Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN

LAPORAN PORTOFOLIO

“VARICELLA ZOSTER”

Disusun oleh:

dr. Wahyu Prasetyo SP

Pembimbing :

dr. PUJI INDARTI

INTERNSIP DOKTER INDONESIA

RSUD DJOJONEGORO TEMANGGUNG

PERIODE JUNI 2014 – MEI 2015


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Portofolio

Topik : VARICELLA ZOSTER

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internship sekaligus sebagai
bagian dari persyaratan menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di RSUD
Djojonegoro Temanggung

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 26 November 2014

Mengetahui,
Dokter Internsip,
Dokter Pendamping

dr. Wahyu Prasetyo SP


dr. Puji Indarti
Borang Portofolio

No. ID dan Nama Peserta : dr. Wahyu Prasetyo Sekar Pamungkas


No. ID dan Nama Wahana : RSUD Temanggung
Topik : Varicella Zoter
Tanggal (kasus) : 16 November 2014
Nama pasien : Ny.E No. RM : 128959
Tanggal presentasi : 26 Novemer 2014 Nama pendamping : dr. Puji Indarti
Tempat presentasi : RSUD Temanggung
Objektif presentasi :
□ Keilmuan √ □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik √ □ Manajemen √ □ Masalah □ Istimewa


□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa √ □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi:
Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam ± 3 hari SMRS, Pasien mengeluh pusing (+) mual
(+), muntah (+). 1 hari SMRS timbul plinting-plinting kecil awalnya di wajah kemudian menyebar
ke tubuh. Riwayat cacar sebelumnya (-).

□ Tujuan:
 Menganalisa etiologi timbulnya manifestasi keluhan penderita.
 Memberikan terapi pasien apendiksitis akut.
 Memberikan edukasi tentang sakit yang diderita pasien.
Bahan bahasan: □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus √ □ Audit

Cara membahas □ Diskusi □Presentasi dan diskusi √ □ E‐mail □ Pos


:

Data pasien: Nama: Ny. E Nomor Registrasi: 128959


Nama klinik: Telp: - Terdaftar sejak: 16 November 2014
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / gambaran klinis : Varisella zoster, pasien mengeluh demam, timbul plinting-plinting
dimulai dari wajah menyebar keseluruh tubuh, dan nyeri.
2. Riwayat pengobatan : Pasien minum obat pereda demam dan nyeri.
3. Riwayat kesehatan/ penyakit : -
4. Riwayat keluarga : -
5. Riwayat pekerjaan : pasien belum bekerja
6. Lain- lain : -
Pemeriksaan FIsik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi :88 x/menit
RR :20 x/menit
Suhu :37,8o C
Kepala :Mesochepal
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), kaku kuduk (-)
Jantung : Suara jantung I dan II regular, bising (-)
Paru : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen : Datar, supel, Nyeri tekan (+), kudran kanan bawah, peristaltic normal
Alat kelamin : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Laboratorium
 Darah rutin
 Hb = 15,5 g/dI
 Ht = 44%

Leukosit = 6,1 x 103

Eritrosit = 5,05 x 106

Trombosit = 175 x 103

MCV = 86,3 fL

MCH = 28,7pg

MCHC = 33,3 g/dl

Eos = 0,2%

Bas = 0,2%

Net = 85%

Lim = 10%

Mo = 4,6%

LED 1jam = 25mm
 LED 2jam = 45mm

Daftar Pustaka :

1. Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas
Indonesia, Jakarta, 1993.
2. Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta.

3. Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dsar Mnusia dan Proses Keperawatan. Salemba
Medika : Jakarata

Hasil Pembelajaran :
1. Definisi Varicella Zoster
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan
istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox. Varisela adalah
Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang
khas pada kulit.
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan
oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang
kemudian mengandung cairan
2. Etiologi
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus

3. Patofisiologi
Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar
Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali
menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka,
kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun
dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu
terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke
orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan
diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh
melalui kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke
jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau
sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih
dini.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat,
90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini
tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang
dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun.
Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin
bertambah berat.

