TENTANG
PANDUAN TRIASE
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 Januari 2019
IBN BANJAR
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
TANGGAL : 25 Januari 2019
NOMOR : 460 TAHUN 2019
BAB I
DEFINISI
A. Sistem Triase
Proses di mana seorang klinisi menilai tingkat urgensi pasien.
B. Triase
Sistem triase adalah struktur dasar di mana semua pasien yang datang
dikategorikan ke dalam kelompok tertentu dengan menggunakan standar skala
penilaian urgensi atau struktur.
C. Urgensi
Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diberikan prioritas untuk
asesmen dan pengobatan.
Ancaman terhadap kehidupan / organ tubuh akan rusak atau gagal jika tidak di
lakukan tindakan dalam 10 menit.
Gambaran klinis :
a. Risiko gangguan jalan napas, ngorok berat;
b. Sesak napas;
c. Sirkulasi terganggu:
1) Kulit dingin , perfusi buruk
2) HR < 50 atau > 150 x/menit
3) Hipotensi
4) Kehilangan banyak darah
5) Nyeri dada.
d. Nyeri hebat dengan penyebab lain;
e. BSL < 2 mmol/lt;
f. GCS < 13, penurunan respon;
g. Hemiparese/ dysphasia mendadak;
h. Demam dengan tanda-tanda kejang;
i. Asam atau basa yang mengenai mata;
j. Multipel trauma, trauma lokal berat (fraktur berat, amputasi);
k. Riwayat risiko tinggi (pemakaian sedative tau obat toksik lainnya);
l. Keracunan;
m. Nyeri hebat pada kehamilan di luar kandungan (extra uterine gravidarum);
n. Kasus psikiatri:
1) Kekerasan/ agresivitas;
2) Ancaman terhadap diri sendiri;
3) Kecanduan.
Gambaran klinis:
a. Perdarahan sedang
b. Apirasi benda asing, tidak ada distress pernapasan
c. Cedera dada tanpa gangguan pernapasan
d. Cedera kepala ringan tanpa penurunan kesadaran
e. Nyeri sedang
f. Muntah atau diare tanpa dehidrasi
g. Visus normal, adanya inflamasi atau benda asing pada mata
h. Trauma ekstremitas ringan, pergelangan kaki terkilir
i. Nyeri abdomen tidak spesifik
j. Kasus – kasus psikiatri:
1) Masalah kesehatan mental;
2) Dalam pengawasan dan tidak ada risiko langsung terhadap diri
sendiri atau orang lain.
5. ATS 5 (Less Urgent)
Penilaian dan pengobatan dimulai dalam waktu 120 menit.
Gambaran klinis:
a. Nyeri ringan
b. Risiko ringan dan tidak ada gejala klinis
c. Gejala ringan dari sakit yang stabil
d. Gejala ringan dari kondisi risiko rendah
e. Luka lecet yang ringan (tidak memerlukan penjahitan luka)
f. Imunisasi
g. Kasus – kasus psikiatri:
1) Gejala kronik
Krisis sosial, secara klinis pasien sehat.
Tabel 3.1
Ringkasan Prediktor Fisiologis Dewasa
TRIASE
partial
Breathing Respirator Respirator Respirato Tidak terjadi T
y distress y distress ry respiratory rd
berat / sedang distress distress
tidak ada ringan
respirasi/
hipoventila
si
Circulation Gangguan Gangguan Ganggua Tidak terjadi T
hemodina Hemodina n ganguan gh
mik berat / mik Hemodin hemodinamik
tidak ada sedang amik
circulasi ringan
Disability GCS < 9 GCS 9 - GCS > 12 GCS normal
12
Faktor risiko untuk penyakit serius / cedera - usia, riwayat risiko tinggi, mekanisme
cedera, faktor risiko jantung, efek dari o alkohol,ruam dan perubahan dalam suhu
tubuh - harus dipertimbangkan secara jelas dalam riwayat penyakit dan data
fisiologis. risiko
= Meningkatkan risiko cedera serius / penyakit. Adanya satu atau lebih faktor risiko
dapt digunakan sebagai pertimbangan untuk
2. Penampilan Umum
Ini merupakan komponen penting dari penilaian triase. Pengamatan dari
penampilan dan perilaku pasien ketika mereka tiba memberitahu kita banyak
tentang status fisiologis dan psikologispasien. Perhatikan secara khusus
sebagai berikut :
a. Amati mobilitas pasien ketika mereka mendekati area reseption. Apakah
normal atau terbatas? Jika terbatasi, dengan cara apa?
b. Tanyakan diri Anda pertanyaan “Apakah pasien ini terlihat sakit”?
c. Perhatikan bagaimana pasien berperilaku.
