Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

Perpindahan
Panas
Prediksi Performance Alat
Penukar Kalor

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Teknik Teknik Mesin 13029 Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir

Abstract Kompetensi
Performance Alat Penukar Kalor cenderung Setelah memahami materi yang dibahas di
menurun beberapa saat setelah modul ini anda diharapkan mampu
dioperasikan selama kurun waktu tertentu menerapkan konsep-konsep yang dibahas
karena terbentuk lapisan fouling pada untuk mempelajari gambaran prediksi
permukaan perpindahan panasnya. Apabila performance sebuah APK yang akan
keadaan tersebut berlangsung maka dapat dioperasikan pada kondisi operasi tertentu.
memberikan kontribusi terhadap
meningkatnya konsumsi energi di sektor
industri. Untuk lebih memahami faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap
fenomena tersebut maka pada modul ini
kita bahas parameter-parameter yang
berpengaruh terhadap fenomena tersebut.
Modul 14

PREDIKSI PERFORMANCE APK

Performance Alat Penukar Kalor (APK) biasanya akan cenderung menurun beberapa saat
setelah dioperasikan selama kurun waktu tertentu karena terbentuk lapisan fouling pada
permukaan perpindahan panasnya. Proses pertukaran energi panas di dalam APK menjadi
lebih lambat karena efektivitas perpindahan panasnya lebih rendah karena adanya tahanan
termal tambahan akibat terbentuknya lapisan pengotoran pada permukaan perpindahan
panas. Apabila keadaan tersebut berlangsung pada kebanyakan peralatan penukar kalor
yang dipergunakan pada beragam instalasi industri maka hal tersebut dapat memberikan
kontribusi terhadap meningkatnya konsumsi energi di sektor industri.

Untuk lebih memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fenomena tersebut maka
pada modul ini kita bahas parameter-parameter performance sebuah APK serta faktor-faktor
yang berpengaruh. Sebuah studi kasus tentang bagaimana memprediksi performance
sebuah APK yang baru saja dirancang juga dibahas pada modul ini.

Setelah memahami materi yang dibahas di modul ini anda diharapkan mampu menerapkan
konsep-konsep yang dibahas untuk mempelajari gambaran prediksi performance sebuah
APK yang akan dioperasikan pada kondisi operasi tertentu.

1. Pengoperasian penukar kalor


Beberapa saat setelah alat penukar kalor dioperasikan, lapisan pengotoran akan terbentuk
pada permukaan perpindahan panasnya menyebabkan timbulnya tahanan termal tambahan
yang akan menghambat laju pertukaran energi panas di dalam APK. Selanjutnya, seiring
dengan berjalannya waktu pengoperasian lapisan pengotoran akan semakin tebal. Namun
demikian, dalam kebanyakan APK yang dipergunakan di industri, seiring dengan terjadinya
pertumbuhan lapisan deposit di permukaan akibat aksi gaya geser lapisan aliran fluida dekat

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan permukaan maka sebahagian dari lapisan deposit yang terbentuk di permukaan
akan terlepas kembali ke arah aliran fluida.

Bagi kebanyakan peralatan penukar kalor industri, setelah waktu tertentu pengoperasian
akan terjadi keadaan keseimbangan pembentukan deposit di permukaan. Laju
pembentukan deposit di permukaan sama dengan laju pelepasan kembali sebahagian
deposit yang terbentuk di permukaan. Pada kondisi tersebut ketebalan lapisan pengotoran
telah mencapai harga keseimbangannya, dan besarnya tahanan termal pengotoran telah
mendekati harga yang relative konstan.

Lapisan pengotoran yang terbentuk pada permukaan APK dapat disebabkan oleh
terbentuknya kerak yang berasal kandungan senyawa garam yang turut terangkut di dalam
aliran fluida air pendingin. Lapisan pengotoran dapat juga terbentuk di permukaan akibat
dari kandungan jelaga dan asap yang terangkut di dalam aliran gas panas hasil pembakaran
bahan bakar di dalam Boiler misalnya.

