Anda di halaman 1dari 5

Indo. J. Chem. Sci.

4 (1) (2015)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs

KANDUNGAN KIMIA DAN POTENSI BEBERAPA JENIS TEPUNG UBI JALAR PADA
PEMBUATAN ROTI

Arisna Rahmawati *), Supartono dan Edy Cahyono


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kimia tepung ubi jalar
Diterima Januari 2015 (variasi jenis ubi jalar) dan mengaplikasikan dalam pembuatan roti tawar.
Disetujui Pebruari 2015 Kandungan kimia yang ditentukan dalam penelitian ini meliputi kadar air, kadar
Dipublikasikan Mei 2015 abu, protein, zat besi (Fe), seng (Zn), dan total karoten dan dibandingkan dengan
SNI tepung terigu. Hasil perhitungan didapatkan bahwa kadar air, dan kadar abu,
zat besi yang didapat masih memenuhi SNI tepung terigu, tetapi pada kadar
Kata kunci:
protein, seng belum memenuhi SNI tepung terigu. Roti tawar dibuat dengan
tepung ubi jalar
komposisi campuran tepung terigu dan tepung ubi jalar baik putih, ungu maupun
kandungan kimia
kuning 80:20. Kualitas roti tawar tersebut diketahui dengan menguji kadar air,
roti tawar
kadar abu, serat kasar dan uji organoleptik. Berdasarkan uji organoleptik roti
tawar yang paling disukai panelis adalah roti tawar ubi jalar putih. Hasil
perhitungan kadar air, abu pada roti tawar ubi jalar masih memenuhi SNI,
sehingga layak dikonsumsi.

