PEMBANGUNAN
GEDUNG PARKIR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG, JAWA BARAT
Jl. Dr Setia Budhi No 229
1
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
B. PERSIAPAN
C. METODE PEKERJAAN
D. PENGENDELIAN MUTU
E. K3L
F. PENUTUP
2
PENDAHULUAN
3
A. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Di dalam pengelolaan suatu proyek perlu adanya sebuah perencanaan yang matang
sehingga di dalam proses pelaksanaannya dapat sesuai dengan target.
Sehingga perlu adanya sebuah metode pelaksanaan yang 'dibuat sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor ( Penyedia Jasa ) dalam hal ini
mampu memberikan sebuah metode kerja yang sesuai dengan tujuan Proyek,
sehingga waktu, mutu dan harga dapat tercapai . Hal tersebut dapat
menjadi jaminan pemberi tugas ( Owner ) dalam pelaksanaan proyek tersebut.
2. Lokasi Proyek
4. Desain perencanaan
6. Spesifikas Teknis
4
1. DATA UMUM PROYEK
WAKTU
150 (Seratus Lima Puluh Hari) hari kalender.
PELAKSANAAN
Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl Dr Setiabudhi 229,
LOKASI
Bandung.
5
2. LOKASI PROYEK
LOKASI PROYEK
6
3. RENCANA AKSES MASUK PROYEK
Proyek ini terletak di wilayah kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, untuk itu perlu dijaga baik dari segi keamanan,
kebersihan dan Traffic Managementnya, sehingga diperlukan adanya Koordinasi dengan pihak Manajemen Lingkungan Kampus, dan
Satuan Keamanan Proyek "
LOKASI PROYEK
7
4. DESAIN PERENCANAAN
8
9
5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan papan nama proyek
Pekerjaan Direksi Keet
Pekerjaan Pondasi Tower Crane
2. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
Pekerjaan Pile Cap
Pekerjaan Pit Lift
Pekerjaan Retaining Wall
Pekerjaan Tie Beam
Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Parapet Beton
Pekerjaan Ramp
Pekerjaan Lantai Beton
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Balok
3. Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Pasangan Dinding/Plesteran/Acian/Keramik
Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu
Pekerjaan Lantai Keramik/Floorhardener
Pekerjaan Pengecetan
10
6. SPESIFIKASI TEKNIS
A. Pekerjaan Struktur
NO NAMA MATERIAL SPESIFIKASI MERK
1 Spun Pile Dia 50
2 Pile cap, Sloof, Beton K-350
Pelat lantai
, Kolom, Balok
3 Baja tulangan BJTD FY=400 Mpa
4 Wiremesh Standar SNI 07-0663-
1995
4 Semen Standar SNI 15-2049-
1994
5 Batu koral/ Split Standar PBI 1971
6 Pasir beton SNI 03-2834-1992
B. Pekerjaan Arsitektur
11
PERSIAPAN
12
C. PERSIAPAN
PENDAHULUAN
1. Koordinasi Teknis
2. Struktur Organisasi
3. Pembersihan lokasi
4. Pengukuran dan pemasangan bouwplank
5. Mobilisasi dan Demobilisasi
6. Site Facilities
7. Site Plan
8. Sequence Kerja
8. Pembuatan Gambar kerja/Shop drawing
12. Pengadaan Material & Alat
13. Pekerjaan Pengetesan
14. Rambu dan APD
1. KOORDINASI TEKNIS
13
2. STRUKTUR ORGANISASI
14
3. PEMBERSIHAN LOKASI
Sebelum mulai kegiatan pekerjaan dilapangan, maka pada tahap pertama dilakukan
persiapan awal yaitu : Pembersihan lokasi semak-semak rumput dan pohon, yang
akan dipergunakan untuk penempatan Direksi Keet, Keet Kontraktor, Transit
Material, Gudang, Barak dll. Adapun pembersihan lokasi tersebut untuk persiapan
penempatan peralatan, Material dan lokasi Gudang dan Pos Jaga dll.
15
4. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
16
5. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
MOBILISASI :
Yang dimaksud mobilisasi adalah pengiriman atau pengerahan sumber daya manusia,
barang / material, alat sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka
mengoperasikan suatu proyek yang disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Mobilisasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek , Untuk
mobilisasi Sumber Daya Manusia dan peralatan akan didatangkan dari Kantor pusat
(Bandung ) atau Proyek lain yang sudah selesai.
DEMOBILISASI :
Adapun demobilisasi adalah Pengembalian / pemulangan Sumber Daya Manusia
atau peralatan Yang sudah selesai kebutuhan /pekerjaan dari suatau proyek ke asal
sumber daya Manusia atau peralatan tsb.
