Anda di halaman 1dari 135

Standar/Indikator 

No & 
Sub Indikator

1 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


1.1. LULUSAN MEMILIKI KOMPETENSI PADA DIMENSI SIKAP

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan


1.1.1.
bertakwa kepada Tuhan YME
1.1.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter
1.1.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin

1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun


1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun

1.1.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur


1.1.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli
1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri

1.1.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab


1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat
1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani

1.2. LULUSAN MEMILIKI KOMPETENSI PADA DIMENSI PENGETAHUAN


Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual,
1.2.1.
metakognitif

1.3. LULUSAN MEMILIKI KOMPETENSI PADA DIMENSI KETERAMPILAN


1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif

1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif


1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif

1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis


1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis

1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri


1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif
1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif

2 STANDAR ISI
2.1. PERANGKAT PEMBELAJARAN SESUAI RUMUSAN KOMPETENSI LULUSA
2.1.1. Memuat karakteristik kompetensi sikap

2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan


2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan

2.1.3. Memuat karakteristik kompetensi keterampilan


2.1.4. Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa

2.1.5. Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran


2.2. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DIKEMBANGKAN SESUAI

Melibatkan pemangku kepentingan dalam pengembangan


2.2.1.
kurikulum
2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar penyusunan
2.2.3. Melewati tahapan operasional pengembangan

Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan pendidikan yang


2.2.4.
dikembangkan
Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
2.2.4.
dikembangkan

2.3. SEKOLAH MELAKSANAKAN KURIKULUM SESUAI KETENTUAN

Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur


2.3.1.
kurikulum yang berlaku
Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur
2.3.1.
kurikulum yang berlaku

2.3.2. Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk pendalaman materi


2.3.3. Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal

2.3.4. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa


3 STANDAR PROSES
3.1. SEKOLAH MERENCANAKAN PROSES PEMBELAJARAN SESUAI KETENTU

3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan

3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi


3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi

3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis


Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas
3.1.4.
sekolah

3.2. PROSES PEMBELAJARAN DILAKSANAKAN DENGAN TEPAT


Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai
3.2.1.
ketentuan

3.2.2. Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran


3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu

3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah


3.2.5. Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi

3.2.6. Memberikan pembelajaran terpadu

Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang


3.2.7.
kebenarannya multi dimensi;
Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang
3.2.7.
kebenarannya multi dimensi;

3.2.8. Melaksanakan pembelajaran menuju pada keterampilan aplikatif

Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar


3.2.9.
sepanjang hayat
Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar
3.2.9.
sepanjang hayat

Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja


3.2.10.
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya


3.2.11.
siswa.
Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
3.2.11.
siswa.

3.2.12. Menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa


Memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan
3.2.13.
efisiensi dan efektivitas pembelajaran

3.2.14. Menggunakan aneka sumber belajar


3.2.15. Mengelola kelas saat menutup pembelajaran

3.3. PENGAWASAN DAN PENILAIAN OTENTIK DILAKUKAN DALAM PROSES

3.3.1. Melakukan penilaian otentik secara komprehensif

3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian otentik


3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian otentik

3.3.3. Melakukan pemantauan proses pembelajaran

3.3.4. Melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru


3.3.5. Mengevaluasi proses pembelajaran

3.3.6. Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran

4 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN


4.1. ASPEK PENILAIAN SESUAI RANAH KOMPETENSI
4.1.1. Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan

4.1.2. Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah

4.2. TEKNIK PENILAIAN OBYEKTIF DAN AKUNTABEL


Menggunakan jenis teknik penilaian yang obyektif dan
4.2.1.
akuntabel

4.2.2. Memiliki perangkat teknik penilaian lengkap

4.3. PENILAIAN PENDIDIKAN DITINDAKLANJUTI


4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan penilaian

4.3.2. Melakukan pelaporan penilaian secara periodik


4.4. INSTRUMEN PENILAIAN MENYESUAIKAN ASPEK

4.4.1. Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap

4.4.2. Menggunakan instrumen penilaian aspek pengetahuan

4.4.3. Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan


4.4.3. Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan

4.5. PENILAIAN DILAKUKAN MENGIKUTI PROSEDUR

Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara sesuai


4.5.1.
prosedur
4.5.2. Melakukan penilaian berdasarkan ranah sesuai prosedur
Menentukan kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang
4.5.3.
sesuai

5 STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDI


5.1. KETERSEDIAAN DAN KOMPETENSI GURU SESUAI KETENTUAN
5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4
5.1.2. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar seimbang
5.1.3. Tersedia untuk tiap mata pelajaran
5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik
5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik
5.2. KETERSEDIAAN DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SESUAI KETENTU
5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4
5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan
5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara
5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik
5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik
5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik
5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik
5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik
5.3. KETERSEDIAAN DAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SESUAI KE
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi
5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi
Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi berpendidikan
5.3.5.
sesuai ketentuan
5.4. KETERSEDIAAN DAN KOMPETENSI LABORAN SESUAI KETENTUAN
5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium berkualifikasi sesuai
5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran
5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran
5.5. KETERSEDIAAN DAN KOMPETENSI PUSTAKAWAN SESUAI KETENTUAN
5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan
5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuai ketentuan

6 STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENDIDI


6.1. KAPASITAS DAYA TAMPUNG SEKOLAH MEMADAI
6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang sesuai dan memadai
6.1.2. Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa
6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan
6.1.5. Kondisi bangunan sekolah memenuhi persyaratan
6.2. SEKOLAH MEMILIKI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN YANG
6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai standar
6.2.10. Kondisi ruang kelas layak pakai
6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak pakai
6.3. SEKOLAH MEMILIKI SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG YANG LE
6.3.11. Menyediakan kantin yang layak
6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang memadai
6.3.13. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja
6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai
6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar
6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak pakai

7 STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN


7.1. SEKOLAH MELAKUKAN PERENCANAAN PENGELOLAAN
7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan
Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai
7.1.2.
ketentuan
Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan
7.1.3.
pengelolaan sekolah
7.2. PROGRAM PENGELOLAAN DILAKSANAKAN SESUAI KETENTUAN
7.2.1. Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap
7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan
7.2.3. Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan
7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri
Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta masyarakat
7.2.5.
serta lembaga lain yang relevan
Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan
7.2.6.
pembelajaran
7.3. KEPALA SEKOLAH BERKINERJA BAIK DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik
7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik
7.3.5. Berjiwa kewirausahaan
7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik
7.4. SEKOLAH MENGELOLA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
7.4.1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan

8 STANDAR PEMBIAYAAN
8.1. SEKOLAH MEMBERIKAN LAYANAN SUBSIDI SILANG
8.1.1. Membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu
8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yang jelas
Melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang
8.1.3.
mampu
8.2. BEBAN OPERASIONAL SEKOLAH SESUAI KETENTUAN
8.2.1. Memiliki biaya operasional non personil sesuai ketentuan
8.3. SEKOLAH MELAKUKAN PENGELOLAAN DANA DENGAN BAIK
Mengatur alokasi dana yang berasal dari
8.3.1.
APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya
8.3.2. Memiliki laporan pengelolaan dana
Memiliki laporan yang dapat diakses oleh pemangku
8.3.3.
kepentingan
2016 2017

Capaian Kategori Status Capaian Kategori Status

N
SIKAP

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


6.99 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

6.97 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


6.97 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

PENGETAHUAN
Menuju SNP Menuju SNP
3.24 2.84
2 2

KETERAMPILAN
Menuju SNP Menuju SNP
6.42 6.09
4 4

Menuju SNP Menuju SNP


6.12 5.44
4 4
Menuju SNP Menuju SNP
6.12 5.44
4 4

7.00 Sudah SNP 6.98 Sudah SNP


7.00 Sudah SNP 6.98 Sudah SNP

Melampaui Melampaui
7.00 7.00 Sudah SNP
SNP SNP
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

OMPETENSI LULUSAN
Melampaui Melampaui Menuju SNP
7.00 6.60
SNP SNP 4

Melampaui Melampaui
7.00 7.00 Sudah SNP
SNP SNP
Melampaui Melampaui
7.00 7.00 Sudah SNP
SNP SNP

Melampaui Melampaui
7.00 7.00 Sudah SNP
SNP SNP
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


MBANGKAN SESUAI PROSEDUR

Menuju SNP Menuju SNP


2.87 5.58
2 4
Menuju SNP
0.00 6.97 Sudah SNP
1
Menuju SNP Menuju SNP
0.00 5.77
1 4

Menuju SNP
6.17 7.00 Sudah SNP
4
Menuju SNP
6.17 7.00 Sudah SNP
4

ETENTUAN

Menuju SNP
4.84 7.00 Sudah SNP
3
Menuju SNP
4.84 7.00 Sudah SNP
3

Menuju SNP Menuju SNP


0.00 4.57
1 3
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1
AN SESUAI KETENTUAN

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

Menuju SNP Menuju SNP


6.55 5.44
4 4
Menuju SNP
6.92 Sudah SNP 5.83
4

N TEPAT
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

6.92 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


Menuju SNP
5.00 7.00 Sudah SNP
3

Melampaui Melampaui
7.00 7.00 Sudah SNP
SNP SNP
Melampaui Melampaui
7.00 7.00 Sudah SNP
SNP SNP

Melampaui Melampaui
7.00 7.00 Sudah SNP
SNP SNP

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

Menuju SNP
6.23 7.00 Sudah SNP
4

Menuju SNP
6.20 7.00 Sudah SNP
4
Menuju SNP
6.20 7.00 Sudah SNP
4

Menuju SNP
0.00 6.84 Sudah SNP
1
Menuju SNP
6.24 7.00 Sudah SNP
4

Menuju SNP
6.13 7.00 Sudah SNP
4
6.83 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

AN DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1

Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1
Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1

Menuju SNP
4.87 6.99 Sudah SNP
3

Menuju SNP
5.36 7.00 Sudah SNP
4
Menuju SNP
6.12 6.96 Sudah SNP
4

Menuju SNP
6.28 7.00 Sudah SNP
4

N
7.00 Sudah SNP 6.74 Sudah SNP

6.97 Sudah SNP 6.82 Sudah SNP


7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP

Menuju SNP Menuju SNP


5.42 6.46
4 4
Menuju SNP
5.64 7.00 Sudah SNP
4

Menuju SNP Menuju SNP


4.62 6.07
3 4
Menuju SNP
5.83 7.00 Sudah SNP
4

Menuju SNP
5.75 7.00 Sudah SNP
4

Menuju SNP Menuju SNP


5.75 5.92
4 4
Menuju SNP Menuju SNP
5.75 5.92
4 4

Menuju SNP Menuju SNP


4.62 6.18
3 4
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
Menuju SNP Menuju SNP
0.00 5.40
1 4

A KEPENDIDIKAN
KETENTUAN
Menuju SNP Menuju SNP
6.05 0.00
4
Menuju SNP 1
Menuju SNP
0.00 0.00
1
Menuju SNP 1
Menuju SNP
0.00 0.00
1
Menuju SNP 1
Menuju SNP
4.75 4.75
3
Menuju SNP 3
Menuju SNP
5.17 5.17
4 4
AH SESUAI KETENTUAN
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
Menuju SNP
7.00 Sudah SNP 0.00
Menuju SNP 1
Menuju SNP
5.25 2.63
4
Menuju SNP 2
Menuju SNP
4.38 1.46
3
Menuju SNP 1
Menuju SNP
5.25 5.25
4
Menuju SNP 4
Menuju SNP
2.92 4.38
2
Menuju SNP 3
Menuju SNP
5.25 5.25
4 4
NISTRASI SESUAI KETENTUAN
Menuju SNP
7.00 Sudah SNP 0.00
1
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1
UAI KETENTUAN
Menuju SNP Menuju SNP
0.00 0.00
1
Menuju SNP 1
Menuju SNP
0.00 0.00
1
Menuju SNP 1
Menuju SNP
0.00 0.00
1 1
SESUAI KETENTUAN
Menuju SNP Menuju SNP
0.00 0.00
1
Menuju SNP 1
Menuju SNP
0.00 0.00
1 1
ANA PENDIDIKAN
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
Menuju SNP Menuju SNP
0.00 0.00
1
Menuju SNP 1
Menuju SNP
0.00 6.07
1
Menuju SNP 4
Menuju SNP
0.00 5.91
1 4
MBELAJARAN YANG LENGKAP DAN LAYAK
Menuju SNP Menuju SNP
1.83 4.87
1
Menuju SNP 3
Menuju SNP
0.00 4.20
1
Menuju SNP 3
Menuju SNP
0.00 2.33
1 2
NDUKUNG YANG LENGKAP DAN LAYAK
Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1
Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1
Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1
Menuju SNP Menuju SNP
0.00 0.58
1
Menuju SNP 1
Menuju SNP
0.00 0.88
1
Menuju SNP 1
0.00 7.00 Sudah SNP
1
DIKAN
AAN
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
Menuju SNP
6.46 6.97 Sudah SNP
4
Menuju SNP
5.31 7.00 Sudah SNP
4
KETENTUAN
Menuju SNP Menuju SNP
5.33 6.56
4 4
6.96 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
Menuju SNP Menuju SNP
6.35 6.22
4 4
Menuju SNP
7.00 Sudah SNP 6.47
4
Menuju SNP
7.00 Sudah SNP 6.51
4
Menuju SNP Menuju SNP
4.47 6.28
3 4
KSANAKAN TUGAS KEPEMIMPINAN
Menuju SNP Menuju SNP
5.25 5.25
4
Menuju SNP 4
Menuju SNP
4.38 4.38
3 3
Menuju SNP Menuju SNP
5.25 5.25
4
Menuju SNP 4
Menuju SNP
2.92 2.92
2 2
EMEN
6.98 Sudah SNP 6.98 Sudah SNP