Laju pertumbuhan lapisan pengotoran di permukaan merupakan fenomena yang cukup


kompleks, karena proses pembentukannya bergantung kepada banyak faktor di antaranya:
ukuran dan bentuk partikel, komposisi dan konsentrasinya, gaya-gaya yang bekerja pada
partikel, temperature aliran fluida, temperature permukaan, jenis material permukaan,
kekasaran permukaan, kecepatan aliran fluida, intensitas turbulen, tegangan geser
permukaan. Dalam kebanyakan kasus, apabila pada aliran fluida kecepatannya lebih rendah
dari yang seharusnya maka akan terjadi percepatan pembentukan deposit pengotoran di
permukaan. Hal yang sama juga akan terjadi apabila gradient temperatur antara aliran
utama dengan permukaan lebih tinggi.

Pada awal pengoperasiannya, laju pertukaran energy panas di dalam peralatan penukar
kalor di mana permukaan perpindahan panasnya masih dalam keadaan bersih “clean”, Qc
dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan:

Qc  U c Ac Tmc
(14.1)

Dimana:

Uc koefisien perpindahan panas global kondisi permukaan masih bersih

Ac luas permukaan perpindahan panas kondisi permukaan masih bersih

ΔTmc beda temperature rata-rata logaritmik di antara kedua aliran fluida kerja kondisi bersih

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kemudian, setelah alat penukar kalor dioperasikan selama kurun waktu tertentu, di mana
permukaan perpindahan panasnya mulai mengalami pengotoran, maka laju pertukaran
energy panas di dalam peralatan penukar kalornya, Qf menjadi :

Qf  U f A f Tmf
(14.2)

Dimana:

Uf koefisien perpindahan panas global kondisi permukaan kotor

Af luas permukaan perpindahan panas kondisi permukaan kotor

ΔTmf beda temperature rata-rata logaritmik di antara kedua aliran fluida kerja kondisi kotor

Hubungan antara koefisien perpindahan panas global kondisi permukaan kotor dan
koefisien perpindahan panas global kondisi permukaan masih bersih bagi peralatan penukar
kalor jenis tube diberikan oleh persamaan berikut:

1 1 A
  R fi o  R fo
U f Uc Ai (14.3)

Dimana:

Rfi tahanan termal pengotoran bagi deposit di permukaan dalam pipa/tube

Rfo tahanan termal pengotoran bagi deposit di permukaan luar pipa/tube

Ao luas permukaan bagian luar tube

Ai luas permukaan bagian dalam tube

Dalam hal di mana alat penukar kalor dioperasikan pada kondisi beban termalnya
dipertahankan konstan maka kita dapat memiliki persamaan berikut :

Tmf U c Ac

Tmc U f Af (14.4)

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kemudian, karena pada umumnya tebal lapisan pengotoran ukurannya jauh lebih kecil
daripada diameter tube maka besaran Ac dan Af dapat dianggap relatif sama. Oleh karena
itu persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut :

Tmf Uc
  1  U c .R f
Tmc Uf (14.5)

Di mana ∑Rf adalah jumlah dari tahanan termal kedua aliran fluida.

Tahanan termal lapisan pengotoran bagi kebanyakan peralatan penukar kalor yang
dipergunakan di industry pada umumnya berbentuk asymptotic :

   t 
R f  R *f 1  exp 
  t c  (14.6)

Dengan R f harga tahanan termal asymptotic dan tc konstanta waktu


*

Pada kondisi yang lain, apabila alat penukar kalor dioperasikan pada kondisi di mana beda
temperature rata-ratanya dapat dipertahankan konstan maka kita dapat memiliki persamaan
berikut :

Qf 1

Qc 1  U c .R f (14.7)

2. Prediksi Performance
penukar kalor

Prediksi performance sebuah APK di sini adalah untuk mempelajari karakteristik temperatur
aliran air dan aliran minyak pelumas saat meninggalkan APK fungsi waktu pengoperasian,
apabila temperatur aliran air pendingin dan aliran oli panas yang masuk ke dalam APK, serta
laju aliran massanya dioperasikan sesuai dengan harga design pointnya.

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tahapan rangkaian perhitungan untuk memprediksi performance APK yang telah selesai
didesign, dan apabila kemudian dioperasikan pada kondisi di mana temperatur aliran air
pendingin dan aliran fluida panas yang masuk ke dalam APK, serta laju aliran massanya
dioperasikan dan dipertahankan sesuai dengan harga design pointnya digambarkan seperti
pada gambar di atas. Perinciannya adalah seperti di bawah ini.

