Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Kelompok
Mellyany Agustina 7012210106
Nurika Kusuma 7012210134
Nurul Bhuana Herningdyah 7012210136
Ramita Tiara Hingtyas 7012210148
Ranti Ramandita 7012210166
Rangga Pangestu
Reggi Jarika Wulandari 7012210153
Restukartika 7012210154
Universitas Pancasila
DAFTAR ISI
i
PENDAHULUAN
Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi
masyarakat. Martin Essin (dalam Syaktiyanti Jahja, 2006) menyebut bahwa era sekarang ini
sebagai The age of television- televisi telah menjadi kotak ajaib yang membius para penghuni
gubuk-gubuk reyot masyarakat di dunia ketiga. Televisi memiliki keunggulan yang
menyebabkan masyarakat harus tetap terpaku 4 sampai 6 jam sehari di depan layar kaca, dan
bahkan bagi anak-anak yang sering menonton televisi , memberikan dampak malas belajar.
Sementara itu, sebanyak 53,4% mereka mengakui bahwa waktu belajarnya lebih sedikit
dibandingkan dengan lama waktu menonton televisi (Saktiyanti Jahja, 2006).
Atas dasar hal tersebut, maka media sering dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sosial
seperti kampanye-kampanye program kemasyarakatan seperti antara lain kampanye anti
narkoba, immuniasi, palang merah yang disajikan sedemikian rupa baik dalam bentuk
dramatisasi maupun demonstrasi dengan kemasan hiburan. Khusus untuk media penyiaran,
pemanfaatan untuk kampanye tersebut telah menjadi sseuatu tren tersendiri, mengingat daya
jangkau yang sangat luas dan mampu menembus kendala-kendala geografis. Keunggulan
media penyiaran bila dibandingkan dengan media cetak adalah juga karena kemampuan
penyampaian pesan yang relatif cepat serta menyiarkan suatu peristiwa yang tengah
berlangsung melalui siaran reportase atau siaran pandangan mata (live broadcast). Namun
dari sisi sosiologis kemampuan menyampaikan pesan cara umum, cepat dan selintas untuk
menjangkau khalayak luas dalam suatu rentang waktu-menyatakan suatu kekuatan sosial
yang ada pada dampaknya.
Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh
stasiun televisi. Secara garis besar, program TV dibagi menjadi program berita dan program
non-berita. Pada saat ini program yang ditayangkan di televisi sangat beragam tidak hanya
program informasi yaitu program berita terkini namun program hiburan untuk menghibur
juga sudah banyak tersedia di televisi program-program televisi inilah yang membuat
manusia terkadang bergantung dengan dunia pertelevisian karena hanya dengan menyalakan
televisi orang tidak perlu jauh-jauh pergi keluar rumah untuk mendapatkan hiburan maupun
informasi. Televisi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Banyak orang yang
menghabiskan waktunya hanya untuk menonton televisi dibandingkan dengan menghabiskan
waktu untuk mengobrol bersama keluarga,teman-teman bahkan untuk pergi keluar rumah.
Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi membujuk kita untuk mengkonsumsi lebih
banyak dan lebih banyak informasi. Informasi yang di dapatkan dalam sarana pertelevisian
sangat memadai karena banyak program-program yang bermanfaat yang layak untuk di
tonton. Namun ada juga program televisi yang bersifat menghibur tetapi melenceng dari
tujuan sebenarnya. Itulah sebabnya program pertelevisian harus di atur dengan hukum
penyiaran.
3
PERMASALAHAN
Tim kreatif mencoba mencari tau Sumanto melalui Pak Haji selaku pemimbing yang
sekaligus guru spiritualnya. Menurut pak Haji, Sumanto yang asli Purbalingga, Jawa Tengah
itu sudah mulai normal. Bahkan ia sempat berceramah dan akan ceramah di Hong Kong dan
Taiwan. “Rencananya masih akan ceramah ke beberapa negara lagi, ada undangan dari
teman-teman warga negara Indonesia di sana,” jelas pak Haji pada Soni salah satu tim
kreatif.
Seperti yang diketahui Sumanto adalah salah satu orang yang terkenal dengan kanibal
atau memakan jasat manusia, selain Sumanto Empat Mata juga mengundang sebut saja Pak
Kucing, yakni pria yang gemar makan tikus hidup-hidup. Tentu bukan tikus got yang segede
kucing yang dimakan, tetapi bayi tikus yang masih merah. Menjelang hari-H, pak Kucing
ingin mengajak anak didiknya, yakni seorang ibu yang doyan makan ikan mentah dan kodok,
yakni ibu Lina.