G
Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1
Menuju SNP
0.00 7.00 Sudah SNP
1
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
AN
7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP
GAN BAIK

7.00 Sudah SNP 7.00 Sudah SNP


Menuju SNP Menuju SNP
3.67 4.67
2
Menuju SNP 3
Menuju SNP
2.58 3.11
2 2
Kinerja

Analisis

Deskripsi

1. Siswa dimotivasi dan fasilitasi oleh sekolah agar memiliki perilaku dan sikap
orang beriman melalui pembiasaan (budaya sekolah) dan keteladanan dalam
menghayati dan mengamalkan sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
2. Integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME di
sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
3. Contoh perilaku dan sikap orang beriman dan bertakwa meliputi:

Berdoa setiap memulai dan mengakhiri kegiatan.

Santun dalam berbicara dan berperilaku. 

Berpakaian sopan sesuai aturan sekolah. 

Mengucapkan salam saat masuk kelas. 

Melaksanakan kegiatan ibadah. 

Mensyukuri setiap nikmat yang diperoleh.

Menumbuhkan sikap saling menolong/berempati. 

Menghormati perbedaan. 

 Antre saat bergantian memakai fasilitas sekolah.

Lainnya

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan oleh
siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada
siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Lainnya

Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan oleh
siswa dalam mencerminkan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
yang diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Menjalin komunikasi antara Komite dengan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada
siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang terfokus
dan terencanakan dengan optimal
4. Lainnya

Deskripsi

1. Perilaku dan sikap berkarakter ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai


kegiatan oleh sekolah
2. Contoh perilaku dan sikap berkarakter meliputi : 

Menghargai dan menjaga keragaman dan kekayaan budaya bangsa.

Rela berkorban. 

Mengikuti bakti social. 

Menciptakan kerukunan antar siswa/kelompok/sekolah. 

Anti kekerasan baik psikis maupun fisik 

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan


oleh siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Lainnya

Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam mencerminkan sikap berkarakter yang diintegrasikan
2. Menjalin
dengan baikkomunikasi antarapembelajaran
dalam kegiatan Komite dengan orangtua/wali siswa dalam
di sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal
Deskripsi

1. Perilaku dan sikap disiplin ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai


kegiatan oleh sekolah.
2. Contoh perilaku dan sikap disiplin meliputi :

Disiplin dan taat hukum.


Meminta ijin jika tidak bisa hadir.

Datang ke sekolah/kegiatan lainnya tepat waktu.

Mengerjakan tugas yang diberikan.

Mematuhi tatatertib sekolah.

Lainnya

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan


oleh siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Lainnya

Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam mencerminkan sikap disiplin yang diintegrasikan dengan
2. Menjalin
baik dalam komunikasi antara Komite
kegiatan pembelajaran dengan orangtua/wali siswa dalam
di sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal
Deskripsi

1. Perilaku dan sikap santun ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai


kegiatan oleh sekolah.
2. Contoh perilaku dan sikap santun meliputi:

Menghormati guru dan orang lain yang lebih tua

Menggunakan kata-kata santun dalam berkomunikasi

Berbicara dengan intonasi dan volume suara yang sesuai

Tidak menghina atau menyebut seseorang dengan sebutan negatif

Dan lain lain

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan


oleh siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Lainnya

Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam mencerminkan sikap santun yang diintegrasikan dengan
2. Menjalin
baik dalam komunikasi antara Komite
kegiatan pembelajaran dengan orangtua/wali siswa dalam
di sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
Deskripsi

1. Perilaku dan sikap jujur ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan


oleh sekolah.
2. Contoh perilaku dan sikap jujur meliputi:

Melaksanakan tugas individu dengan baik.

Mengaku atas kesalahan yang dilakukan.

Mengatakan yang sebenarnya.

Lainnya.

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan


oleh siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Lainnya

Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam mencerminkan sikap jujur yang diintegrasikan dengan baik
2. Menjalin
dalam komunikasi
kegiatan antara di
pembelajaran Komite dengan orangtua/wali siswa dalam
sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal
Deskripsi

1. Perilaku dan sikap peduli ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan


oleh sekolah.
2. Contoh perilaku dan sikap peduli meliputi:

Membantu orang yang membutuhkan.

Menjenguk dan mendoakan orang yang sakit.

Membuang sampah pada tempatnya.

Memungut sampah yang dijumpai.

Menghemat penggunaan air dan listrik.

Penghijauan di lingkungan sekolah.

Lainnya. 

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan


oleh siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
Rekomendasi

1. Kepala Sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam mencerminkan sikap peduli yang diintegrasikan dengan
2. Menjalin
baik dalam komunikasi antara Komite
kegiatan pembelajaran dengan orangtua/wali siswa dalam
di sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal
Deskripsi

1. Perilaku dan sikap percaya diri ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai


kegiatan oleh sekolah.
2. Contoh perilaku dan sikap percaya diri meliputi:

Mampu membuat keputusan dan bertindak dengan cepat.

Tidak mudah putus asa.


