Anda di halaman 1dari 92

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN
GEDUNG PARKIR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG, JAWA BARAT
Jl. Dr Setia Budhi No 229

1
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN
B. PERSIAPAN
C. METODE PEKERJAAN
D. PENGENDELIAN MUTU
E. K3L
F. PENUTUP

2
PENDAHULUAN

3
A. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pembangunan Gedung Parkir Universitas Pendidikan Indonesia " merupakan salah


satu visi Universitas Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan visinya sebagai
universitas pelopor dan unggul,
Gedung Parkir yang direncanakan adalah gedung bertingkat dari beton bertulang
tinggi 6 lantai yang diharapkan dapat melayani sebagi an kendaraan yang parkir di
kampus UPI.
Pekerjaan pembangunan gedung Parkir pada tahun 2019 meliputi pekerjaan :
Structure, arsitektur, mekanikal, elektrikal, dan infrastruktur lingkungan.
Pada setiap pelaksanaan proyek perlu adanya persiapan dalam proses
pelaksanaannya dan sampai pekerjaan telah selesai dilaksanakan.

Di dalam pengelolaan suatu proyek perlu adanya sebuah perencanaan yang matang
sehingga di dalam proses pelaksanaannya dapat sesuai dengan target.
Sehingga perlu adanya sebuah metode pelaksanaan yang 'dibuat sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor ( Penyedia Jasa ) dalam hal ini
mampu memberikan sebuah metode kerja yang sesuai dengan tujuan Proyek,
sehingga waktu, mutu dan harga dapat tercapai . Hal tersebut dapat
menjadi jaminan pemberi tugas ( Owner ) dalam pelaksanaan proyek tersebut.

Di dalam penyusunan metode kerja ini diperlukan :

1. Data Umum Proyek

2. Lokasi Proyek

3. Kondisi Eksisting Proyek

4. Desain perencanaan

5. Ruang Lingkup Pekerjaan

6. Spesifikas Teknis

4
1. DATA UMUM PROYEK

Pekerjaan Pembangunan Gedung Parkir Universitas Pendidikan


NAMA PROYEK
Indonesia
PEMBERI TUGAS Universitas Pendidikan Indonesia
Rp. 36.240.720.899,74
HPS

SUMBER DANA RKAT UPI PTN BH Tahun Anggaran 2019

WAKTU
150 (Seratus Lima Puluh Hari) hari kalender.
PELAKSANAAN
Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl Dr Setiabudhi 229,
LOKASI
Bandung.

5
2. LOKASI PROYEK

LOKASI PROYEK

6
3. RENCANA AKSES MASUK PROYEK

Proyek ini terletak di wilayah kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, untuk itu perlu dijaga baik dari segi keamanan,
kebersihan dan Traffic Managementnya, sehingga diperlukan adanya Koordinasi dengan pihak Manajemen Lingkungan Kampus, dan
Satuan Keamanan Proyek "

LOKASI PROYEK

7
4. DESAIN PERENCANAAN

8
9
5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan papan nama proyek
 Pekerjaan Direksi Keet
 Pekerjaan Pondasi Tower Crane

2. Pekerjaan Struktur
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
 Pekerjaan Pile Cap
 Pekerjaan Pit Lift
 Pekerjaan Retaining Wall
 Pekerjaan Tie Beam
 Pekerjaan Tangga
 Pekerjaan Parapet Beton
 Pekerjaan Ramp
 Pekerjaan Lantai Beton
 Pekerjaan Kolom
 Pekerjaan Balok

3. Pekerjaan Arsitektur
 Pekerjaan Pasangan Dinding/Plesteran/Acian/Keramik
 Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu
 Pekerjaan Lantai Keramik/Floorhardener
 Pekerjaan Pengecetan

4. Pekerjaan Sanitasi & Drainase


 Pekerjaan Kloset, Kran, Floor Drain, Wastafel
 Pekerjaan Saluran Keliling Bangunan

5. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal & Plumbing


 Pekerjaan Pemadam Kebakaran
 Pekerjaan Ventilasi & Air Conditioning
 Pekerjaan Elevator (Lift)
 Pekerjaan Generator Set (Genset)
 Pekerjaan Eletrikal dan Eleektronik
 Pekerjaan Air Panas/Dingin
 Pekerjaan Air Kotor/ Air Bekas

10
6. SPESIFIKASI TEKNIS

A. Pekerjaan Struktur
NO NAMA MATERIAL SPESIFIKASI MERK
1 Spun Pile Dia 50
2 Pile cap, Sloof, Beton K-350
Pelat lantai
, Kolom, Balok
3 Baja tulangan BJTD FY=400 Mpa
4 Wiremesh Standar SNI 07-0663-
1995
4 Semen Standar SNI 15-2049-
1994
5 Batu koral/ Split Standar PBI 1971
6 Pasir beton SNI 03-2834-1992

B. Pekerjaan Arsitektur

NO NAMA MATERIAL SPESIFIKASI MERK


1 Floor Hardener
2 Keramik
3 Waterproofing Coating, Membrane
4 Floorhardener Natural
5 Cat interior
6 Cat Exterior
7 Cat Besi
8 Sanitary
9 Asesoris Pintu dan
jendel

11
PERSIAPAN

12
C. PERSIAPAN

PENDAHULUAN

Untuk dapat menyelesaikan sebuah pekerjaan persiapan yang direncanakan secara


matang, karena akan berpengaruh pada kelancaran efektifitas dan mutu Proyek itu
sendiri.
Pekerjaan persiapan tiap-tiap. Proyek tentulah akan berbeda - beda tergantung dari
jenis proyek, karakteristik proyek dan kondisi lingkungan proyek itu sendiri. Namun
secara garis besar bisa dikategorikan sama.
Adapun pekerjaan persiapan yang harus dilakukan pada Proyek "Pembangunan
Gedung Parkir Universitas Pendidikan Indonesia" antara lain:

1. Koordinasi Teknis
2. Struktur Organisasi
3. Pembersihan lokasi
4. Pengukuran dan pemasangan bouwplank
5. Mobilisasi dan Demobilisasi
6. Site Facilities
7. Site Plan
8. Sequence Kerja
8. Pembuatan Gambar kerja/Shop drawing
12. Pengadaan Material & Alat
13. Pekerjaan Pengetesan
14. Rambu dan APD

1. KOORDINASI TEKNIS

 Koordinasi teknis dengan konsultan & owner


 Koordinasi gambar dengan pihak terkait, untuk memastikan gambar struktur
sudah terkoordinasi. Hal ini untuk menghindari terjadinya pekerjaan bongkar
pasang dan idle time
 Koordinasi schedule,terkait dengan kapan mulai kerja dan kapan harus
ditunjuk
 Storage dan facilites .

13
2. STRUKTUR ORGANISASI

14
3. PEMBERSIHAN LOKASI

Sebelum mulai kegiatan pekerjaan dilapangan, maka pada tahap pertama dilakukan
persiapan awal yaitu : Pembersihan lokasi semak-semak rumput dan pohon, yang
akan dipergunakan untuk penempatan Direksi Keet, Keet Kontraktor, Transit
Material, Gudang, Barak dll. Adapun pembersihan lokasi tersebut untuk persiapan
penempatan peralatan, Material dan lokasi Gudang dan Pos Jaga dll.

15
4. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

1. Titik Benchmark (BM) sebagai referensi/acuan, titik Benchmark merupakan


posisi koordinat (X,Y) dan elevasi (Z) sebagai titik referensi.

2. Setting out/pematokan, untuk menentukan posisi tapak bangunan sebelum


memulai pekerjaan konstruksi dengan Benchmark (BM) sebagai titik
referensi. Pengukuran menggunakan alat theodolit (alat ukur sudut
horisontal dan sudut vertikal) .

16
5. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

MOBILISASI :
Yang dimaksud mobilisasi adalah pengiriman atau pengerahan sumber daya manusia,
barang / material, alat sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka
mengoperasikan suatu proyek yang disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Mobilisasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek , Untuk
mobilisasi Sumber Daya Manusia dan peralatan akan didatangkan dari Kantor pusat
(Bandung ) atau Proyek lain yang sudah selesai.

