Anda di halaman 1dari 70

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA

ALAMIAH UNTUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PADA KELAS I SEKOLAH DASAR NEGERI 001

MAMASA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Strata Satu (Spd) Pada Fakultas Universitas Terbuka Sulawesi

Barat

Oleh:

TIN ARIATY

NIM
FAKULTAS KEGURUAN

UNIVERSITAS TERBUKA

SULAWESI BARAT

2019

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

(LEGAL MOMERANDUM)

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH UNTUK KELAS I

SEKOLAH DASAR NEGERI 001 MAMASA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Disusun dan diajukan oleh

TIN ARIATY

NIM

Telah dipertahankan di hadapan panitia ujian skripsi yang dibentuk dalam rangka

penyelesaian Studi Sarjana Program Studi Keguruan Fakultas Keguruan Universitas

Terbuka Pada Hari….Tanggal….12 Juli 2019

Dan Dinyatakan

Lulus

Panitia Ujian

Pembimbing I Pembimbing II
AAAAA

BBBBBBBBB

NIP. 1111111 NIP. 2222222

Mengetahui

Dekan Fakultas Keguruan

Universitas Terbuka

Azriel Pualillin

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tin Ariaty

NIP :

Fakultas :

dengan ini menyatakan bahwa judul Skripsi “PENINGKATKAN MOTIVASI

DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA DENGAN PENGGUNAAN ALAT

PERAGA ALAMIAH UNTUK KELAS I SEKOLAH DASAR NEGERI 001

MAMASA TAHUN PELAJARAN 2013/2014” benar bebas dari plagiat, dan

apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai ketentuan yang berlaku.


Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makmasa, ……………………..

Yang membuat

pernyataan,

Tin Ariaty

KATA PENGANTAR

Syukur dan puji bagi Tuhan atas segala rahmat dan Pertolongan-Nya, sehingga

penulis dimampukan untuk menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH UNTUK

KELAS I SEKOLAH DASAR NEGERI 001 MAMASA TAHUN PELAJARAN

2013/2014” sebagai salah satu persyaratan tugas akhir pada jenjang Studi Strata Satu

(S1) pada Fakulta Keguruan Universitas Terbuka.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari apa yang diharapkan, namun

penulis senantiasa mengharapkan bimbingan, didikan, kritik serta saran yang


membangun demi tercapainya tujuan pemberian tugas Skripsi dan demi

kesempurnaan Skripsi ini dimasa yang akan dating

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada keluarga tercinta, yakni suami dan anak-anak penulis atas segala doa, bantuan

materil dan non materil selama mengikuti perkuliahan, motivsi, dan didikan yang

diberikan kepada penulis dari waktu ke waktu. Ucapan terima kasih tak terhingga

juga penulis haturkan kepada:

1. Pembimbing I Bapak… dan Pembimbing II Bapak… atas segala

waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Keguruan Universitas Terbuka Bapak…. Dengan

segala waktunya yang telah diberikan kepada penulis dalam pengurusan

surat-surat sebagai persyaratan untuk penyelesaian tugas skripsi ini.

3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan Universitas

Terbuka atas segala sumbangsih ilmu pengetahuan yang diberikan

kepada penulis ehingga penulis dapat merasakan hasil kerja keras Bapak

dan Ibu Dosen dalam mengajar dan dapat dijadikan sebagai bekal penulis

di masa yang akan datang.

4. Segenap Guru dan Pegawai Sekolah Dasar Negeri 001 Mamasa atas

segala bantuan baik berupa data tertulis maupun tidak tertulis yang sangat

membantu dalam penyelesaian tugas skripsi ini.


5. Para rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Keguruan Universitas

Terbuka yang senantiasa memberi masukan, informasi canda tawa dan

pengetahuannya sehingga penulis menyadari bahwa kita semua saling

membutuhkan satu sama lain baik dari segi tukar menukar ilmu maupun

sekedar bercerita. Terima kasih rekan-rekan sejawatku, semoga kalian

semua meraih kesuksesan di masa depan.

6. Para sahabat-sahabat dan rekan kerja di luar kampus, terimakasih

atas egala bantuan selama penulis melaksanakan perkuliahan pada

Universitas Terbuka.

7. Semua Keluarga atas segala saran dan masukan serta bantuannya selama

penulis melakukan perkuliahan pada Universitas Terbuka.

8. Segenap pihak yang tidak bias disebut oleh Penulis satu persatu, atas

segala bantuan dan perhatian yang penulis rasakan sampai saat ini.

Semoga Tuhan membalas egala daya upaya sertan pengorbanan waktu dan tenaganya.

Dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis sendiri dan bagi kita semua.

Mamasa,…..2019

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.

B.

C.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN

PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan waktu penelitian, pihak yang membantu

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

C. Tekhnik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran Tindak Lnjut

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK

TIN ARIATY (1111111), Peningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa

Pada Dengan Penggunaan Alat Peraga Alamiah Untuk Kelas I Sekolah Dasar

Negeri 001 Mamasa Tahun Pelajaran 2013/2014”

Pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar sangat memerlukan adanya pemanfaatan

alam sekitar di lingkungan sekolah sebagai alat peraga sebagai sumber belajar. Dalam

hal ini merupakan dasar menanamkan rasa cinta terhadap alam sekitar. Keterlibatan

siswa secara langsung dengan alam pada saat proses belajar mengejar akan

memberikan pengalaman dan hasil belajar yang lebih optimal. Karena pembelajaran

dengan memanfaatkan alam sekitar sangat penting dalam menunjang proses

perkembangan anak didik secara utuh karena dapat melibatkan segenap aspek

psikologis anak yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Melalui

pembelajaran ini anak didik tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga dapat
memperoleh kemampuan untuk menggali sendiri pengetahuan itu dari alam

sekitarnya atau lingkungannya.

Penelitian bertujuan untuk memberi motivasi meningkatkan hasil belajar dan prestasi

pembelajaran pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 001 Mamasa dengan

menggunakan alat peraga.