1. Pemilihan harga ∑Rf

Pada perhitungan pertama yaitu perhitungan bagi kondisi tahap awal pengoperasian APK,
permukaan perpindahan panasnya masih dalam keadaan “clean” sehingga di perhitungan
pertama ini kita pilih harga tahanan termal pengotoran ∑Rf = 0

2. Perhitungan Uf

Koefisien perpindahan panas global di dalam APK kemudian dihitung menggunakan


persamaan berikut :

1 1
  R f (14.8)
U f Uc

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dimana:

Uc adalah koefisien perpindahan panas global pada saat APK masih dalam keadaan “clean”

3. Perhitungan NTU

Besaran NTU (Number of Transfer Unit) dihitung dengan menggunakan persamaan :

UA
NTU  (14.9)
C min

Dalam kasus ini,

A Luas permukaan perpindahan panas total yang telah dimiliki oleh APK hasil design

U Koefisien perpindahan panas yang dihitung pada bagian di atas

Cmin harga laju kapasitas panas minimum yang dimiliki oleh APK

4. Perhitungan efektivitas perpindahan panas

Harga Efektivitas pertukaran energi panas di dalam APK dapat dihitung menggunakan
persamaan yang terkait dengan jenis APK yang menjadi objek studi.

Untuk APK jenis shell & tube harga efektivitas perpindahan panas di dalam APK fungsi dari
NTU dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

2

   
1  exp  NTU 1  C *2
0,5
(14.10)

1  exp NTU 1  C  
1  C  (1  C )
* *2 0 , 5
*2 0 , 5

Dengan C* adalah perbandingan antara harga Cmin dan Cmax

5. Perhitungan Qactual

Laju pertukaran energi panas aktual yang terjadi di dalam APK dapat dihitung melalui
persamaan berikut :

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
qact

qmax (14.11)

Di sini :

Qmax adalah laju pertukaran energi panas maksumum yang mungkin terjadi di dalam APK

Laju pertukaran energi panas maksimal yang mungkin terjadi di dalam APK adalah yang
secara prinsip dapat dicapai pada sebuah APK jenis aliran berlawanan (counter flow) dan
besarnya dapat diestimasi dengan menggunakan persamaan berikut :

qmax  C min  Th ,i  Tc ,i  (14.12)

Di mana :

Thi adalah temperatur tertinggi yang masuk ke dalam APK

Tci adalah temperatur terendah yang masuk ke dalam APK

6. Perhitungan Tco

Besarnya temperatur aliran air pendingin saat meninggalkan APK dapat dihitung melalui
persamaan berikut :

qc  Cc (Tc ,o  Tc ,i ) (14.13)

Di mana :

Cc adalah laju kapasitas panas bagi aliran air pendingin

7. Perhitungan Tho

Besarnya temperatur aliran fluida panas saat meninggalkan APK dapat dihitung melalui
persamaan berikut :

qh  C h (Th ,i  Th ,o ) (14.14)

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Di mana :

Ch adalah laju kapasitas panas bagi aliran fluida panas

3. Contoh Penerapan

Untuk memudahkan ilustrasi maka mari kita tinjau studi kasus di bawah ini.

Skema sederhana APK shell & tube, one shell pass, one tube pass

Sebuah oil cooler jenis shell & tube, one pass tube one pass shell, yang berfungsi sebagai
pendingin aliran minyak pelumas mesin Diesel kapal laut telah dirancang dengan spesifikasi
perancangan sebagai berikut :

 Fluida di shell : 20 kg/s aliran oli panas bertemperatur 65 oC musti didinginkan hingga 56
o
C
-
Jumlah lintasan aliran di dalam shell : 1 pass

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-
Baffle spacing 0,4 diameter shell

 Fluida di dalam tube : aliran air, masuk APK pada temperature 20 oC menjadi 32 oC
-
Tube yang digunakan : tube standar ¾ in, carbon steel tube (konduktivitas termal 42,3
W/mK)
-
Diameter dalam 16 mm,diameter luar 19 mm
-
Jumlah lintasan aliran tube : 1 pass
-
Bentuk dan susunan tube : berbentuk 30o
-
Pitch Ratio 1,25
-
Kecepatan aliran di dalam tube tidak lebih dari 0,7 m/s
-
Over design ditetapkan sebesar 30%

Tujuan perancangan adalah menentukan jumlah tube dan panjang tube yang diperlukan di
dalam bagian shell, dan hasil rangkaian perhitungan perancangan memberikan data sebagai
berikut :