DEMOBILISASI :
Adapun demobilisasi adalah Pengembalian / pemulangan Sumber Daya Manusia
atau peralatan Yang sudah selesai kebutuhan /pekerjaan dari suatau proyek ke asal
sumber daya Manusia atau peralatan tsb.

Jenis
Peralatan/ Perlengkapan
No Jumlah Satuan
1 Alat Pancang 1 Unit
2 Excavator 1 Unit
4 Tower Crane 1 Unit
5 Dump Truck 2 Unit
6 Genset 1 Unit
7 Concrete Mixer 2 Unit
8 Scafolding (minimal) 1000 Unit
9 Vibrator Beton 2 Unit
10 Pompa Air 2 Unit
11 Stemper 2 Unit
12 Alat Penyipat Datar/Theodolite 1 Unit
13 Alat Ukur 2 Unit
14 Alat Pemotong Besi 4 Unit
15 Alat Pemotong Keramik 4 Unit
16 Mesin Las 2 Unit
17 Concrete Pump 2 Unit

17
6. SITE FASILITIES

Sebelum dimulainya kegiatan konstruksi sebuah Proyek maka diperlukan


antara lain : beberapa pekerjaan persiapan, salah satunya adalah mempersiapkan
fasilitas proyek. Dalam sebuah proyek bangunan skala besar harus diimbangi
dengan fasilitas kerja yang memadai sehingga aktifitas dapat berjalan lancar
Beberapa fasilitas proyek konstruksi untuk tukang dan pekerja bangunan
perlu diatur sedemikian rupa menyesuikan kondisi lokasi lingkungan serta rencana
pembangunan.
Fasilitas proyek dibuat dan direncanakan untuk menunjang kelancaran seluruh
kegiatan pelaksanaan pekerjaan, kenyamanan dan mendukung program adanya
keselamatan kerja dimana setelah selesai pelaksanaan pekerjaan proyek
,bangunan tersebut akan dibongkar .
Bangunan sementara tersebut meliputi
A. Direksi Keet/Keet Kontraktor
B. Pagar dan Pintu Keluar-Masuk Proyek
C. Jalan Kerja
D. Workshop/ Pabrikasi
E. Gudang Material/ Peralatan
F. Toilet umum/pekerja
G. Tower Crane

A. Direksi Keet/Keet Kontraktor, Pengawas, Owner

Keet Kontraktor/Direksi Keet adalah bangunan sementara yang dibuat untuk


memenuhi kebutuhan aktifitas kerja dari Kontraktor, Konsultan Pengawas dan
Perwakilan Pemberi Kerja selama di Lokasi Proyek.
Penggunaan Keet Kontraktor/Direksi Keet tergantung dari beberapa hal :

1. Ketersediaan lahan, apabila di lokasi proyek tidak tersedia lahan yang


memungkinkan maka bisa dengan cara menyewa bangunan di luar Lokasi
Proyek

2. Tahapan Pekerjaan, pada tahapan pekerjaan struktur bawah, struktur atas,


finishing dan pekerjaan luar dalam hal ketersediaan lahan kondisinya bisa
berbeda-beda. Sehingga diperlukan perencanaan yang efektif dan efisien
untuk menunjang kelancaran selama proses pelaksanaan.

3. Type Proyek, besar kecilnya nilai Proyek bisa menentukan besar atau kecilnya
Keet Kontraktor/Direksi keet yang akan digunakan dan hal ini berbanding lurus
denganbesar atau kecilnya aktifitas Karyawan yang akan terlibat di dalamnnya

18
B. Pagar dan Pintu Keluar Masuk Proyek

Untuk mengamankan Lingkungan Proyek dari gangguan keamanan di lingkungan


sekitar Proyek maka diperlukan pengamanan dengan memasang Pagar Proyek.
Penempatan pagar proyek disesuaikan dengan kebutuhan area yang tidak terlindungi.
Apabila sudah terdapat bangunan eksisting yang sudah bisa dianggap sebagai pagar
maka pada area tersebut tidak perlu dipasang pagar. Pada beberapa kasusProyekada
yang sudah dipasang pagar oleh pemiliknya maka dalam hal ini tidak diperlukan lagi
memasang pagar, kecuali terdapat bebrapa pagar yang rusak dan tidak layak pakai
maka diperlukan perbaikan pagar.
Material pagar terbuat dari seng gelombang dengan rangka besi hol low dan dibuat
dengan sistem knock down sehingga pagar mudah dibongkar dan dapat digunakan
untuk proyek selanjutnya.

C. Jalan Kerja

Akses atau jalan kerja di dalam proyek dibuat untuk lalu lintas pekerjaan di lapangan
yang meliputi alat-alat berat, concrete pump, concrete mixer, dump truck dan juga
kendaraan pengangkut material yang lain.

19
Pada proses pembuatannya, jalan kerja ini harus dibuat dengan baik dan kuat
meskipun bersifat sementara karena jalan kerja yang baik akan sangat membantu
dalam proses pekerjaan di lapangan sehingga tidak menimbulkan masalah pada saat
lalu lintas pekerjaan di lapangan berlangsung. Jalan kerja ini dibuat dengan
perkerasan sirtu padat dan juga lapisan lain yang tidak mudah rusak jika terjadi
hujan, bisa juga berupa beton bertulang dengan proses konvensionalataupun
precast

D. Workshop/Pabrikasi

Workshop adalah salah satu fasilitas proyek yang dibuat untuk menunjang
kegiatan pabrikasi. Bangunan workshop dibuat dengan kondisi bangunanterbuka
dalam hal ini bertujuan agar dalam kegiatan pabrikasi pekerja bisa merasa nyaman .
Penempatan workshop harus disesuaikan dengan lokasi stok material yang akan
dipabrikasi hal ini untuk mempermudah alur material itu sendiri dari mulai
pengadaan sampai pemasangan dilapangan. Adapun bangunan workshop difungsikan
untuk melaksanakan beberapa kegiatan pabrikasi sebagai berikut :
1. Pabrikasi besi, adalah Los kerja besi yang digunakan untuk kegiatan potong
bengkok besi sesuai dengan gambar kerja/shop drawing
2. Pabrikasi bekisting, adalah Los kerja kayu yang digunakan untuk kegiatan
pembuatan bekisting balok, dinding, pelat lantai, kolom dan pekerjaan kayu lainnya.

E. Gudang Material/Peralatan

Gudang adalah bangunan yang difungsikan untuk menyimpan material dan alat ya ng
akan digunakan untuk kebutuhan Proyek.

20
Gudang merupakan bangunan tertutup karena sebagian besar material-material yang
disimpan didalamnya adalah material-material yang membutuhkan penanganan
khusus yang sangat terpengaruh oleh kondisi cuaca seperti contohnya
Gudang alat digunakan untuk menyimpan alat-alat bantu seperti : alat-alat
pengukuran , alat-alat bantu pengecoran, alat-alat bantu pekerjaanfinishing
dan lain-lain

F. Toilet Pekerja

Untuk memenuhi kebutuhan sanitasi para karyawan dan pekerja maka diperlukan
toilet.
Sebagai fasilitas sanitasi para pekerja maka disediakan toilet portable di dekat
lokasi pekerjaan/BarakPekerja, sedangkan untuk kebutuhan sanitasi dilapangan
disediakan tempat buang air kecil portable

G. Listrik dan Air Kerja

21
Untuk memenuhi kebutuhan listrik dari peralatan proyek dan lampu penerangan dan
lain lain maka dibutuhkan intalasi listrik yang memadai
Selama pekerjaan pelaksanaan proyek diperlukan air bersih untuk memenuhi
kebutuhan air bersih karyawan, pekerjaan finishing, curring beton, perawata sample
beton dan lain lain.

H. Tower Crane
Di dalam Lembar Data Pemilihan menyatakan bahwa menggunakan Tower Crane
TC. 1 Buah dengan radius 55 m. Namun dengan mempertimbangkan area jangkauan
Mobil Crane yang tidak dapat menjangkau keseluruhan area bangunan (lihat
gambar), maka diperlukan Tower Crane.

22
7. SITE PLAN

Keterangan :

A. Bangunan parkir
B. Direksi Keet
C. Gudang Material
D. Bedeng Pekerja
E. Area Pabrikasi
F. Tower Crane (Radius 55 m)
G. Gerbang/Penurunan Material
H. Perumahan Penduduk

23
8. SEQUENCE KERJA

24
9. PEMBUATAN GAMBAR KERJA/SHOP DRAWING

Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin kerja dari Pemilik Proyek
untuk memulai pekerjaan di lapangan.
Setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan shop drawing yang
memuat semua ukuran-ukuran, dimensi dan informasi secara detail dan disetujui dahulu oleh
pengawas lapangan sebelum digunakan sebagai pedoman untuk melaks anakan pekerjaan.

MULAI

SHOP DRAWING DIBUAT OLEH


KONTRAKTOR/SUBKONTRAKTOR
DIPERBAIKI

DI CHECK OLEH
PENGAWAS

SETUJU

SHOP DRAWING SEBAGAI DASAR


PELAKSANAA DILAPANGAN

Flowchart pembuatan shop drawing

25
10. PENGADAAN MATERIAL DAN PERALATAN

Pengadaan seluruh bahan dan material kebutuhan pelaksanaan kontruksi pembangunan dapat
dilakukan setelah mendapat ijin atau perstujuan tertulis dari pengawas dan pemberi kerja.
Adapun proses perolehan ijin persetujuan bahan dan material diajukan tertulis disertai dengan
contoh material, brosur/data teknis material, dan spesifikasi material.

LOGISTIK PROYEK
Bukti Permintaan
Rencana Kerja Pengajuan Permintaan
Bahan
Lapangan Bahan
( Jenis Spesifikasi & Volume )

SE/SM/PELAKSAAN
Pemeriksaan Pengujian

LOGISTIK KANTOR
Pemeriksaan Pengujian

KA. BAG. TEKNIK RAB


MONITORING

DIREKTUR UTAMA
MONITORING

BUKTI PEMBELIAN
LOGISTIK BAHAN KEUANGAN
PENGADAAN MATERIAL

Quality & Quality Eng


REJECT
PELAKSANA

KARTU BAHAN

LOGISTIK PROYEK BUKTI PEMAKIAN BAHAN


PENERIMA MATERIAL
REKAP PEMAKAIAN
BAHAN
PELAKSANA
PEMAKAIAN MATERIAL/
PELAKSANA

Flowchart pengadaan material dilapangan

11. PEKERJAAN PENGETESAN


26
Pekerjaan pengetesan di awal proyek yaitu pengetesan material salah satu contohnya yaitu
tulangan dan beton yang akan digunakan (telah disetujui).

12. Rambu dan APD

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai rambu-rambu peringatan harus sudah terpasang seperti
rambu K3 dan mempersiapkan APD untuk Staff dan Para Pekerja. karena dalam pelaksanaan
pekerjaan ini diharapkan zero accident.

27
METODE KERJA

1. PEKERJAAN STRUKTUR
28
LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan Struktur pada proyek Pembangunan Gedung Parkir Di Univeritas


Pendidikan Indonesia, Bandung ini Meliputi :

A. Pekerjaan Tanah
B. Pekerjaan Pondasi Spun Pile
C. Pekerjaan Bobokan Kepala Tiang
D. Pekerjaan Pemasangan Tower Crane
E. Pekerjaan Pile Cap
F. Pemasangan Tower Crane
G. Pekerjaan Sloof
H. Pekerejaan Balok dan Pelat Lantai
I. Pekerjaan Kolom
J. Pekerjaan Tangga Beton
K. Retaining Wall

29
A. Pekerjaan Tanah

 Cut And Fill


Cut and Fill adalah suatu proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material tanah diambil
dari suatu tempat kemudian diurug atau ditimbun ke tempat lain.
Tujuan nya yaitu menjadikan permukaan tanah menjadi lebih rata sehingga memudahkan
pekerjaan pembangunan yang akan dilakukan di tanah tersebut.

 Galian Tanah
Galian tanah merupakan awal pekerjaan untuk melakukan pekerjaan Basement, pile cap dan
sloof.
Galian tanah ini harus dilaksanakan menurut ukuran gambar kerja agar tidak terjadi
kesalhan dikemudian.

Flow Char Galian tanah

METODE PEKERJAAN GALIAN BASEMENT

30
31
1. Penggalian dilakukan backhoe dan material langsung di dumping ke dump truck (posisi
dump truk yang optimal dimana sudut swing bucket backhoe 45 derajat – 90 derajat)
tinggi galian sesuai perhitungan tinggi kritis, untuk mempercepat penyelesaian lokasi
dibuat 2 zona masing masing 1 alat penggali/backhoe

2. Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian dibawah muka air tanah
dilakukan pekerjaan dewatering.
3. Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan jarak disposal dica ri jarak
terdekat dan yang perlu diperhatikan diusahakan tanah galian tidak berjatuhan di jalan
dengan cara menutup bak dump truk dengan terpal

32
DENAH GALIAN
BASEMENT

Galian Basement

33
 Urugan Tanah
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras.Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah tersebut
dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat sta mper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapatberasal dari hasil
galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanahdihamparkan kemudian dipada tkan lapis
demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi
teknis.

 Urugan Pasir dan Pemadatan


Tahapan pekerjaan ini dilakukanpada dasar/bawah pasangan pondasi atau bagian lainnya
yang sesuai dengan gambar, khusus untuk dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat
setebal 10 cm padat. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol
ketebalan dari pasir tersebut, kemudianpasir dibasahi dengan air agar pasir benar -benar
padat dan rata.

 Lantai Kerja
Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan mutu
beton K-100 (1 PC : 3 PS : 5 KRKL). Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah
diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm diletakkan diatas
permukaan tanah, setelahlantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi
/Pondasi Poer/Sloof.

B. Pekerjaan Pondasi Spun Pile

Pondasi yang digunakan pada proyek ini adalah Spun Pile Diameter 500 mm. Pekerjaan pondasi
Pancang umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek . Oleh karena itu langkah awal
yang dilakukan adalah pekerjaan pengukuran titik Pancang. Pekerjaan Pancang ini sebaiknyan
dikerjakan sebelum peralatan proyek masuk agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan
Pemancangannya, Sebelum dilaksanan pemancangan lebih dulu dilakukan pekerjaan pengukuran,
Dari pengukuran ini didapat suatu acuan yang akurat antara koordinat pada shop drawing dan
kondisi lapangan. Berikut adalah tahapan pekerjaan :

34
Tahapan Pekerjaan Tang pncang

 Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
 Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok
titikpancang yang telah ditentukan.
 Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang
 Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang dipasang pada helmet yang
telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang
 Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan.
 Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay‟ sambildiperiksa
dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul -betul vertikal
 Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem deng an center gate”pad
dasar“driving lead” agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,terutama untuk
tiang batang pertama.
 Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontinyuke
atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
 Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berik utnya bila
level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang
diharapkan belum tercapai.
 melaksanakan kalendering pada saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final
Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log.
 Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
 Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuai shop drawing .

35
Lokasi cukup padat dan rata; Persiapan Mobilisasi dari
Pengadaan Spun pile
siap untuk mobilisasi mesin workshop

Crane Service Memasuki Memposisikan Spun Pile mengangkat dan


menurunkan spun pile menjatuhkan hammer
secara kontinyuke atas helmet
yang terpasang diatas kepala
tiang

Pengelasan sambungan tiang

36
C. Pekerjaan Potongan Kepala Pancang

Setelah pekerjaan pondasi pancang sudah dilaksanakan maka setelah pekerjaan galian maka
dilanjutkan dengan pekerjaan pemotongan kepala pancang.
Pekerjaan pemotongan kepala pancang mengikuti arah pekerjaan pemancangan
Adapun material utama, peralatan, tenaga dan peralatan
K3L sebagai berikut :

- - Pelaksana
- Tukang
BAHAN TENAGA - Mekanik
- Pengukuran
- Pekerja
- Concrete Cutter - Sepatu Lapangan
- Gurinda - Sarung tangan
ALAT - pahat Bobok K3L - Helm
- Mesin las, Genset, Bor - Masker
- Palu Besar

