PELAJARAN 5
HIDUP BERIMAN DAN BERPENGHARAPAN
Beriman adalah berpegang teguh pada keyakinan yang dimiliki, atau berketetapan
hati untuk meyakini sesuatu karena sesuatu itu dapat dipercaya dan diandalkan. Dalam
Ibrani 11:1 dikatakan bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Berdasarkan ayat ini, ada dua hal yang
dapat dipelajari. (1) Iman sebagai dasar harapan kita. Contoh: keyakinan bahwa doa kita
akan dijawab oleh Tuhan walaupun kita belum tahu waktunya. (2) Iman sebagai bukti
dari apa yang tidak kita lihat. Contoh: keyakinan bahwa lagit dan bumi serta segala
isinya adalah ciptaan Tuhan.
Dalam Kejadian 13, diceritakan tentang seorang tokoh Alkitab yang beriman
kepada Allah, yaitu Abraham. Iman Abraham dibuktikan dengan beberapa cara, yakni:
mematuhi perintah Allah tanpa bertanya, melaksanakan perintah Allah tanpa bersungut-
sungut dan berpegang teguh pada janji Allah. Selain Abraham, diceritakan juga tentang
hasil iman Perempuan Kapernaum kepada Allah berdasarkan Matius 15:21-28, yaitu
kesembuhan anaknya seketika itu juga (saat datang kepada Yesus). Ada juga tokoh lain,
yaitu Daniel (Daniel 6:1-9). Daniel adalah seorang yang tekun dalam melakukan apa yang
Tuhan kehendaki. Sebagai pelajar Kristem juga, kamu dapat melakukan perbuatan yang
mencerminkan sikap Daniel dengan cara berdoa dan belajar dengan tekun dan percaya
bahwa keberhasilan berasal dari Tuhan, itulah bukti iman seorang pelajar Kristen.
Orang beriman pada umumnya memiliki tiga ciri, yaitu: mau belajar mengenali
kehendak Tuhan, mau melakukan kehendak Tuhan dan mau mengandalkan Tuhan
dalam hidupnya. Berdasarkan teladan Doa Yesus di Taman Getsemani, salah satu bukti
menjalani hidup dengan iman adalah membiarkan kehendak Tuhan terjadi atas hidup kita.
Jadi, yang diperlukan ketika seseorang mau menaruh pengharapannya kepada Tuhan
adalah penyerahan diri secara total kepada Tuhan. Pengharapan tidak lepas dari iman
kepada Tuhan, keduanya berjalan seiring. Artinya, iman menimbulkan pengharapan
dan sekaligus menjadi pendorong bagi kita untuk mencapai pengharapan tersebut.
Ada dua jenis iman, yaitu iman yang aktif dan iman yang pasif. Iman yang aktif adalah
iman yang disertai perbuatan (meyakini firman Tuhan dan melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari). Iman yang pasif adalah iman yang tidak disertai perbuatan (tidak
meyakini firman Tuhan dan tidak melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari). Itulah
sebabnya penulis Surat Yakobus mengingatkan kita bahwa: “Jika iman itu tidak disertai
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yakobus 2:17).
PELAJARAN 6
WUJUD BERIMAN
Ketika seseorang mengakui bahwa ia adalah orang beriman, maka tahap
selanjutnya yang harus dilakukan adalah mewujudnyatakannya dalam kehidupan sehari-
hari. Setiap manusia harus berjuang menumbuhkan iman dengan berbagai usaha, karena
iman yang teguh akan membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang teguh pula. Iman
dapat diwujudnyatakan melalui tiga cara yaitu berdoa, beribadah serta bersikap adil dan
benar.
Martin Luther menyebut doa sebagai nafas hidup orang percaya. Jadi, dalam
menumbuhkan iman, setiap orang perlu selalu berdoa karena manusia memerlukan
hubungan yang terus-menerus dengan Tuhan, sumber kehidupannya. Melalui doa, kita
dapat menyampaikan uacapan syukur, keluh kesah bahkan pergumulan dalam hidup kita.
Dalam Matius 6:5-14, ada beberapa hal yang Yesus ajarkan tentang bahaimana
seharusnya seseorang berdoa, yaitu:
a. Jangan bersikap munafik;
b. Bukan untuk diperlihatkan (pamer) kepada orang;
c. Jangan bertele-tele;
d. Berdoalah seperti yang Yesus ajarkan: “Doa Bapa Kami”.
Selain berdoa, manusia juga perlu membaca Firman Tuhan sebab Firman Tuhan
adalah pedoman hidup manusia. Dalam Mazmur 119:105 dengan jelas dikatakan bahwa
Firman Tuhan adalah pelita dan penuntun jalan hidup manusia. Selain itu juga manusia
perlu melaksanakan ibadah karena ibadah merupakan salah satu bukti pengabdian
manusia akan imannya kepada Allah. Sikap ibadah dalam bentuk pengabdian sebagai
siswa/i di sekolah juga dapat dilakukan dengan cara belajar dengan baik dan sungguh-
sungguh.
Tambahan:
Pelajari juga Soal-soal TTS yang ada di BAB VIII (8) Buku Sahabat Kehidupan.