Subyek Penelitian ini adalah peserta didik kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 001 Mamasa

berjumlah 28 siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 siklus. Pengumpulan

data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes. Pada setiap siklus

terdapat kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada akhir siklus

dilaksanakan tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar Peserta didik. Data

hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Materi dalam penelitian ini adalah

membandingkan bilangan, membilang secara urut, menulis dan membaca lambang

bilangan, membedakan bilangan ganjil dan genap, dan membilang loncat. Alat peraga

yang digunakan kartu lambang bilangan, abakus, dan tangga garis bilangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan penggunaan alat peraga dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II SD Negeri Luweng Lor dalam

pembelajaran Matematika. Peningkatan hasil belajar peserta didik ditunjukkan oleh

adanya peningkatan nilai rerata kelas dari sebelum dikenai tindakan nilainya 58,92,

setelah dikenai tindakan pada akhir siklus I nilai rata-ratanya menjadi 73,75, pada

akhir siklus II nilai rata-ratanya 83,75. Peningkatan hasi belajar juga dapat dilihat dari

peningkatan persentase siswa yang sudah mencapai nilai KKM yaitu pada sebelum
tindakan 39,29%, akhir siklus I 75% dan akhir siklus II 100%. Kata Kunci : hasil

belajar, pembelajaran matematika, penggunaan alat peraga

ABSTRACT

TIN ARIATY (1111111), Improving Student Motivation and Learning

Achievement with the Use of Natural Teaching Aids for Class I Mamasa 001

Public Elementary School Academic Year 2013/2014 "

The implementation of learning in elementary schools really requires the use of the

surrounding environment in the school environment as a teaching aid as a learning

resource. In this case, it is the basis for instilling love for the environment. The

involvement of students directly with nature when the learning process pursues will

provide more optimal learning experiences and results. Because learning by utilizing

the surrounding environment is very important in supporting the development process

of students as a whole because it can involve all psychological aspects of children

which include cognitive, affective, and psychomotor children. Through this learning
students not only gain knowledge, but also can gain the ability to explore that

knowledge themselves from the surrounding environment or its environment.

The research aims to provide motivation to improve learning outcomes / learning

achievement in grade 1 students of State Elementary School 001 Mamasa using

teaching aids.

The subjects of this study were class 1 students of Mamasa State Elementary School

001 totaling 28 students. The action is carried out in 2 cycles. Data collection in this

study uses observation and test methods. In each cycle there are activities of planning,

implementation, observation and reflection. At the end of the cycle a test is used to

measure student learning outcomes. The research data were analyzed descriptively.

The material in this study is comparing numbers, numerating in sequence, writing and

reading symbol numbers, distinguishing odd and even numbers, and counting jumps.

The props used are number symbols, abacus, and number line stairs.

The results of this study indicate that the application of the use of teaching aids can

improve the learning outcomes of Grade II students at SD Negeri Luweng Lor in

learning Mathematics. Improvement of student learning outcomes is shown by an

increase in the average grade value from before being subjected to the action value of

58.92, after being subjected to action at the end of the first cycle the average value is

73.75, at the end of cycle II the average value is 83.75. Increased learning outcomes

can also be seen from the increase in the percentage of students who have reached the

KKM score, namely before the action of 39.29%, the end of the first cycle 75% and
the end of the second cycle 100%. Keywords: learning outcomes, mathematics

learning, use of teaching aids

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan

permasalahan dengan sikap terbuka dan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya,

seperti yang tercantum dalam tujuan Pendidikan Nasional yang dirumuskan sebagai

berikut: Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang


mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.Dengan demikian setiap bagian dari proses belajar mengajar yang

dirancang dan diselenggarakan harus mempunyai sumbangan nyata untuk mencapai

tujuan Pendidikan Nasional. Salah satunya pada proses pembelajaran

matematika.Sejalan dengan itu mata pelajaran matematika tidak hanya sekedar

diperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan, tetapi mendorong siswa untuk

mengembangkanpemahaman dan penghayatan terhadap prinsip, nilai dan proses, dan

menumbuhkan daya nalar, berpikir logis, sistematis, kritis, kreatif, cerdas. rasa

keindahan, terbuka dan rasa ingin tahusesuai dengan filsafat matematika.

Pembelajaran adalah inti dari proses penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan

berperan sebagai pengendali dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu, seorang

pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan yang handal, menguasai materi,

metode, memahami kurikulum, dan dapat memanfaatkan media yang ada, secara

tepat dan mampu mengelola pembelajaran dengan baik untuk mencapai hasil yang

diinginkan.Semua guru atau siswa pasti selalu mengharapkan agar setiap proses

belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru

mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan. Demikian

juga siswa mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran

dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yangmemuaskan. Akan tetapi

harapan-harapan itu tidak selalu dapat terwujud. Masih banyak siswa yang kurang

memahami penjelasan guru. Ada siswa yang nilainya selalu rendah, bahkan ada siswa
yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun jawabannya asal-

asalan. Semua itu menunjukkan bahwa guru harus selalu mengadakan perbaikan

secara terus menerus dalam pembelajarannya, agar masalah-masalah kesulitan belajar

siswa dapat diatasi, sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu bidang studi dalam

pembelajaran yang berisikan peristiwa atau gejala-gejala alam, proses idetifikasi, dan

rumusan masalah dari hasil pengamatan terhadap gejala alam serta sebagai cara untuk

mencari jawaban dan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Dengan demikian,

siswa dapat menerima suatu fakta dari gejala alam tersebut. Dengan kata lain dengan

pembelajaran IPA siswa dapat mengenal alam sekitar dan dapat bersikap ilmiah

terhadap alam sekitar serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Kita ketahui

saat ini banyak Guru IPA yang masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat

dalam buku tanpa memperdulikan kesesuaian dengan lingkungan belajar siswa dan

juga masih banyak guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran IPA. Hal

ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap

pelajaran yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan

kebosanan kepada siswa.Pelaksanaan pembelajaran IPA sangat memerlukan adanya

pemanfaatan alam sekitar di lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dalam hal

ini merupakan dasar menanamkan rasa cinta terhadap alam sekitar. Keterlibatan siswa

secara langsung dengan alam pada saat proses belajar mengejar akan memberikan

pengalaman dan hasil belajar yang lebih optimal. Karena pembelajaran IPA dengan

memanfaatkan alam sekitar sangat penting dalam menunjang proses perkembangan


anak didik secara utuh karena dapat melibatkan segenap aspek psikologis anak yang

meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Melalui pembelajaran ini anak

didik tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga dapat memperoleh

kemampuan untuk menggali sendiri pengetahuan itudari alam sekitarnya atau

lingkungannya.Pembelajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak

didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran, guru juga dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran

yang bersifat kontekstual dan memberikan kegiatan yang bervariasi, sehingga dapat

melayani perbedaan individu siswa, mengaktifkan siswa dan guru mendorong

berkembangnya kemampuan baru, menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah,

responsif, serta rumah dan lingkungan masyarakat. Pada akhirnya siswa memiliki

motivasi tinggi untuk belajar. Salah satu cara yaitu melalui pembelajaran yang

dilaksanakan di luar kelas agar terjadi interaksi secara langsung antara siswa dengan

lingkungannya.Hal ini dapat dikatakan bahwa pendekatan lingkungan (alamiah) dapat