Abstract

The purpose of this study is to determinimale the chemical content of sweet


potato flour (variation of sweet potato) and apply in making bread. Chemical
compounds are identified in this study include water content, ash content,
protein, iron (Fe), zinc (Zn), and total carotenoids and are compared with SNI
flour. Calculation results showed that the moisture content and ash content,
obtained iron still meet SNI wheat flour, but the levels of protein, zinc has not
been able to meet the SNI flour. Bread is made with mixture composition of
wheat flour and sweet potato flour white, purple and yellow 80:20. Quality of
bread is known of test from the moisture content, ash content, crude fiber and
organoleptic tests. Results of calculation of water content, ash on sweet potato
bread still meet the SNI, so suitable for consumption.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
E-mail: kiyo_ar92@yahoo.co.id ISSN NO 2252-6951
A Rahmawati / Indonesian Journal of Chemical Science 4 (1) (2015)
Pendahuluan serapan atom (SSA) (Perkin Elmer type Aanalyst
Pengolahan ubi jalar menjadi tepung 100), spektrofotometer UV-Vis (Simadzu type UV
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mini 1240), oven, neraca analitik Ohaus (HR­200,
daya simpan sehubungan dengan kadar airnya max 210 g, d=0,1 mg), eksikator, magnetic stirrer,
yang relatif rendah serta penganekaragaman tanur listrik (Barnstead Thermolyne furnace 1400),
penggunaannya, karena tepung ubi jalar dapat penangas listrik/bunsen, hotplate, alat soxhlet,
dicampur dengan tepung terigu untuk mem- ayakan 100 mesh. Bahan yang diguna-kan
peroleh komposisi gizi yang dikehendaki. meliputi ubi jalar putih, ungu dan kuning (Pasar
Kebutuhan terigu tahun 2008 sudah mencapai Bandungan Semarang), tepung terigu, mentega,
3,8 juta ton dan sekitar 30% digunakan untuk ragi fermipan, bread improver, garam, susu
pengolahan produk mie basah dan industri bubuk, gula, air, H2SO4, HCl, NaOH, C2H5OH,
kecil, 20% mie instan, 20% roti-rotian, 15% HNO3, bovine serum albuminimal BSA, asam
biskuit, dan sisanya untuk makanan gorengan phospotungstic­phospomolibdic, CuSO4, Na2CO3,
dan ibu rumah tangga (Anonim; 2009). Kondisi NaKC4H4O6, standar karoten, Na2SO4 anhidrat,
ini merupakan salah satu peluang penggunaan Fe(NO3)3.9H2O, ZnSO4.7H2O, eter, n-heksana,
tepung ubi jalar sebagai bahan substitusi dalam buatan Merck dengan kualitas pro analyst.
industri pangan berbasis terigu. Pembuatan tepung ubi jalar dilakukan
Ubi jalar mengandung zat gizi yang ber- dengan cara ubi jalar (putih, kuning dan ungu)
pengaruh positif pada kesehatan (prebiotik, segar dipotong bagian ujung dan pangkal
serat makanan dan antioksidan), serta mem- umbinya sekitar 2,0 cm. Kemudian dikupas
punyai potensi penggunaannya cukup luas dan kulit umbi dengan pisau atau alat pengupas
cocok untuk progam diversifikasi pangan (Sa’ati umbi lainnya. Umbi dicuci bersih, kemudian
& Chandra; 2010). Komponen karotenoid potong tipis-tipis. Irisan umbi dicuci bersih dan
dalam ubi jalar terutama yang berdaging umbi direndam dengan larutan natrium bisulfit
warna kuning dan oranye memiliki kandungan selama 15 menit untuk menghilangkan getah-
karotenoid diantaranya -karoten, -karoten, - nya dan ditiriskan. Irisan umbi dicuci bersih dan
karoten, phytoene, dan phytofluene (Purcell & dijemur pada panas matahari 2-3 hari sampai
Walter; 1968). kering. Irisan ubi jalar kering digiling dan di-
Roti sudah dikenal sebagai makanan ayak ukuran 100 mesh.
sehari-hari terutama golongan masyarakat Penentuan kadar air (SNI 3751-2009) dan
umum. Roti tawar kini sudah menjadi makanan abu (SNI 3751-2009) pada tepung ubi jalar
pokok kedua setelah nasi sehingga cukup dilakukan dengan cara gravimetri. Penentuan
populer dikalangan masyarakat. Roti tawar kadar Fe dan Zn dilakukan dengan cara
tidak lagi dikaitkan dengan sarapan pagi, tetapi pengabuan kering dengan metode spektrofoto-
sudah meluas sebagai menu makanan alternatif metri serapan atom. Analisis kadar karoten total
di segala kondisi dan waktu makan. Roti tawar (karotenoid) pada tepung ubi jalar dilakukan
tidak lagi dinikmati di pagi hari, tetapi juga di dengan menggunakan spektrofotomer UV-Vis.
siang hari dan malam hari, atau sebagai snack di Analisis kadar protein diujikan pada tepung ubi
antara dua waktu makan (Astawan; 2004). jalar putih, ungu dan kuning dengan metode
Menurut Oktaviana (2009), penambahan Lowry. Pengukuran dengan spektrofotometer
tepung terigu dengan tepung selain tepung UV-Vis
terigu dalam pembuatan roti tawar, dengan Metode yang digunakan dalam pembuatan
perbandingan tepung terigu sebesar 80% dan roti tawar menggunakan metode langsung
tepung ubi kayu 20% maka menghasilkan roti (Straight Dough) yaitu roti yang menggunakan
dengan volume pengembangan yang masih baik bahan tepung terigu, tepung ubi jalar, ragi
dan menghasilkan rasa dengan kriteria suka dan instan, air, gula, garam dan bahan lainnya
tekstur yang cukup bagus. Dalam penelitian ini dicampur menjadi satu kemudian diaduk
dipelajari kandungan kimia beberapa jenis sampai menjadi adonan yang kalis (Rahman;
tepung ubi jalar yaitu ubi jalar putih, ubi jalar 2010).
ungu, dan ubi jalar kuning dan potensinya Uji kualitas roti tawar yang telah dibuat
sebagai bahan pengganti tepung terigu dalam dengan mensubtitusi 20% tepung terigu dengan
pembuatan roti tawar. tepung ubi jalar (putih; ungu; kuning) dilakukan
Metode Penelitian dengan cara menentukan kadar air, abu, serat
Alat-alat yang digunakan spektrofotometer kasar dan uji organoleptik meliputi warna, rasa,

