Anda di halaman 1dari 5

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN

Perbedaan Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Kompres Air


Biasa Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan
Demam Di RSUD Tugurejo Semarang

Oleh :
Kelompok 1 Stase Anak

1. A. Lutfi Chakim 7. Leni Putriyaningsih


2. Agung Samsu Alam 8. Liana Ni’mah
3. Dewi Marlina 9. Maria Goretti Agustiani
4. Dewi Wiraning Utami 10. Sutanti
5. Dwi Indah Krisnawati 11. Sutik
6. Khusnul Khotimah 12. Syahputra A.N

PROGRAM PROFESI NERS KELAS BLORA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH KUDUS
2018
ANALISA JURNAL

Nama : Kelompok I
Hari / tanggal : 29/5/2018
Judul Jurnal : Perbedaan Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Kompres
Air Biasa Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak
Dengan Demam Di RSUD Tugurejo Semarang

1. Identitas Klien
a. Identitas Pasien
Nama : An. Z
Tgl lahir : 21/3/2013
Umur : 5 th
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : islam
Suku / bangsa : jawa
Alamat : tunjungan
Tgl Masuk RS : 28/5/2018
No. RM : 372815
Diagnosa medis : KDK
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. N
Umur : 35 th
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tunjungan
Hubungan dengan pasien : Ibu pasien

2. Pengkajian

DS : Ibu klien mengatakan anak demam tinggi 2 hari

DO :

 S : 39,5 0C
 HR : 113 x/ mnt
 Kulit teraba panas.

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 1


 Laborat : Al : 16
 Mukosa bibir kering
3. Tindakan / Hal Yang Dipelajari

Kompres merupakan metode pemeliharaan suhu tubuh dengan


menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin
pada bagian tubuh yang memerlukan (Asmadi, 2008).
Dijelaskan oleh Sodikin (2012) bahwa penggunaan air hangat dalam
kompres dapat mencegah pasien untuk menggigil sehingga pasien tidak
mengalami peningkatan suhu tubuh akibat menggigilnya otot. Hangat dari air
kompres tersebut merangsang vasodilatasi sehingga mempercepat proses
evaporasi dan konduksi yang pada akhirnya dapat menurunkan suhu tubuh.
Sedangkan untuk kompres air biasa, bahwa air dingin dalam kompres dapat
menimbulkan efek menggigil pada pasien. Dingin dari air kompres tersebut
menghambat rangsangan vasodilatasi sehingga memperlambat proses
evaporasi dan konduksi yang pada akhirnya memperlambat menurunkan suhu
tubuh.
4. Analisa
Judul Jurnal : Perbedaan Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Kompres Air
Biasa Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Demam Di RSUD
Tugurejo Semarang
Nama Penulis : Karina Indah Permatasari
Tahun : 2013
Pembahasan :

Demam sangat berpengaruh terhadap respon fisiologis anak karena


ukuran organ yang dimiliki tidak sebesar orang dewasa sehingga akan timbul
ketidakseimbangan. Peningkatan suhu tubuh yang terlampau tinggi juga akan
berdampak buruk karena akan mengakibatkan dehidrasi, letargi, kurangnya
nafsu makan, bahkan kejang. Oleh karena itu dilakukan berbagai interensi
untuk mengatasi demam pada anak. Terdapat 2 jenis perlakuan untuk
mengatasi demam yaitu dengan tindakan farmakologis dan tindakan fisik.
Literatur lain menyebutkan 3 jenis tindakan yang biasa dilakukan yaitu
penggunaan antipiretik, tindakan fisik, dan pemeliharaan hidrasi. Tindakan fisik
ini termasuk tepid sponge, kompres dingin, kompres es, penurunan suhu
ruangan, dan penggantian pakaian.2 Terdapat pertentangan terkait hasil
penelitian mengenai efesiensi dan kekurangan penggunaan antipiretik dengan
tindakan fisik. Pada penelitian sebelumnya ditemukan bahwa tindakan fisik
kurang efektif jika dibandingkan dengan obat antipiretik untuk menurunkan
demam selain itu tindakan fisik seringkali menimbulkan ketidaknyamanan,
menangis, dan menggigil.

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 2


Dijelaskan oleh Sodikin (2012) bahwa penggunaan air hangat dalam
kompres dapat mencegah pasien untuk menggigil sehingga pasien tidak
mengalami peningkatan suhu tubuh akibat menggigilnya otot. Hangat dari air
kompres tersebut merangsang vasodilatasi sehingga mempercepat proses
evaporasi dan konduksi yang pada akhirnya dapat menurunkan suhu tubuh.
Sedangkan untuk kompres air biasa, bahwa air dingin dalam kompres dapat
menimbulkan efek menggigil pada pasien. Dingin dari air kompres tersebut
menghambat rangsangan vasodilatasi sehingga memperlambat proses
evaporasi dan konduksi yang pada akhirnya memperlambat menurunkan suhu
tubuh.
Pada pasien An. Z Kompres air hangat ternyata lebih efektif menurunkan
suhu tubuh pada pasien tesebut. Selain itu pasien juga merasa lebih nyaman
dilakukan kompres dengan air hangat dibandingkan dengan air dingin,
ditunjukkan anak tidak rewel saat dikompres dengan menggunakan air hangat.
Hal ini sesuai dengan penelitian dengan jurnal pendukung yang ditemukan
yang mengemukakan hal yang serupa yaitu penelitan yang dilakukan oleh
Karina Indah Permatasari (2013) menunjukkan bahwa Kompres air hangat lebih
efektif menurunkan suhu tubuh pada anak demam dibuktikan dengan nilai
mean 25,09 > nilai mean kompres air biasa 9,91.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil dari jurnal serta sumber dari literatur pendukung dapat
disimpulkan bahwa tindakan kompres dengan menggunakana air hangat dapat
menurunkan suhu tubuh anak saat demam lebih efektif.
Rekomendasi :
Kompres hangat sebagai penatalaksanaan keperawatan mandiri efektif
untuk menurunkan suhu tubuh pada anak demam, sehingga dapat
meminimalkan penggunaan antipiretik.
5. Referensi
Alves, J G B., Almeida, N D C M., Almeida, C D C M. 2008. Tepid Sponging Plus
Dipyrone Versus Dipyrone Alone for Reducing Body Temperature in Febrile
Children. Sao Paulo Med J. 126(2),107-111
Asmadi, (2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep Anak dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika : Jakarta.
Hamid A.M., (2011). Keefektifan Kompres Tepid Sponge Yang Dilakukan Ibu
Dalam Menurunkan Demam Pada Anak Di Puskesmas Mubulsari
Kabupaten Jember. Tesis Program Studi Magister Kedokteran. UNS.
Karina Indah Permatasari, Sri Hartini, Muslim Argo Bayu (2013) Perbedaan
Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Kompres Air Biasa Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Demam Di RSUD Tugurejo
Semarang. STIKES Telogorejo Semarang.

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 3


Kurnia, A., Wardhani, V., & Rusca, K. (2009). Aromaterapi Bunga Lavender
Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol.
XXV, No. 2, Agustus 2009, 83-85.

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 4

Anda mungkin juga menyukai