01 GDL Adektiyali 236 1 p10001 A PDF
01 GDL Adektiyali 236 1 p10001 A PDF
DI SUSUN OLEH:
DI SUSUN OLEH:
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 10001
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmia Prodi
D III keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan telah
v
4. Amalia Agustin, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji II yang berkenan
7. Kedua orangtua saya yang selalu menjadi inspirasi, doa dan memberikan
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Lalar Belakang………………………………………… 1
vii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan…………………………………………… 17
B. Simpulan ……………………………………………... 27
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tn.S................................................................................. 12
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
rentang sehat sakit ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status
kesehatan yang dinamis dan dapat menjadi batasan oleh seorang perawat
sakit, apakah statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit atau sakit kronis
kesehatan.
digambarkan mulai sehat normal, sehat sekali dan sejahtera, sebagai status
sehat paling tinggi. Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai
status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap
1
2
kebutuhannya sendiri.
kepala, demam tinggi, batuk kering dan nyeri perut. Demam tifoid adalah
adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus, dan pada aliran darah,
dinding usus menuju saluran linfe dan masuk ke dalam pembuluh darah
pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2009 yaitu sebanyak 80.850 kasus,
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 demam tifoid atau paratifoid juga
rumah sakit tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, yang meninggal 274
Nasional tahun 2007, prevalensi tifoid klinis nasional sebesar 1,6 persen.
Sedang prevalensi hasil analisa lanjut ini sebesar 1,5 persen yang artinya
ada kasus tifoid 1.500 per 100.000 penduduk Indonesia. Tifoid klinis
Gondangrejo, 2013).
dengan kita. Keadaan ini perlu disadari sepenuhnya bahwa setiap individu
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan kriteria aturan
adalah fungsi perawatan anggota keluarga yang sakit. Fungsi ini untuk
dilakukan pemeriksaan fisik pada An. S didapatkan suhu tubuh An. S 38,5
dalam suatu karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada
An. S dengan Demam Tifoid pada Keluarga Tn. S di Desa Tuban Kidul,
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
a. Puskesmas
b. Pendidikan
akan datang.
tifoid.
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang studi kasus yang dilakukan
pada An. S dengan demam tifoid pada keluarga Tn. S, pengkajian yang
evaluasi.
laki – laki, sebagai kepala keluarga, dan pekerjaan sebagai petani, Ny. S
Tn. S, pekerjaan petani, dan An. S umur 10 tahun, berjenis kelamin laki –
laki, hubungan dengan keluarga sebagai anak dari Tn. S. Ayah dan ibu
7
8
Tn. S. Struktur keluarga dari Tn. S dapat dilihat pada gambar genogram
dibawah ini :
Ny. S 50 thn
Tn. S, 70 thn N
: laki - laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah
didapatkan tipe dari keluarga Tn. S adalah keluarga inti dengan komposisi
yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak yang masih di bangku
pengkrajin keset dari sabut kelapa, rata – rata penghasilan Tn. S yaitu Rp.
kesehatan. Barang berharga yang dililiki oleh Tn. S adalah cincin emas,
sebelum pukul 15.00 WIB, dan setelah pulang sekolah harus pulang
dan dikaruniai tiga orang anak, Tn. S mengatakan bahwa dirinya sering
mengalami pusing dan pegal - pegal pada tengkuk dan Tn. S mengatakan
suhu An. S yaitu 38,5 derajat celsius, dan badan An. S teraba panas, dan
anggota keluarga yang sakit dengan keadaan An. S yang mengalami panas
dan hanya dibelikan obat – obatan dari warung tetapi panas An. S tidak
gejala yang ditimbulkan oleh tifoid, kemudian rasa takut yang di alami
oleh salah satu dari anggota keluarga Tn. S serta sifat dan filsafah hudup
kali per hari, antasida dengan dosis 200 miligram diminum tiga kali per
hari, vitamin B 6 dengan dosis 10 miligram diminum tiga kali per hari, dan
Hasil pemeriksaan fisik atau head to toe yang dilakukan pada An.
berikut suhu tubuh An. S 38,5 derajat celsius, nadi 84 kali per menit,
pernafasan 20 kali per menit, berat badan 15 kilogram, dan tinggi badan
110 centi meter. Keluhan yang dirasakn An. S yaitu badanya panas dan
lemas.
C. Diagnosa Keperawatan
didapatkan data subjektif Ny. S mengatakan An. S panas tinggi pada hari
sabtu tanggal 21 April 2013, dan hanya diberikan obat dari warung.