Jenis
Peralatan/ Perlengkapan
No Jumlah Satuan
1 Alat Pancang 1 Unit
2 Excavator 1 Unit
4 Tower Crane 1 Unit
5 Dump Truck 2 Unit
6 Genset 1 Unit
7 Concrete Mixer 2 Unit
8 Scafolding (minimal) 1000 Unit
9 Vibrator Beton 2 Unit
10 Pompa Air 2 Unit
11 Stemper 2 Unit
12 Alat Penyipat Datar/Theodolite 1 Unit
13 Alat Ukur 2 Unit
14 Alat Pemotong Besi 4 Unit
15 Alat Pemotong Keramik 4 Unit
16 Mesin Las 2 Unit
17 Concrete Pump 2 Unit
17
6. SITE FASILITIES
3. Type Proyek, besar kecilnya nilai Proyek bisa menentukan besar atau kecilnya
Keet Kontraktor/Direksi keet yang akan digunakan dan hal ini berbanding lurus
denganbesar atau kecilnya aktifitas Karyawan yang akan terlibat di dalamnnya
18
B. Pagar dan Pintu Keluar Masuk Proyek
C. Jalan Kerja
Akses atau jalan kerja di dalam proyek dibuat untuk lalu lintas pekerjaan di lapangan
yang meliputi alat-alat berat, concrete pump, concrete mixer, dump truck dan juga
kendaraan pengangkut material yang lain.
19
Pada proses pembuatannya, jalan kerja ini harus dibuat dengan baik dan kuat
meskipun bersifat sementara karena jalan kerja yang baik akan sangat membantu
dalam proses pekerjaan di lapangan sehingga tidak menimbulkan masalah pada saat
lalu lintas pekerjaan di lapangan berlangsung. Jalan kerja ini dibuat dengan
perkerasan sirtu padat dan juga lapisan lain yang tidak mudah rusak jika terjadi
hujan, bisa juga berupa beton bertulang dengan proses konvensionalataupun
precast
D. Workshop/Pabrikasi
Workshop adalah salah satu fasilitas proyek yang dibuat untuk menunjang
kegiatan pabrikasi. Bangunan workshop dibuat dengan kondisi bangunanterbuka
dalam hal ini bertujuan agar dalam kegiatan pabrikasi pekerja bisa merasa nyaman .
Penempatan workshop harus disesuaikan dengan lokasi stok material yang akan
dipabrikasi hal ini untuk mempermudah alur material itu sendiri dari mulai
pengadaan sampai pemasangan dilapangan. Adapun bangunan workshop difungsikan
untuk melaksanakan beberapa kegiatan pabrikasi sebagai berikut :
1. Pabrikasi besi, adalah Los kerja besi yang digunakan untuk kegiatan potong
bengkok besi sesuai dengan gambar kerja/shop drawing
2. Pabrikasi bekisting, adalah Los kerja kayu yang digunakan untuk kegiatan
pembuatan bekisting balok, dinding, pelat lantai, kolom dan pekerjaan kayu lainnya.
E. Gudang Material/Peralatan
Gudang adalah bangunan yang difungsikan untuk menyimpan material dan alat ya ng
akan digunakan untuk kebutuhan Proyek.
20
Gudang merupakan bangunan tertutup karena sebagian besar material-material yang
disimpan didalamnya adalah material-material yang membutuhkan penanganan
khusus yang sangat terpengaruh oleh kondisi cuaca seperti contohnya
Gudang alat digunakan untuk menyimpan alat-alat bantu seperti : alat-alat
pengukuran , alat-alat bantu pengecoran, alat-alat bantu pekerjaanfinishing
dan lain-lain
F. Toilet Pekerja
Untuk memenuhi kebutuhan sanitasi para karyawan dan pekerja maka diperlukan
toilet.
Sebagai fasilitas sanitasi para pekerja maka disediakan toilet portable di dekat
lokasi pekerjaan/BarakPekerja, sedangkan untuk kebutuhan sanitasi dilapangan
disediakan tempat buang air kecil portable
21
Untuk memenuhi kebutuhan listrik dari peralatan proyek dan lampu penerangan dan
lain lain maka dibutuhkan intalasi listrik yang memadai
Selama pekerjaan pelaksanaan proyek diperlukan air bersih untuk memenuhi
kebutuhan air bersih karyawan, pekerjaan finishing, curring beton, perawata sample
beton dan lain lain.
H. Tower Crane
Di dalam Lembar Data Pemilihan menyatakan bahwa menggunakan Tower Crane
TC. 1 Buah dengan radius 55 m. Namun dengan mempertimbangkan area jangkauan
Mobil Crane yang tidak dapat menjangkau keseluruhan area bangunan (lihat
gambar), maka diperlukan Tower Crane.
22
7. SITE PLAN
Keterangan :
A. Bangunan parkir
B. Direksi Keet
C. Gudang Material
D. Bedeng Pekerja
E. Area Pabrikasi
F. Tower Crane (Radius 55 m)
G. Gerbang/Penurunan Material
H. Perumahan Penduduk
23
8. SEQUENCE KERJA
24
9. PEMBUATAN GAMBAR KERJA/SHOP DRAWING
Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin kerja dari Pemilik Proyek
untuk memulai pekerjaan di lapangan.
Setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan shop drawing yang
memuat semua ukuran-ukuran, dimensi dan informasi secara detail dan disetujui dahulu oleh
pengawas lapangan sebelum digunakan sebagai pedoman untuk melaks anakan pekerjaan.
MULAI
DI CHECK OLEH
PENGAWAS
SETUJU
25
10. PENGADAAN MATERIAL DAN PERALATAN
Pengadaan seluruh bahan dan material kebutuhan pelaksanaan kontruksi pembangunan dapat
dilakukan setelah mendapat ijin atau perstujuan tertulis dari pengawas dan pemberi kerja.
Adapun proses perolehan ijin persetujuan bahan dan material diajukan tertulis disertai dengan
contoh material, brosur/data teknis material, dan spesifikasi material.
LOGISTIK PROYEK
Bukti Permintaan
Rencana Kerja Pengajuan Permintaan
Bahan
Lapangan Bahan
( Jenis Spesifikasi & Volume )
SE/SM/PELAKSAAN
Pemeriksaan Pengujian
LOGISTIK KANTOR
Pemeriksaan Pengujian
DIREKTUR UTAMA
MONITORING
BUKTI PEMBELIAN
LOGISTIK BAHAN KEUANGAN
PENGADAAN MATERIAL
KARTU BAHAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai rambu-rambu peringatan harus sudah terpasang seperti
rambu K3 dan mempersiapkan APD untuk Staff dan Para Pekerja. karena dalam pelaksanaan
pekerjaan ini diharapkan zero accident.
27
METODE KERJA
1. PEKERJAAN STRUKTUR
28
LINGKUP PEKERJAAN
A. Pekerjaan Tanah
B. Pekerjaan Pondasi Spun Pile
C. Pekerjaan Bobokan Kepala Tiang
D. Pekerjaan Pemasangan Tower Crane
E. Pekerjaan Pile Cap
F. Pemasangan Tower Crane
G. Pekerjaan Sloof
H. Pekerejaan Balok dan Pelat Lantai
I. Pekerjaan Kolom
J. Pekerjaan Tangga Beton
K. Retaining Wall
29
A. Pekerjaan Tanah
Galian Tanah
Galian tanah merupakan awal pekerjaan untuk melakukan pekerjaan Basement, pile cap dan
sloof.
Galian tanah ini harus dilaksanakan menurut ukuran gambar kerja agar tidak terjadi
kesalhan dikemudian.
30
31
1. Penggalian dilakukan backhoe dan material langsung di dumping ke dump truck (posisi
dump truk yang optimal dimana sudut swing bucket backhoe 45 derajat – 90 derajat)
tinggi galian sesuai perhitungan tinggi kritis, untuk mempercepat penyelesaian lokasi
dibuat 2 zona masing masing 1 alat penggali/backhoe
2. Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian dibawah muka air tanah
dilakukan pekerjaan dewatering.
3. Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan jarak disposal dica ri jarak
terdekat dan yang perlu diperhatikan diusahakan tanah galian tidak berjatuhan di jalan
dengan cara menutup bak dump truk dengan terpal
32
DENAH GALIAN
BASEMENT
Galian Basement
33
Urugan Tanah
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras.Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah tersebut
dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat sta mper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapatberasal dari hasil
galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanahdihamparkan kemudian dipada tkan lapis
demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi
teknis.
Lantai Kerja
Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan mutu
beton K-100 (1 PC : 3 PS : 5 KRKL). Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah
diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm diletakkan diatas
permukaan tanah, setelahlantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi
/Pondasi Poer/Sloof.
Pondasi yang digunakan pada proyek ini adalah Spun Pile Diameter 500 mm. Pekerjaan pondasi
Pancang umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek . Oleh karena itu langkah awal
yang dilakukan adalah pekerjaan pengukuran titik Pancang. Pekerjaan Pancang ini sebaiknyan
dikerjakan sebelum peralatan proyek masuk agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan
Pemancangannya, Sebelum dilaksanan pemancangan lebih dulu dilakukan pekerjaan pengukuran,
Dari pengukuran ini didapat suatu acuan yang akurat antara koordinat pada shop drawing dan
kondisi lapangan. Berikut adalah tahapan pekerjaan :
34
Tahapan Pekerjaan Tang pncang
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok
titikpancang yang telah ditentukan.
Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang
Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang dipasang pada helmet yang
telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang
Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan.
Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay‟ sambildiperiksa
dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul -betul vertikal
Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem deng an center gate”pad
dasar“driving lead” agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,terutama untuk
tiang batang pertama.
Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontinyuke
atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berik utnya bila
level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang
diharapkan belum tercapai.
melaksanakan kalendering pada saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final
Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log.
Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuai shop drawing .
35
Lokasi cukup padat dan rata; Persiapan Mobilisasi dari
Pengadaan Spun pile
siap untuk mobilisasi mesin workshop
36
C. Pekerjaan Potongan Kepala Pancang
Setelah pekerjaan pondasi pancang sudah dilaksanakan maka setelah pekerjaan galian maka
dilanjutkan dengan pekerjaan pemotongan kepala pancang.
Pekerjaan pemotongan kepala pancang mengikuti arah pekerjaan pemancangan
Adapun material utama, peralatan, tenaga dan peralatan
K3L sebagai berikut :
- - Pelaksana
- Tukang
BAHAN TENAGA - Mekanik
- Pengukuran
- Pekerja
- Concrete Cutter - Sepatu Lapangan
- Gurinda - Sarung tangan
ALAT - pahat Bobok K3L - Helm
- Mesin las, Genset, Bor - Masker
- Palu Besar
37
D. Pekerjaan Pile Cap
Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile yang tersisa di permukaan
tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja
yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 800 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung
dari jumlah tiang yang tertanam.
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus
disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima kepala kolom, pile cap
juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang.
Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang
akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah
pondasi yang diikat menjadi satu.
Pekerjaan Pile cap ini memerlukan material, alat, tenaga dan perlengkapan K3LM seperti
dibawah ini :
38
Tahapan Pile Cap
Untuk transportasi material dari stok material ke lokasi pekerjaan , maka proyek
Gedung Parkir ini akan menggunakan alat angkat Tower Crane 1 unit dengan jangkauan 60 m,
yang akan dipasang sesuai site plan agar tower crane bias menjangkau setiap posisi.
Pekerjaan podasi Tower Crane dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan Pile, urutan
pekerjaan pemasangan sebagai berikut :
1. Mobilisasi segment Tower crane ke Site
2. Pemasangan besi tulangan Tower crane dan pengecoran tower crane
3. Pasang using anggle
4. Pengecoran pondasi dengan slump dan mutu beton sesuai dengab ketentuan
39
5. Pemasangan segment Tower crane menggunakan mobil crane dengan kapasitas yang
memadai
40
7. Pemasangan Counter weight (beban Penyeimbang)
41
F. Pekerjaan Sloof
Sloof adalah balok yang menumpu pada permukaan tanah, tie beam digunakan untuk
menghubungkan antara pile cap yang satu dengan pile cap yang lain. Fungsi sloof adalah
meratakan gaya beban bangunan, sebagai balok penahan gaya reaksi tanah, bila ada penurunan
tanah pada bagian bangunan dengan adanya sloof maka penurunan tanah nya akan sama, dan
sebagai peningkatan kekakuan antar poer, Pekerjaan sloof ini memerlukan material, alat, tenaga
dan perlengkapan K3L seperti dibawah ini :
42
43
Pelaksanaan :
1. Bersihkan area yang akan dicor dengan compressor
2. Pasang batas pengecoran , Pengecoran dihentikan pada pada jarak 1/4 bentang dari tumpuan
3. Seton dengan mutu yang disyaratkan dituang ke gerobak untuk dilakukan pengujian
slump
4. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan , maka beton dituang di bucket pada
concrete pump kemudian disaluran ke area yang akan di cor
5. Pada sambungan beton lama dan baru disiram
dengan calbond ( super bonding agent )
6. Ratakan beton dengan kayu dan padatkan beton dengan concrete vibrator
7. Cek elevasi dengan alat ukur yang sudah terkalibrasi
8. Pengecoran dihentikan pada zone pengecoran
9. Lakukan curing selama± 1 minggu
44
H. Pekerjaan Kolom
Pembagian petahapan serta arah pekerjaan kolom pada proyek gedung parkirr ini
sudah diuraikan dalam pekerjaan balok dan plat lantai.
Bekisting yang digunakan pada proyek ini yaitu berbentuk lingkaran. Pembongkaran
bekisting kolom pada proyek ini dilakukan 1 hari setelah pengecoran. Sesuai dengan
peraturan pekerjaan konstruksi pengembangan Fasilitas layanan Perpustakaan
nasional.Pekerjaan pengecoran kolom menggunakan baket cor yang diangkat dengan mobil
Crane, sehingga tidak mengganggu aktivitas concrete Pump pada pekerjaan balok dan plat
lantai.