Berani presentasi, menjawab pertanyaan, berpendapat, dan bertanya
dalam berbagai kesempatan.
Lainnya. 

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan


oleh siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Lainnya.

Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam mencerminkan sikap percaya diri yang diintegrasikan
2. Menjalin
dengan baikkomunikasi antarapembelajaran
dalam kegiatan Komite dengan orangtua/wali siswa dalam
di sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal
Deskripsi

1. Perilaku dan sikap bertanggungjawab ditumbuhkan dengan fasilitasi


berbagai kegiatan oleh sekolah.
2. Contoh perilaku dan sikap bertanggungjawab meliputi:

Melaksanakan tugas individu dengan baik.

Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan.

Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.

Menepati janji.

Anti-Vandalisme.

Lainnya.

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan


oleh siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam mencerminkan sikap bertanggungjawab yang
2. Menjalin komunikasi
diintegrasikan antara
dengan baik Komite
dalam dengan
kegiatan orangtua/wali
pembelajaran di siswa dalam
sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal
Deskripsi

1. Perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat difasilitasi oleh


sekolah dan diwujudkan dalam aktivitas pembelajaran baik di dalam kelas
maupun di luar kelas, melalui pembiasaan program literasi
2. Contoh perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat meliputi:

Membaca/menulis buku dan bacaan lainnya.

Membuat karya tulis.

Mau mencari bahan/sumber belajar.

Rajin berkunjung ke perpustakaan.

Belajar dimanapun, kapanpun dengan siapapun.

Lainnya.

Analisis

1. Analisis Penyebab Standar Mutu Tidak Tercapai


2. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan
oleh siswa.
3. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
4. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
5. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
6. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
7. Lainnya

Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam menanamkan prilaku pembelajar sejati sepanjang hayat
2. Menjalin
yang komunikasi
diintegrasikan antara
dengan Komite
baik dengan
dalam orangtua/wali
kegiatan siswa
pembelajaran dalam
di sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal
Deskripsi

1. Perilaku dan sikap yang mencerminkan sehat jasmani dan rohani


ditumbuhkan dalam seluruh kegiatan baik intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler melalui kegiatan kesiswaan.
2. Contoh perilaku dan sikap sehat jasmani dan rohani meliputi:

1. Bebas dari narkoba

2. Anti pornografi dan pornoaksi

3. Menjauhi kebiasaan yang merusak tubuh

4. Lainnya. 

Analisis

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan belum bisa dijadikan teladan


oleh siswa.
2. Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
3. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
4. Kurangnya komunikasi antara Komite dan orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
5. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Lainnya

Rekomendasi

1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan harus bisa dijadikan teladan


oleh siswa dalam menciptakan prilaku sehat jasmani dan rohani yang
2. Menjalin komunikasi
diintegrasikan antara
dengan baik Komite
dalam dengan
kegiatan orangtua/wali
pembelajaran di siswa dalam
sekolah.
mengamalkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah
kepada siswa selama berada di luar sekolah.
3. Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap yang
terfokus dan terencanakan dengan optimal

Deskripsi

1. Pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,


dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan
2. Pengetahuan terminologi/istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori, prinsip,
lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
dan generalisasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
3. Pengetahuan
budaya tentang diri
terkait dengan cara melakukan
sendiri, sesuatu
keluarga, atau masyarakat
sekolah, kegiatan yang
dan
berkenaan dengan
lingkungan alam ilmubangsa,
sekitar, pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dan negara.
4. Pengetahuan
dengan tentang
diri sendiri, kekuatan
keluarga, sekolah,dan kelemahan
masyarakat dan diri sendiri alam
lingkungan dan
menggunakannya
sekitar, bangsa dandalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
negara.
5. Sekolah
budaya memiliki
terkait dengan wujud
diri nyata kualitas
sendiri, dan sekolah,
keluarga, kuantitas masyarakat
yang diperoleh
dan
kelompok/
lingkungan individu siswabangsa
alam sekitar, untuk dan
mengukur
negara tingkat pengetahuan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan.

tingkat kelulusan dalam ujian sekolah berstandar nasional

tingkat capaian nilai pengetahuan dalam penilaian pendidikan

Analisis

1. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yang diampu.
2. Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak
tersertifikasi sebagai pendidik.
3. Alokasi waktu dan beban belajar memberatkan pada sisi siswa.
4. Gaya dan metode pembelajaran yang diterapkan tidak mengarah pada
bakat, minta dan kemampuan belajar siswa.
5. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai.

6. Lainnya.

Rekomendasi

1. Penyesuaian linieritas kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru


dengan mata pelajaran yang diampu
2. Memberikan kesempatan kepada guru dalam meningkatkan kompetensi
yang sesuai standar menuju guru yang profesional dan memiliki sertifikat
pendidik
3. Alokasi waktu dan beban belajar yang tidak memberatkan siswa
4. Gaya dan metode pembelajaran yang digunakan harus mengarah pada
penumbuhan dan pengembangan bakat, minat dan kemampuan belajar
siswa
5. Pemenuhan ketersediaan dan kondisi sarana prasarana sekolah

Deskripsi

1. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif melalui


pengalaman pembelajaran dan kegiatan.
2. Contoh keterampilan berpikir dan bertindak kreatif meliputi:

kreatif menghasilkan karya

memodifikasi karya orang lain

menciptkan kreasi sendiri

memiliki gaya tulis sendiri

menggunakan teknologi dalam belajar


3. Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh
kelompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa :
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan.
tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan.

