaksanaan Kerja Praktik,
mahasiswa perlu mencari informasi terlebih dahulu mengenai instansi terkait.
Selain itu, mahasiswa sebaiknya lebih giat lagi untuk memahami berbagai teori
terkait bidang minat yang akan diajukan untuk kerja praktik dan berlatih
keterampilan selama berpraktikum agar tidak kaku selama bekerja di
Laboratorium.
2
DAFTAR PUSTAKA
Porter, K.R., C.G. Beckett, H. Kosasih, R.I. Tan, B. Alisjahbana, P.I.F. Rudiman,
S. Widjaja, E. Listiyaningsih, C.N Ma’roef, J.L.M. Ardle, I. Parwati, P.
Sudjana, H. Jusuf, D. Yuwono, & S. Wuryadi. 2005. Epidemiology of
Dengue and Hemorrhagic Fever in A Cohort of Adult Living in Bandung,
West Java, Indonesia. J. Trop. Med. 72(1) : 60-66.
Prasetyo, A.A. 2009. Materi Asistensi Biomedik. Fakultas Kedokteran UNS, Solo.
Santoso, T.J., S.H. Hidayat, M. Herman, & Sudarsono. 2013. Aplikasi Teknik
Polymerase Chain Reaction (PCR) Menggunakan Primer Degenerate dan
Spesifik Gen AV1 Untuk Mendeteksi Begomovirus Pada Tomat
(Lycopersicon esculentum Mill.). J. Hort. Indonesia. 4(3) : 140-149.
Tunissea, A., D. Widiastuti & N. Wijayanti. 2012. Uji Teknik RT-PCR Untuk
Pemeriksaan Virus Dengue-3 Pada Nyamuk Aedes aegypti yang Diinfeksi
Secara Intrathoral. Widyariset. 15(2) : 479.484.
3
TOILET
RUANG ADD
RUANG MIX
SAMPLE
RUANG RUANG
EKSTRAKSI IMMUNOLOGI
RUANG
RUANG PCR
STAFF
5
1 ntc Unknown
2 den 1 Unknown
3 ntc Unknown
1 NTC Unknown
2 D1 1 Unknown
3 D1 2 Unknown
4 D1 3 Unknown
5 D1 4 Unknown
6 D1 5 Unknown
7 PC D1 Unknown
8 PC D2 Unknown 39.94
6
9 D2 1 Unknown
10 D2 2 Unknown
11 D2 3 Unknown
12 D2 4 Unknown 19.10
13 D2 5 Unknown
4) Ruang Alat
sembilan negara. Akan tetapi sejak saat itu, kasus virus dengue semakin
meningkat jumlahnya dan bahkan telah meningkat lebih dari 4 kali lipat kasus dan
semakin meningkat setiap tahunnya (Taylor dkk., 2014).
Di Indonesia, virus dengue pertama kali muncul tahun 1968 di Surabaya.
Kejadian luar biasa akibat virus dengue selalu muncul di awal musim hujan setiap
tahunnya. Virus dengue memiliki 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. Apabila salah satu dari serotipe tersebut telah menginfeksi seseorang,
maka seseorang tersebut kemungkinan akan kebal terhadap serotipe yang sama
dalam jangka waktu tertentu, tetapi tidak kebal terhadap infeksi serotipe yang lain.
Virus dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes
albopictus (Supartha, 2008).
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang disebabkan oleh virus dengue, seperti
kasus DBD dan DD dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama adalah
faktor virologis, yaitu distribusi, serotipe serta virulensi dari virus dengue
(Prasetyowati & Astuti, 2010). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan virus dengue adalah dengan RT-PCR. Sampel RNA virus
dengue harus diekstraksi terlebih dahulu dengan menggunakan QiaAmp Viral
RNA Mini Kit. Sampel positif dapat dideteksi dengan melakukan analisis nilai
ambang Ct (Cycle treshold) (Yohan dkk., 2013). Oleh karena itu, pada laporan
kerja praktik ini penulis mengangkat judul terkait identifikasi serotipe DEN-2
virus dengue dengan metode RT-PCR di Laboratorium Virologi dan Immunologi
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-
PP) Banjarbaru.