-
Jumlah tube 55, panjang tube 3,6 m
-
Luas permukaan perpindahan panas total 11,6 m2
-
Koefisien perpindahan panas “clean” 1385,1 W/m2K
-
Koefisien perpindahan panas design atau dalam kondisi “fouled” 1065,5 W/m2K
-
Tahanan termal pengotoran permukaan di kedua sisi 0,000217 m2K/W

PREDIKSI PERFORMANCE APK

Analisis performnace perlu dilakukan karena APK oil cooler tersebut di atas dirancang
dengan memperhitungkan faktor pengotoran tertentu, yaitu tahanan termal pengotoran
totalnya 0,000217 m2K/W, sementara itu sewaktu APK akan mulai dioperasikan kondisi
permukaan perpindahan panasnya masih dalam keadaan bersih dari kotoran sehingga akan
terjadi kondisi di mana temperatur rata-rata aliran air pendingin di dalam tube, begitu juga
dengan temperatur rata-rata aliran oli di bagian shell, akan berbeda dengan temperatur
yang ditetapkan pada kondisi perancangannya (design pointnya)

Untuk mempelajari sejauhmana penyimpangan performance termal yang terjadi pada APK
pada saat dioperasikan maka perlu dilakukan analisis performance dengan tujuan
mempelajari bagaimana karakteristik temperatur aliran air dan aliran minyak pelumas saat
meninggalkan APK fungsi waktu pengoperasian.

Dalam hal ini APK akan dioperasikan dengan kondisi di mana temperatur aliran air
pendingin dioperasikan pada harga 20 oC dan laju aliran massanya pada harga 7,65 kg/s
sesuai dengan design pointnya. Sementara itu temperatur aliran oli panas yang masuk ke
dalam APK dioperasikan pada harga 65 oC dan laju aliran massanya pada harga 20 kg/s,
juga sesuai dengan design pointnya.

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk memperoleh data karakteristik temperatur aliran air dan aliran minyak pelumas saat
meninggalkan APK fungsi waktu pengoperasian maka perlu dilakukan serangkaian
perhitungan sebagai berikut :

Perhitungan tahap pertama ( t = t0 )

1) Laju kapasitas panas aliran air pendingin, Cc

Beberapa asumsi bagi analisis balans energi bagi aliran air pendingin di dalam tube :

-
Aliran air pendingin di dalam tube dianggap dalam keadaan stasioner atau
steady
-
fluida kerja air pendingin dianggap tidak mengalami perubahan fasa
-
perubahan energi kinetic dan energi potensial pada aliran air pendingin
dianggap kecil

Dengan menerapkan asumsi-asumsi tersebut di atas maka besarnya laju energi panas yang
diserap oleh aliran air pendingin, qc (W) dapat dievaluasi menggunakan persamaan :

qc  mc c p ,c (Tco  Tci )

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan :

mc laju aliran massa fluida dingin (kg/s)

cp,c konstanta panas fluida dingin pada tekanan konstan (J/kg.K)

Tc,i temperatur aliran fluida dingin masuk APK (K)

Tc,o temperatur aliran fluida dingin keluar APK (K)

Sedangkan, Laju kapasitas panas aliran air pendingin, Cc diberikan oleh persamaan :

Cc  mc c p ,c

Sehingga besarnya laju energi panas yang diserap oleh aliran air pendingin, qc (W) dapat
juga dinyatakan dengan persamaan :

qc  Cc (Tc ,o  Tc ,i )

Dalam hal ini, karena APK dioperasikan dengan aliran air pendingin 20 oC dan laju aliran
massanya 7,65 kg/s serta harga panas jenisnya, cp = 4178 J/kgK maka kita memiliki harga
Cc = 31965 W/K

2) Laju kapasitas panas aliran fluida panas, Ch

Pada aliran fluida panas, besarnya laju aliran panas yang dilepaskan oleh fluida tersebut q h
(W) dapat dihitung, menggunakan persamaan :

qh  mh c p ,h (Th ,i  Th ,o )

Dengan :

mh laju aliran massa fluida panas (kg/s)

cp,h konstanta panas fluida panas pada tekanan konstan (J/kg.K)

Th,i temperatur aliran fluida panas masuk APK (K)

Th,o temperatur aliran fluida panas keluar APK (K)

Sementara itu, Laju kapasitas panas aliran fluida panas, Ch diberikan oleh persamaan :

C h  mh c p ,h

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sehingga besarnya laju energi panas yang diserap oleh aliran air pendingin, qc (W) dapat
juga dinyatakan dengan persamaan :

qh  Ch (Th ,i  Th ,o )

