7.6.2.2 SK Penanganan Pasien Gawat Darurat
7.6.2.2 SK Penanganan Pasien Gawat Darurat
PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS MENINTING
Nomor : 02-2.2-01/SK/III/2016 /
TENTANG
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS MENINTING,
Menimbang : a. bahwa pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dipandu oleh kebijakan dan
prosedur yang berlaku;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a diatas, dipandang perlu ditetapkan dengan
keputusan pemimpin Unit Pelaksana Teknis Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas Meninting tentang penanganan pasien gawat darurat;
MEMUTUSKAN
Kesatu : Penanganan pasien gawat darurat sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Dokumen yang berkaitan tentang penanganan pasien gawat darurat disusun secara
terpisah dari surat keputusan ini.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana
mestinya
Ditetapkan di : Meninting
pada tanggal : 01 Maret 2016
PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS MENINTING,
QUDUSIYAH FAHRIATI
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSKESMAS MENINTING
NOMOR 02-2.2-01/SK/III/2016
TENTANG
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
1. Penanganan pasien gawat darurat dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang berlaku.
2. Prosedur yang berlaku disusun dalam bentuk standar operasional prosedur (SOP) penanganan pasien gawat darurat.
3. Mengidentifikasi kasus-kasus gawat darurat yang biasa terjadi di wilayah Unit Pelaksana Teknis Badan Layanan Umum
Daerah Puskesmas Meninting.
4. Penanganan kasus-kasus gawat darurat dilakukan di ruang gawat darurat dan di ruang bersalin.
5. Penanganan kasus-kasus gawat darurat dilakukan bukan berdasarkan urutan kedatangan pasien, melainkan
berdasarkan urutan kegawat-daruratan pasien setelah pemilahan triage.
6. Penanganan kasus-kasus gawat darurat yang dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas Meninting sesuai dengan kemampuan dan batas kewenangan yang ditentukan.
7. Penanganan kasus-kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan lebih lanjut (rujukan ke fasilitas kesehatan
lanjutan), maka terlebih dahulu dilakukan penanganan awal untuk menstabilkan kondisi pasien sebelum dirujuk.
8. Sebelum dilakukan tindakan penanganan kasus-kasus gawat darurat, sebaiknya penanggung-jawab pasien telah
mendapatkan penjelasan tentang tindakan yang dilakukan serta menandatangani surat persetujuan melakukan tindakan
(informed consent).
9. Apabila penanggung-jawab pasien belum ada / tidak ada / pasien kondisi kritis, maka petugas dapat melakukan
tindakan untuk menyelamatkan jiwa pasien terlebih dahulu. Dan setelah itu, petugas segera melengkapi informed
consent yang disediakan.
10. Untuk kasus-kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan medis tetapi penanggung-jawab pasien menolak tindakan
medis, maka penolakan tindakan medis mengikuti ketentuan / aturan yang berlaku.
11. Untuk kasus-kasus gawat darurat yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan, maka prosedur rujukan
mengikuti ketentuan / aturan yang berlaku.
12. Untuk kasus-kasus gawat darurat yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan tetapi penanggung-jawab
pasien menolak rujukan, maka prosedur penolakan rujukan mengikuti ketentuan / aturan yang berlaku.
13. Untuk kasus-kasus gawat darurat yang sembuh / pulang paksa, maka pemulangan pasien mengikuti ketentuan / aturan
yang berlaku.
14. Untuk kasus-kasus gawat darurat yang tidak tertolong / meninggal dunia, maka pemulangan jenazah mengikuti
ketentuan / aturan yang berlaku.
QUDUSIYAH FAHRIATI