Anda di halaman 1dari 6

Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat

Serta Hubungannya Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue


Di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis
1 1 1 1
Mara Ipa , Doni Lasut , Yuneu Yuliasih , Titin Delia

Description of Society’s Knowledge, Attitude, Practice,


and Their Relationship with Occurrences of Dengue Hemorrhagic Fever
in Pananjung and Pangandaran Villages Ciamis Regency

Abstract. Ciamis district is dengue hemorrhagic fever (DHF) endemic area that significantly
increased of number of cases on last three years period (2004-2006). This fact is a reason
to conduct research that aimed to know a description a society’s knowledge, attitude and
practice (KAP) and also to know relationships between that one with the occurrences of
DHF. The research was designed using cross sectional study; 195 respondents was inter-
viewed to know the level of society’s KAP. The final results of this research was showed that
the respondent’s KASP is good but does not give impact on occurrences of DHF cases be-
cause its practice was not done yet by societies in control DHF disease.
Key words : Knowledge, Attitude, Practice, Dengue Hemorrhagic Fever.

PENDAHULUAN kasus pada tahun 2004 dan 22 kasus di ta-


hun 2005. Sedangkan di tahun 2006, sam-
Demam Berdarah Dengue (DBD) pai dengan Bulan Mei, sudah tercatat 29
atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) kasus, paling banyak di Desa Pananjung
adalah penyakit yang disebabkan oleh vi- dan Desa Pangandaran(5).
rus dengue, ditularkan oleh gigitan nya-
muk Aedes aegypti dan Ae. albopictus1). Penyebaran DBD, salah satunya di-
Di Indonesia jumlah kasus setiap tahun pengaruhi oleh peran serta masyarakat
cenderung meningkat dan persebarannya terutama dalam kegiatan pencegahan dan
semakin luas(2), salah satunya adalah Jawa pemberantasan nyamuk vektor misalnya
Barat merupakan salah satu wilayah yang dengan kegiatan pemberantasan sarang
incidence rate (IR) dan case fatality rate nyamuk (PSN)(2). Peran serta masyarakat,
(CFR) yang tinggi; misalnya, penderita akan muncul apabila sudah ada perubahan
tahun 2004 sebanyak 6.424 orang (IR = perilaku masyarakat dari tidak melakukan
18.32 per 100.000 penduduk) dengan menjadi melakukan untuk peri-laku posi-
kematian 54 orang (CFR = 0.84%)(3). tif, dan dari melakukan menjadi tidak me-
lakukan untuk perilaku negatif(6).
Salah satu wilayah di Jawa Barat Sedangkan perubahan perilaku terjadi se-
yang pada tiga tahun terakhir mengalami telah mengalami proses yang dimulai dari
peningkatan jumlah kasus DBD yang mengetahui (know), memahami (compre-
cukup signifikan adalah wilayah Keca- hension), aplikasi (aplication), analisia
matan Pangandaran Kabupaten Ciamis(4). (analysis), sintesis (syntesis) dan evaluasi
Di Kecamatan Pangandaran, kasus (evaluation)(7).
DBD mulai tercatat tahun 2003 dengan Di Kecamatan Pangandaran, belum
ditemukannya penderita di Desa Panan- ada data tentang perilaku masyarakat ber-
jung, kemudian meningkat menjadi 4 kaitan dengan DBD; karena itu di Desa
Pananjung dan Desa Pangandaran telah
1. Loka Litbang P2B2 Ciamis