 Membuat ijin kerja yang disetujui oleh MK


 Membuat Shop Drawing bobok stek pondas
 Tentukan elevasi pemotongan tiang pancang dari bottom pile cap
 Dengan menggunakan consrete cutter/gurinda memotong sepanjang keliling dari tiang
pancang dengan batas kedalaman pemotongan sampai strand I tulangan tiang pancang (
tidak boleh mengenaistrand tiang pancang.
 Bobok bagian atas bagian yang sudah dipotong dengan dengan menggunakanpahat sampai
strand/tulangan pancangkelihatan )
 Memotong strand/tulangan tiang pancang dengan blender potong , dalam
pemotongan harus memperhitungkanarah jatuhnya tiang pancang
 Bersihkansisi bobokan pancang dan puing - puing beton dari lokasijika tidak digunakan
 Setelah strand/tulangan tiang pancang terpotong dorong bagian atas tiang kearah jatuhnya
tiang pancangyang telah direncanakan
 Apabila tiang pancang yang akan dipotong masih tinggi, maka sebelumnya tiang pancang
harus dipegang dengan tali atau seling untuk menahan sehingga bisa mengarahkanjatuhnya
tiang pancang dengan aman
 Bersihkan sisi bobokan pancang dan puing - puing beton dari lokasi jika tidak digunakan

Bottom pile cap

37
D. Pekerjaan Pile Cap

Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile yang tersisa di permukaan
tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja
yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 800 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung
dari jumlah tiang yang tertanam.
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus
disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima kepala kolom, pile cap
juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang.
Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang
akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah
pondasi yang diikat menjadi satu.
Pekerjaan Pile cap ini memerlukan material, alat, tenaga dan perlengkapan K3LM seperti
dibawah ini :

- Besi tulangan - Pelaksana


- Papan bekisting - Mandor
BAHAN - Kawat bendrat TENAGA - Pekerja harian
- Beton - Tukang kayu
- Paku - Tukang besi
- Palu - Sepatu Lapangan
-Beton Mesin - Sarung tangan
ALAT - Vibrator K3L - Helm
- Pacul - Masker
- Gergaji besi dan kayu

Tahapan pengerjaan pile cap yaitu :


1. Pengukuran dan pasang Bouwplank
2. Gali tanah sampai elevasi dibawah pile cap dengan cangkul/Excavator
3. Urug pasir screed dengan ketebalan sesuai dengan shop drawing
4. Pasang bekisting batako/ sesuai dengan spesifikasi, bekisting dipsang sekitar pile cap
5. Pasang besi tulangan dengan jarak dan diameter sesuai dengan shop drawing yang disetujui
oleh Mk
6. Periksa kembali apakah pemasangan bekisting dan besi tulangan sudah rapi dan benar
7. Pengecoran pile cap menggunakan baker/
talang car kemudian padatkan dengan vibrator
8. Bersihkan area pekerjaan untuk pekerjaan selanjutnya
9. Lakukan curing beton selama± 7 hari

38
Tahapan Pile Cap

E. Pemasangan Tower Crane

Untuk transportasi material dari stok material ke lokasi pekerjaan , maka proyek
Gedung Parkir ini akan menggunakan alat angkat Tower Crane 1 unit dengan jangkauan 60 m,
yang akan dipasang sesuai site plan agar tower crane bias menjangkau setiap posisi.
Pekerjaan podasi Tower Crane dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan Pile, urutan
pekerjaan pemasangan sebagai berikut :
1. Mobilisasi segment Tower crane ke Site
2. Pemasangan besi tulangan Tower crane dan pengecoran tower crane
3. Pasang using anggle
4. Pengecoran pondasi dengan slump dan mutu beton sesuai dengab ketentuan

39
5. Pemasangan segment Tower crane menggunakan mobil crane dengan kapasitas yang
memadai

6. Kemudian pemasangan climbing crane yang digunakan untuk “Self Assembly”


7. Pemasangan kabin diatas climbing crane

8. Pemasangan boom dan counter jib

40
7. Pemasangan Counter weight (beban Penyeimbang)

41
F. Pekerjaan Sloof

Sloof adalah balok yang menumpu pada permukaan tanah, tie beam digunakan untuk
menghubungkan antara pile cap yang satu dengan pile cap yang lain. Fungsi sloof adalah
meratakan gaya beban bangunan, sebagai balok penahan gaya reaksi tanah, bila ada penurunan
tanah pada bagian bangunan dengan adanya sloof maka penurunan tanah nya akan sama, dan
sebagai peningkatan kekakuan antar poer, Pekerjaan sloof ini memerlukan material, alat, tenaga
dan perlengkapan K3L seperti dibawah ini :

- Besi tulangan - Pelaksana


- Papan bekisting - Mandor
BAHAN - Kawat bendrat TENAGA - Pekerja harian
- Beton - Tukang kayu
- Paku - Tukang besi
- Palu - Sepatu Lapangan
-Beton Mesin - Sarung tangan
ALAT - Vibrator K3L - Helm
- Pacul - Masker
- Gergaji besi dan kayu

G. Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai

42
43
Pelaksanaan :
1. Bersihkan area yang akan dicor dengan compressor
2. Pasang batas pengecoran , Pengecoran dihentikan pada pada jarak 1/4 bentang dari tumpuan
3. Seton dengan mutu yang disyaratkan dituang ke gerobak untuk dilakukan pengujian
slump
4. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan , maka beton dituang di bucket pada
concrete pump kemudian disaluran ke area yang akan di cor
5. Pada sambungan beton lama dan baru disiram
dengan calbond ( super bonding agent )
6. Ratakan beton dengan kayu dan padatkan beton dengan concrete vibrator
7. Cek elevasi dengan alat ukur yang sudah terkalibrasi
8. Pengecoran dihentikan pada zone pengecoran
9. Lakukan curing selama± 1 minggu

44
H. Pekerjaan Kolom

Pembagian petahapan serta arah pekerjaan kolom pada proyek gedung parkirr ini
sudah diuraikan dalam pekerjaan balok dan plat lantai.
Bekisting yang digunakan pada proyek ini yaitu berbentuk lingkaran. Pembongkaran
bekisting kolom pada proyek ini dilakukan 1 hari setelah pengecoran. Sesuai dengan
peraturan pekerjaan konstruksi pengembangan Fasilitas layanan Perpustakaan
nasional.Pekerjaan pengecoran kolom menggunakan baket cor yang diangkat dengan mobil
Crane, sehingga tidak mengganggu aktivitas concrete Pump pada pekerjaan balok dan plat
lantai.
Penggunaan material, alat, tenaga dan perlindungan K3LM adalah sebagai berikut :
Material utama :

45
- Besi tulangan - Pelaksana
- Papan bekisting - Mandor
BAHAN - Kawat bendrat TENAGA - Pekerja harian
- Beton - Tukang kayu
- Paku - Tukang besi
- Palu - Sepatu Lapangan
-Beton Mesin - Sarung tangan
ALAT - Vibrator K3L - Helm
- Pacul - Masker
- Gergaji besi dan kayu - Body Harnes

 Pekerjaan Pembesian Kolom

1. Marking posisi sepatu kolom


2. Pasang sepatu kolom sesuai marking yang sudah dibuat
3. Pasang besi tulangan kolom dengan tower crane :
4. Ikat kuat antara stek kolom dengan besi
tulangan yang baru
5. Pasang instalasi ME (bila ada)
6. Pasang beton decking
7. Diperiksa dan disetujui oleh MK
8. Buat berita acara yang ditandatangai oleh MK

46
 Pekerjaan Bekisting Kolom

1. Pasang bekisting panel - panel kolom


2. Pasang waller sesuai dengan shop drawing
3. Pasang push pull prof kedua sisi kolom
4. Pasang unting - unting kedua sisi kolom
5. Setel dengan posisi tegak vertikal dengan acuan unting - unting
6. Periksa dimensi kolom
7. Kencangkan Tierood dan support
8. Pastikan waktu pengecoran bekisting tidak bergerak
9. Bersihkan lokasi untuk persiapan

 Pekerjaan Pengecekan Kolom

1. Pengecekan vertikalitas kolom/dinding sebelum pengecoran. Pengecekan dilakukan dengan


menggunakan unting - unting dan meteran pada bekisting kolom/ dinding yang sudah
dipasang dan siap untuk dicor
2. Pengecekan verticality dilakukan dengan menggunakan theodolite pada bekisting kolom /
dinding yang sudah dipasang dan siap untuk dicor.