meningkatkan produk, proses, keterampilan, dan meningkatkan kinerja para siswa

dalam pembelajaran IPA. Proses pembelajaran dengan konteks lingkungan akan

berjalan efektif apabila ada kerjasama dalam kelompok. Mi Miftahul Ulum sudah

menggunakan kurikulum KTSP. Namun, masih banyak dari guru itu sendiri yang

belum memahami KTSP. Tidak hanya itu saja, masalah-masalah yang dialami oleh

siswa dalam pembelajaran tidak muncul begitu saja, tetapi ada faktor-faktor

penyebabnya. Masalah yang sering muncul dalam pembelajaran yaitu siswa kurang

memahami penjelasan guru, siswa t idak mengerti kata, kalimat, bentuk kalimat, yang
diucapkan ataupun yang ditulis. Hal Ini mungkin karena penjelasan guru tidak

disertai alat peraga atau alat peraga kurang atau bahkan tidak sesuai. Penggunaan alat

peraga untuk pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah (MI) jarang bahkan hampir

tidak pernah digunakan oleh guru-guru, padahal alat peraga itu ada. Akhirnya alat

peraga itu hanya jadi pajangan kantor atau tersimpan rapi di lemari. Alat peraga IPA

tidak perlu mahal, kita bisa menemukannya di sekitar kita seperti kebun sekolah,

sawah, sungai, dan semua yang kita lihat di alam raya ini. Tentu saja alat peraga yang

baik harus ditunjang oleh metode yang sesuai dengan materi pelajaran.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PENINGKATAN

1. Pengertian Peningkatan

Pengertian peningkatan secara epistemologi adalah menaikkan

derajat taraf dan sebagainya mempertinggi memperhebat

produksi dan sebagainya1 proses cara perbuatan meningkatkan

usaha kegiatan dan sebgainya kini telah diadakan di bidang

pendidikan menteri kesehatan menentukan perlunya

pengawasan terhadap usaha perdagangan eceran obat2

sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan Mutu

adalah ukuran baik buruk suatu benda taraf atau derajat

kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya kualitas3.Sebelum

membahas tentang mutu pendidikan terlebih dahulu akan

dibahas tentang mutu dan pendidikan banyak ahli yang

mengemukakan tentang mutu seperti yang dikemukakan oleh

Edward Sallis mutu adalah sebuah filsosofis dan metodologis

yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan

mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal

yang berlebihan4. Lalu Sumayang menyatakan quality, mutu


adalah tingkat dimana rancangan spesifikasi sebuah produk

barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunannya

disamping itu quality adalah 1Peter salim dan yeni salim, Kamus Bahasa

Indonesia Kontemporer (Jakarta : Modern Press, 1995), 160. 2Ibid., 1250. 3Tim

penyusu kamus besar bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta

: Balai Pustaka, 1991), 677. 4Edward Sallis, Total Quality Management In

Education, alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi (Jogjakarta : IRCiSoD, 2006), 33.
tingkat di mana sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan

rancangan spesifikasinya berdasarkan pendapat ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa mutu (quality) adalah sebuah

filsosofis dan metodologis tentang (ukuran) dan tingkat baik

buruk suatu benda, yang membantu institusi untuk

merencanakan perubahan dan mengatur agenda rancangan

spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi

dan penggunannya agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan

eksternal yang berlebihan5Dalam pandangan Zamroni

dikatakan bahwa peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses

yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitas

proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan

dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat

dicapai dengan lebih efektif dan efisien6Peningkatan mutu

berkaitan dengan target yang harus dicapai proses untuk

mencapai dan faktor-faktor yang terkait dalam peningkatan


mutu ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian, yakni

aspek kualitas hasil dan aspek proses mencapai hasil tersebut

teori manajemen mutu terpadu atau yang lebih dikenal

denganTotal Quality Management (TQM) akhir-akhir ini

banyak diadopsi dan digunakan oleh dunia pendidikan dan teori

ini dianggap sangat tepat dalam dunia pendidikan saat ini.

Konsep total quality management pertama kali dikemukakan

oleh Nancy Warren, seorang behavioral scientistdiUnited States

Navy, TQM didefinisikan sebagai sebuah pendekatan dalam

menjalankan usaha yang 5Lalu Sumayang, Manajemen produksi dan

Operasi (Jakarta : Salemba Empat, 2003), 322.6Zamroni, Meningkatkan Mutu

Sekolah (Jakarta : PSAP Muhamadiyah, 2007), 2.


berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan

secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungan organisasi. Aspek keduamenyangkut cara

mencapainya dan berkaitan dengan sepuluh karakteristik TQM

yang terdiri atas : a. focus pada pelanggan (internal &

eksternal), b. berorientasi pada kualitas, c. menggunakan

pendekatan ilmiah, d. memiliki komitmen jangka panjang, e.

kerja sama tim, f. menyempurnakan kualitas secara

berkesinambungan, g. pendidikan dan pelatihan, h. menerapkan

kebebasan yang terkendali, i. memiliki kesatuan tujuan, j.

melibatkan dan memberdayakan karyawan7. Edward Sallis

menyatakan bahwa Total Quality Management(TQM)


Pendidikan adalah sebuah filsosofis tentang perbaikan secara

terus- menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis

kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan,

keinginan, dan harapan para pelanggannya saat ini dan untuk

masa yang akan datang8 disisi lain Zamroni memandang bahwa

peningkatan mutu dengan model TQM dimana sekolah

menekankan pada peran kultur sekolah dalam kerangka model

The Total Quality Management(TQM) teori ini menjelaskan

bahwa mutu sekolah 7Eti Rochaety, dkk, Sistem Informamsi Manajemen

Pendidikan (Jakarta : bumi Aksara, 2005), 97. 8Edward Sallis, Total Quality

Management In Education, alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi, 73.


mencakup tiga kemampuan, yaitu: kemampuan akademik,

sosial, dan moral9. Menurut teori ini, mutu sekolah ditentukan

oleh tiga variabel, yakni kultur sekolah, proses belajar

mengajar, dan realitas sekolah kultur sekolah merupakan nilai-

nilai, kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan

berbagai perilaku yang telah lama terbentuk di sekolah dan

diteruskan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, baik

secara sadar maupun tidak kultur ini diyakini mempengaruhi

perilaku seluruh komponen sekolah, yaitu : guru, kepala


sekolah, staf administrasi, siswa, dan juga orang tua siswa.

Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu akan mendorong

perilaku warga kearah peningkatan mutu sekolah, sebaliknya

kultur yang tidak kondusif akan menghambat upaya menuju

peningkatan mutu sekolah. 2.Faktor-Faktor Dominan dalam

Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah Selanjutnya untuk

meningkatkan mutu sekolah seperti yang disarankan oleh

Sudarwan Danim yaitu dengan melibatkan lima faktor yang

dominan: 1.Kepemimpinan Kepala sekolah kepala sekolah

harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu

dan mau bekerja keras mempunyai dorongan kerja yang tinggi,

tekun dan tabah dalam bekerja memberikan layanan yang

optimal, dan disiplin kerja yang kuat. 9Zamroni, Meningkatkan Mutu

Sekolah, 6.
2.Siswa pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat“

sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga

sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa . 3.Guru

pelibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan kopmetensi dan

profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta

pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.