2.7. Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:
2349/Menkes/PER/XI/2011 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis
di bidang teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit, BBTKL-PP
Banjarbaru merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di bidang teknik kesehatan
lingkungan dan pengendalian penyakit di lingkungan Kementerian Kesehatan.
BBTKL-PP Banjarbaru bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Adapun tugas yang harus
dilaksanakan BBTKL-PP adalah melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian
dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna,
kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) di bidang
pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra. Wilayah
kerja BBTKL-PP Banjarbaru adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
dan Kalimantan Timur.
Ada pun tugas dari setiap Unit Pelaksanaan Teknis BBTKL-PP Banjarbaru
dalam pelaksanaan fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a) pelaksanaan penyusunan program dan laporan,
b) pelaksanaan urusan keuangan,
c) dan pelaksanaan urusan kepegawaian dan umum.
2. Bidang Surveilans Epidemiologi menyelenggarakan fungsi:
a) pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular,
b) pelaksanaan advokasi dan fasilitas kejadian luar biasa, wabah dan bencana,
c) pelaksanaan kajian dan desiminasi informasi, kesehatan lingkungan,
kesehatan matra dan pengendalian penyakit,
d) pelaksanaan kemitraan dan jejaring kerja bidang surveilans epidemiologi,
e) dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bidang surveilans epidemiologi.
3. Bidang Pengembangan Teknologi dan Laboratorium menyelenggarakan fungsi:
18
TINJAUAN PUSTAKA
2.4. Virus Dengue
Virus dengue termasuk dalam famili Flaviridae dengan genus Flavivirus.
Penderita penyakit akibat virus dengue semakin meningkat jumlahnya dalam 50
tahun terakhir. Sedikitnya terdapat peningkatan jumlah kasus sebanyak 30 kali
lipat dalam satu dekade ini. Penderita virus dengue banyak ditemukan di wilayah
tropis dan subtropis, terutama di wilayah Asia Tenggara, Amerika Tengah,
Amerika dan Karibia (Candra, 2010).
Setiap tahun terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait virus dengue di
berbagai provinsi Indonesia. KLB terbesar terjadi pada tahun 1998 dan 2004
dengan jumlah kematian sebesar 800 orang lebih dari 79.480 penderita. Jumlah
kasus ini terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Akan tetapi, jumlah
kematian semakin berkurang (Candra, 2010). Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
disebabkan oleh virus dengue dapat terjadi secara musiman dan berkala. Hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor virologis, manusia sebagai
host, vektor, dan lingkungan. Faktor virologis dari virus dengue, yaitu jumlah atau
distribusi, serotipe serta virulensi dari virus dengue. Faktor manusia sebagai host,
yaitu dipengaruhi oleh kepadatan populasi, mobilitas, imunitas dan proporsi
viremik (Prasetyowati & Astuti, 2010).
Virus dengue memiliki masa inkubasi selama 3 – 14 hari di dalam tubuh
manusia (inkubasi intrinsik) sebelum terjadinya gejala klinis. Gejala klinis
umumnya muncul pada hari keempat hingga hari ketujuh, sedangkan inkubasi di
dalam tubuh nyamuk (inkubasi ekstrinsik) berlangsung selama 8 – 10 hari. Virus
dengue akan berkembang biak di dalam sel retikuloendotial (5 – 7 hari) setelah
masuk ke dalam tubuh manusia. Adanya infeksi ini menimbulkan terbentuknya
respon imun berupa anti netralisasi, anti-hemaglutinin, dan anti komplemen. Ada
pun jenis antibodi yang muncul adalah IgM dan IgG pada infeksi primer, dan akan
meningkat jumlahnya pada infeksi sekunder (Candra, 2010).
2.5. Virus Dengue Serotipe DEN-2
20
teknik yang sangat sensitif dan spesifik untuk mendeteksi dan mengidentifikasi
virus (Santoso, 2013).
