2. Sumber Materi
Abkin. (2007). Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Layanan BK dalam Jalur Pendidikan
Formal. Jakarta: Depdiknas.
____. (2012). 6 Hal yang Menyebabkan Malas untuk
Belajar. [Online]. Tersedia:
http://forum.kompas.com/teras/61882-6-hal-yang-
menyebabkan-malas-untuk-belajar.html[19 Maret 2014]
______. (2012). Mengatasi Rasa Malas Ketika
Belajar. [Online]. Tersedia:
http://kompendo.blogspot.com/2012/05/mengatasi-rasa-
malas-ketika-belajar.html[19 Maret 2014]
2. Sumber Materi
Abkin. (2007). Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Layanan BK dalam Jalur Pendidikan
Formal. Jakarta: Depdiknas.
______. (2011). Tips Mengoptimalkan Waktu. [Online].
Tersedia:
http://pustakalaka.wordpress.com/2011/07/24/tips-
mengoptimalkan-waktu/[9 November 2012]
5. Topik : Who Am I?
Berdasarkan hasil need asessmen disusun satuan layanan sebagai berikut:
Mata Layanan : Layanan Dasar
Bidang Bimbingan : Bimbingan Kelompok
Jenis Bimbingan : Pribadi-sosial
Standar : Pengembangan Pribadi
Kompetensi
Tujuan : Siswa mengenal dirinya sendiri dan mampu mengatasi
kelemahannya dengan caranya sendiri.
Kompetensi Dasar : Menerima keadaan diri secara positif.
Indikator : 1. Siswa mengetahui dan menerima kelemahan dan
kelebihan didalam dirinya.
2. Siswa bisa memperbaiki dan mengembangkan
kemampuan maupaun kekurangan dirinya.
Topik : Who am i?
Waktu : 1 x 40 menit
Sasaran / Semester : Genap
Metode dan Teknik : Diskusi.
Alat dan Bahan : Kertas dan Alat tulis
Langkah-langkah : Awal:
1. Kegiatan diawali oleh pembukaan dari konselor
dengan mengucapkan salam dan bertanya kabar para
siswa.
2. Konselor meminta salah satu siswa untuk memimpin
do’a.
3. Konselor meminta kesiapan para siswa dan
menjelaskan tujuan simulasi dan waktu yang akan
digunakan.
Transisi:
1. Konselor meminta siswa menyiapkan kertas dan alat
tulisnya.
Kerja:
Eksperientasi:
Siswa diberikan sebuah tugas untuk menuliskan
tentang dirinya, kelemahan, kelebihanna lalu diputar
keteman kelompoknya sampai kembali pada pemiliknya
masing-masing. Setelah itu siswa diajak berdiskusi
tentang pendapat yang disampaikan oleh teman-temannya
tentang dirinya.
Identifikasi:
1. Konselor meminta pendapat siswa lain.
Analisis:
1. Apa yang dipelajari dari simulasi tadi?
Generalisasi:
1. Apa yang akan dilakukan untuk siswa kedepannya?
Terminasi:
Refleksi umum:
Konselor menjelaskan kesimpulan dari simulasi ini
Tindak lanjut:
Konselor memberikan penguatan dan memberikan
kesempatan terbuka pada siswa yang ingin melakukan
konseling.
Evaluasi : Proses: Apabila siswa memperhatikan materi dengan
seksama, melaksanakan tugas dengan antusias maka
layanan yang yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
siswa
Isi: siswa mengetahui maksud dari layanan yang
diberikan
Hasil: (Terlampir)
Lampiran : 1.Materi pelayanan
Bagaimana Menganalisis Potensi Diri ?
Sebenarnya analisis potensi dir itu hal yang
mudah, meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa
untuk mengetahui diri seseorang itu lebih jauh
merupakan hal yang sulit. Namun, dibalik kesulitan itu
terdapa kemudahan karena akan selalu kemudahan
ditengah-tengah kesulitan.