4.Kurikulum adanya kurikulum yang ajeg/tetap tetapi dinamis, dapat

memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan

sehingga goals (tujuan) dapat dicapai secara maksimal. 5.Jaringan

Kerjasama jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan

sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat) tetapi dengan

organisasi lain, seperti perusahaan/ instansi sehingga output dari sekolah

dapat terserap didalam dunia kerja. Berdasarkan pendapat diatas

perubahan paradigma harus dilakukan secara bersama-sama antara

pimpinan dan karyawan sehingga mereka mempunyai langkah dan

strategi yang sama yaitu menciptakan mutu dilingkungan kerja

khususnya lingkungan kerja pendidikan. Pimpinan dan karyawan harus

menjadi satu tim yang utuh (teamwork) yangn saling membutuhkan dan

saling mengisi kekurangan yang ada sehingga target (goals)akan tercipta

dengan baik.1010Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (Jakarta : Bumi

Aksara, 2007), 56.


2. Unsur-unsur yang Terlibat dalam Peningkatan Mutu

Pembelajaran di Sekolah Unsur yang terlibat dalam

peningkatan mutu pendidikan dapat lihat dari sudut pandang

makro dan mikro pendidikan seperti yang dijabarkan di bawah

ini: a.Pendekatan mikro pendidikan:Yaitu suatu pendekatan

terhadap pendidikan dengan indicator kajiannya dilihat dari

hubungan antara elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi

keduanya dalam usaha pendidikan. Secara lengkap elemen

mikro sebagai berikut : 1)Kualitas manajemen 2)Pemberdayaan

satuan pendidikan 3)Profesionalisme dan ketenagaan

4)Relevansi dan kebutuhan. Berdasarkan tinjauan mikro elemen

guru dan siswa yang merupakan bagian dari pemberdayaan

satuan pendidikan merupakan elemen sentral. Pendidikan untuk

kepentingan peserta didik mempunyai tujuan dan untuk


mencapai tujuan ini ada berbagai sumber dan kendala dengan

memperhatikan sumber dan kendala ditetapkan bahan

pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk

mencapai tujuan proses ini menampilkan hasil belajar hasil

belajar perlu dinilai dan dari hasil penilaian dapat merupakan

umpan balik sebagai bahan masukan dan pijakan.

b.Pendekatan makro pendidikan;Yaitu kajian pendidikan dengan elemen

yang lebih luas dengan elemen sebagai berikut: 1)Standarisasi

pengembangan kurikulum 2)Pemerataan dan persamaan, serta keadilan

3)Standar mutu 4)Kemampuan bersaing.Tinjauan makro pendidikan

menyangkut berbagai hal yang digambarkan dalam dua bagan bahwa

pendekatan makro pendidikan melalui jalur pertama yaitu input sumber,

proses pendidikan, hasil pendidikan, Input sumber pendidikan akan

mempengaruhi dalam kegiatan proses pendidikan dimana proses

pendidikan didasari oleh berbagai unsur sehingga semakin siap suatu

lembaga dan semakin lengkap komponen pendidikan yang dimiliki maka

akan menciptakan hasil pendidikan yang berkualitas 11. c.Strategi


peningkatan mutu pembelajaran di sekolah Secara umum untuk

meingkatkan mutu pendidikan harus diawali dengan strategi peningkatan

pemerataan pendidikan dimana unsure makro dan mikro pendidikan ikut

terlibat, untuk menciptakan (Equality dan Equity) mengutip pendapat

Indra Djati Sidi bahwa pemerataan pendidikan harus mengambil langkah

sebagai berikut : 11Eti Rochaety, dkk, Sistem Informamsi Manajemen Pendidikan, 8

1)Pemerintah menanggung biaya minimum pendidikan yang diperlukan

anak usia sekolah baik negeri maupun swasta yang diberikan secara

individual kepada siswa. 2)Optimalisasi sumber daya pendidikan yang

sudah tersedia, antara lain melalui double shift (contoh pemberdayaan

SMP terbuka dan kelas Jauh) 3)Memberdayakan sekolah-sekolah swasta

melalui bantuan dan subsidi dalam rangka peningkatan mutu

pembelajaran siswa dan optimalisasi daya tampung yang tersedia.

4)Melanjutkan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) dan Ruang Kelas

Baru (RKB) bagi daerah-daerah yang membutuhkan dengan

memperhatikan peta pendidiakn di tiap–tiap daerah sehingga tidak


mengggangu keberadaan sekolah swasta. 5)Memberikan perhatian

khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga miskin, masyarakat

terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah kumuh. 6)Meningkatkan

partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut serta

mengangani penuntansan wajib belajar pendidikan dasar 912. Sedangkan

peningkatan mutu sekolah secara umum dapat diambil satu strategi

dengan membangun akuntabilitas pendidikan dengan pola 12Indra Djati Sidi,

Menuju Masyarakat Belajar (Jakarta : Logos, 2003), 73

kepemimpinan seperti kepemimpinan sekolah KaizenSudarwan Danim

yang menyarankan: a)Untuk memperkuat tim-tim sebagai bahan

pembangun yang fundamental dalam struktur perusahaan.

b)Menggabungkan aspek –aspek positif individual dengan berbagai

manfaat dari konsumen. c)Berfokus pada detaiol dalam

mengimplementasikan gambaran besar tentang perusahaan. d)Menerima

tanggung jawab pribadi untuk selalu mengidentifikasikan akar menyebab

masalah. e)Membangun hubungan antarpribadi yang kuat. f)Menjaga


agar pemikiran tetap terbuka terhadap kritik dan nasihat yang konstruktif.

g)Memelihara sikap yang progresif dan berpandangan ke masa depan.

h)Bangga dan menghargai prestasi kerja. i)Bersedia menerima tanggung

jawab dan mengikuti pelatihan13.

http://digilib.uinsby.ac.id/9572/5/bab2.pdf

B. Pengertian Belajar

Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam kehidupan

manusia khususnya dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa

belajar tak pernah adapendidikan. Sebagai suatu proses, belajar

hampir selalu mendapat perhatian yang luas dalam berbagai disiplin

ilmu yang berkaitan dengan pendidikan.Belajar merupakan proses

penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala

sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan


penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,

tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu,

dengan menguasaiprinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang

mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan

penting dalam proses psiko logis.1Konsep tentang belajar telah

banyak didefinisikan oleh para pakar psiko logi. Belajar merupakan

proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil

dari pengalaman2. Belajar merupakan perubahan disposisi atau

kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu

tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses

pertumbuhan3. Belajar merupakan perubahan relatif permanen yang

terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman4. Belajar

merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman 5.

Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku6. Perilaku dalam

belajar mempunyai arti luas yang sifatnya bisa berwujud perilaku

yang tidak tampak (innert behavior)atau perilaku yang tampak

(overt behavior). Sebagai suatu proses, dalam kegiatan belajar


dibutuhkan waktu sampai mencapai hasil 1Anni, Catharina Tri, Psikologi

Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2007), hlm. 22 Gagne dan Berliner

dalam Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2007), hlm. 23

Gagne dalam Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2007),

hlm. 24 Morgan et.al.dalam Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK

UNNES, 2007), hlm. 25 Slavin dalam Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT

MKK UNNES, 2007), hlm. 26 Skiner dalam Anni, Psikologi Belajar, (Semarang:

UPT MKK UNNES, 2007), hlm. 2

belajar, dan hasil belajar itu berupa perilaku yang lebih sempurna

dibandingkan dengan perilaku sebelum melakukan kegiatan belajar.

Perubahan perilaku yang disebabkan oleh faktor kematangan bukan

dinyatakan sebagai hasil belajar.a.Unsur-unsur BelajarBelajar

merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur

yang saling berkaitan sehingga menghasilkan perubahan

perilaku.7Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai

berikut:1)Pembelajar Pembelajar dapat berupa peserta didik,

pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajaran

memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap


rangsangan; otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil

penginderaannya ke dalam memori yang kompleks; dan syarat atau

otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan

apa yang telah dipelajari. Rangsangan (stimulus) yang diterima oleh

pembelajar kemudian diorganisir dalam bentuk kegiatan syarat,

beberapa rangsangan itu disimpan di dalam memorinya. Kemudian

memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat

diamati seperti gerakan syarat atau otot dalam merespon sesuatu.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motif dalam bahasa Inggris adalah motiveberasal dari kata “motion”

yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Berawal dari kata

motif itu motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif. Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu

terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

diperlukan.Ngalim Purwanto (2006 : 70-71) berpendapat,bahwa


setiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita.

Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula

motifnya sehingga motif itu sangat berguna bagi tindakan atau

perbuatan seseorang. Guna atau fungsi dari motif-motif itu adalah:

a.Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak.

Motifitu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang

memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan

suatu tugas.b.Motif itu menentukan arah perbuatan yakni ke arah

perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah

penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai

tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan

yang harus ditempuh.c.Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya

menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang

serasi, guna mencapai

tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat

bagi tujuan itu.Menurut Mc. Donaldyang di kutip oleh Sardiman

(2003: 198), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang


yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan Mc.Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu;

(1) bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada

diri setiap individu manusia, (2) motivasi ditandai dengan

munculnya rasadanafeksi seseorang, (3) motivasi akan dirangsang

karena adanya tujuan.Dari beberapa pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan

terjadinya suatu perubahan dalam diri individu yang mempengaruhi

gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk melakukan sesuatu yang

didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Menurut

Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan Sunarto

(2010:16), belajar adalahsuatu proses perubahan perubahan didalam

manusia,ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitan dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,

sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-

lain.Jadi dalam kegiatan belajar terjadinya adanya suatu usaha yang


menghasilkan perubahan-perubahan itu dapat diamati secara

langsung maupun tidak langsung. Hal ini juga dikemukakan oleh

DimyatiMahmud (1989 : 121-122) yang menyatakan bahwabelajar

adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati

maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam

diri seseorang karena pengalaman.Dari beberapa pendapat di

atasdapat di simpulkan, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku baik yang dapat diamati maupun

yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi sebagai suatu

hasil dari latihan atau pengalaman.Motivasi belajar adalah sesuatu

yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan siswa dalam

belajar (EndangSri Astuti, 2010:67). Motivasi belajar sangat erat

sekali hubungannya dengan prilaku siswa disekolah. Motivasi

belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk

mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan

motivasi belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat respon


yang telah dipelajari (TIM Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI,

2007 : 141). Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan

yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang

oleh berbagai kesulitan.2.Ciri-ciri Motivasi BelajarMotivasi yang

ada pada diri siswa sangat penting dalam kegiatan belajar. Ada

tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat

berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri.

Sepertidikemukakan olehSardiman AM (2003 : 83) motivasi

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a.Tekun menghadapi tugas (dapat

bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti

sebelum selesai).b.Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus

asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik

mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah

dicapai).c.Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah

untuk orang dewasa. (misalnya masalah pembangunan, agama,

politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan

terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya).d.Lebih


senang bekerja mandirie.Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

(hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga

kurang kreatif).f.Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah

yakin akan sesuatu)g.Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

ituh.Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soalJika ciri-

ciri tersebut terdapat pada seorang siswa berarti siswa tersebut

memiliki motivasi belajar yang cukup kuat yang dibutuhkan dalam

aktifitas belajarnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan

menunjukkan hal-hal sebagai berikuta.Keinginan mendalami

materib.Ketekunan dalam mengerjakan tugasc.Keinginan

berprestasid.Keinginan untuk maju3.Jenis-jenis motivasi belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan hal yang

penting setidaknya para siswa memiliki motivasi untuk belajar

karena kegiatan akan berhasil baik apabila anak yang bersangkutan

mempunyaimotivasi yang kuat.Sri Hapsari (2005 : 74) membagi

motivasi membagi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi


ekstrinsik dengan mendefinisikan kedua jenis motivasi itu sebagai

berikutyaitu Motivasi instrinsik adalah bentuk dorongan belajar

yang datang dari dalam diri seseorang dan tidak perlu rangsangan

dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan belajar

yang datangnya dari luar diri seseorang.Dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa motivasi terdiri dari dua macam yaitu motivasi

instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berkenaan dengan kegiatan

belajar motivasi instrinsik mempunyai sifat yang lebih penting

karena daya penggerak yang mendorong seseorang dalam belajar

dari pada motivasi ekstrinsik. Keinginan dan usaha belajar atas dasar

inisiatif dirinya sendiri akan membuahkan hasil belajar yang

maksimal, sedang motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang

mendorong belajar itu timbul dari luar dirinya. Apabila keinginan

untuk belajarhanya dilandasi oleh dorongan dari luar dirinya maka

keinginan untuk belajar tersebut akan mudah hilang.a.Motivasi

IntrinsikMenurut Singgih(2008:50), motivasi intrinsik merupakan

dorongan yang kuat berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan


John WSantrock(2003:476) mengatakan motivasi intrinsik adalah

keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi konpeten,dan

melakukan sesuatu demi usaha itu sendiri. Thursan (2008 : 28)