Ketika ibu Lina hadir Tukul meminta ibu Lina langsung menunjukan kebolehannya
dalam “makan-memakan”. Inilah saat dimana Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menilai
Empat Mata telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3
dan SPS). Selain kodok Ibu Lina juga mengunyah ikan tongkol besar mentah. Dengan
bersusah payah, ia memakan ikan tongkol itu. Saking susahnya, ibu Lina berusaha
mematahkan jadi dua tanpa menggunakan pisau.
4
Setelah usai shooting Produser Empat Mata berkata “Lihat saja apa yang akan terjadi
besok, apakah kita akan mendapatkan ‘surat cinta’ atau nggak,” Yang dimaksud “surat cinta”
tak lain adalah surat teguran dari KPI. Ternyata benar, tim Empat Mata dan manajemen Trans
7 dipanggil KPI. Walhasil, KPI memutuskan untuk menghentikan program Empat Mata mulai
4 November 2008. Keputusan tersebut membuat gempat Trans Corp. Pihak manajemen Trans
7 mencoba melakukan nogosiasi dengan KPI, tetapi tidak berhasil.
5
PEMBAHASAN
Sejak disahkannya tahun 2002, UU Penyiaran telah membentuk suatu badan khusus
dalam sistem pengaturan penyiaran di Indonesia, yaitu adanya Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI). KPI lembaga negara yang bersifat independent mengatur hal-hal mengenai penyiaran.
Dalam rangka menjalankan fungsinya KPI memiliki kewenangan (otoritas) menyusun dan
mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan antara lembaga penyiaran,
pemerintahan dan masyarakat.
Pengaturan ini mencakup semua daur proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap
pendirian, operasionalisasi, pertanggungjawaban dan evaluasi. Dalam melakukan kesemua
ini, KPI berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga negara lainnya, karena spectrum
pengaturannya yang saling berkaitan. Dalam menjalankan fungsinya KPI mempunyai
wewenang: (1) menetapkan standard program siaran, (2) menyusun peraturan dan
menetapkan pedoman perilaku penyiaran, (3) mengawasi pelaksanaan peraturan dan
pedoman perilaku penyiaran serta standard program siaran, (4) memberikan sanksi terhadap
pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standard program siaran, (5)
melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan pemerintah, lembaga penyiaran, dan
masyarakat.
Pasal 28 ayat 3
“Lembaga penyiaran Televisi dilarang menyajikan program dan promo yang mengandung
adegan di luar perikemanusiaan atau sadistis”.
Pasal 28 ayat 4
“Lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan program yang dapat dipersepsikan sebagai
mengagung-agungkan kekerasan atau menjustifikasi kekerasan sebagai hal yang lumrah
dalam kehidupan sehari-hari”.
Pasal 36
“Lembaga Penyiaran dilarang menyiarkan program yang mendorong atau mengajarkan
tindakan kekerasan atau penyiksaan terhadap binatang”.
Kesalahan dalam program acara empat mata ini bukan hanya sekali, tetapi setelah
empat mata sudah berganti nama menjadi bukan empat mata kembali mandapat teguran oleh
KPI.
1. Pada saat tamu undangan dari TNI-AU bersama tukul menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Dalam menyanyikan lagu tersebut KPI menganggap bahwa TNI-AU
tidak khidmat dan melanggar kedisiplinan sehingga mendapatkan sanksi.
2. Ketika bintang tamu Kangen-band pada saat berbincang-bincang bersama tukul salah
satu personil dari group band tersebut ada yang latah dan mengeluarkan kata-kata
yang menyebutkan “kelamin laki-laki”
3. Pada saat bintang tamu Bella Shafira tukul secara sengaja mencolek area pribadinya.
4. Untuk kesekian kalinya, tepatnya pada bulan Juni Tahun 2010, Bukan Empat Mata
kembali menerima teguran dari KPI karena Atika (tamu Tukul) membaca Basmalah
saat akan minum wine yang merupakan minuman haram di dalam Islam. Selain itu
acara ini mendapat sorotan karena menghina pria tua berusia 140 tahun yang
terdeteksi petugas sensus penduduk tahun 2010 yang berasal dari kota Sukabumi,
Jawa Barat.