7
A Rahmawati / Indonesian Journal of Chemical Science 4 (1) (2015)

dan tekstur pada roti tawar tersebut. Penentuan protein. Reaksi ini menghasilkan warna kebiru-
kadar air dan kadar abu pada roti tawar an yang bisa dibaca antara 500-750 nm.
menggunakan prosedur yang sama pada Penentuan kadar protein metode Lowry
penentuan kadar air dan abu tepung ubi jalar. melibatkan dua reaksi yaitu kompleks Cu(II)
Penentuan kadar serat kasar pada roti tawar protein akan terbentuk dan tereduksi menjadi
dilakukan dengan cara ekstraksi soxlet. Uji Cu(I). Ion Cu+ akan mereduksi reagen Folin­
organoleptik roti tawar ubi jalar dilakukan Ciocalteau, kompleks phosphomolibdat-phospho-
dengan menyajikan roti tawar secara acak tungstat menghasilkan hetero polymolybdenum
dengan kode tertentu. Kemudian panelis di- yang memberikan warna biru. Protein standar
minta untuk memberikan penilaian terhadap yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasa sesuai dengan kriteria yang telah ditentu- BSA. Albuminimal merupakan salah satu jenis
kan. Hasil penilaian panelis dinyatakan dalam protein globuler yang larut dalam air dan
skor dari 1-5. terkoagolasi oleh panas (Winarno; 1987). Rea-
Hasil dan Pembahasan gen Folin­Ciocalteu merupakan pereaksi kom-
Tepung ubi jalar yang dihasilkan dalam pleks yang berisi fosfomolibdat dan fosfo-
penelitian ini berbentuk serbuk halus dan tungstat. Fungsi dari reagen ini adalah mem-
beraroma khas ubi jalar. Tepung ubi jalar putih bentuk kompleks biru yang disebabkan dari
berwarna ungu dengan rendemen 25,4%, reaksi antara tirosin, triptopan dan sistein
tepung ubi jalar putih berwarna ungu dengan dengan fosfomolibdat dan fosfotungstat. Data
rendemen 27,8%, sedangkan tepung ubi jalar hasil analisis protein pada tepung ubi jalar
kuning berwarna putih agak kekuningan dengan putih, ungu dan kuning terlihat pada Tabel 3.
rendemen 26,5%. Hasil analisis kadar air pada Tabel 3. Kadar protein tepung ubi jalar
tepung ubi jalar disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kadar air pada tepung ubi jalar

Berdasarkan Tabel 3. kadar protein ter-


tinggi adalah tepung ubi jalar ungu. Kadar
Berdasarkan Tabel 1. kadar air tertinggi protein tepung ubi jalar putih, ungu maupun
terdapat pada tepung ubi jalar ungu sebesar kuning belum memenuhi standar kadar protein
11,77%. Tepung ubi jalar ungu, putih maupun menurut SNI yaitu minimal 7,0%.
kuning dapat memenuhi standar kadar air SNI Prinsip penentuan kadar zat besi dengan
untuk tepung terigu yaitu maksimal 14,5%. metode spektrofotometer serapan atom (SSA)
Penentuan kadar abu pada tepung ubi jalar adalah sampel didestruksi dengan asam dan
dilakukan dengan metode pengabuan cara diukur absorbansinya pada panjang gelombang
langsung. Prinsip metode ini yaitu dengan 248,3 nm. Destruksi yang dilakukan pada pene-
mengoksidasi semua zat organik pada suhu litian ini yaitu penambahan asam-asam kuat
tinggi yaitu sekitar 500-600°C dan kemudian disertai pemanasan pada sampel. Hasil analisis
melakukan penimbangan zat yang tertinggal kadar zat besi pada sampel tepung ubi jalar
setelah proses pembakaran. Hasil analisis kadar dapat dilihat pada Tabel 4.
air pada tepung ubi jalar disajikan pada Tabel 2. Tabel 4. Kadar Fe pada tepung ubi jalar
Tabel 2. Kadar abu pada tepung ubi jalar