mengemukakan motif intrinsik adalah motif yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan.Dari beberapa

pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan motivasi intrinsik adalah

motivasi yang kuat berasal dari dalam diri individu tanpa adanya

pengaruh dari luar yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu kegiatan.Semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki,

semakin memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai

tujuan (Singgih, 2008:50).Menurut Sri Hapsari (2005 : 74) motivasi

Intrinsik pada umumnya terkait dengan bakat dan faktor intelegensi

dalam diri siswa. Motivasi intrinsik dapat muncul sebagai suatu

karakter yang telah ada sejak seseorang dilahirkan, sehingga

motifasi tersebut merupakan bagian dari sifat yang didorong oleh

faktor endogen, faktor dunia dalam, dan sesuatu bawaan (Singgih,

2008:50), Menurut Thursam (2008:29), seorang siswa yang


memiliki motivasi intrinsik akan aktif belajar sendiri tanpa disuruh

guru maupun orang tua. Motivasi intrinsik yang dimiliki siswa

dalam belajar akan lebik kuat lagi apa bila memiliki motivasi

eksrtrinsik.1.faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

intrinsikMenurut Sri Hapsari (2005:74)faktor yang mempengaruhi

motivasi intrinsik pada umumnya terkait dengan faktor intelegensi

dan bakat dalam diri siswa. Sri Esti berpendapat, bahwa motivasi

intrinsik dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti

kepuasan.Singgih(2008:50-51), mengemukakan bahwa motivasi

intrinsik dipengaruhi oleh faktor endogen, faktor konstitusi, faktor

dunia dalam, sesuatu bawaan, sesuatu yang telah ada yang diperoleh

sejak dilahirkan. Selain itu, motivasi intrinsik dapat diperoleh dari

proses belajar. Seseoran yang meniru tingkah orang lain, yang

menghasilkan sesuatu yang menyenangkan secara bertahap, maka

dari proses tersebut terjadi proses internalisasi dari tingkah laku

yang ditiru tersebut sehingga menjadi kepribadian dari dirinya.Dari

berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor


yang mempengaruhi motivasi intrinsik antara lain :1)keinginan

diri2)kepuasan

3)kebiasaan baik4)kesadaranb.motivasi ekstrinsikMenurut Supandi

(2011:61), motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul

manakala terdapat rangsangan dari luar individu. Menurut Thomas

(2010:39) motivasi ekstrinsi adalah motivasi penggerak atau

pendorong dari luar yang diberikan dari ketidak mampuan individu

sendiri. Menurut Jhon W Santrock (2003:476) berpendapat,

motivasi ekstrinsik adalah keinginan mencapai sesuatu dengan

tujuan untuk mendapatkan tujuan eksternal atau mendapat hukuman

eksternal.John W Santrock (2003:476), motivasi ekstrinsik adalah

keinginan untuk mencapai sesuatu didorong karena ingin

mendapatkan penghargaan eksternal atau menghindari hukuman

eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk berprestasi

yang diberikan oleh orang lain seperti semangat, pujian dan nasehat

guru, orang tua, dan orang lain yang dicintai.Dari berbagai pendapat

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi ektrinsik


dipengaruhi atau dirangsang dari luar individu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi ekstrinsik antara

lain:1)pujian2)nasehat3)semangat4)hadiah5)hukuman6)meniru

sesuatu4.Fungsi motivasi belajarMotivasi berhubungan erat dengan

suatu tujuan. Dengan demikian motivasi dapat mempengaruhi

adanya kegiatan. Dalam kaitannya dengan belajar motivasi

merupakan daya penggerak untuk melakukan

belajar.SardimanAM(2003:85),mengemukakan bahwa motivasi

mempunyai fungsi sebagai berikut:a.Mendorong manusia untuk

berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak yang akan digerakkan.b.Menentukan arah perbuatan

yakni kearah tujuan yang akan dicapai.Jadi motivasi dapat memberi

arah kegiatan yang harus dikerjakan agar sesuai dengan

tujuannya.c.Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan

yang harus dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan


tersebut.Ngalim purwanto (2006 : 70-71) berpendapat bahwa setiap

motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin

berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula

motifnya sehingga163)semangat4)hadiah5)hukuman6)meniru

sesuatu4.Fungsi motivasi belajarMotivasi berhubungan erat dengan

suatu tujuan. Dengan demikian motivasi dapat mempengaruhi

adanya kegiatan. Dalam kaitannya dengan belajar motivasi

merupakan daya penggerak untuk melakukan

belajar.SardimanAM(2003:85),mengemukakan bahwa motivasi

mempunyai fungsi sebagai berikut:a.Mendorong manusia untuk

berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak yang akan digerakkan.b.Menentukan arah perbuatan

yakni kearah tujuan yang akan dicapai.Jadi motivasi dapat memberi

arah kegiatan yang harus dikerjakan agar sesuai dengan

tujuannya.c.Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan

yang harus dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan


menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.Ngalim purwanto (2006 : 70-71) berpendapat bahwa setiap

motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin

berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula

motifnya sehingga

motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang.

Guna atau fungsi dari motif-motif itu adalah: a.Motif itu mendorong

manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai

penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan)

kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.b.Motif itu

menentukan arah perbuatan.yakni ke arah perwujudan suatu tujuan

atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang

harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu,

makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.c.Motif

menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-

perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai

tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat


bagi tujuan itu.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada dasarnya fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai

pendorong dan pengarah seseorang atau siswa pada aktifitas mereka

dalam pencapaian tujuan belajar.

D. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Prestasi dalam bahasa Inggris adalah kata “achievement”. Tetapi

kata tersebut berasal dari kata “to achieve” yang berarti mencapai

maka dapat juga kita artikan sebagai pencapaian atau apa yang

dicapai. Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2001: 895), prestasi diartikan sebagai yang telah dicapai (telah

dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).Dari pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang telah

dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan suatu kegiatan sedang

prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang

setelah melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu

tertentu.2.Pengertian BelajarUntuk memahami tentang pengertian


belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa

definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang

definisi tentang belajar. Cronbach dalam bukunya Sardiman A.M

(2003: 20) memberikan definisi : “Learning is shown by a change

inbehavior as a result of experience”. “Belajar adalah

memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

pengalaman”. Harold Spears dalam bukunya Sardiman A.M (2003:

20)memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to initiate,

to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar

adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Geoch dalam bukunya

Sardiman A.M (2003: 20), mengatakan : “Learning is a change in

performance as a result of practice”.Belajar adalah perubahan dalam

penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan


lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek

belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat

verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan

rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh

lingkungan.Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang

dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus

antara individu dan lingkungan.MenurutMustaqim (2001: 34) :