47
 Pekerjaan Pengecoran Kolom

1. Lakukan pengujian slump beton sebelum pengecoran


2. Tuang beton yang sudah diuji ke bucket cor kemudian angkat dengan TC menuju
ke lokasi pengecoran
2. Tinggi jatuh beton sesuai yang disyaratkan
3. Proses pengecoran dilakukan bertahap ( tahap pertama ± 1.5 m, tahap kedua setinggi sampai
elevasi yang direncanakan
4. Pemadatan beton menggunakan Vibro concrete
5. Bongkar bekisting setelah 24 jam dari pengecoran
6. Lakukan curing beton

I. Pekerjaan Tangga
 Pekerjaan Penulangan dan Bekisting Tangga

1. Datangkan material sesuai kebutuhan


2. Pabrikasi panel-panel bekisting sesuai dengan Shop Drawing
3. Marking posisi dan elevasi bordes dan dasar tangga
4. Buat acuan trap tangga sesuai dengan Shop Drawing
5. Pasang bekisting dasar bordes dan dasar tangga
6. Periksa elevasi dasar tanga sesuai Shop Drawing
7. Pasang bekisiting sisi dinding tangga
8. Pasang besi tulangan sesuai dengan shop
drawing
9. Dinding trap tangga bagian depan dipasang setelah tulanggan tangga sudah selesai
10. Perkuat seluruh komponen bekisting tangga dengan support dan klem
11. Pasang konduit untuk pekerjaan M/E apabila ada
12. Bersihkan kotoran area tangga untuk pekerjaan selanjutnya

48
 Pekerjaan Pengecoran Tangga

1. Bersihkan area yang akan dicor dengan compressor


2. Lakukan pengujian slump beton sebelum pengecoran
3. Tuang beton yang sudah diuji ke dalam bak kemudian angkat menuju ke lokasi pengecoran
4. Tuang beton ke area yang akan dicor
5. Pemadatan beton menggunakan Vibro concrete
6. Ratakan beton dengan roskam
7. Bongkar bekisting setelah beton cukup umur
8. Lakukan curing beton selama ± 7 hari

J. Pekerjaan Dinding Retaining Wall

Retaining wall adalah struktur yang memegang kembali tanah atau batu dari sebu ah bangunan,
struktur atau area. Dinding penahan gerakan atau downslope,mencegah erosi dan menyediakan
49
dukungan untuk vertikal atau hampir vertikal. struktur yang menahan air, kadang -kadang juga
dianggap sebagai dinding penahan. . Dinding penahan umumnya terbuat dari batu, batu, bata ,
beton, vinyl, baja atau kayu. Setelah populer sebagai bahan penahan yang tidak mahal, rel telah
jatuh dari penggunaan karena perhatian lingkungan.

1. Ratakan level tanah sesuai shop drawing


2. Pekerjaan lantai kerja Dengan mutu beton K-100
3. Pekerjaan Bekisting dan pembesian sesuai shop drawing
4. Pekerjaan pengecoran sesuai dengan mutu yang direncanakan

K. Pekerjaan Parapet

Parapet di kerjakan dengan urutan sebagai berikut :


1. PembesianYang di kerjakan setelah pembesian slab bridge selesai,
2. lalu dilanjutkan dengan pembesian parapet dengan cara
3. menyambung overlapping besi slab bridge ke besi parapet.
4. Bekisting Bekisting dari parapet ini terbuat dari plat besi agar bisadi pakai lebih lama
daripada menggunakan kayu atau triplek.5.
5. Pengecoran Pengecoran parapet di lakukan tidak bersamaan dengan pengecoran Slab
bridge karena pengecoran ini tidak menggunakan concrete pump melainkan langsung di
tuangdari mixernya.

2. PEKERJAAN ARSITEKTUR
50
Lingkup pekerjaan arsitektur pada proyek Pembangunan Gedung Akuntansi, Manajemen
Informatika dan Prasarana Luar di Politeknik Negeri Subang ini Meliputi :

A. Pekerjaan Dinding Bata


B. Pekerjaan Pengecatan
C. Pekerjaan Keramik
D. Pekerjaan Waterproofing
E. Pekerjaan Floorhardene

A. Pekerjaan Dinding Bata

 Pekerjaan Dinding Bata

1.

51
 Pekerjaan Plesteran dan Acian

 Pekerjaan Kusen

52
B. Pekerjaan Pengecatan

C. Pekerjaan Keramik

1. Bersihkan lokasi kerja dari puing puing material dan debu yang
2. Marking level lantai,elevasi permukaan lantai dan starting point granit. Semua kegiatan
ini mengacu pada level dan as ruangan awal

53
3. Siapkan pemasangan keramik HT dengan acuan yg berawal dari garis benang kepalaanyg
telah dibuat
4. Taburkan semen khusus keramik HT diatas mortar yg sudah rata, bertujuan agar air
dipermukaan mortar
5. Grouting naad dilaksanakan setelah dilakukan pengecekan, dan perbaikan keramik.
Grouting dilakukan setelah pemasangan± 1 minggu

D. Pekerjaan Waterproofing

Pekerjaan waterproofing biasa dilakukan pada struktur beton area atap bangunan atau dibawah
lantai toilet gedung dengan maksud untuk mencegah terjadinya kebocoran air ke lantai
dibawahnya. pekerjaan waterproofing memerlukan pengerjaan dan pengawawan yang baik dan
benar agar tidak terjadi kebocoran yang tentunya akan sangat merepotkan dikemudian hari ,
untuk mengatasi hal ini kita dapat mencoba berbagai metode waterproofing membrane yang
paling baik untuk menghasilkan pekerjaan waterproofing terbaik tentunya.
Untuk melaksanakan pekerjaan waterproofing kita perlukan bebarapa alat bantu seperti sikat,
sapu dan kape. sedangkan bahan-bahan yang disiapkan dalam metode cara pemasangan
waterproofing membrane ini antara lain:
1. bahan primer coating
2. waterproofing membrane
3. screed beton
4. acian halus
5. kawat ayam
6. dan alat-alat bantu pekerjaan waterproofing lainya menyesuaikan kebutuhan kerja dan
kondisi lapangan.

54
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating dilaksanakan mengikuti la ngkah-langkah sebagai
berikut :
Persiapan :
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan water proofing coating.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : water proofing coating dan kain kassa.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : sikat kawat, pahat beton, kape scrabe, kuas, roll,
ember, air, dll.

 Pelaksanaan pekerjaan water proofing coating

1. Pekerjaan water proofing coating dikerjakan sebelum permukaannya difinish.


2. Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih dari
lumpur dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.
3. Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
4. Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat beton atau
kape scrabe.
5. Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu dengan sikat
kawat dan air bersih.
6. Aplikasi waterproofing membrant dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan
dinding dengan menggunakan kuas atau roll.
7. Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis kembali
dengan water proofing coating. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai dan dinding
diperkuat dengan serat fiberglass.
8. Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal 20 cm
(atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.
9. Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah itu
baru dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam.

55
10. Setelah pekerjaan waterproofing membrant selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan
dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding.

 Pelaksanaan pekerjaan water proofing membrane

1. bersihkan lokasi struktur beton yang akan dilapisi waterproofing membrane dengan alat -
alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya, pastikan setiap bidang dan permukaan sudah
benar-benar bersih.
2. labur permukaan atau bidang yang akan dipasang dengan primer coating secara merata
serta pada bidang dinding naik sekitar 20 cm dari lantai rencana.
3. cek kembali laburan primer coating apakah sudah benar-benar rapi dan menutup semua
permukaan.
4. pasang waterproofing membrane secara merata keseluruh permukaan beton dengan
sambungan overlap kurang lebih 10 centi meter.
5. memeriksa dan mengecek kembali waterproofing membrane yang sudang dipasanga
sebelumnya.
6. melakukas tes penggenangan dengan air selama satu hari atau 1×24 jam
7. jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan tidak terjadi kebocoran, jika
belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.
8. melaksanakan pekerjaan screed penutup waterproofing, untuk toilet langsung saja ditutup
dengan screed setinggi 2 s/d 5 cm, sedangkan untuk wilayang gutter atau saluran air
sebaiknya dilapisi terlebih dahulu dengan kawat ayam kemudian baru screed 2 s/d 3 cm
dilanjutkan finish acian.

E. Pekerjaan Floor Hardener

1. Persiapan Permukaan; Tebal pelat beton minimal 15 cm, Ratakan beton yang baru dituang
dengan mengunakan batang penggetar. Untuk mempermudah proses pengecoran &
menjaga mutu beton tambahkan additive plasticizer (BetonMix) dengan mengurangi
pemakaian air.
2. Perataan Permukaan; Beton diratakan dengan jidar (batang besi lurus) sesuai level yang
diinginkan, setelah plastisitasnya cukup, haluskan permukaannya beton dengan
mengunakan trowel kayu dan trowel finish mesin.
3. Penaburan; Plat beton siap untuk ditaburi bubuk floor hardener apabila permukaanya
ditekan dengan ibu jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3 -5 mm saja, Taburkan
bubuk floor hardener secara merata dengan tangan atau alat yang sesuai.
4. Pemadatan; Tunggu sampai bubuk floor hardener telah dilembabkan oleh kandungan air
semen pada permukaan beton, gunakan mesin trowel finish dengan putaran rendah dan
dasar yang benar- benar rata ( Flat ).
5. Penghalusan Awal; Segera setelah beton mulai mengeras ( Initial setting ) lakukan
penghalusan dengan mesin trowel finish dengan putaran baling baling logam yang lebih
halus dengan posisi sudut rendah

56
6. Penghalusan Akhir; Proses penghalusan akhir yang diperlukan dapat dilakukan kemudian
dengan mesin trowel dengan putaran yang tinggi. Selanjutnya untuk melindungi
permukaan beton dari penguapan air yg terlalu cepat & retakan, semprotkan dengan bahan
curing transparant.

3. PEKERJAAN SANITARY

A. Pekerjaan Closet jongkok

TAHAP PEMASANGAN

1. Buat gambar kerja disetujui MK


2. Pengajuanwama type Wastafel
3. Pengajuanizin kerja
4. Marking posisi dan elevasi Wastafel, instalasiair bersih &
air kotor
5. Pasang instalasiair bersih & air kotor disamping sesuai posisi dan elevasi
6. Pasang meja Wastafelsesuai gambar
7. Marking posisi kran air panas & air dingin, tempat sabun pada finishing dinding pada
meja wastafel granit/marmer
8. Periksa posisi kran air kotor, air bersih, tempat sabun dan lobang Wastafel
9. Pasang Wastafel setelah finishing dinding, lantai dan plafond area Wastafel selesai
10. Konecting instalasi air panas, air dingin dan air buangan
57
dengan kran dan Wastafel
11. Tes ulang instalasi air bersih dan air kotor berfungsi dengan baik
12. Bersihkanlokasi dari kotoran selama pelaksanaan
13. Buat Belita Acara ProgressPekerjaan

B. Pekerjaan Wastafel

TAHAP PEMASANGAN
1. Buat gambar kerja disetujui MK
2. Pengajuanwama type Wastafel
3. Pengajuanizin kerja
4. Marking posisi dan elevasi Wastafel, instalasiair bersih & air kotor
5. Pasang instalasiair bersih & air kotor disamping sesuai posisi dan elevasi
6. Pasang meja Wastafelsesuai gambar
7. Marking posisi kran air panas & air dingin, tempat sabun pada finishing dinding pada meja
wastafel granit/marmer
8. Periksa posisi kran air kotor, air bersih, tempat sabun dan lobang Wastafel
9. Pasang Wastafel setelah finishing dinding, lantai dan plafond area Wastafel selesai
10. Konecting instalasi air panas, air dingin dan air buangan dengan kran dan Wastafel

11. Tes ulang instalasi air bersih dan air kotor berfungsi dengan baik
12. Bersihkanlokasi dari kotoran selama pelaksanaan
13. Buat Belita Acara ProgressPekerjaan

58
C. Pekerjaan Closet Duduk

1. Buat gambar kerja sesuaitype Closet Duduk Pengajuanwarna type Closet Duduk
Pengadaan Closet sesuai type yang disetujui Marking posisi Closet, instalasi air bersih &
air kotor
2. Periksa marking posisi air kotor dan air bersih sesuai type closet yang disetujui
3. Pasanginstalasiair bersih pada dinding
4. Pasanginstalsi air kotor di lantai
5. Periksainstalasi air kotor dan air bersih tidak bocor Periksawaterprofing lantai tidak bocor
Periksafinishing dinding dan lantai sudah selesai PasangOoset Duduk sesuai type dan
posisi closet Konecting instalasi air bersih dengan Ooset
6. Test gelontor dengan air bersih dan test fungsi kran air
7. Bersihkan lokasi dari kotoran material dan kotoran selama pekerjaan
8. Buat Berita acara ProgressPekerjaan

D. Pekerjaan Urinoir

1. Buat gambar kerja disetujui MK


2. Pengajuancontoh warna type urinoir
3. Pengadaanmaterial urinoir
4. Pengajuanizin kerja
5. Marking posisi urinoir dan instalasiair bersih & air kotor
6. Pasanginstalasiair bersih & air kotor sesuai gambar kerja dan spesifikasi
7. Periksa pekerjaan finishing dinding dan finishing lantai
8. Periksaposisi instalasiair bersih dan air kotor
9. Pasang urinoir sesuai marking
10. Konekting dengan instalasiair bersih dan air kotor
11. Test gelontor dengan air bersih dan test fungsi air bersih
12. Bersihkan lokasi dari kotoran selama pelaksanaan
13. Buat Berita Acara ProgressPekerjaan

59
E. Pekerjaan Floor Drain

1. Buat gambar kerja disetujui MK


2. Pengajuantype Floordraindisetujui MK
3. Marking posisi Floordrain
4. Pasangpipa instalasi air buangan
5. Test instalasi
6. Pasang mangkuk Floordrain bagian lobang diisi kain / kertas
7. Finishind lantai miring ke Floordrain
8. Pasangtutup Floordrainsetelah ruangan bersih dan pipa sudah dipasang
9. Buat Serita Acara SesuaiProgressPekerjaan

60
4. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

A. Pekerjaan Air Bersih dan kotor

B. Pekerjaan Kabel

61
C. Pekerjaan Instalasi Lampu Penerangan

62
D. Pekerjaan Saklar dan Stop Kontak

63
64
Pemasangan Saklar Dan Stop Kotak

o Marking jalur instalasisaklar dan stop


kontakdengan level ketinggian
o dari lantai 150 cm untuksaklar dan 30 cm
untukstop kontak.
o Cutter jalur marking yangyang telah dibuat
denganmenggunakan mesin
o cutter.
o Bobok jalur instalasisaklar dan stop kontak
o Pasang konduit daninbow-dos, Tutup tembok
jalurinstalasi dengan plesterkembali, serta
bersihkanlokasi kerja.
o Pasang kawat pancing, Tarik kabel
instalasidengan kawat pancing.
o Potong kabel instalasisesuai dengan
kebutuhan, Sambungkan instalasikabel pada
tee-dos,kemudian tutup
o sambungan denganlasdop, lalu tutup teedos.
o Lakukan test konektifitassambungan dan
tahananisolasi kabel instalasiyang telah
terpasang.
o Setelah hasil tesdinyatakanbaik,pasangkan
saklar danstop kontak pada lokasiyang telah
disediakan saatproses finishing telahselesai.

Pemasangan armatur mencakup semua pemasangan fixtures lampu sesuai dengan gambar yang
telah disetujui pihak Konsultan. Untuk perlindungan dan memperkuat pemasangan fixtures ini
perlu material penunjang untuk kesempurnaan pemasangannya seperti gantungan lam pu, skruf,
dan lain-lain sesuai kebutuhan yang diperlukan.
Pemasangan Fixtures ini merupakan pekerjaan akhir ( Finishing ) maka dari itu perlu kerapihan
yang baik. Untuk type atau model fixtures ini sesuai yang telah dicantumkan dalam buku RKS
dan mengikuti spesifikasi yang telah disepakati bersama.

E. Pekerjaan Sistem Instalasi udara


65
Pekerjaan ini meliputi pemasangan Unit AC lengkap dengan sistem pembuangannya. Untuk jenis
dan kapasitas alat menggunakan AC Split yaitu Wall Mounted Cassette Type dengan
karakteristik telah disebutkan dalam RKS.
Untuk sistem sirkulasi udara menggunakan Exhaust Fan dengan kapasitas 1820 dan 9480 cmh.
Pada pelaksanaan pemasangannya akan di atur sedemikian rupa sehingga urutan pekerjaan, teknis
pemasangan dan hasil pekerjaan dapat sesuai dengan yang disyaratkan dan dapat berfungsi
dengan baik.
Untuk menunjang kesempurnaan pemasangan alat utama ini perlu dibantu dengan material yang
sesuai dengan kebutuhan agar dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan rencana dan mudah
untuk pemeliharaan alat-alat tersebut

F. Pekerjaan Sistem Tata Suara

G. Pekerjaan CCTV

66
Seluruh pemasangan sistem perangkat CCTV disediakan dan dikerjakan sesuai spesifikasi teknis
yang telah ditentukan serta mendapat persetujuan dari pengawas.

Diagram Sistem Konfigurasi CCTV

H. Pekerjaan Fire Alarm

67
I. Pekerjaan hydrant

68
J. Pekerjaan Penangkal Petir\

1. Pekerjaan Sistem Tegangan Rendah dan Grounding

Pekerjaan Sistem Pembumian


Grounding system melakukan titik penancapan batang (rod) pelepas arus atau ground rod di
dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Jika sistem single grounding rod masih mendapatkan
hasil kurang baik (nilai tahanan sebaran >5 ohm), maka perlu ditambahkan ground rod ke dalam
tanah yang jarak antar batang minimal 2 meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC.
Penambahan ground rod dapat juga ditanam mendatar dengan kedalaman tertentu, bisa
mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa diterapkan
secara bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistans kurang dari 5 ohm setelah pengukuran
dengan earth ground tester.

69
Gambar sistem Grounding

2. Pekerjaan Penyalur Petir

 Pemasangan dilakukan sesuai spesifikasi teknis dan mendapat persetujuan dari pengawas.
 Bagian utama dari pekerjaan ini adalah Batang alat penangkal petir, dan Tempat grounding
penangkal petir.
 Alat kerja penangkal petir berupa batang tembaga murni yang ujung tembaganya runcing.
 Kabel konduktor atau kabel tembaga dibuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan
kabel konduktor tembaga ini sekitar 1 cm hingga 2 cm .
 Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan
panjang sekitar 1,8 - 3 m .

Gambar Rencana Sistem Penangkal Petir (Tampak Depan)

70
Gambar Detail Konstruksi Sistem Penangkal Petir

71
K. Pekerjaan lift

72
 PELAKSANAANPEKERJAAN.

1. Pemasangan.
Lokasi pemasangan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Ruang mesin,ruang luncur berikut ruang luncur teratas(overhead),sumuran dasar(pit),luang
lariatap(toprunby,luang lari bawah (bottomrunby),ruangaman bawah(pitsafeclearance,ruangaman
atas(overheadsafeclearance)danjarakkerja(travel/rise),harus memiliki dimensi minimal dan
bentuksesuai ketentuandaripabrik pembuat elevator.
Kontraktor harus menyerahkan,memasang elevato baru sebagai suatu unit lengkap dengan
kabin,peralatan keamanan,pintu/lubangdarurat,beban pengimbang, motor,kabel,kipas dan pintu
disetia plantai,panel pengoperasian,indicatordanke lengkap antam bahan lainnya sesuai standar
pabrik pembuat, seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.
Pemasangan harus mengikuti rekomendasidari pabrik pembuat atau petunjuk tertulis dan harus
dipasang oleh tenaga kerja yang ahli dan berpengalaman.

2. Pemeliharaan dan Pengoperasian.


Kontraktor harus menyerahkan manual instruksi pengoperasian dan pemeliharaan daripabrik
pembuat,dan jaminan-jaminanuntuk kekeliruan pengoperasian dan penggantian yang diperlukan
serta suku cadang.

73
PEGENDALIAN MUTU

PENGENDALIAN MUTU
74
Pengendalian Mutu (Quality Control)
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu
dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan pemeriksaan secara
teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun
terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri Alat-alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu
dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan yang lain setiap selesai digunakan dibersihkan da n
bagian-bagian yang perlu secara berkala dilumasi. Setiap bagian diperiksa barangkali ada suku
cadang yang perlu atau sudah waktunya diganti agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan
baik selama digunakan dan tidak mengalami kerusakan secara tiba -tiba ditengah-tengah
pelaksanaan pekerjaan. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggung jawabnya
langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian
teknik.

Planning
Procurement
•PembentukanTim Juklak
• Seleksi Vendor
Spesialis
• Seleksi Subkontraktor
Manajer Profesional
•Seleksi Mandor
Tim proyek
Project Execution
• Pembuatan Juklak
• Training
Standard Format
Juklak
Bank Data Engineering
Quality Target
Quality Target
Safety
•Presentasi danPersetujuan
HandingJuklak
Over
QIP
Di depan Direksi • Defect Form
• Quality Control
Early Warning System
• Continuous Improvement
Assessment Board
• Customer Satisfaction
Procedures/WI

• Monitoring

Head Office

Branch and DVO

QUALITY TARGET PEK. BETON

75
Usulan rencana mutu proyek ini dimaksudkan adalah cara untuk mengarahkan kegiatan
organisasi di lapangan dengan tujuan untuk mencapai mutu hasil kerja seperti yang telah
ditetapkan berdasarkan :

Standar produk yaitu spesifikasi


Standar proses kerja, misalnya metoda kerja
Standar system

1. Standar Produk
Standar produk telah dituangkan dalam gambar dan spesifikasi, seperti misalnya pada
pekerjaan pemasangan dinding batu bata, standar produknya antara lain :
a. Memakai mortar 1 : 3
b. Plesteran padat dan halus
c. Toleransi kerataan plesteran 2,5 mm.

2. Standar Proses
Standar proses akan ditungkan dalam metoda kerja, seperti misalnya untuk pekerjaan pasangan
dinding batu bata, standar prosesnya antara lain :
a. Standar cara membuat mortar.
b. Standar cara menentukan as dan elevasi
c. Standar cara pemasangan bata.

3. Standar System
Standar system dituangkan dalam system mutu (quality system). Misalnya untuk pekerjaan
pemasangan batu bata tersebut, standar system yang diperlukan antara lain :
a. Sistem pelatihan bagi para tukang dan pengawas.
b. Sistem seleksi material yang dipakai.
c. Sistem inspeksi sebelum, selama dan sesuadah pelaksanaan.

76
Dengan standar standar tersebut kami akan menerapkan di pelaksanaan proyek Pembangunan
Gedung sehingga pekerjaan repair, rewors dan reject dan dihindari dan memberika kepuasan
kepada Owner terhadap produk yang kami kerjakan yaitu tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu

A. DAFTAR PROSEDUR MUTU YANG AKAN DITERAPKAN

No. Klausul JUDUL PROSEDUR KODE DOKUMEN

1 4.1.3 Tinjauan Manajemen PM 01

2 4.2.3 Rencana Mutu PM 02

3 4.5 Pengendalian Dokumen dan Data PM 05

4 4.6 Pembelian PM 06

5 4.8 Identifikasi dan Mampu Telusur Produk PM 08

6 4.9 Pengendalian Proses PM 09

7 4.1 Inspeksi dan Tes PM 10

8 4.11 Peralatan Inspeksi,Pengukuran dan Tes PM 11

9 4.12 Status Inspeksi dan Tes PM 12

10 4.13 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai PM 13

11 4.14 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan PM 14

Penanganan, Penyimpangan, Perlindungan dan


12 4.15 Penyerahan PM 15

13 4.16 Pengendalian Catatan Mutu PM 16

14 4.17 Audit Mutu Internal PM 17

15 4.18 Pelatihan PM 18

B. DAFTAR INSTRUKSI KERJA SISTEM MANAJEMAN MUTU YANG DITERAPKAN DI PROYEK

No. JUDUL INSTRUKSI KERJA KODE DOKUMEN

1 Pemberian Nomor Kopi Dokumen IK - 05 - 001

2 Pembuatan dan Distribusi Instruksi Kerja Spesifik IK - 05 - 002

77
3 Pengukuran Sudut IK - 09 - 003

4 Pengukuran Elevasi IK - 09 - 005

5 Penulangan Beton IK - 09 - 007

6 Plesteran IK - 09 - 008

7 Dinding Penyekat ( Pas Bata ) IK - 09 - 011

8 Inspeksi Pengukuran Menjelang Pengecoran Beton Kolom IK - 10 - 003

Inspeksi Pengukuran Menjelang Pengecoran Beton Lantai &


9 Balok IK - 10 - 005

10 Inspeksi Pemasangan Besi IK - 10 - 006

11 Inspeksi Pra Pengecoran Beton IK - 10 - 007

12 Inspeksi Pelaksanaan Pengecoran Beton IK - 10 - 008

13 Inspeksi Finishing Pengecoran Beton IK - 10 - 009

14 Kalibrasi Internal Meteran IK - 11 - 001

15 Kalibrasi Internal Mistar Level IK - 11 - 002

16 Verifikasi Sertifikat Kalibrasi alat ukur optik Waterpass IK - 11 - 005

17 Verifikasi Kelaikan Kalibrasi alat ukur optik Waterpass IK - 11 - 006

18 Koreksi Alat Ukur Optik Waterpass IK - 11 - 007

19 Verifikasi Sertifikat Kalibrasi alat ukur optik Theodolite IK - 11 - 008

20 Verifkasi Kelaikan alat ukur Theodolite IK - 11 - 009

21 Koreksi Alat Ukur Optik Theodolite IK - 11 - 010

22 Penyimpanan dan Perawatan alat ukur Optik IK - 11 - 013

78
C. DAFTAR FORMULIR LAIN YANG DIGUNAKAN

No. NAMA FORMULIR KODE FORMULIR

1 Surat Permohonan Ijin Pelaksanaan

2 Laporan

3 Detail Schedule

4 Risalah Rapat Koordinasi

5 Trasmital

6 Inspeksi dan Test IT - 03 / LOG

7 Inspeksi dan Test IT - 03 / Mekanikal

8 Inspeksi dan Test IT - 03 / Elektrikal

9 Progres Mingguan

79
D. SISTEM PENOMORAN SHOP DRAWING

SD . A 0001 - R . 0

Nomor Revisi Gambar Shop


Drawing

Nomor Gambar Shop Drawing 4


Angka

Bagian Gambar :

S = Strukur

A = Arsitektur

M = Mekanikal

E = Elektrikal

SHOP DRAWING

80
K3L

81
KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

DEKLARASI K3 DI PROYEK

82
STRUKTUR ORGANISASI K3 DI PROYEK

PROSEDUR PELAKSANAAN

PENANGANAN KECELAKAAN RINGAN

83
PENANGANAN KECELAKAAN BERAT

PENANGANAN KORBAN MENINGGAL

SAFETY
PATROL DAN SAFETY INDUCTION

84
ALAT PENGAMAN DIRI (APD)

85
PEMAKAIAN APD

KESELAMATAN DI AREA PROYEK

86
87
HUBUNGAN FUNGSIONAL DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung ini terlibat beberapa pihak dalam posisi dan
fungsi masing-masing yang pada dasarnya memiliki komitmen bersama atas kelancaran dan kesuksesan
pelaksanaan proyek dimaksud. Namun demiklan perhatian utama tetap ditujukan kepada Pihak Kontraktor
Pelaksana, sehubungan dengan perannya yang secara langsung dalarn pengerahan dan pengolahan seluruh
kinerjanya sehingga Proyek ini dapat terwujud.

Keterlibatan antar pihak ini tercermin di dalam hubungan fungsional dengan kapasitas yang bervariasi,
ditunjukkan adanya 3 (tiga) macam garis hubungan, yakni : garis Instruksi, garis konsultasi, dan garis koordinasi. Hal
ini tidak dapat dibandingkan secara langsung terhadap hubungan kerjasama kontraktual antara Kontraktor
Pelaksana dengan Pemimpin proyek yang memiliki kesetaraan secara hukum.

Plhak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagal berikut :

Pemilik Bangunan

Ketua Panitia Pembangunan/Kepala Satuan Kerja adalah pihak yang ditunjuk oleh untuk memimpin
penyelenggara proyek dimaksud.

Tim Monitoring adalah pihak - pihak yang memiliki kompetensi untuk memantau perkembangan pelaksanaan
proyek ini.

Konsultan Perencanaadalah konsultan yang ditunjuk oleh Ketua Panitia untuk memberikan layanan jasa
perencanaan konstruksi pada proyek ini

Konsultan Pengawasadalah konsultan yang ditunjuk oleh Ketua Panitia untuk memberikan layanan jasa
pengawasan konstruksi pada proyek ini

Kontraktor Pelaksana adalah kontraktor yang ditunjuk oleh Panitia untuk memberikan layanan jasa pelaksanaan
konstruksi pada proyek ini

Pemasok Material dan Logistikadalah mitra kerja Kontraktor Pelaksana dalam konstelasi pemberdayaan
masyarakat, pemberian peluang usaha, sekaligus untuk mempercepat proses pelaksanaan konstruksi

Sub Kontraktoruntuk sebagian pekerjaan atau tenaga kerja borongan adalah mitra kerja Kontraktor Pelaksana
dalam konstelasi pemberdayaan masyarakat, pemberian kesempatan kerja dan peluang usaha, sekaligus untuk
mempercepat proses pelaksanaan konstruksi

Selanjutnya keterkaitan antar pihak tersebut diatas secara fungsional, khususnya dalam hubungan dengan pihak
kontraktor pelaksana ditujukan pada gambar berikut :

88
89
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)DAN 5 R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN)

Dalam pelaksanaan pekerjaan sudah menjadi kewajiban kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya
memperhatikan dan mejalankan prosedur tentang Keselamatan, dan Kesehatan Kerja serta dituntut pula bekerja
dengan Ringkas, Rapi, Rawat dan Rajin.

Program mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sudah tercantum dalam kontrak yaitu Kontraktor
menjamin terhadap karyawan dan pekerjanya dalam suatu lindungan Asuransi ( ASTEK ). Terhadap kecelekaaan
pihak ketiga pun kami akan mengikuti program asuransi pada pihak ketiga. Tetap yang terpenting pada pada
hakekatnya kami akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosudur kerja yang baik dan benar serta
mendahulukan tindakan preventif guna menghindari kecelakaan kerja.

Untuk program 5 R, akan dijadikan suatu acuan pelaksanaan apalagi lokasi proyek berada dilingkungan kampus
ternama yang harus terjaga akan keindahan dan kebersihannya.

Struktur organisai K3 dan 5 R kami telah dibentuk berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya disesuaikan dengan
posisi responsibility di proyek tersebut.

90
Alur Penanganan Kecelakaan
MULAI

KECELAKAAN

LAPORAN
KECELAKAAN
KEPADA
PELAKSANA

MEMBERI PERHATIAN
TERHADAP KORBAN &
MEMBERSIHKAN LUKA

DIBAWA KE KLINIK/RUMAH
KASUS
SAKIT TERDEKAT
MENINGGAL KASUS RINGAN
DUNIA

DILAKUAKAN PEKERJA KASUS FATAL


PEMAKAMAN/ KEMBALI UNTUK
SELAMATAN BEKERJA INFORMASI DARI DILAKUKAN
PELAKSANA TENTANG PEMAKAMAN/
KEJADIAN TERSEBUT SELAMATAN

SELESAI SELESAI

DILAKUKAN PENYELIDIKAN/MAMPU TELUSUR


DIBUAT PANITIA
TENTANG KECENDERUNGAN DI LAPANGAN &
PENYELIDIKAN
MELAKUKAN TINDAKAN PENCEGAHAN

LAPORAN KEJADIAN DI
MENYERAHKAN
LAPANGAN TENTANG
LAPORAN
KECELKAAN OLEH PETUGAS K3

1. PETUGAS K3 MELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN


MELAKUKAN
MEMBUAT TIDAKAN SELAJUTNYA
TINDAKAN
2. MEMBUAT LAPORAN UNTUK PENGURUSAN
SELANJUTNYA
ASTEK

SELESAI SELESAI

91
92

Anda mungkin juga menyukai