Penggunaan material, alat, tenaga dan perlindungan K3LM adalah sebagai berikut :
Material utama :
45
- Besi tulangan - Pelaksana
- Papan bekisting - Mandor
BAHAN - Kawat bendrat TENAGA - Pekerja harian
- Beton - Tukang kayu
- Paku - Tukang besi
- Palu - Sepatu Lapangan
-Beton Mesin - Sarung tangan
ALAT - Vibrator K3L - Helm
- Pacul - Masker
- Gergaji besi dan kayu - Body Harnes
46
Pekerjaan Bekisting Kolom
47
Pekerjaan Pengecoran Kolom
I. Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Penulangan dan Bekisting Tangga
48
Pekerjaan Pengecoran Tangga
Retaining wall adalah struktur yang memegang kembali tanah atau batu dari sebu ah bangunan,
struktur atau area. Dinding penahan gerakan atau downslope,mencegah erosi dan menyediakan
49
dukungan untuk vertikal atau hampir vertikal. struktur yang menahan air, kadang -kadang juga
dianggap sebagai dinding penahan. . Dinding penahan umumnya terbuat dari batu, batu, bata ,
beton, vinyl, baja atau kayu. Setelah populer sebagai bahan penahan yang tidak mahal, rel telah
jatuh dari penggunaan karena perhatian lingkungan.
K. Pekerjaan Parapet
2. PEKERJAAN ARSITEKTUR
50
Lingkup pekerjaan arsitektur pada proyek Pembangunan Gedung Akuntansi, Manajemen
Informatika dan Prasarana Luar di Politeknik Negeri Subang ini Meliputi :
1.
51
Pekerjaan Plesteran dan Acian
Pekerjaan Kusen
52
B. Pekerjaan Pengecatan
C. Pekerjaan Keramik
1. Bersihkan lokasi kerja dari puing puing material dan debu yang
2. Marking level lantai,elevasi permukaan lantai dan starting point granit. Semua kegiatan
ini mengacu pada level dan as ruangan awal
53
3. Siapkan pemasangan keramik HT dengan acuan yg berawal dari garis benang kepalaanyg
telah dibuat
4. Taburkan semen khusus keramik HT diatas mortar yg sudah rata, bertujuan agar air
dipermukaan mortar
5. Grouting naad dilaksanakan setelah dilakukan pengecekan, dan perbaikan keramik.
Grouting dilakukan setelah pemasangan± 1 minggu
D. Pekerjaan Waterproofing
Pekerjaan waterproofing biasa dilakukan pada struktur beton area atap bangunan atau dibawah
lantai toilet gedung dengan maksud untuk mencegah terjadinya kebocoran air ke lantai
dibawahnya. pekerjaan waterproofing memerlukan pengerjaan dan pengawawan yang baik dan
benar agar tidak terjadi kebocoran yang tentunya akan sangat merepotkan dikemudian hari ,
untuk mengatasi hal ini kita dapat mencoba berbagai metode waterproofing membrane yang
paling baik untuk menghasilkan pekerjaan waterproofing terbaik tentunya.
Untuk melaksanakan pekerjaan waterproofing kita perlukan bebarapa alat bantu seperti sikat,
sapu dan kape. sedangkan bahan-bahan yang disiapkan dalam metode cara pemasangan
waterproofing membrane ini antara lain:
1. bahan primer coating
2. waterproofing membrane
3. screed beton
4. acian halus
5. kawat ayam
6. dan alat-alat bantu pekerjaan waterproofing lainya menyesuaikan kebutuhan kerja dan
kondisi lapangan.
54
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating dilaksanakan mengikuti la ngkah-langkah sebagai
berikut :
Persiapan :
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan water proofing coating.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : water proofing coating dan kain kassa.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : sikat kawat, pahat beton, kape scrabe, kuas, roll,
ember, air, dll.
55
10. Setelah pekerjaan waterproofing membrant selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan
dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding.
1. bersihkan lokasi struktur beton yang akan dilapisi waterproofing membrane dengan alat -
alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya, pastikan setiap bidang dan permukaan sudah
benar-benar bersih.
2. labur permukaan atau bidang yang akan dipasang dengan primer coating secara merata
serta pada bidang dinding naik sekitar 20 cm dari lantai rencana.
3. cek kembali laburan primer coating apakah sudah benar-benar rapi dan menutup semua
permukaan.
4. pasang waterproofing membrane secara merata keseluruh permukaan beton dengan
sambungan overlap kurang lebih 10 centi meter.
5. memeriksa dan mengecek kembali waterproofing membrane yang sudang dipasanga
sebelumnya.
6. melakukas tes penggenangan dengan air selama satu hari atau 1×24 jam
7. jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan tidak terjadi kebocoran, jika
belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.
8. melaksanakan pekerjaan screed penutup waterproofing, untuk toilet langsung saja ditutup
dengan screed setinggi 2 s/d 5 cm, sedangkan untuk wilayang gutter atau saluran air
sebaiknya dilapisi terlebih dahulu dengan kawat ayam kemudian baru screed 2 s/d 3 cm
dilanjutkan finish acian.
1. Persiapan Permukaan; Tebal pelat beton minimal 15 cm, Ratakan beton yang baru dituang
dengan mengunakan batang penggetar. Untuk mempermudah proses pengecoran &
menjaga mutu beton tambahkan additive plasticizer (BetonMix) dengan mengurangi
pemakaian air.