Survei primer membantu melakukan praktek yang aman di IGD. Ketika
penilaian lingkungan dan penampilan umum pasien lengkap ( harus dilakukan
beberapa detik), survei primer harus segera dimulai.
3. Airway
Selalu memeriksa patensi jalan nafas, dan pertimbangkan tindakan untuk
pencegahan cedera servikal jika ada indikasi .
Jika jalan nafas tersumbat atau adanya risiko langsung ke saluran napas harus
dialokasikan kategori ATS 1 (ini termasuk pasien yang tidak berrespons
dengan GCS < 9 dan penyitaan kejang berkepanjangan).
Pada orang dewasa, stridor terjadi ketika lebih dari 75 persen dari lumen jalan
napas telah tersumbat, pasien ini telah mengalami masalah pada survei primer
dan membutuhkan manajemen jalan nafas definitif, sehingga pasien harus
dialokasikan ke kategori triase tinggi (ATS 1).
4. Breathing
Penilaian pernapasan meliputi penentuan frekuensi pernapasan dan kerja
pernapasan.
Pasien dialokasikan untuk kategori triase rendah (ATS 4 atau 5) harus memiliki
fungsi pernafasan normal.
Hal ini penting untuk mendeteksi hypoxaemia. Hal ini dapat dideteksi dengan
menggunakan pulse oksimetri.
5. Sirkulasi
Penilaian sirkulasi meliputi penentuan denyut jantung, nadi, dan karakteristik
nadi, indikator kulit, asupan dan haluaran oral . Adalah penting bahwa
hipotensi seharusnya terdeteksi selama penilaian triase untuk memfasilitasi
penanganan dini dan aggressive. Meskipun tidak mungkin untuk mengukur
tekanan darah pada triase, indikator lain status hemodinamik harus
dipertimbangkan, meliputi nadi perifer, status kulit, tingkat kesadaran dan
perubahan denyut jantung.
Pasien dialokasikan untuk kategori triase rendah (ATS 4 atau 5) harus memiliki
fungsi peredaran darah normal.
6. Disability
Penilaian ini meliputi penentuan AVPU (lihat Tabel 4.1) GCS dan/ atau tingkat
kemampuan aktivitas, penilaian kehilangan kesadaran, dan penilaian nyeri.
Perubahan tingkat kesadaran adalah indikator penting dari risiko penyakit
serius atau cedera. Pasien dengan kelainan tingkat kesadaran harus
dialokasikan untuk kategori triase yang lebih tinggi.
AVPU adalah:
A : Alert (Sadar)
V : Beresponse terhadap suara (Verbal)
P : Beresponse terhadap nyeri (Pain)
Bertujuan
Tidak Bertujuan:
Response flexi
Response ekstensi
U : Unresponsive (tidak berespon)
Cedera pada mata dilakukan secara hati – hati dan berdasarkan mekanisme
cedera dan potensial terjadinya kegagalan penglihatan berkepanjangan Tabel
3.1 menunjukkan pertimbanagan untuk mentriase cedera mata menggunakan
Descriptor ATS.
Tabel 3.2
Ringkasan Prediktor Pada Kedaruratan Ophthalmic pada ATS
Category 1
Kategori 2 Katagori 3 Katagori 4 Katagori 5
Immediate
10 Menit 30 Menit 60 Menit 120 Menit
( Segera )
Cedera Kelainan Pengelihata Pengelihatan
mata pengelihatan n normal normal
tembus tiba
– tiba dengan
atau tapa
cedera Nyeri mata Tanpa nyeri
Cedera ringan
kimia Nyeri mata a. trauma
sedang tumpul
- trauma mata;
tumpul mata b. luka
- luka bakar bakar;
- benda c. Benda
asing asing
Kehilangan
pengelihata
n tiba
– tiba
dengan
atau tanpa
cedera
Nyeri mata
yang
tiba – tiba
dan
berat
Lingkungan
Penilaian suhu. Hipotermia dan hipertermia adalah indikator klinis yang penting
dan perlu untuk diidentifikasi di triase.
C. Pertimbangan Lainnya
Faktor risiko lain yang harus dipertimbangkan dalam penilaian triase. Pada pasien
yang dengan parameter fisiologis normal pada saat triase, adalah sebagai berikut:
1. Usia yang ekstrim (sangat muda atau sangat tua) memerlukan perbedaan
fisiologis yang meningkatkan risiko penyakit serius dan cedera, pasien tersebut
memiliki penurunan cadangan fisiologis dan perubahan respon , dan dapat
hadir dengan tanda-tanda dan gejala non – spesifik;
2. Kondisi berisiko tinggi termasuk penyakit kronis, gangguan kognitif, defisit
komunikasi, beberapa co-morbiditas, keracunan atau sakit parah mungkin
memerlukan alokasi ke kategori ATS tinggi;
3. Pasien dengan tanda risiko tinggi, seperti riwayat perilaku kekerasan;
4. Pasien Trauma harus dialokasikan dalam kategori ATS berdasarkan
urgensi klinis. Ada mekanisme spesifik cedera yang berhubungan dengan
risiko cedera yang mengancam kehidupan yang perlu dimasukkan dalam
keputusan triase. Contohnya termasuk kendaraan yang terguling, kematian
penumpang kendaraan yang sama, terpental dari kendaraan, dan jatuh dari
ketinggian lebih dari tiga meter;
5. Adanya ruam juga perlu diwaspadai oleh Perawat Triase terhadap
kemungkinan penyakit serius seperti anafilaksis atau penyakit meningokokus,
namun jenis presentasi biasanya akan memiliki abnormalitas bersamaan pada
survei primer.
Seperti pengalaman rasa sakit itu sendiri, penilaian rasa sakit memerlukan
pendekatan multifaset, tidak alat satupun yang mampu memberikan pengukuran
yang objektif dari rasa sakit.
Elemen untuk dimasukkan dalam menilai nyeri meliputi:
1. Deskriptor dan ekspresi verbal yang digunakan oleh pasien;
2. Informasi yang diperoleh dari pasien yang berkaitan dengan lokasi, intensitas,
durasi, dan faktor – faktor mengurangi dan memberatkan;
3. Denyut jantung, laju pernafasan, tekanan darah dan parameter fisiologis
lainnya;
4. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang ditampilkan oleh pasien;
5. Skala keparahan nyeri.
Skala keparahan nyeri yang sesuai untuk digunakan di triase meliputi Skala
Penilaian Numerik (Numeric Rating Scale atau NRS), yang juga dikenal sebagai
Skor Nyeri Verbal Verbal Pain Score (VPS), dan Skala Analog Visual (Visual
Analoge Scale atau VAS). Untuk anak – anak kecil, skala pengukuran Wong –
Baker FACES digunakan secara lazim. Abbey Pain Scale (' Abbey ') adalah
metode Australia yang telah dirancang untuk mengukur beratnya nyeri pada orang
yang memiliki demensia dan tidak dapat menyampaikan pengalaman nyeri
mereka. Alat ini memberikan pendekatan yang sistematis untuk mengukur
beratnya nyeri di triase. Skor total dihitung dari tanggapan terhadap enam item,
masing-masing dengan skor maksimal tiga poin (Tidak Nyeri = 0; Nyeri Berat = 3).
Dari total kemungkinan 18 poin, skor 0 – 2 dinilai 'Tidak Sakit', 3 – 7 dinilai 'ringan',
8 – 13 dinilai 'Sedang', dan > 14 dinilai 'Berat'.
Tabel 3.3
Penentuan Katagori Triase
Evaluasi obstruksi jalan napas pada bayi dan anak-anak harus dilakukan
dengan menilai kerja pernapasan.Manajemen tulang belakang servikal bentuk
komponen evaluasi jalan nafas jika pasien datang debgan riwayat trauma.
Kerja pernapasan dan status mental merupakan indikator yang paling berguna
dari keparahan asma. Parameter-parameter ini juga dianggap dapat
memprediksi keparahan pada bayi dan anak-anak muda dengan ganguan
respirasi .
4. Sirkulasi
Hipotensi adalah suatu tanda yang sangat terlambat dari gangguan
hemodinamik pada bayi dan anak-anak. Penilaian awal harus bergantung
pada penampilan umum, nadi dan waktu pengisian ulang kapiler sentral.
a. Pucat pada bayi merupakan temuan yang signifikan dan indikator penyakit
serius;
b. Waktu pengisian ulang kapiler merupakan indikator perfusi central dan
merupakan ukuran tidak langsung fungsi kardiovaskular;
c. Estimasi dari tingkat dehidrasi sangat penting - lihat Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Penkajian Tingkat Dehidrasi Pada Anak
Keparahan
Tanda
Ringan Sedang Berat
Kondisi Umum Haus, gelisah, Haus, Menarik diri, mengantuk
agitasi gelisah, atau
mudah koma; pernapasan cepat
tersinggung
Nadi Normal Cepat, lemah Cepat, lemah
Fontanele Normal Cekung Sangat cekung
anterior
Mata Normal Cowong Sangat cowong
Air mata Normal Tidak ada Tidak ada
Membrane Sedikit kering Kering Kering
mukosa
Turgor kulit Normal Menurun Menurun
Urine Normal Berkurang, pekat Tidak dalam beberapa
jam
Penurunan BB 4-5 % 6.9 % 10%
5. Disability
Abnormaliatas kesadaran membutuhkan penilaian segera. Suatu perubahan
dalam aktivitas dapat menjadi indikator penyakit serius pada bayi dan anak-
anak.
Jangan pernah meremehkan peran dari orang tua atau wali. Mereka sering
akan dapat mengidentifikasi penyimpangan kecil dari normal, yang mungkin
Anda tidak dapat mendeteksi secara klinis.
Hal ini penting untuk memastikan riw menular, seperti cacar air.yat mengalami
penyakit infeksi seperti cacar.
7. Riwayat Penyakit Dahulu
Co- morbid harus dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan dampak pada
kondisi akut mereka dan urgensi klinis. Sebagai contoh, bayi prematur atau
anak-anak dengan penyakit jantung bawaan atau penyakit paru-paru memiliki
kecenderungan yang lebih besar untuk mengalami disfungsi kardiorespirasi
yang signifikan akibat infeksi saluran pernapasan.
Tabel 3.6
Menunjukkan diskriminator fisiologis anak untuk ATS menggunakan metode
surveyprimer
Katagori 1 Katagori 2 Katagori 3 Katagori 4 Ka
Diam tapi
mata jika ada
dirangsang kontak
mata
Berinters ter
i dengan
orang
tua
Ini harus dipertimbangkan dalam riwayat penyakit pasien dan data fisiologis. faktor risiko
yang banyak = peningkatan risiko cedera serius.
Kehadiran satu atau lebih faktor risiko dapat mengakibatkan alokasi kategori triase yang lebih
tinggi.
Mekanisme Co morbiditas, Usia <3 bulan variabel sejarah, Lai
cedera, misalnya dan misalnya kejadian R
misalnya HX prematur a. Demam sebelumnya presentasi
a
a. cedera a. Penyakit b. Perubahan ke ED
ob
tembus pernapasan akut untuk a. Apnoeic / cyanotic
e
b. jatuh> 2 – makan episode
tinggi MCA berkelok – b. Kejang Kegiatan
c. > 60 kph kelok c. Menurun asupan
2. Pernapasan
Progesteron dianggap bertanggung jawab dalam mempengaruhi kepekaan
pusat pernafasan dan meningkatkan rangsangan untuk bernapas.Wanita hamil
umumnya mengalami peningkatan vaskularisasi hidung dan jalan nafas dan
edema mukosa. Ini menyajikan sebagai peningkatan keluhan tentang hidung
tersumbat.Sekitar sepertiga dari wanita dengan asma mengalami perburukan
penyakit mereka selama kehamilan.
3. Sirkulasi
Kehamilan digambarkan sebagai kondisi hiperdinamik dan perubahan fisiologis
terjadi pada awal kehamilan 6-8 minggu. Progesteron menyebabkan
vasodilatasi l dan estrogen berkontribusi pada 40-50 persen peningkatan
volume darah. Tekanan darah diastolik turun rata-rata 6-17 mmHg, dengan
tekanarah terendah selama trimester kedua. Cardiac output (CO) meningkat
sebesar 30-50 persen.
Pada kehamilan 20 minggu, berat rahim menekan vena cava inferior jika
wanita hamil berbaring di punggungnya. Penurunan aliran plasenta cukup
untuk menggangu kesejahteraan janin dan turunnya aliran baliki vena
mengurangi curah jantung dan tekanan darah ibu. Perubak spsesifik terjadi
pada pembuluh darah yang mempengaruhi wanita hamil sehingga terjadi
diseksi arteri spontan.
Arteri limpa, arteri subklavia dan aorta, misalnya, memiliki kecenderungan
meningkat terjadi diseksi spontan, bahkan pada wanita yang tidak memiliki
riwayat medis sebelumnya.
Kekerasan d lebihlam rumah tangga sering trejadi selama
kehamilan dan berhubungan dengan peningkatan komplikasi
obstetri bagi ibu dan neonates.
Hal – hal penting yang perlu diperhatikan :
a. Wanita hamil sering mengalami jantung berdebar selama kehamilan, yang
biasanya karena hiperdinamik aliran darah;
b. Volume aliran darah yang tinggi dan dinamis adalah diperkirakan
berkontribusi pada peningkatan resiko pendarahan otak (terutama
perdarahan sub-arakhnoid (SAH)) pada kehamilan;
c. Tidak biasa bagi wanita hamil untuk mengalami kemerosotan kondisi yang
tiba-tiba dan serius sehingga menunjukkan tanda-tanda hemodinamik
kompensasi de- memerlukan penilaian medis yang mendesak;
d. Setiap wanita hamil > 20 minggu kehamilan harus berbaring pada posisi
miring lateral kiri (ganjal di bawah pinggul kanan ibu, atau miringkan
seluruh tempat tidur jika pemberian ganjalan merupakan kontraindikasi);
e. Embolus paru relatif sering terjadi selama kehamilan karena perubahan
dalam sistem koagulasi yang berhubungan dengan kehamilan;
f. Dalam kasus trauma, semua kriteria trauma harus diperhatikan.
pertimbangan termasuk trauma pada plasenta, uterus atau janin, terutama
pada trimester ketiga ketika janin sedang tumbuh. Tanda-tanda vital ibu
mungkin dapat tetap stabil bahkan ketika kehilangan sepertiga dari volume
darah;
g. Perlakuan awal yang terbaik untuk janin adalah resusitasi optimum dari
ibu.
a. Sakit kepala;
b. Gangguan Visual;
c. Nyeri epigastrium;
d. Nyeri kuadran kanan (kuadran kanan atas) atas Edema Non-dependen.
Wanita hamil tersebut beresiko kejang dan abruption plasenta, dan janin
memiliki risiko tinggi insufisiensi plasenta.
Ada korelasi antara derajat hipertensi dengan komplikasi seperti pendarahan
otak.
a. Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai kehilangan darah dari vagina
> 15 mL pada 20 minggu kehamilan;
b. Penyebab umum meliputi praevia plasenta dan plasenta;
c. Pada plasenta praevia, kehilangan darah biasanya terlihat pada vagina dan
tidak selalu disertai dengan rasa sakit;
d. Pada Abruptio plasenta, gejala utama adalah sakit perut. Kehilangan darah
mungkin tersembunyi antara plasenta dan rahim. Perubahan Hemodinamik
hanya terlihat dengan pendarahan besar, berdarah lebih kecil mungkin
sulit untuk mendeteksi atau lebih mudah dideteksi dengan
cardiotocograph abnormal (CTG).Tanda-tanda utama dan gejalanya adalah
perubahan hemodinamik yang terkait dengan shock hipovolemik dan sakit
perut;
Wanita Setelah Melahirkan mungkin datang dengan keluhan berikut ini :
a. Perdarahan postpartum sekunder ± sepsis nifas;
b. Mastitis;
c. Luka infeksi;
d. Eklampsia;
e. Cardiomyopathy postpartum;
f. Depresi Postnatal.
G. Ancaman Penting Untuk Keselamatan Janin
1. Perubahan dalam saturasi oksigen pada ibu memiliki relevansi langsung pada
kesejahteraan janin. Penurunan kecil oksigenasi ibu sangat berdampak pada
oksigenasi janin karena pergeseran kiri dalam kurva disosiasi
oxyhaemoglobin terkait dengan hemoglobin janin. Pertimbangkan
pengukuran saturasi oksigen di triase pada semua wanita hamil;
2. Perubahan Mayor pada tekanan darah (baik tinggi atau rendah) tidak
ditoleransi oleh janin;
3. Perdarahan aktif vagina pada kehamilan merupakan risiko bagi janin;
4. Nyeri perut selama kehamilan mungkin merupakan suatu proses patologis
mengancam janin;
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi setiap interaksi antara saat melakukan triase antara perawat dan
pasien dan / atau lainnya yang signifikan adalah bagaian lain dari akuntabilitas
dalam praktik. Australasian College Of Emergency Medicine (ACEM) dalam
pedoman secara jelas menyatakan tentang informasi minimum yang diperlukan
untuk dicatat pada setiap episode triase.
IBN BANJAR