8
5. Pada tanggal 2 Agustus 2012 pukul 23.30 WIB ditemukan adanya adegan yang
berpotensial menimbulkan dampak negatif dalam masyarakat. Penayangan tersebut
adalah adegan saat salah satu host wanita, Marcela Lumowa, menyampaikan cerita
berjudul 'Doa Seorang Wanita Bernama Susi'.
Diceritakan, Susi berdoa kepada Tuhan agar diberikan suami yang setia, penuh
pengertian, dan tampan. Kemudian datanglah sosok Reynaldi yang ingin
menikahinya. Wanita tersebut kembali teringat dengan keinginannya. Cerita
selanjutnya, Tuhan menjawab tiga harapan Susi dalam doanya. Tentang harapan untuk
mendapatkan suami setia, Tuhan berkata, "Coba kamu pikirkan, siapa yang mau sama
dia? Nggak ada yang mau sama dia, Ngelirik aja ga mau... Pasti dia setia". Tentang
harapan untuk mendapatkan suami yang penuh pengertian, Tuhan berkata, "Suamimu
ini bahkan sangat mengerti kamu. Dia bisa menjadi suami dan ayah yang baik,
multifungsi bahkan suamimu itu. Dia bisa jadi kain pel kalau dibutuhkan dan yang
pasti jadi vacuum cleaner kalau diinginkan".
Tentang harapan untuk mendapatkan suami yang tampan, Tuhan kemudian mengajak
Susi melihat sawah dan Ia berkata, "Kalau kau lihat calon suamimu, dia lebih tampan
daripada orang-orangan sawah di luar sana". KPI Pusat menilai adegan tersebut
berpotensial menimbulkan dampak negatif karena melibatkan keberadaan Tuhan
dalam lawakan, menurut KPI Pusat hal tersebut adalah sesuatu yang belum dapat
diterima oleh banyak pihak dalam masyarakat Indonesia.
KPI Pusat juga menerima hasil analisis atas penyangan adegan tersebut dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) melalui surat No. B-373/MUI/VIII/2012 tertanggal 8 Agusus
2012, yang isinya menyatakan bahwa pelecehan fisik tidak dibenarkan menurut
agama Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an surat Al-Hujurat (49) ayat 11
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita
(yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah
kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
9
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang
siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.
Untuk itu, KPI Pusat memberikan peringatan tertulis agar segera melakukan evaluasi
internal pada program untuk lebih berhati-hati dalam penayangan adegan yang
berakitan dengan Tuhan yang dapat berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap
pandangan dan keyakinan suatu agama serta norma yang berlaku dan dianut oleh
masyarakat.
10
KESIMPULAN
Program Empat Mata ini sudah mendapatkan teguran berkali-kali dari KPI, namun
pihak Trans 7 tidak menjadikan pelajaran. Sehingga, acara Empat Mata ini dihentikan oleh
KPI dan pihak Trans 7 membuat acara Empat Mata lagi namun menggantinya dengan nama
acara Bukan Empat Mata, pihak trans 7 hanya mengganti judul acara saja, tetapi tidak dengan
konten, host dan materi acara mereka. Bukan Empat Mata tetap berjalan seperti biasa
layaknya acara Empat Mata sebelumnya. Teguran yang di terima pihak trans 7 dari KPI tidak
dijadikan pelajaran untuk membuat acara talk show yang lebih baik yang menghibur,
memiliki nilai edukasi dan banyak pelajaran yang dapat dipetik dalam setiap tayangan nya.
Pada dasarnya acara Empat Mata yang ditayangkan oleh Trans 7 menghibur tetapi sejak
adanya kejadian yang dilakukan oleh host dan isi konten dari acara tersebut melenceng dari
tujuan sebenarnya menjadikan Empat Mata talk show yang dilarang untuk ditayangan.
SARAN
Kelompok kami memberi saran kepada KPI agar lebih ketat lagi menseleksi program
televisi yang layak tayang, menghindari jalannya acara yang secara langsung atau live,
menghindari penayangan acara live agar tayangan yang tidak pantas dapat dihilangkan atau di
sensor. KPI harus bersikap lebih teliti lagi mengawasi setiap program yang sedang
berlangsung dan telah di setujui untuk ditayangkan. Selain menayangkan acara yang
menghibur sebuah program harus memiliki nilai edukasi yang tinggi memberikan pelajaran
yang bisa didapatkan setelah menonton acara atau program tsb.
11
DAFTAR PUSTAKA