A. Hasil Penelitian
Tasikmalaya Tahun 2017. Hasil penelitian ini akan dijelaskan dalam bentuk analisis
1. Analisis Univariat
Tasikmalaya
tabel berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Yang Mengalami Nyeri Dismenore Pada
Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun
2017
26-35 tahun 0 0%
Jumlah 38 100%
55
56
dibawah ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Golongan Darah Dengan Nyeri
Dismenore Pada Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya Tahun 2017
O 17 45%
A 12 29%
B 7 18%
AB 3 8%
Jumlah 38 100%
tabel berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Nyeri Dismenore Pada
Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun
2017
Stres 15 39%
Makanan 11 29%
Lain-lain 4 8%
Jumlah 38 100%
orang (8%).
Tabel 4.4
Distribusi Nyeri Dismenore Sebelum Diberikan Endorphine
Massage Pada Mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017
Jumlah 38 100%
sebagian kecil ada pada kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 7 orang
(18,4%).
di bawah ini:
59
Tabel 4.5
Distribusi Nyeri Dismenore Setelah Diberikan Endorphine
Massage Pada Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017
Jumlah 38 100%
sebagian kecil ada pada kategori nyeri berat yaitu sebanyak 2 orang
(5,3%).
Tabel 4.6
Perbedaan Nyeri Dismenore Sebelum dan Sesudah Diberikan
Endorphine Massage Pada Mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017
endorphine massage sebesar 2,86 dan dari hasil tersebut dapat dilihat
massage.
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.7
Pengaruh Endorphine Massage Terhadap Nyeri Dismenore Pada
Mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Tahun 2017
Massage
Pada tabel 4.7 hasil uji Wilcoxon menunjukan bahwa korelasi antara
dua variabel adalah sebesar -5.414 dengan signifikasi sebesar 0,000. Hal ini
menunjukan bahwa korelasi antara dua variabel rata-rata sebelum dan sesudah
karena p-value 0,000 < α (0,05), maka H0 ditolak, yang berarti bahwa ada
B. Pembahasan
a. Umur
mahasiswi tersebut seluruhnya memiliki rentang umur yaitu dari usia 17-
Nyeri haid sering terjadi pada wanita usia muda, karena belum
Dismenore primer biasanya mulai pada saat siklus telah menjadi ovulasi
2001).
ada hubungan antara umur dengan kejadian dismenore pada wanita usia
subur dengan nilai (P value = 0,000). Puncak umur insiden wanita yang
Frekuensi nyeri akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia. Hal ini
b. Golongan Darah
dua antigen A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang
khusus darah dari suatu individu, tetapi juga bisa menentukan kepribadian
1) Faktor Stres
tubuh, dan pernafasan meningkat. Disisi lain saat stress, tubuh akan
memiliki Asymp. Sig atau nilai probability (p) sebesar 0.000 (p<0.05)
secara statistik.
2) Kurang berolahraga
yang dilakukan oleh Putri Dwi Silvana (2012) bahwa tidak terdapat
3) Makanan
sedikit gizi yang didapatkan. Status gizi yang tidak berisiko (normal)
mengandung zat besi. Jika mengalami anemia maka daya tahan tubuh
yang lebih yaitu lemak yang berlebihan yang dapat memicu timbulnya
anemia.
minum obat anti nyeri, seperti asetaminofen, asam mefenamat, aspirin, dan
yang efektif untuk mencegah nyeri dismenore ini adalah relaksasi dalam
67
datar, lutut ditekuk dan didekatkan ke dada. Posisi knee chest dapat
menggerakan otot, maka otot menjadi lebih kuat dan elastik secara alami
(Rakhma, 2012)
b. Teknik Distraksi
untuk nyeri ringan sampai sedang. Akan tetapi, dengan konsentrasi penuh
dapat juga digunakan untuk nyeri akut. Pada sebagian kasus, nyeri hanya
berkurang pada saat distraksi dilakukan. Jika distraksi telah selesai, klien
akan sadar kembali terhadap rasa nyeri yang dialami (Rakhma, 2012).
c. Kompres Hangat
itu mandi air hangat dan mengolesi bagian yang nyeri dengan balsem atau
aliran darah ke bagian tubuh yang sakit dan mampu menurunkan viskositas
2008).
skala nyeri 1-4, dismenore sedang terjadi di skala nyeri 5-6, dan dismenore
berat terjadi pada skala nyeri 7-10 (Howard, dalam Leppert, 2004). Potter
(2005) karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
sebagai nyeri ringan, sedang atau parah dengan menggunakan alat pengukuran
dirasakan berada ada kategori nyeri berat yaitu terjadi pada skala 7-10
Tasikmalaya berada pada kategori nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6.
pada mahasiswi.
Dismenore atau yang lebih dikenal dengan nyeri haid adalah keluhan
yang sering dialami wanita pada bagian perut bawah. Namun, nyeri haid ini
tidak hanya terjadi pada bagian perut bawah saja. Beberapa perempuan sering
atas, hingga betis. Gejala yang dirasakan adalah rasa nyeri di perut bagian
mual, muntah, nyeri di punggung bagian bawah, diare, bahkan hingga pingsan.
Rasa nyeri tersebut biasanya dialami 1-2 hari pertama saat datangnya
Nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum
atau aktivitas rutin sehari-hari selama beberapa jam atau beberapa hari
(Anurogo & Wulandari, 2011). Bahkan jika otak menerima stimulus nyeri
teknik sentuhan, teknik distraksi, kompres air hangat, dan posisi knee chest
71
mengelola rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk mengurangi rasa tidak
ringan ini mencakup pemijatan ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus di
Menurut Bare (2002) nyeri yang terjadi pada skor 1-3 disebut nyeri
ringan, dengan kriteria secara obyektif dapat berkomunikasi dengan baik dan
nyeri yang berada pada skor 4-6 disebut dengan nyeri sedang, dengan
Ekawati, Dkk (2008) “ Efek teknik masase effleurage pada abdomen terhadap
Malang “ dengan hasil t hitung = 8.124 dan t-tabel =2.787 (t hitung > t tabel).
72
Hasil analisis ini menunjukan bahwa masase teknik effleurage pada abdomen