4. Manifestasi klinik
Walaupun masa inkubasi variasela berkisar dari 10-21 hari, penyakit biasanya mulai
dari 14-16 hari sesudah pemajanan. Hampir semua yamg terpajan, anak rentan menderita ruam,
tetapi ruam ini mungkin terbatas kurang dari 10 lesi. Gejala – gejala prodormal lazim ada,
terutama pada anak yang lebih tua; demam, malaise anoreksia, nyeri kepala, dan kadang-kadang
nyeri abdomen ringan terjadi 24-48 jam sebelum ruam muncul. Kenaikan suhu biasanya
sedang,berkisar dari 100-102 oF tetapi mungkin setingginya 106oF; demam dan gejala sistemik
lain menetap selama 2-4 hari pertama sesudah mulai ruam.
Lesi varisela tanpak mula-mula pada kulit kepala, muka atau batang tubuh. Eksantem
awal terdiri atas makula aritematosa yang sangat gatal yang berkembang membentuk vesikel
berisi cairan jernih. Pengaburan dan pembetukan pusat lesi mulai dari 24-48 jam. Sementara
lesi awal berkrusta, kumpulan baru terbentuk pada batang tubuh dan kemudian tungkai; adanya
lesi simultan pad berbagai stadium evolusi khas varisela. Lesi ulseratif yang melibatkan
oropharing dan vagina adalah biasa; beberapa anak mempunyai lesi vesikuler pada kelopak
mata dan konjungtiva, tetapi penyakit okuler serius jarang. Jumlah lesi varisela rata-rata adalah
sekitar 300, tetapi anak sehat dapat kurang dari 10 sampai lebih dari 1.500 lesi.
Pada kasus rumah tangga sekunder dan kasus yang melibatkan anak yang lebih tua,
lebih banyak hari untuk pembentukan lesi barudan kemungkinan lebih banyak lesi. Eksantem
ini lebih luas pada anak dengan gangguan kulit, seperti eksem atau baru terbakar sinar matahari.
Tempat hipopigmentasi lesi menetapkan selama beberapa hari sampai beberapa minggu pada
beberapa anak, tetapi parut tidak lazim. Diagnosis banding varisela meliputi ruam vasikuler
yang disebabkan oleh agen infeksi lain, seperti enterovirus atau staphylococus aureus, reaksi
obat, dermatitis kontak dan gigitan serangga.

5. Diagnosis
Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.
- Pusing.
- Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.
- Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang
terangkat karena terbakar).
- Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan.

Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa
tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala. Satu atau dua hari kemudian,
muncul erupsi kulit yang khas.
Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan
(makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula
kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan
dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel
akan mengering tanpa meninggalkan abses.

6. Komplikasi
Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang dewasa.
1. Infeksi sekunder
Infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan menyebabkan
selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok umur di
bawah 5 tahun. Dijumpai pada 5-10% anak. Adanya infeksi sekunder bila manifestasi
sistemik tidak menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan memburuk.

2. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas. “Acute
postinfectious cerebellar ataxia” merupakan komplikasi pada otak yang paling
ditemukan (1:4000 kasus varisela). Ataxia timbul tiba-tiba biasanya pada
2-3 minggu setelah varisela dan menetap selama 2 bulan. Klinis mulai dari
yang ringan sampai berat, sedang sensorium tetap normal walaupun ataxia berat.
Prognosis keadaan ini baik, walaupun beberapa anak dapat mengalami
inkoordinasi atau dysarthria.
“Ensefalitis” dijumpai 1 dari 1000 kasus varisela dan memberikan gejala
ataksia serebelar dan biasanya timbul antara hari ke-3 sampai hari ke-8 setelah
timbulnya rash. Biasanya bersifat fatal.

3. Pneumonia
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan,
neonatus, imunodefisiensi, dan orang dewasa. Pernah dilaporkan seorang bayi 13 hari
dengan komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur 30 hari.
Gambaran klinis pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi, bantuk, sesak
napas, takipnu dan kadang-kadang sianosis serta hematom. Pada pemeriksaan
radiologi didapatkan gambaran nodular yang radio-opak pada kedua paru.
4. Sindrom Reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai. Dengan gejala sebagai berikut, yaitu
nausea dan vomitus, hepatomegali dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan SPGT dan SGOT serta ammonia.
5. Hepatitis
Dapat terjadi tetapi jarang.
7. Penatalaksanaan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi
khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering menjadi
masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin
segera menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat timbul jaringan parut
pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk dilihat.

Umum
a) Isolasi untuk mencegah penularan.
b) Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
c) Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
d) Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air
mandi.
e) Upayakan agar vesikel tidak pecah.
o Jangan menggaruk vesikel.
o Kuku jangan dibiarkan panjang.
o Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit, jangan
digosok.

Farmakoterapi
1. Antivirus dan Asiklovir
Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita leukemia
atau penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.
2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam
 Parasetamol atau ibuprofen.
 Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus (termasuk
virus varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom
Reye.
3. Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.
4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).
Pencegahan :
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin Varicella Zoster
 Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila diberikan
dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
 Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa saat
sebelum atau sesudah melahirkan.