Berdasarkan Tabel 4. kadar zat besi paling


Berdasarkan Tabel 2. kadar abu baik tinggi adalah tepung ubi jalar kuning yaitu
tepung ubi jalar putih, ungu maupun kuning sebesar 97,812 mg/kg. Kadar zat besi baik
memenuhi standar kadar abu menurut SNI tepung ubi jalar kuning atau ungu memenuhi
untuk tepung terigu yaitu maksimal 0,70%. standar kadar besi menurut SNI untuk tepung
Penentuan kadar protein tepung ubi jalar terigu, sedangkan tepung ubi jalar putih belum
dilakukan dengan metode Lowry. Metode Lowry memenuhi standar kadar besi menurut SNI
mengkombinasikan pereaksi Biuret dengan untuk tepung terigu yaitu minimal 50 mg/kg.
pereaksi lain (Folin­Ciocalteau) yang bereaksi Penentuan kadar seng (Zn) pada tepung
dengan residu tyrosine dan tryptophan dalam ubi jalar dilakukan dengan peleburan sampel
8
A Rahmawati / Indonesian Journal of Chemical Science 4 (1) (2015)

dengan cara pengabuan kering, dilanjutkan air tertinggi pada roti tawar yang telah disub-
dengan pelarutan dalam larutan asam, kemudi- titusi dengan 20% tepung ubi jalar ungu yaitu
an absorben dibaca menggunakan alat SSA sebesar 21,15%. Hal ini dikarenakan pengguna-
pada panjang gelombang 213,9 nm. Hasil anali- an air pada saat proses pengadukan yaitu 600
sis kadar Zn dalam sampel tepung ubi jalar di- mL, 50 mL lebih banyak dari pembuatan roti
sajikan pada Tabel 5. tawar ubi jalar putih maupun kuning. Kadar air
Tabel 5. Kadar Zn pada tepung ubi jalar roti tawar ubi jalar putih, ungu, maupun kuning
masih memenuhi standar kadar air SNI untuk
roti tawar yaitu maksimal 40%.
Penentuan kadar abu pada sampel roti
tawar menggunakan metode pengabuan kering.
Berdasarkan Tabel 5. kadar seng tertinggi Hasil analisis kadar abu pada roti tawar ubi jalar
terdapat pada tepung ubi jalar ungu yaitu disajikan pada Tabel 8.
sebesar 7,846 mg/kg. Kadar seng pada tepung Tabel 8. Kadar abu pada roti tawar ubi jalar
ubi jalar putih, ungu maupun kuning belum
memenuhi kadar seng standar menurut SNI
untuk tepung terigu yaitu minimal 30 mg/kg.
Penentuan kadar karoten total pada tepung
ubi jalar dilakukan dengan metode spektrofoto-
meter. Pelarut yang digunakan untuk meng-
ekstraksi karotenoid yaitu petroleum eter. Larut- Berdasarkan Tabel 8. dapat dilihat bahwa
an sampel dibaca absorbansinya menggunakan kadar abu tertinggi terdapat pada roti tawar ubi
spektrofotomer pada panjang gelombang 450 jalar ungu yaitu sebesar 1,36%. Kadar abu roti
nm. Hasil analisis kadar karoten dalam tepung tawar yang telah disubstitusi dengan 20%
ubi jalar disajikan pada Tabel 6. tepung ubi jalar baik putih, ungu, maupun
Tabel 6. Kadar karoten total pada tepung ubi kuning masih memenuhi standar kadar abu SNI
jalar untuk roti tawar yaitu maksimal 3,0%.
Penentuan kadar serat kasar ini dibagi
menjadi 3 tahapan yaitu deffeating, digestion,
dan penyaringan. Kadar serat kasar diketahui
berdasarkan perbandingan berat sampel dan
Berdasarkan Tabel 6. diketahui kadar karo-
kertas saring sebelum pengeringan dengan
ten total tertinggi yaitu pada sampel tepung ubi
sesudah dikeringkan (gravimetri). Hasil analisis
jalar kuning sebesar 163,511 µg/100 g. Hal ter-
kadar serat kasar pada roti tawar disajikan pada
sebut sudah dapat dilihat dari warna umbi ubi
Tabel 9.
jalar yang berwarna kuning sesuai dengan
Tabel 9. Kadar serat kasar pada roti tawar ubi
warna karotenoid. jalar
Roti tawar yang dibuat dengan campuran
800 g tepung terigu dengan 200 g baik tepung
ubi jalar putih, ungu maupun kuning menghasil-
kan masing-masing tiga buah roti tawar ubi jalar
putih, roti tawar ubi jalar kuning dan roti tawar
ubi jalar ungu. Reaksi yang terjadi selama
proses fermentasi adonan roti tawar yaitu Berdasarkan Tabel 9. dapat dilihat kadar
sebagai berikut. serat tertinggi terdapat pada roti tawar yang
C6H12O6  2 C2H5OH + 2 CO2 telah disubstitusi 20% tepung ubi jalar putih
yaitu sebesar 6,88%. Sedangkan kadar serat
Kandungan air berpengaruh terhadap teks-
terendah terdapat pada roti tawar yang telah
tur bahan pangan. Hasil analisis kadar air roti
disubstitusi 20% tepung ubi jalar ungu.
tawar ubi jalar disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Kadar air pada roti tawar ubi jalar Uji organoleptik digunakan untuk menguji
produk roti tawar yang paling disukai (diterima)
konsumen. Uji ini dilakukan pada tiga sampel
roti tawar yaitu roti tawar ubi jalar putih, ungu
dan kuning. Uji ini melibatkan 10 orang panelis
Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat kadar dengan penilain berupa skor 1-5.