Karena panas pada An. S tidak kunjung turun, maka keluarga Tn. S
gejala yang diterjadi pada penderita tifoid. Dari data obyektif didapatkan
12
An. S terlihat lemas dari hasil pemeriksaan didapatkan suhu tubuh 38,5
derajat celcius, nadi 84 kali per menit dan pernafasan 20 kali per menit.
mengenal masalah kesehatan pada keluarga yang sakit dapat dilihat pada
D. Intervensi
adalah setelah dilakukan tiga kali kunjungan rumah diharapkan suhu tubuh
13
dalam batas normal (36 derajat celsius sampai 37 derajat celsius), dan
pengertian, tanda dan gejala serta diit yang diperbolehkan dan yang tidak
anggota keluarga dengan demam tifoid, dan keluarga dapat memahami diit
tujuan di atas antara lain kaji tanda tanda vital seperti suhu, nadi dan
suhu tubuh. Kaji keluarga tentang pengertian tifoid dengan rasional untuk
keluarga tanda dan gejala tifoid dengan rasional supaya keluarga lebih
mengajarkan cara kompres air hangat yang benar bila terdapat anggota
anggota keluarga tentang diit yang tepat untuk penderita demam tifoid
E. Implementasi
kesehatan pada keluarga yang sakit tifoid. Pada tanggal 22 April 2013
vital pada An. S diperoleh data subyektif An. S bersedia untuk diperiksa
dan data obyektif suhu dari An. S 38,5 derajat celsius, nadi 84 kali per
dan gejala demam tifoid. Data obyektif, Tn. S terlihat banyak bertanya
pengkajian tanda tanda vital pada An. S diperoleh data subyektif An. S
bersedia untuk diperiksa dan data obyektif suhu dari An. S 40 derajat
celsius, nadi 89 kali per menit, dan pernafasan 21 kali per menit pada
gejala, penyebab tifoid dan cara kompres air hangat pada penderita
dan gejala, penyebab tifoid dan bersedia diajarkan cara kompres air hangat
15
dan data obyektif Tn. S tampak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh
pengkaji tanda tanda vital pada An. S diperoleh data subyektif An. S
bersedia untuk diperiksa dan data obyektif suhu dari An. S 38 derajat
celsius, nadi 86 kali per menit, dan pernafasan 20 kali per menit pada
pukul 10.30. Penulis memberikan pengertian pada Tn. S makanan apa saja
perbolehkan untuk penderita tifoid dan data obyektif Tn. S terlihat senang
setelah mengetahui apa saja makanan yang boleh di konsumsi dalam pola
F. Evaluasi
penyebab tifoid beserta pola makan dan diet untuk penderita tifoid serta
penyebab tifoid beserta pola makan dan diet untuk penderita tifoid. Data
obyektif, Ny. S terlihat melakukan kompres air hangat pada An. S yang
yang tidak asam atau pedas kepada An. S serta suhu dari An. S yaitu 38
kompres air hangat apabila An. S masih demam, lanjutkan terapy yang
sudah diberikan dari Puskesmas dan bila masih demam anjurkan keluarga
sudah mengerti pengertian, tanda dan gejala tifoid, serta diit untuk demam
tifoid dan keluarga sudah mengetahui cara mengopres dengan benar pada
Puskesmas dan apabila obat habis dan suhu An. S belum kunjung turun
BAB III
A. Pembahasan
Keperawatan Pada An. S dengan Demam Tifoid pada Keluarga Tn. S di Desa
1. Pengkajian
Tifoid adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus, dan terkadang
pada aliran darah, yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau
ditularkan melalui makanan, susu, atau air yang tercemar, demam tifoit
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh secara bertahap, denyut nadi yang
lambat, sakit kepala, mengantuk, dan batuk. Tanda gejala berdasarkan teori
17
18
tersebut sesuai dengan kasus pada An. S dimana hasil dalam pengkajian
riwayat An. S yaitu didapatkan hasil suhu tubuh pada An. S yaitu 38,5
derajat celsius, nadi 84 kali permenit dan pernafasan 20 kali permenit, serta
hipertermi apabila suhu tubuh diatas rentang normal yaitu 36,5 derajad
kasus yang terjadi pada An. S didapatkan hasil dimana dari pemeriksaan
fisik didapatkan suhu pada An. S 38,5 derajat celsius dan badan teraba
hangat.
menularkan bakteri Salmonella typhi yang melalui makanan, susu, atau air
yang tercemar.
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak -
tahap perkembangan pada keluarga Tn. S pada saat ini termasuk dengan
19
sertakan anak.
segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis, orang tua perlu mengenal
tentang penyakit tersebut, kemudian rasa takut akibat masalah yang sudah di
2. Diagnosa Keperawatan
etiologi, serta tanda dan gejala. Etiologi dari keperawatan keluarga adalah
salah satu dari lima tugas keluarga yang paling dominan (Sudiharto, 2007).
dapat dilihat dari hasil analisa data yang di lakukan pada keluarga Tn. S
pengertian tifid, tanda dan gejala yang diterjadi pada penderita tifoid Ny. S
mengatakan An. S panas tinggi pada hari sabtu tanggal 21 April 2013, dan
hanya diberikan obat dari warung. Dari data obyektif didapatkan An. S
21
terlihat lemas dari hasil pemeriksaan didapatkan suhu tubuh 38,5 derajat
celcius, nadi 84 kali per menit dan pernafasan 20 kali per menit.
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua
perubahannya.