9. Topik: Cita-citaku
Bidang Bimbingan : Karir
Jenis Bimbingan : Konseling kelompok
Tema : Cita-citaku
Deskripsi : Tujuan:
Pemenuhan Anggota bisa mengembangkan kemampuan yang di
Masalah miliki agar berguna diamasa yang akan datang.
Peran Konselor:
Para konselor kelompok diharapkan dapat berperan aktif
dan direktif dalam kelompoknya dan menerapkan
pengetahuannya mengenai prinsip-prinsip prilaku dan
ketrampilan untuk memecahkan masalah.
Konseptualisasi : Teori: Pendekatan Prilaku
Tokoh: Andrew Satler
Inti:
Pendekatan ini merupakan pendekatan indiktif yang
menerapkan metode eksperimen didalam proses
terapeutik. Dalam beberapa bentuk konseling kelompok,
perencanaan kegiatan itu tidak dilakukan atau tidak
dipersoalkan, karena kelompok seperti itu sebelumnya
telah dirancang untuk suatu tujuan khusus tertentu.
Proses / Langkah : Persiapan:
1. Kegiatan diawali oleh pembukaan dari konselor
dengan mengucapkan salam dan bertanya kabar para
siswa.
2. Konselor meminta salah satu siswa untuk memimpin
do’a.
3. Konselor meminta kesiapan para siswa dan
menjelaskan tujuan simulasi dan waktu yang akan
digunakan.
Pembuka:
1. Konselor mengumpulkan anggota kelompok untuk
menetapkan waktu pertemuan, tempat pertemuan dan
tujuan pertemuan tersebut.
2. Konselor mengatur posisi duduk siswa untuk
membuat lingkaran
3. Selanjutnya konselor mulai memperkenalkan diri,
setelah itu konselor mempersilahkan anggota
kelompok untuk memperkenalkan diri.
4. Konselor menyampaikan tujuan yang ingin dicapai,
bahwa konselor berharap dengan adanya konseling
kelompok disini, anggota kelompok bisa lebih
nyaman dan lebih terbuka menyampaikan pendapatya.
Pada tahap ini konselor juga menyampaikan aturan-
aturan hak serta kewajiban konselor dan anggota.
Transisi:
1. Konselor menjelaskan tata-tertib kegiatan.
2. Pemimpin kelompok memverivikasi kesiapan anggota
serta menjelaskan kembali tujuan serta jaminan
kerahasiaan kelompok.
Inti:
1. Tiap anggota kelompok secara bergantian
mengemukakan Masalah dan kebutuhannya saat ini.
Anggota diharapkan untuk mengatakan perasaannya
secara langsung, tanpa mencoba menutup-nutupi dan
memilah hal yang baik saja.
2. Menentukan musyawarah untuk menentukan masalah
siapa yang harus diprioritaskan dan urutan berikutnya.
3. Anggota kelompok secara bergantiaan menyampaikan
pendapatnya tentang anggota kelompok yang lain.
4. Memberikan respon dan mendiskusikan masalah dan
kebutuhan anggota yang telah disampaikan.
Penutup:
1. Pemimpin kelompok menyampaikan kelompok akan
segera berakhir.
2. Pemimpin menyampaikan kesan dan pesan.
3. Anggota kelompok menyampaikan kesan dan pesan.
4. Mendiskusikan rencana pertemuan selanjutnya dan
masalh selanjutnya.
5. Konselor meminta pemimpin kelompok memimpin
doa.
Evaluasi : Proses :
Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan
dengan sungguh-sungguh.
Isi:
Siswa mengikuti intruksi dan mulai memahami bahwa
mengembangkan kemampuannya itu akan berguna
dimasa yang akan datang.
Hasil:
Siswa mulai memperbaiki diri untuk lebih fokus pada
cita-citanya yang ingin dicapai.
Tindak Lanjut : Konselor memberikan penguatan.
Referensi : Natawidjaja, Rochman. (2009). Konseling Kelompok
(Konsep Dasa dan Pendektan). Bandung: Rizqipress.