Pada sisi aliran oli, karena APK dioperasikan dengan aliran oli panas 65 oC dan laju aliran
massanya 20 kg/s serta harga panas jenisnya, cp = 2131 J/kgK maka kita memiliki harga Ch
= 42620 W/K

3) Laju kapasitas panas minimum, Cmin

Karena pada APK ini kita memiliki

Cc = 31965 W/K dan

Ch = 42620 W/K

maka harga Cmin = Cc = 31965 W/K

4) Laju kapasitas panas maximum, Cmax

Sementara itu pada kasus ini,

harga Cmax = Ch = 42620 W/K

5) Perbandingan laju kapasitas panas, C*

Karena perbandingan laju kapasitas panas :

Cmin
C* 
Cmax

maka dalam kasus ini kita memiliki C* = 0,75

6) Harga NTU

NTU (Number of Transfer Unit) diberikan oleh persamaan :

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
UA
NTU 
C min

Di mana,

A : Luas permukaan perpindahan panas total 11,6 m2

Pada tahap pertama ini, APK baru saja mulai dioperasikan. Oleh karena itu kita anggap
permukaannya masih dalam keadaan bersih, belum terjadi pengotoran permukaan.

Dalam perhitungan tahap pertama ini harga U kita pilih sama dengan harga Koefisien
perpindahan panas “clean” yang diperoleh dari hasil perhitungan design, yaitu 1385,1
W/m2K.

Selanjutnya, dengan menggunakan harga-harga :

Cmin = Cc = 31965 W/K

A = 11,6 m2

U = 1385,1 W/m2K

Kita dapat memperoleh harga : NTU = 0,347

7) Efektivitas perpindahan panas di dalam APK

Efektivitas pertukaran energi panas di dalam APK shell & tube dapat dievaluasi dengan
menggunakan persamaan :

2

   
1  exp  NTU 1  C *2
0,5

1  exp NTU 1  C  
1  C  (1  C )
* *2 0 , 5
*2 0 , 5

Dengan menggunakan harga C* = 0,75, dan harga NTU = 0,347 maka kita peroleh harga
efektivitas perpindahan panas Є = 0,26 (atau 26%)

8) Laju pertukaran energi panas maximum yang mungkin terjadi di dalam APK

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Laju pertukaran energi panas maksimal yang mungkin dapat diperoleh secara prinsip dapat
dicapai pada sebuah APK jenis aliran berlawanan (counter flow) dan besarnya dapat
diestimasi dengan menggunakan persamaan berikut :

qmax  C min  Th ,i  Tc ,i 

Selanjutnya, dengan menggunakan data harga Cmin = Cc = 31965 W/K , Thi = 65 oC dan Tci =
20 oC maka kita akan memperoleh harga qmax = 1438425 J/s

9) Laju pertukaran energi panas aktual yang terjadi di dalam APK

Laju pertukaran energi panas aktual yang terjadi di dalam APK dapat dievaluasi besarnya
melalui persamaan berikut :

qact

qmax

Di sini kita memiliki qmax = 1438425 J/s dan Є = 0,26

Sehingga laju energi panas yang diterima oleh aliran air pendingin, atau laju energi panas
yang dilepaskan oleh oli panas aktual adalah sebesar qact = 377943.1 J/s

10) Temperatur aliran air keluar APK

Dengan qact = 377943.1 J/s dan dengan menggunakan persamaan : qc  Cc (Tc ,o  Tc ,i )

Serta dengan Cc = 31965 W/K maka besarnya Temperatur aliran air keluar APK pada saat
APK mulai dioperasikan, Tco = 304,8 K = 31,8 oC

11) Temperatur aliran oli keluar APK

Dengan cara yang sama, yaitu dengan qact = 377943.1 J/s tetapi dengan menggunakan

persamaan : qh  C h (Th ,i  Th ,o )

Serta dengan Ch = 42620 W/K maka besarnya Temperatur aliran air keluar APK pada saat
APK mulai dioperasikan, Tho = 329,1 K = 56,1 oC

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan tahap kedua ( t = t1 )

Pada Perhitungan tahap ke-2, kita anggap APK mulai mengalami pengotoran permukaan
tetapi lapisan pengotorannya masih tipis. Dalam keadaan tersebut pada tahap ini kita dapat
saja menganggap permukaan perpindahan panas memiliki faktor pengotoran sebesar ∑R f =
0,0000434 m2K/W misalnya.