16
Gambaran Pengetahuan ......(Mara Ipa, et al.)

dilakukan studi dengan tujuan mengeta- variabel pada seluruh rsponden, maka
hui gambaran tingkat pengetahuan, sikap responden yang statusnya BAIK dijum-
dan praktek masyarakat berkaitan dengan lahkan, bila hasilnya > 60% dari jumlah
penularan dan pemberantasan DBD serta responden, maka kategori status variabel
hubungannya dengan kemunculan kasus tersebut adalah BAIK, bila < 60% katego-
DBD periode tahun 2004-2006. rinya BURUK.
Untuk mengetahui hubungan PST
BAHAN DAN METODE dengan kejadian kasus DBD, dilakukan
uji korelasi dengan variabel bebas katego-
Studi ini dilaksanakan dengan desa- ri PST dan variabel terikat kasus DBD.
in cross sectional study di Desa Panan-
jung dan Desa Pangandaran Kecamatan
Pangandaran Kabupaten Ciamis, mulai HASIL
Juni sampai dengan November 2006.
Dilakukan dengan cara melakukan wa- Pengetahuan
wancara tentang pengetahuan, sikap dan
Jumlah responden yang diwawanca-
tindakan (PST) responden berkaitan de-
rai adalah 195 orang, satu orang setiap
ngan DBD, terhadap kepala keluarga atau
keluarga dari jumlah populasi 695 ke-
orang dewasa yang ada pada keluarga
luarga.
sampel. Selain wawancara, juga dilaku-
kan pencatatan adanya kasus DBD pada Dari hasil wawancara dan analisa
anggota keluarga yang ada dalam sampel data tentang pengetahuan responden ten-
terpilih, selama periode tahun 2004 sam- tang DBD, diketahui bahwa variabel pe-
pai berakhirnya studi yaitu November ngetahuan yang sudah BAIK. Responden
2006; bila tercatat ada kejadian kasus yang mengetahui tanda penyakit sebesar
DBD, diberi kode 1 dan bila tidak ada 88,5%, bahaya penyakit sebesar 66,5%,
diberi kode 0. cara pemberantasan nyamuk dengan lar-
vasida sebesar 73,5%, manfaat larvasida
Jawaban responden dianalisa de-
sebesar 64% dan dengan fogging sebesar
ngan diawali dengan tabulasi, pengkode-
76%, kebiasaan nyamuk menggigit sebe-
an, serta interpretasi. Dalam pengkodean,
sar 64%, metode pencegahan dengan 3 M
setiap jawaban yang benar diberi kode 1
sebesar 83,0% serta pencegahan paling
sedangkan yang salah diberi kode 0. Pada
murah sebesar 60% (Tabel 1.).
variabel PST, masing-masing jawaban
responden dijumlahkan. Pada variabel pe- Dari jumlah responden, diketahui
ngetahuan, bila jumlahnya mencapai > 6 bahwa rata-rata pengetahuan tentang
maka dikategorikan BAIK, bila < 6 maka DBD adalah BAIK karena terdapat 124
dikategorikan BURUK; pada variabel si- responden (63,59%) status pengetahuan-
kap, bila jumlahnya > 5 maka dikatego- nya BAIK. Berdasarkan hasil wawancara
rikan BAIK dan bila < 5 maka dikatego- dan cross check di Puskesmas Pangandar-
rikan BURUK, serta pada variabel tindak- an, ditemukan 33 responden (16,92%) sa-
an, bila jumlahnya > 6 maka dikategori- lah satu anggota keluarganya ada yang
kan BAIK dan bila < 6% maka dikatego- menderita DBD, yaitu 15 orang (45,45%)
rikan BURUK. Jawaban pada ketiga pada responden dengan status pengeta-
variabel tersebut, selanjutnya dijumlah- huan BAIK dan 18 orang (54,55%) pada
kan; bila hasilnya > 17%, maka PST-nya responden dengan status pengetahuan
BAIK dan diberi kode 1, bila <17% maka BURUK.
dikategorikan BURUK dan diberi kode 0.
Untuk mengetahui status masing-masing

17
Aspirator Vol. 1 No. 1 Tahun 2009 : 16-21

Tabel 1. Status Pengetahuan Responden terhadap Demam Berdarah Dengue


No Pengetahuan Nilai (%) Status
1 Tanda-tanda penyakit 88,5 BAIK
2 Bahaya penyakit 66,5 BAIK
3 Penyebab penyakit 43,5 BURUK
4 Cara penularan 57,0 BURUK
5 Jenis nyamuk 55,5 BURUK
6 Cara pemberantasan
a. Larvasida 73,5 BAIK
b.Manfaat larvasida 64,0 BAIK
c. Manfaat fogging 76,0 BAIK
7 Kebiasaan nyamuk menggigit 64,0 BAIK
8 Pencegahan
a. 3M 83,5 BAIK
b. Pencegahan paling murah 60,0 BAIK

Sikap milihan tempat pertolongan (70,5%),


pencegahan gigitan nyamuk (99,0%),
Sikap responden terhadap upaya melakukan PSN (93,0%), frekuensi me-
pencegahan dan pemberantasan DBD nguras tempat penampungan air/TPA
(pengawasan lingkungan, pencegahan pe- (81,0%), dan penutupan TPA (61,5%);
nyakit, PSN, pemberantasan jentik dan variabel lainnya buruk (Tabel 3.).
melaksanakan program 3M), diketahui
bahwa semua variabelnya sudah baik Penjumlahan responden dengan sta-
(Tabel 2.). tus tindakan BAIK, menunjukkan bahwa
tindakan responden dalam pencegahan
Status sikap responden terhadap dan pemberantasan DBD adalah buruk
upaya pencegahan dan pemberantasan karena 134 orang (66,72%) atau kurang
DBD secara umum adalah baik karena dari 70% yang status tindakannya baik.
161 orang responden (82,56%) bersikap
baik. Kejadian kasus DBD pada kelom- Kejadian kesakitan DBD periode
pok responden yang sikapnya BAIK ada- tahun 2004 sampai selesainya penelitian,
lah 22 kasus (66,67%) dan 11 orang pada kelompok responden dengan tin-
(33,33%) pada kelompok responden yang dakan BAIK adalah 20 kasus (60,61%)
sikapnya buruk. dan 13 orang (39,39%) pada responden
yang tindakannya baik.
Tindakan
Variabel tindakan dalam pencegah-
an dan pemberantasan DBD, yang sudah
BAIK adalah pemilihan tempat berobat
(97%), pelaporan penderita (65,5%), pe-

18
Gambaran Pengetahuan ......(Mara Ipa, et al.)

Tabel 2. Status Sikap Responden Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue


No Sikap Nilai Status
1 Pengawasan lingkungan 80 BAIK
2 Pencegahan penyakit 75 BAIK
3 PSN 80 BAIK
4 Pemberantasan jentik 80 BAIK
5 3M 75 BAIK

Tabel 3. Tindakan Responden Dalam Upaya Penanggulangan Demam Berdarah Dengue


No Tindakan Nilai (%) Status
1 Pemilihan tempat berobat 97,0 BAIK
2 Pelaporan penderita 65,5 BAIK
3 Pemilihan tempat pertolongan 70,5 BAIK
4 Pencegahan terhadap gigitan nyamuk 99,0 BAIK
5 Melakukan PSN 93,0 BAIK
6 Jenis kegiatan PSN 27,5 BURUK
7 Frekuensi pengurasan TPA 81,0 BAIK
8 Melakukan abatisasi 34,0 BURUK
9 Cara penggunaan abatisasi 3,0 BURUK
10 Penutupan TPA 61,5 BAIK

Hubungan Pengetahuan, Sikap DBD karena menghasilkan P value 0,184


dan Tindakan Responden Dengan (Tabel 4.).
Kasus DBD.
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui hubungan PST
dengan kasus DBD, dilakukan analisis chi Perilaku meliputi tiga ranah yaitu
square antara masing-masing status varia- ranah kognitif (pengetahuan), sikap dan
bel PST dengan kasus DBD. Pada  0,05, psikomotor atau tindakan(3) yang dipenga-
diketahui tidak adanya hubungan bermak- ruhi oleh faktor eksternal yaitu faktor
na antara sikap dengan kejadian kasus lingkungan (fisik dan non fisik), dan fak-
DBD (P value 0,012). tor internal yang menentukan seseorang
merespon stimulus dari luar yaitu motiva-
Pada variabel tindakan, kasus DBD si, perhatian, pengamatan, persepsi, su-
ada pada 20 dari dari 134 responden gesti dsb. Faktor sosial sebagai faktor
(14,93%) yang statusnya BAIK; sedang- eksternal yang mempengaruhi perilaku
kan dari 61 responden dengan status antara lain struktur sosial, pranata-pranata
BURUK, kasus DBD ada 13 responden sosial dan permasalahan sosial lainnya(4).
(21,31%). Hasil chi square menunjukkan
tidak terdapat hubungan bermakna antara Meskipun masyarakat memiliki pe-
sikap responden dengan kejadian kasus ngetahuan dan sikap yang baik dalam

19
Aspirator Vol. 1 No. 1 Tahun 2009 : 16-21

Tabel 4. Hubungan Variabel Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Dengan Kejadian


Kesakiatan DBD Periode Tahun 2004 s.d. Tahun 2006
Hubungan dg Kasus
BAIK BURUK Total
DBD
Variabel
Sakit Sakit Sakit Ada/
Jml Jml Jml P value
DBD DBD DBD Tidak
Pengetahuan 124 15 71 18 195 33 0,016 Ada
Sikap 161 22 34 11 195 33 0,012 Tidak
Tindakan 134 20 61 13 195 33 0,184 Tidak
KAP 142 19 53 14 195 33 0,029 Tidak

upaya pencegahan DBD, tapi tidak me- sepenuhnya mendukung upaya penang-
nyebabkan endemisitas DBD menjadi gulangan demam berdarah.
rendah. Hal ini karena masih banyak
faktor lain yang mempengaruhi tingkat Menurut L Green perilaku ditentu-
endemisitas DBD terutama faktor eks- kan oleh 3 faktor utama yaitu predispo-
ternal misalnya kondisi lingkungan dan sing (yang mempermudah terjadinya peri-
sosial ekonomi penduduk. laku), faktor pemungkin (pendukung peri-
laku) dan faktor penguat (tokoh masyara-
Hasil penelitian ini menunjukkan, kat, peraturan, UU, dsb)(4). Jadi meskipun
meskipun tingkat pengetahuan dan sikap pengetahuan dan sikap masyarakat terha-
sudah baik namun tidak diikuti dengan dap penanggulangan DBD sudah baik, ta-
tindakan dalam pencegahan dan pengen- pi belum cukup untuk mengurangi jum-
dalian DBD, tidak memberikan dampak lah kasus. Hal ini karena pengetahuan dan
yang signifikan terhadap jumlah kasus. sikap, bisa bermakna terhadap penurunan
Ini sesuai dengan hasil penelitian Koen- kasus bila dibarengi dengan pelaksanaan
raadt et al tentang pengaruh perilaku ter- pemberantasan, misalnya dengan melak-
hadap populasi Ae. aegypti di wilayah sanakan 3M (menguras, menutup dan
kamphaeng Phet, Thailand(5) yang menun- mengubur), abatisasi, dll.
jukkan meskipun penduduk sudah memi-
liki pengetahuan sikap dan tindakan yang Dari uji statistik, variabel PST tidak
baik terhadap pencegahan dan penularan berhubungan langsung dengan kejadian
DBD, tingkat infestasi nyamuk masih sa- kasus DBD pada keluarga responden. Hal
ngat tinggi sehingga kemungkinan terjadi- ini dimungkinkan karena faktor yang
nya kasus DBD juga tinggi. Hasil ini dominan dalam kejadian DBD adalah ke-
menunjukkan hubungan yang lemah anta- beradaan nyamuk Aedes spp. yang infek-
ra pengetahuan sikap dan tindakan terha- tif(12), sedangkan pengetahuan tidak serta
dap kejadian DBD. Pengetahuan sikap merta bisa merubah faktor lingkungan
yang baik tidak selalu diikuti dengan tin- yang berkaitan dengan keberadaan nya-
dakan pencegahan yang baik sehingga muk Aedes spp(4). Selain itu, wilayah Pa-
risiko terkena DBD menjadi berkurang. ngandaran merupakan daerah wisata, se-
Keadaan demikian tidak jauh berbeda hingga mobilisasi orang (baik yang da-
dengan hasil penelitian Kasnodiharjo di tang maupun pergi) dari dan ke Pangan-
Sumengen di Kodya Sukabumi dan Sub- daran, cukup tinggi. Karena itu, faktor
dit Arbovirosis P2MPLP di 9 kota, yang mobilisasi penduduk akan berpengaruh
menunjukkan perilaku masyarakat belum terhadap kejadian kasus DBD di Pangan-

20
Gambaran Pengetahuan ......(Mara Ipa, et al.)

daran karena DBD termasuk penyakit 5. Anonim. Register Kasus DBD. Puskesmas
yang mudah menular berkaitan dengan Pangandaran Kabupaten Ciamis.
Pangandaran. 2006.
mobilisasi manusia(1) yang salah satunya
dipengaruhi semakin baiknya transportasi 6. Kresno S. Aspek Sosial Budaya Yang
dari suatu daerah ke daerah lainnya(6). Berhubungan Dengan Perilaku Kesehatan.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 2005.

KESIMPULAN 7. Notoatmojo S. Pengantar Pendidikan


Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Disimpulkan, bahwa pengetahuan Andi Offset. Yogyakarta. 1993.
dan sikap responden yang berkaitan de- 8. Notoatmodjo Soekidjo. Pendidikan dan
ngan upaya pencegahan dan pengendalian Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
demam berdarah dengue, sudah baik tapi 2003.
tindakannya masih buruk. 9. Notoatmodjo Soekidjo. Promosi Kesehatan
(Teori dan Aplikasi). Rineka Cipta. Jakarta.
Dari analisa statistik; status penge- 2005.
tahuan, sikap dan tindakan masyarakat
tersebut, tidak ada hubungannya dengan 10. Koenradt C.J.M., Tuiten W., Sithiprasasna R.,
kejadian kasus DBD. Kijchalao U., Jones J.W., Scott, T.W. Dengue
Knowledge and Practice and Their Impact on
Aedes aegypti Population in Kamphaeng
UCAPAN TERIMAKASIH Phet, Thailand. American Journal of Tropical
Medicine and Hygiene. 2006 : 74(4), mpp.
Atas bantuan dan dukungan yang 692-700.
telah diberikan, kami ucapkan terima ka- 11. Aninim. Waspadai Demam Berdarah. http//
sih yang sedalam-dalamnya. www.depkes.go.id.

Terutama, kami sampaikan kepada 12. Gubler D.J. and Trent D.W. Emergence of
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cia- epidemic dengue/dengue hemorrhagic fever
as public health problem. Infectious Agent
mis beserta staf, Kepala Puskesmas Pa- Diseases. 1994. 2: 383-393).
ngandaran, Kepala dan masyarakat Desa
Pananjung dan Desa Pangandaran, Prof.
Dr. M. Sudomo, Bapak Anwar Musadad
dan semua pihak yang belum kami se-
butkan namanya satu per satu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Pencegahan dan Penanggulangan
Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue. WHO dan Depkes RI. Jakarta. 2003.

2. Anoim. Pencegahan Dan Pemberantasan


Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2005.

3. Anonim. Situasi P2 DBD Provinsi Jawa


Barat tahun 2003-2004. Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat. Bandung. 2005.

4. Anonim. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten


Ciamis Tahun 2005. Dinkes Kabupaten
Ciamis. Ciamis. 2006.

21

Anda mungkin juga menyukai