SOAP

1. SUBJEKTIF wanita, 28 th, datang ke ruamah IGD dengan keluhan demam ± 3 hari SMRS,
Pasien mengeluh pusing (+) mual (+), muntah (+). 1 hari SMRS timbul plinting-plinting kecil
awalnya di wajah kemudian menyebar ke tubuh. Riwayat cacar sebelumnya (-).
2. OBJEKTIF : hasil diagnosis pada kasus ini ditemukan berdasarkan :
 Gejala klinis :
o Datang dengan nyeri, timbul plinting- plinting di tubuh
o Demam

 Tanda vital :
1. Tensi :100/70 mmHg
2. Nadi : 88 x/ menit
3. Pernapasan : 20x/menit
4. Suhu : 37,8 OC

 Riwayat Penyakit dahulu :


Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini
3. “ Assesment’’ :
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal
dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox.
Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster,
ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.
4. “ Plan” :
 Diagnosis
P ada pasien ini ditemukan gejala berikut ini :
 Pusing.
 Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.
 Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang
terangkat karena terbakar).
 Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan
Lab :
 Hb = 15,5 g/dI
 Ht = 44%

Leukosit = 6,1 x 103

Eritrosit = 5,05 x 106

Trombosit = 175 x 103

MCV = 86,3 fL

MCH = 28,7pg

MCHC = 33,3 g/dl

Eos = 0,2%

Bas = 0,2%

Net = 85%

Lim = 10%

Mo = 4,6%

LED 1jam = 25mm
LED 2jam = 45mm

 Pengobatan
Medikamentosa
 Infus RL 20tpm
 Inj Ondancetron 3x1A
 Inj Ranitidin 2x1A
 Po : Sanmol 3 x 500
 Acyclovir 5 x 800
 Imunos 1x1
 Nucral 3x1C
 Isoprinosin 3x1
 Glisodine 2x1
 Sibro (salf) 2x1

Lampiran Follow Up
Tanggal : 16/11/2014 Tanggal : 17/11/2014 Tanggal : 18/11/2014

TD : 100/70 N : 80 TD : 110/80 N : 80 TD : 120/70 N : 80


RR : 20 T 37,8 RR : 20 T 36,8 RR : 20 T 36,3

Kel : gatal dan nyeri badan Kel : gatal dan nyeri badan Kel : gatal dan nyeri badan
timbul plinting-plinting. (+) timbul plinting-plinting. (+) timbul plinting-plinting. (+)
mual (+) Muntah (+), nyeri mual (+) Muntah (-), nyeri ulu mual (+) Muntah (-), nyeri ulu
ulu hati (+) hati (+) hati (+)
Tx : : Inf. RL 20 tpm Tx : : Inf. RL 20 tpm
Tx : Inf. RL 20 tpm Inj. Ranitidin 2x1 Inj. Ranitidin 2x1
Inj. Ranitidin 2x1 Inj. Ondancetron 3x1 Inj. Ondancetron 3x1
Inj. Ondancetron 3x1 Sanmol 3x500 Sanmol 3x500
Sanmol 3x500 Acyclovir 5 x 800 Acyclovir 5 x 800
Acyclovir 5 x 800 Imunos 1x1 Imunos 1x1
Imunos 1x1
Nucral 3x1C Nucral 3x1C Nucral 3x1C
Konsul Sp.KK Isoprinosin 3x1

Konsul Sp.KK : Glisodine 2x1


Sibro (salf) 2x1
Tanggal : 19/11/2014 Tanggal : 20/11/2014

TD : 120/80 N : 80 TD : 110/80 N : 80
RR : 20 T 36 RR : 20 T 36

Kel : gatal dan nyeri badan Kel : gatal dan nyeri badan
timbul plinting-plinting. (+) timbul plinting-plinting. (+)
mual (+) Muntah (-), nyeri ulu mual (+) Muntah (-), nyeri ulu
hati (+) hati (+)
Tx : : Inf. RL 20 tpm Tx : : Inf. RL 20 tpm
Inj. Ranitidin 2x1 Inj. Ranitidin 2x1
Inj. Ondancetron 3x1 Inj. Ondancetron 3x1
Sanmol 3x500 Sanmol 3x500
Acyclovir 5 x 800 Acyclovir 5 x 800
Imunos 1x1 Imunos 1x1
Nucral 3x1C Nucral 3x1C
Isoprinosin 3x1 Isoprinosin 3x1
Glisodine 2x1 Glisodine 2x1
Sibro (salf) 2x1 Sibro (salf) 2x1

Anda mungkin juga menyukai