2. Perataan Permukaan; Beton diratakan dengan jidar (batang besi lurus) sesuai level yang
diinginkan, setelah plastisitasnya cukup, haluskan permukaannya beton dengan
mengunakan trowel kayu dan trowel finish mesin.
3. Penaburan; Plat beton siap untuk ditaburi bubuk floor hardener apabila permukaanya
ditekan dengan ibu jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3 -5 mm saja, Taburkan
bubuk floor hardener secara merata dengan tangan atau alat yang sesuai.
4. Pemadatan; Tunggu sampai bubuk floor hardener telah dilembabkan oleh kandungan air
semen pada permukaan beton, gunakan mesin trowel finish dengan putaran rendah dan
dasar yang benar- benar rata ( Flat ).
5. Penghalusan Awal; Segera setelah beton mulai mengeras ( Initial setting ) lakukan
penghalusan dengan mesin trowel finish dengan putaran baling baling logam yang lebih
halus dengan posisi sudut rendah
56
6. Penghalusan Akhir; Proses penghalusan akhir yang diperlukan dapat dilakukan kemudian
dengan mesin trowel dengan putaran yang tinggi. Selanjutnya untuk melindungi
permukaan beton dari penguapan air yg terlalu cepat & retakan, semprotkan dengan bahan
curing transparant.
3. PEKERJAAN SANITARY
TAHAP PEMASANGAN
B. Pekerjaan Wastafel
TAHAP PEMASANGAN
1. Buat gambar kerja disetujui MK
2. Pengajuanwama type Wastafel
3. Pengajuanizin kerja
4. Marking posisi dan elevasi Wastafel, instalasiair bersih & air kotor
5. Pasang instalasiair bersih & air kotor disamping sesuai posisi dan elevasi
6. Pasang meja Wastafelsesuai gambar
7. Marking posisi kran air panas & air dingin, tempat sabun pada finishing dinding pada meja
wastafel granit/marmer
8. Periksa posisi kran air kotor, air bersih, tempat sabun dan lobang Wastafel
9. Pasang Wastafel setelah finishing dinding, lantai dan plafond area Wastafel selesai
10. Konecting instalasi air panas, air dingin dan air buangan dengan kran dan Wastafel
11. Tes ulang instalasi air bersih dan air kotor berfungsi dengan baik
12. Bersihkanlokasi dari kotoran selama pelaksanaan
13. Buat Belita Acara ProgressPekerjaan
58
C. Pekerjaan Closet Duduk
1. Buat gambar kerja sesuaitype Closet Duduk Pengajuanwarna type Closet Duduk
Pengadaan Closet sesuai type yang disetujui Marking posisi Closet, instalasi air bersih &
air kotor
2. Periksa marking posisi air kotor dan air bersih sesuai type closet yang disetujui
3. Pasanginstalasiair bersih pada dinding
4. Pasanginstalsi air kotor di lantai
5. Periksainstalasi air kotor dan air bersih tidak bocor Periksawaterprofing lantai tidak bocor
Periksafinishing dinding dan lantai sudah selesai PasangOoset Duduk sesuai type dan
posisi closet Konecting instalasi air bersih dengan Ooset
6. Test gelontor dengan air bersih dan test fungsi kran air
7. Bersihkan lokasi dari kotoran material dan kotoran selama pekerjaan
8. Buat Berita acara ProgressPekerjaan
D. Pekerjaan Urinoir
59
E. Pekerjaan Floor Drain
60
4. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
B. Pekerjaan Kabel
61
C. Pekerjaan Instalasi Lampu Penerangan
62
D. Pekerjaan Saklar dan Stop Kontak
63
64
Pemasangan Saklar Dan Stop Kotak
Pemasangan armatur mencakup semua pemasangan fixtures lampu sesuai dengan gambar yang
telah disetujui pihak Konsultan. Untuk perlindungan dan memperkuat pemasangan fixtures ini
perlu material penunjang untuk kesempurnaan pemasangannya seperti gantungan lam pu, skruf,
dan lain-lain sesuai kebutuhan yang diperlukan.
Pemasangan Fixtures ini merupakan pekerjaan akhir ( Finishing ) maka dari itu perlu kerapihan
yang baik. Untuk type atau model fixtures ini sesuai yang telah dicantumkan dalam buku RKS
dan mengikuti spesifikasi yang telah disepakati bersama.
G. Pekerjaan CCTV
66
Seluruh pemasangan sistem perangkat CCTV disediakan dan dikerjakan sesuai spesifikasi teknis
yang telah ditentukan serta mendapat persetujuan dari pengawas.
67
I. Pekerjaan hydrant
68
J. Pekerjaan Penangkal Petir\
69
Gambar sistem Grounding
Pemasangan dilakukan sesuai spesifikasi teknis dan mendapat persetujuan dari pengawas.