Analisis

1. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yang diampu.
2. Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak
tersertifikasi sebagai pendidik.
3. Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
4. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian keterampilan karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
5. Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa
belum terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan

7. Lainnya.

Rekomendasi

1. Penyesuaian linieritas kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru


dengan mata pelajaran yang diampu
2. Memberikan kesempatan kepada guru dalam meningkatkan kompetensi
yang sesuai standar menuju guru yang profesional dan memiliki sertifikat
pendidik
3. Mengintegrasikan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas
4. Guru merancang dan melaksanakan model pembelajaran yang mampu
meransang siswa untuk berpikir dan bertindak kreatif
5. Sekolah melakukan perencanaan dan fasilitasi terkait dengan
pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa
6. Pemenuhan ketersediaan dan perbaikan sarana prasarana

Deskripsi

1. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif melalui


pengalaman pembelajaran dan kegiatan.
2. Contoh keterampilan berpikir dan bertindak produktif meliputi:

merangkum hasil bacaan

meniru karya orang lain

lainnya
3. Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh
kelompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan.

tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan

Analisis
1. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yang diampu.
2. Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak
tersertifikasi sebagai pendidik.
3. Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
4. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian keterampilan karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
5. Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa
belum terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan

7. Lainnya.

Rekomendasi

1. Penyesuaian linieritas kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru


dengan mata pelajaran yang diampu
2. Memberikan kesempatan kepada guru dalam meningkatkan kompetensi
yang sesuai standar menuju guru yang profesional dan memiliki sertifikat
pendidik
3. Mengintegrasikan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas
4. Guru merancang dan melaksanakan model pembelajaran yang mampu
meransang siswa untuk berpikir dan bertindak produktif
5. Sekolah melakukan perencanaan dan fasilitasi terkait dengan
pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa
6. Pemenuhan ketersediaan dan perbaikan sarana prasarana 

Deskripsi

1. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis melalui


pengalaman pembelajaran dan kegiatan.
2. Contoh keterampilan berpikir dan bertindak kritis meliputi :

menelaah hasil pekerjaan

melakukan pengamatan

bertanya dengan kritis

mengumpulkan informasi

melakukan analisa

lainnya
3. Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh
kelompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan.

tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan

Analisis
1. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yang diampu.
2. Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak
tersertifikasi sebagai pendidik.
3. Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
4. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian keterampilan karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
5. Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa
belum terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan

7. Lainnya.

Rekomendasi

1. Penyesuaian linieritas kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru


dengan mata pelajaran yang diampu
2. Memberikan kesempatan kepada guru dalam meningkatkan kompetensi
yang sesuai standar menuju guru yang profesional dan memiliki sertifikat
pendidik
3. Mengintegrasikan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas
4. Guru merancang dan melaksanakan model pembelajaran yang mampu
meransang siswa untuk berpikir dan bertindak kritis
5. Sekolah melakukan perencanaan dan fasilitasi terkait dengan
pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa
6. Pemenuhan ketersediaan dan perbaikan sarana prasarana

Deskripsi
1. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak secara mandiri melalui
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain secara mandiri yang diperoleh dari pengalaman
2. Sekolah memiliki
pembelajaran wujud nyata
dan kegiatan kualitasindividu,
penugasan dan kuantitas yang kelompok,
penugasan diperoleh
kelompok/ individu siswa untuk
pelaporan tugas/kegiatan, mengukur
presentasi hasil tingkat keterampilan
penugasan, yang
keterlibatan dimiliki
dalam
siswa sebagai
kepanitiaan hasil
dan pengalaman
keterlibatan pembelajaran
dalam penyusunan dan kegiatan
program yang
sekolah.
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan.

tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan.

Analisis

1. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yang diampu.
2. Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak
tersertifikasi sebagai pendidik.
3. Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
4. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian keterampilan karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
5. Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa
belum terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan

7. Lainnya.
Rekomendasi

1. Penyesuaian linieritas kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru


dengan mata pelajaran yang diampu
2. Memberikan kesempatan kepada guru dalam meningkatkan kompetensi
yang sesuai standar menuju guru yang profesional dan memiliki sertifikat
pendidik
3. Mengintegrasikan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas
4. Guru merancang dan melaksanakan model pembelajaran yang mampu
meransang siswa untuk berpikir dan bertindak mandiri
5. Sekolah melakukan perencanaan dan fasilitasi terkait dengan
pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa
6. Pemenuhan ketersediaan dan perbaikan sarana prasarana

Deskripsi
1. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif melalui
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain dalam bekerjasama dari pengalaman pembelajaran dan
2. Sekolah
kegiatan memiliki wujud
penugasan nyatapelaporan
kelompok, kualitas dan kuantitas yang
tugas/kegiatan, diperolehhasil
presentasi
kelompok/
penugasan,individu siswadalam
keterlibatan untuk kepanitiaan
mengukur tingkat keterampilan
dan keterlibatan yang dimiliki
dalam
siswa sebagaiprogram
penyusunan hasil pengalaman
sekolah. pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan.

tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan.

Analisis

1. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yang diampu.
2. Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak
tersertifikasi sebagai pendidik.
3. Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
4. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian keterampilan karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
5. Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa
belum terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan

7. Lainnya.

Rekomendasi

1. Penyesuaian linieritas kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru


dengan mata pelajaran yang diampu
2. Memberikan kesempatan kepada guru dalam meningkatkan kompetensi
yang sesuai standar menuju guru yang profesional dan memiliki sertifikat
pendidik
3. Mengintegrasikan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas
4. Guru merancang dan melaksanakan model pembelajaran yang mampu
meransang siswa untuk berpikir dan bertindak kolaboratif
5. Sekolah melakukan perencanaan dan fasilitasi terkait dengan
pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa
6. Pemenuhan ketersediaan dan perbaikan sarana prasarana

Deskripsi
1. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif melalui
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain dari pengalaman pembelajaran dan kegiatan penugasan
kelompok, pelaporan tugas/kegiatan, presentasi hasil penugasan,
2. Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh
keterlibatan dalam kepanitiaan dan keterlibatan dalam penyusunan program
kelompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
sekolah dengan cara berinteraksi, menyampaikan dengan ide kreatif dari
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
hasil penyimakan dan membuat karya tulis.
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan.

tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan.

Analisis

1. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yang diampu.
2. Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak
tersertifikasi sebagai pendidik.
3. Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
4. Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian keterampilan karena
instrumen dan prosedur yang rumit dan kurang dipahami.
5. Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa
belum terfokus dan terencanakan dengan optimal.
6. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan

7. Lainnya.

Rekomendasi

1. Penyesuaian linieritas kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru


dengan mata pelajaran yang diampu
2. Memberikan kesempatan kepada guru dalam meningkatkan kompetensi
yang sesuai standar menuju guru yang profesional dan memiliki sertifikat
pendidik
3. Mengintegrasikan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas
4. Guru merancang dan melaksanakan model pembelajaran yang mampu
meransang siswa untuk berpikir dan bertindak komunikatif
5. Sekolah melakukan perencanaan dan fasilitasi terkait dengan
pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa
6. Pemenuhan ketersediaan dan perbaikan sarana prasarana

Deskripsi

1. Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi sikap spiritual


dan sosial yaitu menghayati dan mengamalkan:
ajaran agama yang dianutnya,
perilaku jujur,

perilaku disiplin,

perilaku santun,

perilaku peduli,

perilaku bertanggung jawab,

perilaku percaya diri,

perilaku sehat jasmani dan rohani,

perilaku pembelajar sepanjang hayat.


2. Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester,
silabus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran,
lembar tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan
Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di KKG/
buku nilai
MGMP tentang penguatan pendidikan karakter siswa pada kompetensi
sikap.
Rancangan dan hasil penilaian sikap berupa jurnal penilaian, dokumen
observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan kagamaan,
kegiatan krida, latihan olahbakat dan latihan olah-minat.
Analisis

1. Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.

2. Pemahaman guru terkait kompetensi sikap siswa belum menyeluruh.


3. Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada pencapaian kompetensi
sikap
Rekomendasi

1. Meningkatkan kompetensi dan kemampuan guru dalam menyusun


perangkat pembelajaran yang memuat karakteristik kompetensi sikap.
2. Meningkatkan pemahaman guru terkait kompetensi sikap siswa secara
menyeluruh.
3. Penyusunan Visi, misi dan tujuan sekolah fokus pada pencapaian
kompetensi sikap
Deskripsi

1. Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi pengetahuan


yaitu memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi:
pengetahuan faktual,

pengetahuan konseptual,

pengetahuan prosedural,

pengetahuan metakognitif,
2. Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester,
silabus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, lembar
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai
3. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di KKG/ MGMP
tentang kompetensi pengetahuan.
4. Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa Kegiatan Ilmiah Remaja
(KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian,
kelompok pencinta teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya.
Analisis

1. Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.


2. Pemahaman guru terkait kompetensi pengetahuan siswa belum
menyeluruh.
3. Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada pencapaian kompetensi
pengetahuan
Rekomendasi

1. Meningkatkan kompetensi dan kemampuan guru dalam menyusun


perangkat pembelajaran yang memuat karakteristik kompetensi
pengetahuan.
2. Meningkatkan pemahaman guru terkait kompetensi pengetahuan siswa
secara menyeluruh.
3. Penyusunan Visi, misi dan tujuan sekolah fokus pada pencapaian
kompetensi pengetahuan.
Deskripsi

1. Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi keterampilan


yaitu menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak:
kreatif,

produktif,

kritis,

mandiri,

kolaboratif,

komunikatif
2. Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester,
silabus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran,
lembar tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan
buku nilai.
3. Rancangan dan hasil penilaian keterampilan kinerja, proyek dan portofolio
4. erdapat pengalaman pembelajaran dalam bentuk praktik di laboratorium.
penelitian sederhana, studi wisata, seminar atau workshop, peragaan atau
pameran, pementasan karya seni dan lainnya
Analisis

1. Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.

2. Pemahaman guru terkait kompetensi keterampilan belum menyeluruh.


3. Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada pencapaian kompetensi
keterampilan
Rekomendasi
1. Meningkatkan kompetensi dan kemampuan guru dalam menyusun
perangkat pembelajaran yang memuat karakteristik kompetensi
keterampilan.
2. Meningkatkan pemahaman guru terkait kompetensi keterampilan siswa
secara menyeluruh.
3. Penyusunan Visi, misi dan tujuan sekolah fokus pada pencapaian
kompetensi keterampilan.
Deskripsi

1. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi


siswa.
2. Menyesuaikan tingkat keingintahuan siswa baik itu pada tingkat dasar,
teknis, spesifik, detil, dan/atau kompleks
3. Bidang kajian pembelajaran bedasarkan bakat dan minat siswa untuk
memecahkan masalah meliputi bidang :
ilmu pengetahuan,

teknologi,

seni,

budaya, dan/atau humaniora

4. Mencerminkan perilaku siswa sesuai dengan tahap perkembangannya

Analisis

1. Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.


2. Sekolah belum memperhatikan perkembangan psikologis anak, lingkup
dan kedalaman, kesinambungan, fungsi sekolah dan lingkungan siswa
Rekomendasi

Deskripsi

1. Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang SD/MI yaitu


pada konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
2. Menyesuaikan
alam dengan
sekitar, bangsa, danperkembangan
negara. siswa pada jenjang SMP/MTs yaitu
pada konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
3. Menyesuaikan
alam dengan
sekitar, bangsa, perkembangan
negara, dan kawasansiswa pada jenjang SMA /SMK yaitu
regional.
pada konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.
4.  Menyesuaikan dengan yang dipelajari pada jenjang pendidikan dan
sumber lain secara mandiri.
5. Menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak yang relevan dengan
tugas yang diberikan.
Analisis

1. Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang.


2. Sekolah belum memperhatikan perkembangan psikologis anak, lingkup
dan kedalaman, kesinambungan, fungsi sekolah dan lingkungan siswa
Rekomendasi

1. Peningkatan kompetensi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran


dengan menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran.
2. Sekolah perlu memperhatikan perkembangan psikologis anak, lingkup dan
kedalaman, kesinambungan, fungsi sekolah dan lingkungan siswa.

Deskripsi

1. Memiliki tim yang bertugas mengembangkan kurikulum sekolah.


2. Tim Pengembang Kurikulum meliputi seluruh guru mata pelajaran,
konselor (guru Bimbingan dan Konseling), dan komite sekolah atau
penyelenggara pendidikan dibuktikan dengan dokumen penugasan.
3. Sekolah memiliki pedoman pengembangan kurikulum yang diketahui tim
pengembang kurikulum sekolah sebagai dasar pengembangan
Analisis

1. Komitmen sekolah rendah dalam melibatkan pemangku kepentingan


dalam pengembangan kurikulum sekolah.
2.  Unsur dalam tim pengembang kurikulum tidak mengetahui dan
memahami pedoman pengembangan kurikulum sekolah sehingga tidak mau
terlibat mendalam.
3. Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah belum memberikan
akses kepada pemangku kepentingan
Rekomendasi

1. Adanya komitmen sekolah dalam melibatkan pemangku kepentingan


dalam pengembangan kurikulum sekolah
2. Peran aktif semua komponen yang terlibat dalam tim pengembang
kurikulum
3. Sekolah memiliki sistem informasi manajemen dalam memberikan akses
kapada pemangku kepentingan
Deskripsi

1. Sekolah menyusun KTSP sendiri yang telah mengacu kepada:


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016
tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016
tentang Standar Proses
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016
tentang Penilaian
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014
tentang KTSP pada pendidikan dasar dan menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 tahun 2013
tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 tahun 2013
tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK/MAK
2. Mengacu pada kerangka dasar yang meliputi:

Perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah.

