PENDAHULUAN
Setelah bibit berumur 2-3 bulan, bibit dipindahkan ke dalam polibag ukuran
besar yang diatur dan ditata di areal pembibitan utama (main nursery).
Polibag yang digunakan dengan ukuran panjang 42 cm, lebar 33 cm atau
berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm. Polibag diberi lubang-lubang kecil
untuk porforasi berdiameter 5 mm sebanyak dua baris. (Lubis. 2008).
1
Penyediaan bibit kelapa sawit secara besar-besaran akan menambah
pemakaian terhadap polybag, polybag yang pakai adalah terbuat dari bahan
plastik yang selama ini ditinggal di aeral penanaman sehingga menimbulkan
tumpukan sampah, sehingga akan menimbulkan permasalahan lingkungan.
Plastik bekas polybag yang digunakan dalam rehabilitasi lahan dan hutan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terdekomposisi secara alami.
Selain itu, polybag berbahan plastik juga memiliki kelamahan yaitu dapat
menyebabkan kerusakan pada akar bibit tanaman. (Syaputra.2011).
Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan polybag berbahan plastik adalah
dengan penggunaan polybag yang berbahan dasar organik (ramah
lingkungan) yaitu “Green Polybag”. Bahan dasar green polybag dalam
penelitian ini berasal dari limbah kelapa sawit seperti serat TKKS, pelepah
dan batang dalam kelapa sawit dimana bahan-bahan tersebut banyak
mengandung bahan organik. (Fauzi dkk, 2012).
1. Membuat Green Polybag dari beberapa macam limbah kelapa sawit yaitu
Tandan Kosong Kelapa Sawit, Pelepah, dan Batang Dalam Kelapa Sawit.
2. Mengetahui komposisi terbaik untuk membuat Green Polybag dengan
menggunakan beberapa macam limbah padat kelapa sawit.
3. Mengetahui dosis penggunaan bahan campuran (NaOH dan Tanin)
terhadap pembuatan Green Polybag.
2
1.3 Urgensi Penelitian
1.4 Hipotesa
1.5. Kontribusi
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam dunia perkebunan
kelapa sawit tentang pemanfaatan limbah-limbah kelapa sawit sebagai media
tanam bibit yaitu berupa green polybag.