Bagian utama dari pekerjaan ini adalah Batang alat penangkal petir, dan Tempat grounding
penangkal petir.
Alat kerja penangkal petir berupa batang tembaga murni yang ujung tembaganya runcing.
Kabel konduktor atau kabel tembaga dibuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan
kabel konduktor tembaga ini sekitar 1 cm hingga 2 cm .
Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan
panjang sekitar 1,8 - 3 m .
70
Gambar Detail Konstruksi Sistem Penangkal Petir
71
K. Pekerjaan lift
72
PELAKSANAANPEKERJAAN.
1. Pemasangan.
Lokasi pemasangan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Ruang mesin,ruang luncur berikut ruang luncur teratas(overhead),sumuran dasar(pit),luang
lariatap(toprunby,luang lari bawah (bottomrunby),ruangaman bawah(pitsafeclearance,ruangaman
atas(overheadsafeclearance)danjarakkerja(travel/rise),harus memiliki dimensi minimal dan
bentuksesuai ketentuandaripabrik pembuat elevator.
Kontraktor harus menyerahkan,memasang elevato baru sebagai suatu unit lengkap dengan
kabin,peralatan keamanan,pintu/lubangdarurat,beban pengimbang, motor,kabel,kipas dan pintu
disetia plantai,panel pengoperasian,indicatordanke lengkap antam bahan lainnya sesuai standar
pabrik pembuat, seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.
Pemasangan harus mengikuti rekomendasidari pabrik pembuat atau petunjuk tertulis dan harus
dipasang oleh tenaga kerja yang ahli dan berpengalaman.
73
PEGENDALIAN MUTU
PENGENDALIAN MUTU
74
Pengendalian Mutu (Quality Control)
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu
dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan pemeriksaan secara
teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun
terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri Alat-alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu
dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan yang lain setiap selesai digunakan dibersihkan da n
bagian-bagian yang perlu secara berkala dilumasi. Setiap bagian diperiksa barangkali ada suku
cadang yang perlu atau sudah waktunya diganti agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan
baik selama digunakan dan tidak mengalami kerusakan secara tiba -tiba ditengah-tengah
pelaksanaan pekerjaan. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggung jawabnya
langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian
teknik.
Planning
Procurement
•PembentukanTim Juklak
• Seleksi Vendor
Spesialis
• Seleksi Subkontraktor
Manajer Profesional
•Seleksi Mandor
Tim proyek
Project Execution
• Pembuatan Juklak
• Training
Standard Format
Juklak
Bank Data Engineering
Quality Target
Quality Target
Safety
•Presentasi danPersetujuan
HandingJuklak
Over
QIP
Di depan Direksi • Defect Form
• Quality Control
Early Warning System
• Continuous Improvement
Assessment Board
• Customer Satisfaction
Procedures/WI
• Monitoring
Head Office
75
Usulan rencana mutu proyek ini dimaksudkan adalah cara untuk mengarahkan kegiatan
organisasi di lapangan dengan tujuan untuk mencapai mutu hasil kerja seperti yang telah
ditetapkan berdasarkan :
1. Standar Produk
Standar produk telah dituangkan dalam gambar dan spesifikasi, seperti misalnya pada
pekerjaan pemasangan dinding batu bata, standar produknya antara lain :
a. Memakai mortar 1 : 3
b. Plesteran padat dan halus
c. Toleransi kerataan plesteran 2,5 mm.
2. Standar Proses
Standar proses akan ditungkan dalam metoda kerja, seperti misalnya untuk pekerjaan pasangan
dinding batu bata, standar prosesnya antara lain :
a. Standar cara membuat mortar.
b. Standar cara menentukan as dan elevasi
c. Standar cara pemasangan bata.
3. Standar System
Standar system dituangkan dalam system mutu (quality system). Misalnya untuk pekerjaan
pemasangan batu bata tersebut, standar system yang diperlukan antara lain :
a. Sistem pelatihan bagi para tukang dan pengawas.
b. Sistem seleksi material yang dipakai.
c. Sistem inspeksi sebelum, selama dan sesuadah pelaksanaan.
76
Dengan standar standar tersebut kami akan menerapkan di pelaksanaan proyek Pembangunan
Gedung sehingga pekerjaan repair, rewors dan reject dan dihindari dan memberika kepuasan
kepada Owner terhadap produk yang kami kerjakan yaitu tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu
4 4.6 Pembelian PM 06
15 4.18 Pelatihan PM 18
77
3 Pengukuran Sudut IK - 09 - 003
6 Plesteran IK - 09 - 008
78
C. DAFTAR FORMULIR LAIN YANG DIGUNAKAN
2 Laporan
3 Detail Schedule
5 Trasmital
9 Progres Mingguan
79
D. SISTEM PENOMORAN SHOP DRAWING
SD . A 0001 - R . 0
Bagian Gambar :
S = Strukur
A = Arsitektur
M = Mekanikal
E = Elektrikal
SHOP DRAWING
80
K3L
81
KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DEKLARASI K3 DI PROYEK
82
STRUKTUR ORGANISASI K3 DI PROYEK
PROSEDUR PELAKSANAAN
83
PENANGANAN KECELAKAAN BERAT
SAFETY
PATROL DAN SAFETY INDUCTION
84
ALAT PENGAMAN DIRI (APD)
85
PEMAKAIAN APD
86
87
HUBUNGAN FUNGSIONAL DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung ini terlibat beberapa pihak dalam posisi dan
fungsi masing-masing yang pada dasarnya memiliki komitmen bersama atas kelancaran dan kesuksesan
pelaksanaan proyek dimaksud. Namun demiklan perhatian utama tetap ditujukan kepada Pihak Kontraktor
Pelaksana, sehubungan dengan perannya yang secara langsung dalarn pengerahan dan pengolahan seluruh
kinerjanya sehingga Proyek ini dapat terwujud.
Keterlibatan antar pihak ini tercermin di dalam hubungan fungsional dengan kapasitas yang bervariasi,
ditunjukkan adanya 3 (tiga) macam garis hubungan, yakni : garis Instruksi, garis konsultasi, dan garis koordinasi. Hal
ini tidak dapat dibandingkan secara langsung terhadap hubungan kerjasama kontraktual antara Kontraktor
Pelaksana dengan Pemimpin proyek yang memiliki kesetaraan secara hukum.
Plhak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagal berikut :
Pemilik Bangunan
Ketua Panitia Pembangunan/Kepala Satuan Kerja adalah pihak yang ditunjuk oleh untuk memimpin
penyelenggara proyek dimaksud.
Tim Monitoring adalah pihak - pihak yang memiliki kompetensi untuk memantau perkembangan pelaksanaan
proyek ini.
Konsultan Perencanaadalah konsultan yang ditunjuk oleh Ketua Panitia untuk memberikan layanan jasa
perencanaan konstruksi pada proyek ini
Konsultan Pengawasadalah konsultan yang ditunjuk oleh Ketua Panitia untuk memberikan layanan jasa
pengawasan konstruksi pada proyek ini
Kontraktor Pelaksana adalah kontraktor yang ditunjuk oleh Panitia untuk memberikan layanan jasa pelaksanaan
konstruksi pada proyek ini
Pemasok Material dan Logistikadalah mitra kerja Kontraktor Pelaksana dalam konstelasi pemberdayaan
masyarakat, pemberian peluang usaha, sekaligus untuk mempercepat proses pelaksanaan konstruksi
Sub Kontraktoruntuk sebagian pekerjaan atau tenaga kerja borongan adalah mitra kerja Kontraktor Pelaksana
dalam konstelasi pemberdayaan masyarakat, pemberian kesempatan kerja dan peluang usaha, sekaligus untuk
mempercepat proses pelaksanaan konstruksi
Selanjutnya keterkaitan antar pihak tersebut diatas secara fungsional, khususnya dalam hubungan dengan pihak
kontraktor pelaksana ditujukan pada gambar berikut :
88
89
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)DAN 5 R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN)
Dalam pelaksanaan pekerjaan sudah menjadi kewajiban kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya
memperhatikan dan mejalankan prosedur tentang Keselamatan, dan Kesehatan Kerja serta dituntut pula bekerja
dengan Ringkas, Rapi, Rawat dan Rajin.
Program mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sudah tercantum dalam kontrak yaitu Kontraktor
menjamin terhadap karyawan dan pekerjanya dalam suatu lindungan Asuransi ( ASTEK ). Terhadap kecelekaaan
pihak ketiga pun kami akan mengikuti program asuransi pada pihak ketiga. Tetap yang terpenting pada pada
hakekatnya kami akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosudur kerja yang baik dan benar serta
mendahulukan tindakan preventif guna menghindari kecelakaan kerja.
Untuk program 5 R, akan dijadikan suatu acuan pelaksanaan apalagi lokasi proyek berada dilingkungan kampus
ternama yang harus terjaga akan keindahan dan kebersihannya.
Struktur organisai K3 dan 5 R kami telah dibentuk berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya disesuaikan dengan
posisi responsibility di proyek tersebut.
90
Alur Penanganan Kecelakaan
MULAI
KECELAKAAN
LAPORAN
KECELAKAAN
KEPADA
PELAKSANA
MEMBERI PERHATIAN
TERHADAP KORBAN &
MEMBERSIHKAN LUKA
DIBAWA KE KLINIK/RUMAH
KASUS
SAKIT TERDEKAT
MENINGGAL KASUS RINGAN
DUNIA
SELESAI SELESAI
LAPORAN KEJADIAN DI
MENYERAHKAN
LAPANGAN TENTANG
LAPORAN
KECELKAAN OLEH PETUGAS K3
SELESAI SELESAI
91
92