Perhitungan koefisien perpindahan panas global, U

Selanjutnya, Koefisien perpindahan panas global di dalam APK kemudian dihitung


menggunakan persamaan berikut :

1 1
  R f
U f Uc

Dengan menggunakan data :

Uc = 1385,1 W/m2K

∑Rf = 0,0000434 m2K/W

Maka kita memiliki harga Uf = 865 W/m2K

Perhitungan NTU

NTU (Number of Transfer Unit) dihitung menggunakan persamaan :

UA
NTU 
C min

Selanjutnya, dengan menggunakan harga-harga :

Cmin = Cc = 31965 W/K

A = 11,6 m2

U = 865 W/m2K

Kita dapat memperoleh harga : NTU = 0,314

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan Efektivitas perpindahan panas

Efektivitas pertukaran energi panas di dalam APK shell & tube dapat dievaluasi dengan
menggunakan persamaan :

2

   
1  exp  NTU 1  C *2
0,5

1  exp NTU 1  C  
1  C  (1  C )
* *2 0 , 5
*2 0 , 5

Dengan menggunakan harga :

C* = 0,75

NTU = 0,314

maka kita peroleh harga efektivitas perpindahan panas Є = 0,24

Perhitungan Qmax

Laju pertukaran energi panas maksimal yang mungkin dapat diperoleh secara prinsip dapat
dicapai pada sebuah APK jenis aliran berlawanan (counter flow) dan besarnya dapat
diestimasi dengan menggunakan persamaan berikut :

qmax  C min  Th ,i  Tc ,i 

Selanjutnya, dengan menggunakan data harga :

Cmin = Cc = 31965 W/K

Thi = 65 oC dan Tci = 20 oC

maka kita akan memperoleh harga qmax = 1438425 J/s

Perhitungan Qaktual

Laju pertukaran energi panas aktual yang terjadi di dalam APK dapat dievaluasi besarnya
melalui persamaan berikut :

qact

qmax

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Di sini kita memiliki

qmax = 1438425 J/s dan Є = 0,24

Sehingga laju energi panas yang diterima oleh aliran air pendingin, atau laju energi panas
yang dilepaskan oleh oli panas aktual adalah sebesar qact = 350777,9 J/s

Perhitungan Temperatur aliran air keluar APK

Dengan qact = 350777,9 J/s dan dengan menggunakan persamaan : qc  Cc (Tc ,o  Tc ,i )

Serta dengan Cc = 31965 W/K maka kita dapat memperolehTemperatur aliran air keluar APK
sebesar, Tco = 30,97 oC

Perhitungan Temperatur aliran oli keluar APK

Dengan cara yang sama, yaitu dengan qact = 350777,9 J/s tetapi dengan menggunakan

persamaan : qh  C h (Th ,i  Th ,o )

Serta dengan Ch = 42620 W/K maka kita dapat memperoleh Temperatur aliran air keluar
APK, Tho = 56,77 oC

Perhitungan tahap selanjutnya

Untuk perhitungan tahap ketiga, keempat dan seterusnya kita akan menggunakan data
tahanan termal pengotoran seperti diberikan pada tabel di bawah ini :

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selanjutnya, apabila kita lakukan rangkaian perhitungan seperti perhitungan tahap pertama
dan kedua di atas tetapi dengan masing-masing menggunakan harga :

∑Rf = 0,0000723 m2K/W, ∑Rf = 0,000108 m2K/W, ∑Rf = 0,000217 m2K/W, dan ∑Rf =
0,000326 m2K/W maka kita dapat memperoleh hasil-hasil perhitungan seperti yang diberikan
pada tabel dan gambar di bawah ini.

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Incropera, F.P and De Witt, D.P, 1990, “Fundamentals of Heat & Mass Transfer”, 3th
ed., John Wiley & Sons, New York.
2. Keith Escoe, A., 1986, “Mechanical Design of Process Systems”, vol. 2, Gulf Pub.
Company, Houston Texas.
3. Arthur P. Fraas, 1989, “Heat Exchanger Design Handbook”, 2nd edition, John Wiley &
Sons, New York.
4. Kakac, S., 1987, ”Boilers, Evaporators, and Condensers”, chapter 4, John Wiley &
Sons, New York.

1 Prediksi Performance APK


14 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai