Permukiman pesisir sungai yang berada pada Desa Pajukukang pada umumnya
mengarah menghadap jalan sekunder yang ada dan tidak menghadap sungai yang berada
bagian Barat permukiman pada desa tersebut. Untuk perletakan bangunan pada Desa
Pajukukang juga terlihat teratur mengikuti jalan yang ada terutama pada bangunan yang
berada di jalan sekunder. Pada sisi kiri ataupun kanan pada beberapa bangunan juga
terdapat jalan lingkungan untuk mengarah ke belakang dari jalan lingkungan. Dari ini dapat
dilihat bahwa perletakan rumah pada Desa Pajukukang bisa terlihat teratur.
Orientasi bangunan menghadap jalan utama Orientasi bangunan menghadap jalan utama
Keterangan :
Rumah Non Permanen
Rumah Pemanen
Mesjid
Sungai
B. TANGGA
Tangga bangunan ini dibuat berdasarkan angka ganjil. Jumlah anak tangganya
terhitung 9 atau 11 anak tangga. Angka ganjil sendiri merupakan angka yang sakral yang
dihubungkan dengan angka tuhan yaitu ganjil. Mereka percaya bahwa sesuatu yang ganjil
akan digenapkan oleh Tuhan. Ini merupakan kepercayaan yang tumbuh ditengah-tengah
masyarakat saat itu. Tangga ini terbuat dari kayu dengan ukuran kayu yang cukup tebal.
Material tangga ini hanya menggunkan kayu dan diperkuat dengan pasak kayu, namun
seiring berkembangnya zaman, beberapa rumah termasuk pada rumah darurat melakukan
pergantian pada bahan pembuatan tangganya pada bagian bawah sehingga ada beberapa
material seperti pasak kayu diganti dengan batu atau dengan semen. Namun, masih banyak
pula yang masih menggunakan kayu pada bagian bawah tangga.
Posisi tangga pada rumah Desa Pajukukang dipasang mengikuti lebar bangunan.
Sedangkan pada rumah adat untuk rumah keturunan raja atau bangsawan posisi tangganya
dipasang memanjang kedepan, namun bagi masyarakat biasa memasang tangga pada
rumah mereka mengikuti lebar bangunan.
Gambar 2.1 Denah Rumah Semi Permanen, Tangga mengikuti Lebar Rumah
Gambar 2.2 Model Tangga pada Rumah Semi Permanen Desa Pajukukang
Gambar 2.3 Model Tangga Pijakan Kayu pada Rumah Desa Pajukukang