Pengorganisasian muatan kurikuler sekolah.

Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru pada tingkat kelas.

Penyusunan kalender pendidikan sekolah.

Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal.


Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah , potensi atau karakteristik
daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Analisis

1. Sekolah kurang mendapatkan informasi tentang perubahan acuan dan


kerangka dasar dalam pengembangan KTSP.
2. Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah belum menyediakan
informasi terkait acuan kerangka dasar penyusunan.
3. Motivasi sekolah rendah untuk memahami acuan kerangka dasar
penyusunan KTSP.
4. Ketergantungan sekolah dengan pihak lain dalam penyusunan KTSP.

Rekomendasi

1. Sekolah perlu mendapatkan informasi tentang perubahan acuan dan


kerangka dasar dalam pengembangan KTSP
2. Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah harus menyediakan
informasi terkait acuan kerangka dasar penyusunan.
3. Sekolah harus memiliki motivasi untuk memahami acuan kerangka dasar
penyusunan KTSP.
4. Menghilangkan ketergantungan sekolah dengan pihak lain dalam
mengembangkan KTSP
Deskripsi

1. Tahapan Analisis, mencakup:

 Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kurikulum.

Analisis kebutuhan siswa, sekolah, dan lingkungan (analisis konteks).

Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.


2. Tahapan Penyusunan, mencakup:

Perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah.

Pengorganisasian muatan kurikuler sekolah.

Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru pada tingkat kelas.

Penyusunan kalender pendidikan sekolah.

Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal.


Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Tahapan penetapan yang dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil
rapat dewan pendidik sekolah dengan melibatkan komite sekolah.
4. Tahapan pengesahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya.
5. Kepala Sekolah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP.
6. Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang
kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP.
Analisis

1. Sekolah kurang memahami bahwa ada tahapan yang harus dilalui dalam
pengembangan KTSP.
2. Kesibukan tim pengembang kurikulum sekolah sehingga waktu yang
dimiliki terbatas untuk menjalankan seluruh prosedur tersebut.
3. Kerjasama dan koordinasi antara kepala sekolah, dewan pendidikan dan
komite sekolah belum optimal
Rekomendasi

1. Meningkatkan pemahaman guru terhadap tahapan pengembangan KTSP


2. Menjalin kerjasama dan koordinasi yang optimal antara kepala sekolah,
dewan pendidikan dan komite sekolah
Deskripsi

1. Sekolah memiliki perangkat kurikulum meliputi:

Pedoman kurikulum

Pedoman muatan lokal

Pedoman kegiatan ektrakurikuler

Pedoman pembelajaran

Pedoman penilaian hasil belajar oleh pendidik

Pedoman sistem kredit semester

Pedoman bimbingan dan konseling


Pedoman evaluasi kurikulum

Pedoman pendampingan pelaksanaan kurikulum

Pedoman pendidikan kepramukaan


2. Warga sekolah mendapatkan akses untuk mengetahui perangkat KTSP
yang dikembangkan sekolah.
Analisis

1. Jumlah perangkat yang dikembangkan banyak.

2. Kemampuan tim pengembang kurikulum terbatas.


3. Kerjasama dan koordinasi antara kepala sekolah, dewan pendidikan dan
komite sekolah belum optimal.
4. Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah belum menyediakan
akses terhadap perangkat KTSP
Rekomendasi

1. Peningkatan kemampuan tim pengembang kurikulum


2. Penyediaan Sistem Informasi Manajemen Sekolah yang menyediakan
akses terhadap perangkat KTSP

Deskripsi

1. Durasi setiap satu jam pembelajaran antara lain:

Untuk SD adalah 35 menit

Untuk SMP adalah 40 menit

Untuk SMA adalah 45 menit

Untuk SMK adalah 45 menit

2. Beban belajar per minggu dialokasikan sebagai berikut:

Kelas I 30 jam pelajaran

Kelas II 32 jam pelajaran

Kelas III 34 jam pelajaran

Kelas IV, V, dan VI 36 jam pelajaran

Kelas VII, VIII dan IX 38 jam pelajaran

Kelas X 42 jam pelajaran

Kelas XI dan XII 44 jam pelajaran


Kelas X, XI dan XII 48 jam pelajaran (khusus SMK)

3. per semester dialokasikan sebagai berikut:

Kelas I, II, III, IV, V 18-20 minggu

Kelas VI 18-20 minggu (semester ganjil);

14-16 minggu (semester genap);

Kelas VII dan VIII 18-20 minggu

Kelas IX 18-20 minggu (semester ganjil); 14-16 minggu (semester genap);

Kelas X dan XI 18-20 minggu

Kelas XII 18-20 minggu (semester ganjil); 14-16 minggu (semester genap);

4. Beban Belajar per tahun dialokasikan 36-40 minggu


5. Sekolah dapat menambah beban belajar 2 (dua) jam per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
Analisis

Hari efektif pembelajaran tidak memenuhi alokasi waktu yang ditentukan

Rekomendasi
Penetapan hari efektif pembelajaran sesuai dengan alokasi yang telah
ditentukan
Deskripsi

1. Bentuk pendalaman materi yang diatur berupa kegiatan pengarahan


materi, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
2. Terdapat kegiatan penugasan terstruktur berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik dan waktu
3. Terdapat kegiatan
penyelesaian mandiri
ditentukan olehtidak terstruktur berupa pendalaman materi
pendidik.
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik dan waktu
4. Beban belajar penugasan
penyelesaiannya terstruktur
diatur sendiri dan kegiatan mandiri untuk SD,
oleh siswa.
paling banyak 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
5. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk SMP,
bersangkutan.
paling banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.
6. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk
SMA/SMK, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
Analisis

1. Kompetensi pedagogik pendidik belum optimal.

2. Pendidik tidak menyusun sendiri rencana pembelajaran.

3. Bentuk pendalaman materi yang diketahui pendidik terbatas

Rekomendasi
1. Peningkatan kompetensi pedagogik guru

2. Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran

Deskripsi

1. Menyelenggarakan minimal 2 dari 4 aspek yang disediakan untuk mata


pelajaran seni budaya, prakarya, dan kewirausahaan.
2. Siswa mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester,
aspek yang diikuti dapat diganti setiap semester.
Analisis

Bukan merupakan mata pelajaran wajib sehingga kurang diprioritaskan

Rekomendasi
Penetapan mapel muatan lokal yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik
lokal.
Deskripsi

1. Menyediakan layanan ekstrakurikuler wajb yaitu Pendidikan Kepramukaan

2. Menyediakan layanan ekstrakurikuler pilihan meliputi:

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),

Palang Merah Remaja (PMR),

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR),

olah raga,

kesenian,

pembinaan kegiatan keagamaan,

dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi sekolah.