9
A Rahmawati / Indonesian Journal of Chemical Science 4 (1) (2015)

Tabel 10. Uji organoleptik roti tawar Daftar Pustaka


Anonim. 2009. Pasar Terigu Atas Dasar Produk
Akhir. Tersedia di http://www.aptindo.
or.id [diakses 8-03-2013]
Astawan, M. 2004. Kandungan Serat dan Gizi
pada Roti Ungguli Mi dan Nasi. Bogor:
Departemen Teknologi Pangan & Gizi IPB
(BSN) Badan Standarisasi Nasional. 2009.
Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan (SNI
3751­2009). Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional
Oktaviana, I. 2009. Formulasi Tepung Ubi Kayu
(Manihot estulenta Cranta) dengan Tepung
Terigu Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan
Organoleptik Roti Tawar Ubi Kayu. Skripsi.
Mataram: Universitas Mataram
Purcell, A.E., Walter, M.W. 1968. Carotenoids
of Centennial Variety Sweet Potato (Ipo­
moea batatas L.). J. Agic. Food Chem. 16:
Berdasarkan hasil penilaian panelis 769-770
terhadap produk roti tawar, ternyata roti tawar Irianto, Y., S. Ari & Wiryanto. 2008. Per-
yang paling disukai yaitu roti tawar ubi jalar tumbuhan, Kandungan Protein, dan Sia-
nida Jamur Kuping (Auricularia poly­tricha)
putih dikarenakan memiliki rasa yang disuka, pada Medium Tumbuh Serbuk Gergaji
tekstur yang empuk dan warna yang menarik dan Ampas Tapioka dengan Penambahan
yaitu kuning keemasan. Pupuk Urea. Jurnal Bioteknologi. Vol. 5 (2)
Simpulan Rahman, S. 2010. Formulasi Tepung Kentang
Kadar air, dan kadar abu, zat besi tepung Hitam (Solesnastemon rotondifolius) dan
Tepung Terigu Terhadap Beberapa Komponen
ubi jalar putih, ungu, maupun kuning masih Mutu Roti Tawar. Skripsi. Mataram:
memenuhi SNI tepung terigu, tetapi kadar Universitas Mataram
protein dan seng tidak memenuhi SNI tepung Sa’ati, E.A. & Chandra Y.A. 2010. Kualitas
terigu. Hasil perhitungan kadar air, abu pada Pigmen Karotenoid Ubi Jalar kuning dan
roti tawar ubi jalar masih memenuhi SNI, Aplikasinya pada Butter Cream. Malang:
sehingga layak dikonsumsi. Hasil uji organo- Universitas Muhammadiyah Malang
leptik menunjukkan produk yang paling disukai Winarno, F.G. 1987. Kimia Pangan dan Gizi.
yaitu roti tawar ubi jalar putih. Jakarta: PT. Gamedia Pustaka Utama

10

Anda mungkin juga menyukai