Kelebihan dari penggunaan PCR untuk deteksi virus adalah sampel DNA
yang digunakan dalam jumlah sedikit, sampel dapat diperoleh dari jaringan segar
maupun yang sudah disimpan dalam lemari es. Selain itu, deteksi dengan PCR
tidak dipengaruhi oleh tahap perkembangan sampel dan lingkungan. Teknik PCR
juga dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan saat deteksi
dengan menggunakan metode serologi (Santoso, 2013).
Metode PCR banyak disukai karena analisisnya yang cepat dan tanpa
menggunakan senyawa radioaktif. Salah satu perkembangan terbaru dari PCR
adalah Real Time PCR. Real Time PCR mampu menghasilkan senyawa
berfluoresensi sehingga memiliki sensitifitas yang tinggi dalam analisisnya
(Sudjadi, 2008). Real Time PCR dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu one step
RT-PCR dan Two Step RT-PCR. Ada pun kelebihan dari penggunaan one step
RT-PCR adalah dapat digunakan untuk screening, menggunakan primer yang
spesifik, mudah dan cepat, minim kontaminasi karena sedikitnya proses pipetting,
dan dikerjakan dalam satu tube. Akan tetapi, kelemahannya adalah tidak dapat
menyimpan stok DNA dan sulit untuk memantau faktor kesalahan di setiap step.
Two step RT-PCR dapat digunakan untuk berbagai macam asssay,
menggunakan primer oligo dT atau random hexamer, dapat menyimpan stok
cDNA, dapat memantau kesalahan di setiap step, dan lebih sensitif. Namun, two
step RT-PCR membutuhkan waktu yang lebih lama, peluang kontaminasi lebih
besar dan dikerjakan dalam dua tube terpisah.
Sebelum melakukan PCR, dilakukan proses ekstraksi untuk mengisolasi
asam nukleat (DNA atau RNA) dari sampel yang akan dianalisis. Beberapa
metode ekstraksi DNA atau RNA dapat dilakukan secara otomatis dengan robotic,
spin column dan kimia yang telah divalidasi terlebih dahulu untuk meminimalkan
terjadinya kontaminasi. Apabila dalam melakukan metode ekstraksi ini terdapat
beberapa perubahan atau kesalahan dalam prosesnya, validasi harus diulang
kembali. Keberhasilan amplifikasi dengan menggunakan RT-PCR sangat
22
bergantung pada desain primer yang digunakan. Apabila primer dalam keadaan
baik, reagen dalam keadaan baik, kontrol dalam keadaan baik maka akan
meningkatkan validitas dari hasil analisis PCR (Hewajuli & Dharmayanti, 2013).
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.3.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel nyamuk Aedes, kit ekstraksi
(QIAamp Viral RNA Mini Kit), buffer PBS, 2X Quatifast mix 1, 2x Quantifast
RT Mix (Enzim), RNAse free water, primer (R,F), probe, dan kontrol positif.
4.3.4 Alat
Alat yang digunakan adalah vortex, sentrifuse, tube 1.5 mL, mikropipet
(1000, 200, 100, 20, 10 µL), aerosol barrier tips (1000, 200, 100, 20, 10 µL),
24
QIAamp Mini spin column, collection tube, alat ekstraksi otomatis (Qiacube),
BSC II, spin down, UV 4 PCR, mesin real time (Rotor Gene Q).
4.8. Prosedur Kerja
Secara garis besar prosedur identifikasi virus dengue serotipe DEN 2
terbagi menjadi lima tahap, yaitu pre-treatment nyamuk Aedes, ekstraksi RNA
nyamuk Aedes, pembuatan reagen mix, penambahan sampel, dan penganalisaan
dengan real time PCR (RT-PCR).
