Anda di halaman 1dari 6

RESUME BAB II

I. Pengertian Manajemen Risiko


Pengertian manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, analisis, penilaian,
pengendalian, dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang
tidak dapat diterima. Dalam hal ini risiko berhubungan dengan pendekatan atau metodologi
dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis.

Dalam KBBI arti kata risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan,
membahayakan) dari suatu tindakan. Ketidakpastian ini bisa berupa ancaman,
pengembangan strategi, dan mitigasi risiko.

Dalam perusahaan, manajemen risiko (risk management) adalah suatu proses


perencanaan, pengaturan, pemimpinan, dan pengontrolan aktivitas sebuah organisasi untuk
meminimalisir resiko pendapatan perusahaan.

Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya


muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk
menjalankan strategi yang direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko
operasi, resiko asset impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).

Seperti yang tertulis dalam pengertian enterprise risk management di atas, untuk
mengetahui resiko yang kemungkinan besar terjadi dan merugikan perusahaan adalah
dengan menuliskan item penting, Anda bisa membuat beberapa daftar berikut ini:

 Daftar resiko
 Penilaian resiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
 Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
 Rencana tindakan bila resiko terburuk benar-benar muncu

1
II. Jenis-Jenis Risiko

Jenis-jenis risiko pada dasarnya dikelompokkan dalam beberapa jenis bergantung pada sudut
pandang pelaku industri keuangan sesuai dengan kegiatan usaha pada lembaga keuangan.

a. Risiko berdasarkan sifat


1. Risiko spekulatif (speculative risk) yaitu risiko yang memang sengaja diadakan
untuk mengharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh risiko yang disebabkan
dalam utang piutang, membangun proyek, perjudian, dan menjual produk.
2. Risiko murni (pure risk) yaitu risiko yang tidak disengaja yang jika terjadi dapat
menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh: perampokan dan pencurian.
b. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
1. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai
objek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah
premi. Dengan demikian, kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban)
perusahaaan asuransi.
2. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko
spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
c. Risiko berdasarkan asal timbulnya
1. Risiko internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan. Misalnya, risiko
kerusakan peralatan kerja pada proyek karena
2. Kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja dan risiko mismanagement
3. Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan
perusahaan. Misalnya, risiko pencurian, penipuan, fluktasi harga, dan perubahan
politik.

2
III. Tujuan Manajemen Risiko

Secara umum ada enam tujuan risk management dalam perusahaan atau badan usaha,
diantaranya adalah:

1. Melindungi Perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang
bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang
konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah
perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko,
dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja
perusahaan.
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam
menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi
tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna
dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara
berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan
pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.

3
IV. Fungsi Manajemen Risiko

Fungsi manajemen risiko sering diterjemahkan dalam tiga langkah, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian:

a. Perencanaan
Perencanaan manajemen risiko dapat dimulai dengan menetapkan visi, misi, tujuan
yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian, perencanaan manajemen risiko
dapat dilanjutkan dengan penetapan target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan manajemen risiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur
tersebut dituangkan secara tertulis untuk memudahkan pengarahan, sekaligus
menegaskan dukungan manajemen terhadap program manajemen risiko.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan
manajemen risiko .Proses identifikasi dan pengukuran risiko diteruskan dengan
manajemen (pengelolaan) risiko yang merupakan aktivitas operasional yang utama dari
manajemen risiko.
1. Identifikasi risiko
Dilkakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi
2. Evaluasi dan pengukuran risiko
Tujuan evaluasi risiko adalah memahami karakteristik risiko dengan lebih baik.
3. Pengelolaan Risiko
Risiko harus dikelola karena jika organisasi gagal mengelola konsekuensi yang
diterima cukup besar.
Berbagai cara pengelolaan risiko adalah sebagai berikut:
a. Penghindaran
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah menghindar. Akan
tetapi, cara semacam itu tidak optimal.
b. Ditahan (Retention)
Dalam beberapa situasi, lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko tersebut
c. Diversifikasi
Berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu
atau dua eksposur saja.

4
d. Transfer risiko
Yaitu keputusan mengalihkan risiko dengan cara mengalihkan risiko yang diterima
tersebut ke tempat lain sebagian. Jika tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita
dapat mentransfer risiko tersebut kepada pihak lain yang lebih mampu menghadapi
risiko tersebut.
e. Pengendalian Risiko
Yaitu upaya mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian
yang tidak kita inginkan. Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara
melakukan kebijakan antisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi
f. Pendanaan Risiko
Yaitu upaya untuk “mendanai” kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul.
Keputusan pendanaan risiko menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai
cadangan untuk mengantisipasi timbulnya risiko pada kemudian hari, seperti
perubahan nilai tukar dolar terhadap mata uang domestik dipasaran.
c. Pengendalian
Meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen risiko, output pelaporan
yang dihasilkan oleh manajemen risiko dan umpan balik.

5
V. Konsep Yang Berkaitan Dengan Resiko

Pada umumnya orang sering mempersamakan pengertian risiko, hazard, dan peril.
Namun ketiganya berbeda, oleh karena itu untuk maksud-maksud kajian, maka istilah-istilah
tersebut harus di bedakan dengan tegas. kedua istilah tersebut peril dan hazard lebih erat
hubungannya pada kemungkinan dari pada risiko.

a. Peril ( bencana, musibah )


Peril dapat didefinisikan sebagai penyebab langsung kerugian. Orang-orang dapat
terkena kerugian atau kerusakan karena berbagai peril atau bencana. Bencana yang
umum adalah kebakaran, topan, ledakan, tubrukan, mati muda, penyakit, kecerobohan
dan ketidak jujuran. Bencana-bencana yang dapat menimpa harta dan penghasila
haruslah dipelajari oleh pengelola risiko sehingga perlindungan yang tepat dapat di atur
untuk mengendalikannya.
b. Hazard ( bahaya )
Hazard atau bahaya dapat di definisikan sebagai keadaan yang menimbulkan atau
meningkatkan terjadinya chance of loss dari suatu bencana tertentu. Jadi, hal-hal seperti
kecerobohan pemeliharaan rumah tangga yang buruk, jalan raya jelek, mesin yang tidak
terpelihara, dan pekerjaan yang berbahaya adalah hazard, karena ini dalah keadaan yang
meningkatkan kemungkinan kerugian.
Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
1. Physical hazard merupakan suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik
secara fisik dari objek yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.
2. Moral hazard merupakan suatu kondisi yang bersumber dari orang yang
berkaitan dengan sikap mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya peril.
3. Morale hazard merupakan suatu kondisi dari orang yang merasa sudah
memperoleh jaminan dan menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan
timbulnya peril.
4. Legal hazard merupakan suatu kondisi pengabaian atas suatu peraturan atau
perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat sehingga
memperbesar terjadinya peril.

Anda mungkin juga menyukai