Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI PUSKESMAS

STATUS Induk Salinan No. Distribusi


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


STANDAR PELAYANAN KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PUSKESMAS 445/PKM.RU/I/2014 000 1/2
RAMAN UTARA
Disetujui Oleh
Kepala Puskesmas Raman Utara
PROTAP Tanggal Terbit
RAWAT JALAN 02 Januari 2014
AGUSNAN
NIP. 19620815 198502 1 005
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disuatu wilayah kerja Standar adalah minimal requirement yang harus
dipenuhi ( menjelaskan apa yang harus dicapai, persyaratan yang harus
Pengertian dipenuhi agar dapat disebut bermutu ) Pelayanan kesehatan gigi adalah
segala upaya pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pemulihan dan
peningkatan kesehatan gigi yang dilaksanakan atas dasar hubungan antara
dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi lainnya dengan individu/
masyarakat yang membutuhkannya
Terselenggaranya Pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas yang aman, ber
manfaat, bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan. Tersedianya acuan
Tujuan dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas Tersedianya
panduan / acuan untuk melaksanakan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan gigi

Kebijakan Sebagai acuan pelayanan gigi yang benar


Pemeriksaan pada gigi yang sakit
Perkusi dengan pinset PROSEDUR GIGI PERMANEN
1. Alat yang digunakan disterilkan lebih dahulu dengan
Prosedur  Boiling water
 Alkohol
2. Diberitahu penderita tahap pelayanan yang akan dilakukan
3. Mengolesi sekitar gusi/ mucosa yang akan disuntik dengan larutan

Standart_Operating_Procedure/Puskesmas_Raman_Utara2014:By_Dulkiput Page 23
betadin (tiap ml. mengandung povidone iodine 100mg)
4. Penyuntikan dengan bahan-bahan yaitu lidocaine comp 2% RA : Infiltrasi
pada gingiva sesuai regio BB : Anterior : Infiltrasi pada gingival sesuai
region Posterir : Blok anaesthesi pada foramen mandibula (memasukkan
jarum dari arah P1 yang berlawanan pada mokosa mandibula setinggi
0,5-1cm diatas permukaan oclusal gigi posterior, jarum menelusuri
tulang sejauh 1 cm dan masukkan lidocaine)
5. Lakukan pemisahan gigi dan gusi memakai bein. Pemilihan tang seseuai
dengan gigi yang akan dicabut
6. Lakukan pencabutan gigi dengan gerakan luksasi (posterior) dan rotasi
(anterior), dengan posisi operator sesuai dengan gigi yang akan dicabut
7. Beri obat anti pendarahan dalam soket pencabutan dengan marbalet,
alveogil, dll
8. Pemberian tampon betadin pada bekas pencabutan
9. Pemberian obat analgesik, antibiotik, bila perlu anti inflamasi
10. Instruksi asuhan pasca pencabutan
 Gigit tampon 1 jam
 Soket bekas pencabutan jangan dipegang/ disentuh lidah
 Jangan disedot
 Jangan kumur terlalu keras ± selama 2 hari

KONSERVASI /PENAMBALAN
I. PENAMBALAN SEMENTARA
1. Pembuangan jaringan karies dengan excavator
2. Preparasi kavitas dengan bir sesuai dengan klasifikasi tumpatan
3. Sterilisasi kavitas
4. Pemberian obat (eugenol) untuk mengurangi rasa sakit
5. Penambalan sementara dengan Fletcher (powder + liquid)
6. Instruksi pasca tumpatan
 Tidak boleh untuk makan sebelum satu jam setelah di tumpat.
 Hati-hati bila menyikat gigi terutama gigi yang di tumpat
sementara

II. DIAGNOSA
Petugas menentukan diagnosa bandingPetugas menentukan diagnosa
klinisPetugas mencatat hasil diagnosa

III. PERSIAPAN TINDAKAN


Petugas melakukan sterilisasi instrumen.Petugas melakukan rencana
perawatan.Petugas melakukan surat persetujuan tindakan ( informed
concent )

IV. TINDAKAN
A. JENIS TINDAKAN YANG DILAKUKAN :
 Pencabutan gigi sulung.

Standart_Operating_Procedure/Puskesmas_Raman_Utara2014:By_Dulkiput Page 24
 Pencabutan gigi permanen.
 Tumpatan sementara.
 Tumpatan tetap.
 Permbersihan karang gigi/scalling.
 Perawatan pulpa.PENCABUTAN

B.PROSEDUR PENCABUTAN GIGI SULUNG


1. Alat yang di gunakan di sterilkan terlebih dahulu dengan Boiling
water. Alkohol.
2. Beritahu penderita setiap tahap pelayanan yang akan dilakukan
3. Mengolesi sekitar gusi/mucosa yang akan disuntik dengan
desinfektor (larutan betadine)
4. Lakukan anasthesi
 Chlor ethyl
 Penyuntikan dengan bahan anasthesi
 Lidocaine comp 2% SK
5. Dilakukan pencabutan gigi sesuai regio dengan menggunakan tang
gigi sulung
6. Pemberian tampon betadine pada bekas pencabutan
7. Pemberian obat Analgetik dan Antibiotik bila perlu
8. Instruksi/ asuhan pasca pencabutan
 Tampon digigit 1 jam
 Luka bekas pencabutan jangan di pegang/dihisap

C. PEMBERSIHAN KARANG GIGI


1. Pasien dipersilahkan masuk dan duduk di kursi depan meja dokter/
petugas gigi
2. Dilakukan anamnesa dan dicatat di kartu status
3. Persiapan alat-alat
4. Pasien dipersilahkan duduk di dental chair
5. Posisi mulut pasien setinggi siku operator
6. Sandaran kursi dala posisi 450
7. Pasien diinstruksikan kumur terlebih dahulu
8. Operator memakai sarung tangan dan maskes, lampu dinyalakan
lalu pasien diinstruksikan untuk buka mulut
9. Pemberitahuan kepada pasien tentang keadaan rongga mulutnya
10. Pembersihan karang gigi pada tiap region, posisi operator
disesuaikan
11. Pasien diinstruksikan kumur dipulas dengan brush, pumise + pasta,
diolesi povidoneyodine
12. Instruksi Px
13. Kursi diturunkan
14. Pemberian resep apabila diperlukan
15. Menyelesaikan administrasi
Unit Terkait Poli BP, Poli Gigi, Poli KIA,

Standart_Operating_Procedure/Puskesmas_Raman_Utara2014:By_Dulkiput Page 25

Anda mungkin juga menyukai