Faktor Bahaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Pabrik Minyak Dan Gas
Faktor Bahaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Pabrik Minyak Dan Gas
Proses Produksi
Bahaya proses produksi dari pekerjaan pabrik minyak dan gas adalah potensi bahaya yang
berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang
sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang
dilakukan. Potensi bahaya keselamatan terdapat pada alat/mesin, serta bahan yang digunakan
dalam proses produksi, seperti forklift (tertabrak), gancu (tertusuk), pallet (tertimpa), dan bahan
baku (tertimpa, terjatuh dari tumpukan bahan baku), feed additive (kerusakan mata akibat terkena
debu feed additive), cutter, mesin bubut/las (kerusakan mata akibat terpercik geram, lecet akibat
terkena part panas, dan kerusakan paru-paru akibat terhirup debu las), luka bakar akibat
kebocoran gas, terjepit part, semburan panas dari blow down otomatis. Kecelakaan kerja pada
pabrik minyak dan gas biasanya pada pengeboran yang berhubungan dengan semburan gas yang
tak terduga dari sumur akibat tekanan yang tinggi. Secara garis besar ada dua kategori utama
kecelakaan pengeboran, pertama adalah memancarnya hidrokarbon yang intens dan
berkepanjangan, kedua adalah tumpahan hidrokarbon dan semburan gas selama operasi
pengeboran.
Bahaya Kimia
Dalam proses produksi kilang minyak menggunakan bahan – bahan kimia yang terkadang
berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan manusia serta lingkungan hidup. Potensi bahaya ini
dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui : inhalation (melalui
pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit).
Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis
bahan kimia atau kontaminan.
Setiap kecelakaan tidak terjadi begitu saja, tetapi terdapat faktor penyebabnya. Apabila faktor
tersebut dapat kita ketahui, maka kita dapat melakukan pencegahan ataupun penanggulangan
terhadap kecelakaan tersebut.
Baca Juga:
Hal ini berkaitan dengan mesin / alat kerja seperti mesin yang rusak ataupun tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Selain itu kondisi tidak aman juga dapat berupa kondisi lingkungan kerja
yang kurang mendukung, seperti penerangan yang kurang, keadaan bising, kebersihan maupun
instalasi yang kurang baik. Kondisi tidak aman juga dapat diakibatkan oleh metode / proses
produksi yang kurang baik, Pengaman yang tidak sempurna, Peralatan kerja yang rusak, Tata
kelola (housekeeping) yang jelek, Penerangan yang kurang, Lingkungan kerja dengan paparan
B3 atau radiasi, Lingkungan kerja dengan kebisingan tinggi, Tempat kerja yang kotor dan licin
Tindakan tidak aman ini lebih berkaitan terhadap personal pekerja, antara lain: menggunakan
peralatan yang kurang baik, sembrono dalam bekerja, tidak menggunakan alat pelindung diri
maupun menjalan sesuatu tanpa wewenang, mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan
menjadi tanggung jawabnya, menggunakan peralatan yang tidak sesuai, bekerja sambil bergurau,
bersikap acuh/masa bodoh, bekerja dalam kondisi mabuk, tidak mentaati prosedur/peraturan,
melepaskan alat pengaman, menjalankan mesin melebihi kecepatan yang ditetapkan,
mengangkat/mengangkut berlebihan, tidak memakai alat pelindung diri.
Kelemahan sistem manajemen ini seringkali terkait dengan sistem prosedur kerja yang tidak jelas
ataupun tidak adanya standar yang dapat menjadi acuan bagi pekerja dalam melakukan kegiatan
kerja nya.
Dari faktor-faktor di atas, tentunya akan berpengaruh pula pada lingkungan kerja dan lingkungan
hidup sekitarnya. Bagi para pekerja sendiri tentunya akan berakibat cedera jika kecelakaan yang
terjadi sangat fatal, sedangkan bagi lingkungan hidup akan terjadi gangguan keseimbangan
ekosistem bahkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Penurunan kualitas lingkungan ini
biasanya disebabkan oleh adanya bahan sisa proses produksi yang masih mengandung zat kimia
berbahaya. Zat kimia berbahaya ini tidak hanya terjadi akibat dari kecelakaan industri, namun
bahkan lebih sering sebagai akibat dari sistem pengolahan limbah industri yang tidak baik.
Adapun faktor resiko lain yang sering dijumpai pada pabrik minyak dan gas adalah sebagai
berikut :
1. Ledakan
Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala api. Setelah
itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan merambat pada lobang
turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal.
2. Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam eksplorasi lepas pantai mengalami suatu getaran
hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari
kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian
membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api,
maka akan terjadi ledakan yang diiringi oleh kebakaran.
Cuaca pada kegiatan eksplorasi lepas pantai sangat menentukan berjalanya suatu proses
penambangan minyak. Dimana pada saat cuaca buruk dapat menimbulkan badai pada areal
disekitar eksplorasi .
Crude oil adalah cairan gelap, lengket, highly flammable, dan dapat dibakar untuk menghasilkan
energi. Bersama dengan natural gas, crude oil merupakan sumber bahan bakar yang sangat
dahsyat dan strategis. Bahaya yang perlu mendapat perhatikan di samping hal-hal umum juga
tentang adanya bahaya peledakan crude oil yang tinggi. Uap dan gas mudah meledak dan
menimbulkan asap racun. Crude Oil juga mengandung sulfur yang tinggi yang dapat
menimbulkan bahaya.
Setelah melihat proses yang terjadi pada suatu kilang minak dan potensi bahaya yang terjadi
pada kilang minyak, maka secara keseluruhan pencegahan kecelakaan yang diperlukan adalah :