3. Intervensi
keluarga yang sakit adalah setelah dilakukan tiga kali kunjungan rumah
diharapkan suhu tubuh dalam batas normal (36,5 derajad celsius sampai 37
normal, dan keluarga dapat memahami pengertian tifoid, tanda gejala tifoid,
di atas antara lain antara lain kaji tanda tanda vital seperti suhu, nadi dan
suhu tubuh, nadi dan pernafasan. Kaji pengertian keluarga tentang tifoid
Diskusikan dengan keluarga tanda dan gejala tifoid dengan rasional supaya
tifoid dangan mengajarkan cara kompres air hangat yang benar bila terdapat
dengan keluarga pemberian diit rendah serat seperti bubur atau nasi tim,
kemudian pemberian makanan yang tidak pedas atau asam, dan yang tidak
keluarga yang belum mengetahui tentang pengertian tifoid, tanda dan gejala
demam tifoid, dan diit untuk demam tifoid yang bertujuan supaya keluarga
mengerti tentang pengertian tifoid, tanda dan gejala demam tifoid, dan diet
untuk demam tifoid. Menurut dari Fadilah (2006), diit yang diberikan untuk
penderita tifoid yaitu diet harus mengandung kalori yang cukup sebaiknya
Diit untuk penderita tifoid, sudah diklassifikasikan atas diet cair, bubur
lunak, tim dan nasi biasa. Apabila keadaan penderita baik, diet dapat
dimulai dengan diet padat atau tim (diet padat dini). Tetapi apabila penderita
dengan klinis berat sebaiknya dimulai dengan bubur atau diet cair yang
yang diberikan oleh tim kesehatan, makanan yang di anjurkan antara lain
yang pertama makanan cukup cairan, kalori, vitamin dan protein. Kedua
demam adalah melapisi permukaan kulit dengan handuk yang telah dibasahi
4. Implementasi
penulis tidak ada hambatan kaji tanda tanda vital klien meliputi suhu, nadi
tanda dan gejala, penyebab tifoid dan cara kompres air hangat pada
dan gejala, penyebab tifoid dan bersedia diajarkan cara kompres air hangat
dan data obyektif Tn. S tampak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh
pada Tn. S makanan apa saja yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
tidak di perbolehkan untuk penderita tifoid dan data obyektif dari hasil
pemeriksaan tanda tanda vital pada An. S di dapatkan hasil suhu 38 derajat
celsius, nadi 86 kali per menit dan pernafasan 20 kali permenit, pada tanggal
23 april 2013 pukul 14.00 An. S mengalami demam tinggi dengan suhu 40
derajat celsius menurut Fadilah (2006), hipertermi atau panas adalah gejala
utama dari tifoid. Pada awal sakit, demamnya kebanyakan samar – samar
saja, selanjutnya suhu tubuh sering naik turun, pagi lebih rendah atau
normal sedangkan siang dan malam hari suhu lebih tinggi (demam
intermitten). Dari hari kehari demam makin tinggi yang disertai banyak
gejala lain antara lain sakit kepala, nyeri otot, mual dan muntah. Setelah
Tn. S senang setelah mengetahui pengertian tentang tifoid, tanda dan gejala
yang terjadi pada demam tifoid serta keluarga Tn. S mengetahui apa saja
makanan yang boleh di konsumsi dalam pola makan dan diet untuk
pendidikan kesehatan.
5. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
adalah data objektif, yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi
perawat secara langsung kepada pasien, dan yang dirasakan pasien setelah
yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan masalah/diagnosis baru yang
sebelumnya.
pada keluarga Tn. S tentang pengertian, tanda, gejala, dan penyebab tifoid
beserta pola makan dan diet untuk penderita tifoid serta tanda tanda vital
tentang pengertian, tanda, gejala, dan penyebab tifoid beserta pola makan
dan diet untuk penderita tifoid. Data obyektif, Ny. S terlihat melakukan
kompres air hangat pada An. S yang masih demam, Ny. S memberikan
makanan rendah serat dan makanan yang tidak asam atau pedas kepada An.
S serta suhu dari An. S yaitu 38 derajat celsius, nadi 86 kali permenit dan
kompres air hangat apabila An. S masih demam, lanjutkan terapy yang
sudah doberikan dari Puskesmas dan bila masih demam anjurkan keluarga
mengerti pengertian, tanda dan gejala tifoid, serta diit untuk demam tifoid
dan keluarga sudah mengetahui cara mengopres dengan benar pada anggota
Tn. S adar melanjutkan teraphy yang diberikan oleh Puskesmas dan apabila
obat habis dan suhu An. S belum kunjung turun juga supaya keluarga Tn. S
Tn. S dihentikan.
1. Simpulan
teraba panas semenjak dua hari yang lalu dan An. S terlihat lemas,
suhu An. S yaitu 38,5 drajat celsius, nadi 84 kali permenit dan
28
belum mengetahui tentang demam tifoid, tanda dan gejala serat diit
yang sakit.
kesehatan tentang diit apa saja yang dianjurkan dan yang tidak
penyebab tifoid beserta pola makan dan diet untuk penderita tifoid
serta tanda tanda vital pada An. S. Didapatkan data subyektif, Ny.S
penyebab tifoid beserta pola makan dan diet untuk penderita tifoid.
serat dan makanan yang tidak asam atau pedas kepada An. S serta
suhu dari An. S yaitu 38 derajat celsius, nadi 86 kali permenit dan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA