PENDAHULUAN
1
yang didalamnya terkandung pemikiran – pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komperhensif (menyeluruh). Seperti
yang kita ketahui, sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar
yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1.2.4 Apa fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara?
1.2.6 Apa yang dimaksud dengan etika, nilai, norma dan moral?
1.3 Tujuan
2
1.3.3 Mengetahui kesatuan sila-sila Pancasia sebagai system filsafat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
a) Filsafat dalam arti produk, yaitu sebagai suatu jenis problema yang
dihadapi manusia. Sehingga manusia mencari suatu kebenaran
yang timbul dari persoalan yang bersumber dari akal manusia, dan
sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran dari para
filsuf misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme.
b) Filsafat dalam arti proses, diartikan dalam bentuk suatu aktifitas
berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan
menggunakan suatu cara metode tertentu yang sesuai dengan
objeknya.
4
c) Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-
rumus, dan dalil-dalil berfikir yang benar.
d) Metodologi, berkaitan dengan persioalan hakikata metode dalam
ilmu pengetahuan.
e) Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
f) Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat keinahan.
5
rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis yang dianggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-
nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan
paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan Repulik Indonesia.
6
2.2 Bukti Bahwa Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
7
Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan
tetapi pada setiap sila terkandung keempat sila lainnya. Rumusan
sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi:
8
Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan
kesatuan atau sebagai sistem filsafat.
9
adil dan beradab, berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
10
selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme
lembaga-lembaga Negara. Nilai praktis adalah nilai yang
sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini
merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental
itubenar-benar hdup dalam masyarakat.
2.4 Fungsi Utama Filsafat Pancasila bagi Bangsa dan Negara Indonesia
11
sistem pengajaran nasional, sebagaimana yang tertuang dalam Undan-
Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 2.
12
Etika termasuk ke dalam kelompok filsafat praktis dan
dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus.
Etika umum mempertanyakan prinsip-prinp yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia. Pemikiran etika beragam, tetapi pada
prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan
manusia, serta system nilai apa yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip tersebut diatas
dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia,
baik sebaga individu maupun makhluk sosial. Etika khusus dibagi
menjadi dua macam, yaitu etika individual dan etika sosial. Etika
individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri
dan dengan kepercayaan agama yang dianutnnya serta kewajiban
dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya. Sedangkan etika sosial
membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam
hubungannya dengan manusia, masyarakat, bangsa dan negara.
a) Etika Deontologi
b) Etika Teleologi
13
pelakunya. Utilitarianisme menilai bahwa baik buruknnya
suatu perbuatan tergantung bagaimana akibatnya terhadap
banyak orang.
c) Etika Keutamaan
14
1. Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat deretan
nilai-nilai yang mengenakan dan tidak menegakan, yang
menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.
2. Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai
yang penting bagi kehidupan misalnya kesehatan,
kesegaran jasmani dan kesejahteraan umum.
3. Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai
kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan
jasmani maupun lingkungan.
4. Nilai-nilai kerohanian: dalam tingkat ini terdapat modalitas
nilai dari yang suci dan tidak suci.
15
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang bergna bagi
kehidupan jasmani atau material ragawi manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia. Nilai ini dapat dibedakan menjadi:
a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio,
budi, cipta) manusia.
b) Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber
pada unsur perasaan (esthetis, govel, rasa) manusia.
c) Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber
pada unsure kehendak (will,wolle,karsa) manusia.
d) Nilai religius, merupakan nilai kerokhanian tertinggi
dan mutlak. Nilai religious ini bersumber pada
kepercayaan atau keyakinan manusia.Notonegoro
berpendapat bahwa Pancasila tergolong nilai-nilai
kerokhanian, tetapi nilai-nilai kerokhanian
mengakui adanya nilai material dan nilai vital.
16
b) Nilai instrumental, yaitu penjabaran dari nilai dasar,
yang merupakan arahan kinerja untuk waktu dan
kondisi, mempunyai sifat dinamis konstekstual dan
mengikuti perkembangan zaman. Nilai di tuangkan
dalam bentuk norma. Nilai ini tercantum dalam
seluruh dokumen kenegaraan yang menindak
lanjuti UUD, misal UU dan peraturan pelaksanaan
termasuk konvensi. Kongkritnya diperlukan strategi
dan kebijaksanaan. Nilai instrumental merupakan
suatu eksplitasi dari nilai dasar.
c) Nilai praksis, merupakan penjabaran lebih lanjut
dari nilai instrumental dalam suatu kehidupan yang
nyata. Sehingga nilai praksis merupakan
perwujudan dari nilai instrumental. Nilai prakis
dalam wujud penarapannya nilai pancasila oleh
organisasi kegiatan politik, ormas, badan-badan
ekonomi, pemimpin kemasyarakatan, warganegara
perseorangan. Dalam kenyataan sehari-hari nilai
prakis terkandung dalam cara bagaimana kita
melaksanakan nilai-nilai pancasila.
17
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain:
18
2.7 Pancasila Sebagai sistem Etika
19
Nilai yang ketiga adalah persatuan. Suatu perbuatan dikatakan baik
apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Nilai yang keempat
adalah kerakyatan. Dalam kaitannya dengan kerakyatan, terkandung nilai
lain yang sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan
permusyawaratan. Kata hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan
yang mengandung nilai kebaikan tertinggi. Perbuatan belum tentu baik
apabila disetujui/bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan itu
baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep
hikmah/kebijaksanaan.Nilai yang kelima adalah keadilan. Nilai keadilan
pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks social. Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak.
20
untuk menjabarkannya dalam tingkah laku secara konkrit. Maka wujud
yang lebih konkrit dari nilai tersebut adalah suatu norma.
21
Berikut adalah beberapa norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat di Indonesia.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penulis Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, 2012, Materi Ajar
Mata Kuliah
24