“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatiftetap yang

terjadi karena latihan dan pengalaman.Dengan kata lain yang lebih

rinci belajar adalah : (a) suatu aktivitas atau usaha yang disengaja,

(b) aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang

baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya

berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari, (c)

perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ketrampilan jasmani,

kecepatan perceptual, isi ingatan, abilitas berfikir, sikap terhadap

nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang

berkenaan dengan aspek psikis dan fisik), (d) perubahan tersebut


relative bersifat konstan”Menurut Winarno Surakmad (1982: 74-75)

belajar dapat diartikan : a) sebagai produk atau hasil, b) sebagai

proses, dan c) sebagai fungsi. Sebagai produk terutama yang dilihat

dalam bentuk akhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif,

seperti dalam bentuk ketrampilan, kosep-konsep dan sikap. Adapun

belajar sebagai proses terutama yang dilihat adalah apa yang terjadi

selama siswa menjalani pengalaman edukatif untuksesuatu tujuan,

dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pola-pola perubahan

tingkah laku, selama pengalaman berlangsung. Sedang belajar

sebagai fungsi dapat menyebabkan terjadinya aspek-aspek yang

dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam

pengalaman edukatif.Belajar yang efektif dapat membantu siswa

untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan

tujuan instruksional yang ingin dicapai.Untuk meningkatkan prestasi

belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan

eksternal.Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada

dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan


sebagainya.Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri

pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan

prasaran belajar yang memadai.3.Pengertian Prestasi

BelajarKemampuan intelektual siswa sangat menentukan

keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui

berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan

suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh

siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.Adapun prestasi

dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang

telah dilakukan.Memahami pengertian prestasi belajar secara garis

besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.Untuk

itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai

dengan pandangan yang mereka anut.Namun dari pendapat yang

berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan.Prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai selama mengikuti pelajaran pada periode

tertentu dalam suatu lembaga pendidikan dimana hasilnya

dinyatakan dengan melalui penilaian yang dapatdiwujudkan dengan


angka atau simbol yang lain.Menurut Winarno Surakmad (1982: 25)

menilai bahwa hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti

ulangan, ujian atau tes dan maksud ulangan tersebut adalah untuk

memperoleh suatu indeks dalam menentukan berhasil tidaknya

siswa dalam belajar.Bercermin dari pandangan ini maka

keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dalam bentuk indeks prestasi

yang dicapainya terhadap berbagai mata pelajaran yang di

ikutinya.Menurut Winkel (1984:23) yang dimaksud dengan

“Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai, dan

belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang belangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.Dari

teori-teori tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai prestasi

belajar. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan kemampuan

belajar individu melalui berbagai perubahan tingkah laku yang

diperoleh dari usaha-usaha, latihan dan pengalaman dalam kegiatan

belajar mengajar.Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil


dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor

kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses

pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau

instrumen yang relevan. Prestasi belajarmerupakan hasil dari

pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif,

afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang

diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.Untuk

mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka

perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor

intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis

sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah

faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.4.Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Prestasi Belajara.Faktor InternFaktor

internadalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu


kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan

motivasi.1)Kecerdasan/intelegensiKecerdasan adalah kemampuan

belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan

yang dihadapinya.Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi

rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan

sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya

perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda

antara satuanak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak

pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas

bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan

dalam kegiatan belajar mengajar.Kecerdasanmerupakan salah satu

aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi

seseorang. Menurut Femi Olivia, (2009:15). keberhasilandalam

belajar 50% ditentukan oleh faktor kecerdasan. Menurut Henderson

dan Dweck (1990) dalam bukunya Jhon W Santrock (2003:478).,

siswa yang yakin dengan intelejensi dan kemampuannya lebih


berprestasi daripada yang tidak yakin akan intelejensi dan

kemampuannya Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi

yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang

sangat penting bagi seorang anak dalam usaha

belajar.2)BakatMenurut Conny Semiawan(1997:11) bakat adalah

kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inhern” dalam diri

seseorang sejak lahir dan terikat dengan struktur otak.Bakat adalah

kemampuan yang dibawa sejak lahir, jika kemampuan tersebut

dikembangkan denganbelajar maka akan menjadi kecakapan yang

nyata (Rudi Mulyatiningsih, dkk, 2004:91). Dari pendapat di atas

jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu padaseseorang sangat

ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini

dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang

studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan,

bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan

prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa

anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan


bakatnya maka akan merusak keinginananak

tersebut.3)MinatMinatadalahkecenderungan yang menetap dalam

subjek untuk merasa tertarik pada bidangatau hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel,1984: 30).

Selanjutnya Witherington (1985: 35), mengatakan bahwa

minatmerupakan kesadaran suatu obyek, seseorang, suatau hal

situasi yang mendukung sangkut paut dengan dirinya.Prestasi

belajar secara umum dapat dipengaruhi beberapa faktor, yang salah

satunya adalah minat belajar. Hal ini sesuai pendapat Sumadi

Suryabrata (1983: 10-11), yang mengatakan bahwa kalau seseorang

tidak berminat pada sesuatu, maka tidak dapat dihasilkan belajar

yang baik.Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar

pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan.Bahkan pelajaran yang

menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpankarena

minat menambah kegiatan belajar.Untuk menambah minat seorang

siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan

dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.Minat


belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang

mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus

berusaha untuk melakukan sehingga apa yang dInginkannya dapat

tercapai sesuai dengankeinginannya.Keberadaan minat selalu

bertalian dengan hadirnya motif dan perhatian, menurut Skiner

bahwa minat merupakan motif yang menunjukan arah perhatian

individu pada obyek yang menarik (Skiner dalam Nurdjito, 1989:

6).Motif sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya

tujuan.Sedangkan perhatian merupakan pemusatan kesadaran

individu terhadap suatu obyek.Individu yang secara sadar menaruh

perhatian terhadap suatu obyek tetapi tidak disertai dengan laihirnya

kekuatan dari dalam dirinya yang mendorong untuk melakukan

aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan, belum dikatakan bahwa

individu tersebut mempunyai minat terhadap obyek yang

diperhatikan.4)MotivasiMotivasi adalah sesuatu yang menggerakan


seseorang atau kelompok untuk melakukan atau tidak melakukan

sesuatu (AntonIranto, 2005:53). Motivasi dalam belajar merupakan

faktor yang penting, karena hal tersebut merupakan keadaan yang

mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan

mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur

agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan

belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai

motivasi untuk belajar. b.Faktor EksternFaktor ekstern adalah

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang

sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,

keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.Pengaruh

lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan

paksaan kepada individu. Menurut Thursam Hakim (2008:17) faktor

ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan faktor

waktu1)Keadaan KeluargaKeluarga merupakan lingkungan terkecil

dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan


dibesarkan.Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan

kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu

pendidikan bangsa, negara dan dunia.Thursam Hakin (2008:17)

mengatakan,faktor lingkunganrumah atau keluarga merupakan

lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan

pendidikan seseorang dan merupakan factor utama dan pertama pula

dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.Oleh karena itu

orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari

keluarga.Sedangkan sekolah merupakan pendidikan

lanjutan.Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal

memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai

pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan

kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh

perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian

orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak

dapat belajar dengan tekun.karena anak memerlukan waktu, tempat

dan keadaan yang baik untuk belajar.2)Keadaan SekolahSekolah


merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.