Reagen dengan 30 mL
ethanol absolut
sebelum dipakai
7 QIAamp Mini Suhu Ruang Ruangan Mix
Spin Column Reagen
8 Collection tube Suhu Ruang Ruangan Mix
Reagen
9 1,5 mL eppendorf Suhu Ruang Ruangan
tube Ekstraksi
10 Aerosol Barier Suhu Ruang Ruangan
Tips (1000 µL, Ekstraksi
200 µL, 100 µL,
20 µL, 10 µL)
Protokol yang ada diikuti dan pilihan “NEXT” ditekan hingga muncul “START”.
Initializing akan dilakukan oleh mesin dan apabila semua program telah sesuai
maka akan keluar remaining time. Proses telah selesai dilakukan apabila muncul
protocol has completed. RNA akan tersimpan di collection tube. RNA kemudian
disimpan di suhu -200C atau – 800C.
Tabel 2. Skema perhitungan kebutuhan mix ekstraksi QIAamp Viral RNA Mini
Kit
tube Reagen
7 Aerosol Barier Suhu Ruang Ruangan Mix
Tips (1000 µL, Reagen
200 µL, 100 µL,
20 µL, 10 µL)
8 Primer (R,F) Suhu -200C Ruangan Mix
Reagen
9 Probe Suhu -200C Ruangan Mix
Reagen
10 Kontrol Positif Suhu -200C Ruangan Mix
Reagen
2x Quantifast mix, primer-probe mix, RNAse free water dan template RNA
dicairkan (bila disimpan pada suhu -200C) dengan cara di spin down selama 15
detik. Semua komponen yang sudah dicairkan dapat dimasukkan dengan jumlah
yang telah dihitung ke dalam elution tube dengan menggunakan mikropipet.
Probe yang akan digunakan tidak boleh terpapar cahaya sehingga pada saat akan
memasukkan probe, lampu BSC harus dimatikan. Enzim tidak boleh terlalu lama
berada di suhu ruang, sehingga setelah digunakan harus segera dimasukkan ke
dalam freezer kembali agar komposisinya tidak rusak. Setelah semua tercampur
ke dalam tube, sebanyak 22 µL reagen mix induk di bagi ke dalam tujuh buah
tube (kontrol negatif (NTC), kontrol positif (PC), lima buah sampel) . Pada tube
kontrol negatif (NTC) ditambahkan 3 µL RNAse free water. Keseluruhan proses
ini dikerjakan di ruang mix reagen.
4.4.4. Penambahan Sampel
Reagen mix yang telah dibuat kemudian dibawa ke ruang add sample.
Sebanyak 3 µL RNA sampel kemudian ditambahkan ke dalam lima buah tube
reagen mix yang sudah disiapkan dan telah dilabeli sesuai urutan sampelnya.
Sebanyak 3 µL kontrol positif akan ditambahkan di ruang PCR sebelum dilakukan
analisis PCR.
4.4.5. Program Mesin PCR
Analisis PCR yang dilakukan menggunakan real time PCR. Program PCR
kemudian diatur sesuai dengan kondisi siklus sebagai berikut:
Tabel 5. Kondisi siklus
Tahapan Waktu Suhu Keterangan
Reverse 20 menit 500C RNA diubah menjadi cDNA
Transkripsi
Aktivasi 5 menit 950C Aktivasi enzim hotstar taq plus DNA
PCR initial polymerase dengan pemanasan
Denaturasi 15 detik 500C
Annealing 30 detik 500C
Total Siklus 40-45 Siklus tergantung jumlah template RNA dan
30
Nama Nilai Ct
33
NTC -
DEN-2 14,61
Nama Nilai Ct
Kontrol Positif DEN-2 39,94
Sampel 1 -
Sampel 2 -
Sampel 3 -
Sampel 4 19,10
34
Sampel 5 -
Nama Nilai Ct
NTC -
35
5.2.4. Tata Cara dan Alur Kerja di Laboratorium Virologi dan Immunologi
Metode deteksi dengan menggunakan PCR merupakan metode deteksi
yang sensitif dan sangat rentan terhadap kontaminasi sehingga diperlukan upaya
untuk mengurangi peluang terjadinya kontaminasi dalam setiap prosesnya. Salah
satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah melalui penataan ruang dan
peralatan. Ruang laboratorium virologi dan immunologi di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru
terbagi atas:
a. Ruangan bersih (clean room)
Ruangan bersih (clean room) digunakan untuk pembuatan reagen mix PCR.
Di dalam ruangan ini terdapat freezer -20oC yang digunakan untuk menyimpan
buffer, enzim, dan kit yang diperlukan untuk membuat reagen mix PCR. Semua
alat atau pun bahan dari ruangan ekstraksi tidak boleh dibawa masuk ke dalam
ruangan ini karena dapat menimbulkan kontaminasi. Selain itu, semua alat atau
pun bahan yang berada di ruangan mix juga tidak boleh dibawa keluar dari
ruangan.
b. Ruangan kotor
Ruangan kotor yang dimaksud adalah ruangan ekstraksi, add sample, dan
ruangan alat PCR. Ruangan ekstraksi berisi alat-alat dan bahan yang diperlukan
untuk melakukan proses ekstraksi. Sampel disimpan di dalam freezer -80oC yang
berada di ruangan ekstraksi. Reagen mix dan hasil ekstraksi nantinya akan dibawa
36
ke ruang add sample untuk mencampurkan sampel dengan reagen mix. Setelah
itu, akan dibawa ke ruangan PCR. Ruangan PCR merupakan ruangan untuk
menempatkan alat PCR dan melakukan analisis PCR.
Alur kerja yang dilakukan di laboratorium virologi dan immunologi harus
dilakukan secara berurutan. Apabila hanya ada satu orang petugas, maka petugas
harus membuat reagen mix di ruang mix terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan
isolasi asam nukleat (DNA tau RNA) di ruang ekstraksi untuk mengurangi
peluang terjadinya kontaminasi. Tetapi apabila terdapat dua atau lebih petugas,
petugas yang berada di ruang mix harus berbeda dengan petugas yang berada di
ruang ekstraksi. Selanjutnya, petugas yang melakukan add sample adalah petugas
yang melakukan ekstraksi. Sampel kemudian akan dibawa ke ruang alat PCR
untuk dianalisis. Berikut adalah denah dan alur kerja dari laboratorium virologi
dan immunologi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru:
Keterangan :
Satu petugas : ruang mix ruang ekstraksi ruang add sample ruang
PCR
Dua petugas : ruang mix (1 orang) ruang ekstraksi (1 orang) ruang add
sample (1 orang dari ruang ekstraksi) ruang PCR
Tiga petugas : ruang mix (1 orang) ruang ekstraksi (1 orang) ruang add
sample (1 orang) ruang PCR
Menurut Prasetyo (2009), idealnya untuk tahapan PCR, setiap ruangan
laboratorium telah memiliki pakaian dan sarung tangan tersendiri. Pakaian dan
sarung tangan tersebut tentunya harus dilepas sebelum melakukan pergantian
ruangan. Semua alat yang digunakan juga harus disterilisasi terlebih dahulu.
Sebelum menggunakan BSC, sebaiknya permukaan meja tersebut disterilisasi
dengan sinar UV dan dibersihkan dengan alkohol. Begitu pula dengan alat yang
akan dimasukkan ke dalam BSC.
37
komponen yang berbeda. Ada pun beberapa pengujian ulang yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
1) Pengujian dengan menggunakan kontrol positif yang sama dan reagen mix
yang sama. Apabila hasil analisa RT-PCR memenuhi standar, maka
kemungkinan noisy dan ketidakvalidan data disebabkan oleh adanya error
pipetting.
2) Pengujian dengan menggunakan kontrol positif yang berbeda dan reagen mix
yang sama. Apabila hasil analisa RT-PCR memenuhi standar, maka
kemungkinan noisy dan ketidakvalidan data disebabkan kontrol positif yang
rusak.
3) Pengujian dengan menggunakan kontrol positif yang sama dan reagen mix
yang berbeda. Apabila hasil analisa RT-PCR memenuhi standar, maka
kemungkinan noisy dan ketidakvalidan disebabkan oleh kerusakan pada
reagen (enzim, probe atau primer).
Setelah dilakukan pengujian ulang, hasil analisis RT-PCR menunjukkan
grafik yang memenuhi standar, yaitu baseline terbentuk, kontrol positif muncul,
nilai Ct baik, terjadi amplifikasi (20-25). Nilai Ct dikatakan valid apabila nilainya
kurang dari 33. Pada pengujian ulang nilai Ct yang terbentuk berkisar antara 16 –
26 sehingga dapat dikatakan valid.
28
BAB VI
5.3. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Kerja Praktik ini adalah
mahasiswa mendapat pengetahuan, keterampilan, pengalaman bekerja di dunia
kerja, dan gambaran terkait keadaan umum di Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru serta mahasiswa
mampu memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktik. Selain itu,
mahasiswa juga dapat mengetahui cara mengidentifikasi virus dengue serotipe
DEN-2 dengan metode Real Time PCR (RT-PCR) di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru.
Pada identifikasi yang dilakukan menunjukkan hasil yang tidak valid. Hal
ini dikarenakan kontrol positif dari serotipe DEN 2 tidak mengalami amplifikasi.
Akan tetapi, sampel 4 mengalami kenaikan pada nilai Ctnya dengan nilai 19,10.
Hasil ini dianggap tidak valid karena kontrol positif DEN 2 yang digunakan tidak
menunjukkan adanya kenaikan kurva.
5.4. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah dalam pelaksanaan Kerja Praktik,
mahasiswa perlu mencari informasi terlebih dahulu mengenai instansi terkait.
Selain itu, mahasiswa sebaiknya lebih giat lagi untuk memahami berbagai teori
terkait bidang minat yang akan diajukan untuk kerja praktik dan berlatih
keterampilan selama berpraktikum agar tidak kaku selama bekerja di
Laboratorium.
29
DAFTAR PUSTAKA
Porter, K.R., C.G. Beckett, H. Kosasih, R.I. Tan, B. Alisjahbana, P.I.F. Rudiman,
S. Widjaja, E. Listiyaningsih, C.N Ma’roef, J.L.M. Ardle, I. Parwati, P.
Sudjana, H. Jusuf, D. Yuwono, & S. Wuryadi. 2005. Epidemiology of
Dengue and Hemorrhagic Fever in A Cohort of Adult Living in Bandung,
West Java, Indonesia. J. Trop. Med. 72(1) : 60-66.
Prasetyo, A.A. 2009. Materi Asistensi Biomedik. Fakultas Kedokteran UNS, Solo.
Santoso, T.J., S.H. Hidayat, M. Herman, & Sudarsono. 2013. Aplikasi Teknik
Polymerase Chain Reaction (PCR) Menggunakan Primer Degenerate dan
Spesifik Gen AV1 Untuk Mendeteksi Begomovirus Pada Tomat
(Lycopersicon esculentum Mill.). J. Hort. Indonesia. 4(3) : 140-149.
Tunissea, A., D. Widiastuti & N. Wijayanti. 2012. Uji Teknik RT-PCR Untuk
Pemeriksaan Virus Dengue-3 Pada Nyamuk Aedes aegypti yang Diinfeksi
Secara Intrathoral. Widyariset. 15(2) : 479.484.
TOILET
RUANG ADD
RUANG MIX
SAMPLE
RUANG RUANG
EKSTRAKSI IMMUNOLOGI
RUANG
RUANG PCR
STAFF
32
1 ntc Unknown
2 den 1 Unknown
3 ntc Unknown
1 NTC Unknown
2 D1 1 Unknown
3 D1 2 Unknown
4 D1 3 Unknown
5 D1 4 Unknown
6 D1 5 Unknown
7 PC D1 Unknown
8 PC D2 Unknown 39.94
9 D2 1 Unknown
10 D2 2 Unknown
11 D2 3 Unknown
12 D2 4 Unknown 19.10
33
13 D2 5 Unknown
7) Ruang Ekstraksi