Keadaan sekolah ini meliputi carapenyajian pelajaran, hubungan

guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan

antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil

belajarnya. MenurutThursan Hakim (2008:18) mengemukakan yang

dapat mempengaruhi kindisi belajar di sekolah adalah adanya guru

yang baik dan jumlahnya memadai, sesuai dengan jumlah bidang

studi yang ada, adanya teman yang baik dan adanya keharmonisan

hubungan antara semua personil di sekolah.3)Lingkungan

MasyarakatDi samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah

satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar

siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam

sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi

anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak

bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Lingkungan


yang dapat yang dapat menunjang keberhasilan belajar yaitu

lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-

kursus tertentu seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes dan lain-

lain, sedangkan yang dapat yang dapat menghambat keberhasilan

belajar adalah tempat hiburan tertentu yang mengutamakan hura-

hura seperti bioskop, tempat perbelanjaan dan lain-lain, (Thursan

Hakim, 2008:19).4)Faktor waktuWaktu sangatlah berpengaruh

dalam keberhasilan belajar seseorang (Thursan Hakim, 2008:20).

Banyak siswa yang sulit mengatur waktu sebaik-baiknya dalam

belajar, seluruh waktuluang tidak hanya digunakan untukbermain

tetapi digunakan pula untuk belajar. Sehingga terjadi keseimbangan

antara belajar dan bermain.

E. Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya

dengan proses komunikasi pembelajaran, medium diartikan sebagai wahana penyalur

pesan pembelajaran. Beberapa ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian


tentang media pembelajaran ini, antara lain sebagai berikut:

a. .Media pembelajaran sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun

pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.

b. Media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan pembelajaran.

c. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

d. Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk menerangkan atau mewujudkan

konsep-konsep matematika. Dengan menggunakan alat peraga konsep-konsep dalam

pembelajaran matematika akan mudah dipelajari oleh siswa.

2. Jenis-jenis Alat peraga.

Beberapa ahli pendidikan, khususnya ahli tentang media pendidikan telah

menggolongkan alat peraga sesuai dengan fungsi, bentuk dan sumber alat peraga

rersebut. Secara umum alat peraga terdiri dari:

a. Bahan-bahan cetakan atau bacaan seperti: buku, Koran, majalah, dan sebagainya.

b. Alat-alat audio dan visual seperti: radio, kaset, TV, video, dan lain-lain.

c. Sumber-sumber masyarakat seperti: monumen, candi, dan peninggalan sejarah

lainnya.

d. Koleksi benda-benda seperti: koleksi mata uang kuno, koleksi awetan tumbuhan,

dan sebagainya.

e. Perilaku guru ketika mengajar yang dicontohkan kepada siswa.


Selanjutnya kalau kita lihat dari jenis indera yang kita gunaka, alat peraga dapat

digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Media audio, yaitu alat peraga yang dapat didengar, seperti: kaset, suara burung,

suara petir, suara bel, dan lain-lain.

b. Media visual, yaitu alat peraga yang dapat dilihat, seperti: hewan, tumbuhan,

gambar, grafik, model, slide, dan lain-lain.

c. Media audio visual, yaitu alat peraga yang dapat didengar dan dilihat, seperti:

video, film, dan lain-lain.

Selain itu kita dapat mengelompokkan alat peraga berdasarkan bentuk penyajiannya,

yaitu:

a. Alat peraga yang tidak diproyeksikan (non-projected), yaitu alat peraga dua

dimensi dan tiga dimensi, seperti: model, gambar, grafik, foto, peta timbul, awetan

tumbuhan dan hewan, dan lain-lain.

b. Alat peraga yang dapat diproyeksikan (projected), seperti: film, slide, film strip,

dan sebagainya.

Sedangkan jika kita lihat dari sumber alat peraga tersebut, alat peraga dapat

digolongkan menjadi:

a. Alat peraga alamiah (natural), yaitu alat peraga yang sesuai dengan benda aslinya

di alam, seperti: hewan, tumbuhan, danau, hutan, dan lain-lain.

b. Alat peraga buatan (artificial), yaitu alat peraga hasil modifikasi atau meniru pada

benda aslinya, seperti: model alat pernafasan, model jantung manusia, gambar, dan

lain-lain.
3. Peranan alat peraga dalam pembelajaran.

Secara umum kita dapat menyimpulkan peranan alat peraga sehubungan dengan

pendekatan keterampilan proses antara lain:

a. Dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antar

siswa dan sesamanya dalam kegiatan belajat mengajar,

b. Dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa agar dapat

mendorong kegiatan belajar mengajar, sehingga pengalaman belajar yang diperoleh

akan lebih bermakna bagi siswa,

c. Dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa, sehingga perhatian siswa

dapat terpusat pada bahan pelajaran yang diberikan guru,

d. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga

mambuat pelajaran lebih lama diingat,

e. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan mandiri di

kalangan siswa.

E. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar Menurut Soedijanto, (1997:49) “Hasil belajar adalah

tingkat penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti

program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan”. Dari beberapa definisi di atas bahwa hasil belajar


merupakan suatu perubahan yang berupa perubahantingkah laku,

pengetahuan dan sikap yang diperoleh seseorang setelah melakukan

proses kegiatan belajar.Surya, (2001), ”berpendapat bahwa hasil

belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Prinsip ini

mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil

belajar yang meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan hanya

satu atau dua saja. Perubahan tingkah laku meliputi aspek-aspek

kognitif, afektif”.Selama hasil proses pembelajaran belum baik,

latihan berbagai cara harus diupayakan agar membuahkan hasil yang

baik. Hasil proses pembelajaran tidak hanya mengenai kecerdasan

(kognitif), tapi juga kepribadian dan ketrampilan”Nasution,

(2002).Dari uraian disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

suatu hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar. Hasil belajar tersebut diwujudkan dalam

bentuk nilai angka maupun huruf yang ditulis dalam buku laporan

nilai atau rapor yang diberikan setelah selesai mengikuti

tes.Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan jika


sekurang-kurangnya 60 % siswa mencapai nilai 71 atau lebih dari

(KKM)

Anda mungkin juga menyukai