3. Menyediakan bimbingan karier

Analisis

1. Pendidik yang memiliki kompetensi sesuai bidang pembinaan siswa


terbatas.
2. Dana sekolah untuk menyediakan tenaga pembimbing ekstra kurikuler
terbatas
Rekomendasi
1. Peningkatan kompetensi guru yang sesuai dengan bidang pembinaan
siswa
2. Pengadaan dana khusus untuk penyediaan tenaga pembimbing ekstra
kurikuler

Deskripsi

1. Silabus dikembangkan dengan memuat komponen yang meliputi:

identitas mata pelajaran,

identitas sekolah,

kompetensi inti,

kompetensi dasar,

materi pokok,

kegiatan pembelajaran,

penilaian,

alokasi waktu,

sumber belajar.
2. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Isi dan Panduan Penyusunan KTSP untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran
tertentu.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari silabus

Analisis

1. Sekolah tidak mengembangkan silabus.

2. Ketergantungan kepada sumber lain dalam pengembangan silabus.

Rekomendasi

1. Sekolah diharapkan mampu mengembangkan silabus

2. Dalam pengembangan silabus, sumber lain hanya sebagai penunjang

Deskripsi

1. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan


Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu
2. Perencanaan pembelajaran memuat:
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar,
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
Kompetensi Dasar sesuai dengan silabus.
Indikator pencapaian kompetensi mencakup pengetahuan, sikap dan
ketrampilan.
Materi dan metode pembelajaran yang menyesuaikan rumusan indikator
pencapaian kompetensi
Analisis

Sekolah tidak mengembangkan silabus

Rekomendasi
Sekolah harus mengembangkan silabus yang mengarah pada pencapaian
kompetensi
Deskripsi

1. Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran


yang diampunya.
2. Guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP),
atau Perguruan Tinggi.
3. Setiap pendidik menyusun RPP yang terdiri atas komponen;

Identitas sekolah.

Identitas mata pelajaran.

Kelas/semester.

Materi pokok.

Alokasi waktu.

Tujuan pembelajaran.

Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

Materi pembelajaran.

Metode pembelajaran.

Media pembelajaran.

Sumber belajar.

Langkah-langkah pembelajaran.

Penilaian hasil pembelajaran.


4. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali
pertemuan atau lebih memperhatikan prinsip penyusunan RPP yang
meliputi:
Perbedaan individu siswa

Mendorong partisipasi aktif siswa


Berpusat pada siswa

Pengembangan budaya membaca dan menulis

Pemberian umpan balik dan tindak lanjut

Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antar komponen RPP


Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar dan keragaman budaya.
Menerapkan TIK

Analisis

1. Pendidik belum menyusun RPP secara mandiri atau menjiplak dari


pendidik lainnya.
2. Pendidik belum paham mekanisme penyusunan RPP
3. Pendidik tidak mendapat kesempatan aktualisasi diri dalam menyusun
RPP
Rekomendasi

1. Pendidik harus mampu menyusun RPP secara mandiri atau bekerjasama


dalam kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi
2. Pendidik harus paham mekanisme penyusunan RPP dan prinsip-prinsip
penyusunan RPP
Deskripsi

1. RPP dievaluasi oleh kepala sekolah dan pengawas

2. Sekolah memiliki dokumen evaluasi/telaah RPP

Analisis

1. Pengawasan proses pembelajaran tidak berjalan dengan optimal.

2. Kompetensi supervisi kepala sekolah dan pengawas rendah.

3. Kesibukan kepala sekolah dan pengawas

Rekomendasi

1. Perlu pengawasan saat pembelajaran


2. Kepala Sekolah dan pengawasan memiliki kompetensi yang mumpuni agar
maksimal dalam mengevaluasi RPP yang disusun pendidik
3. Melakukan supervis sesuai dengan jadwal yang sudah disusun
Deskripsi
Rasio siswa per rombel maksimum 28 siswa per rombel untuk SD, 32 siswa per
rombel untuk SMP dan 36 siswa per rombel untuk SMA/SMK.

Analisis

1. Besarnya jumlah BOS dan BOP yang diterima sekolah ditentukan oleh
banyaknya siswa sehingga banyak sekolah berlomba mencari siswa
sebanyak banyaknya.
2. Ruang kelas yang tersedia di sekolah kuantitasnya kurang dari rasio yang
ditentukan.
Rekomendasi

1. Adanya aturan yang mengikat dari Pemda terkait rasio per rombel

2. Menyediakan ruang kelas sesuai dengna rasio yang ditentukan

Deskripsi

1. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada siswa silabus mata
pelajaran
2. Guru memulai proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
3. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
4. Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan
pembelajaran;
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan
5. Mengajukan
dengan pertanyaan-pertanyaan
karakteristik dan jenjang siswa;yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
6. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
7. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
Analisis

1. RPP tidak disusun secara lengkap dan sistematis

2. Tidak ada supervisi akademik oleh kepala sekolah

Rekomendasi

1. Dalam menyusun RPP harus terlihat bagaimana cara mengelola kelas


sebelum memulai pembelajaran
2. Kepla sekolah harus melakukan supervisi akademik

Deskripsi
1. Berpusat pada siswa
2. Pembelajaran yang mengembangkan rasa keingintahuan dan pemahaman
baru bedasarkan pertanyaan siswa sendiri.
3. Menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian.
4. Kegiatan diatur seperti siklus/spiral dimana setiap pertanyaan mengarah
pada ide baru dan pertanyaan lain.
5. Memulai dengan bertanya, menganalisis, memberi solusi atau jawaban
yang tepat, berdiskusi dan merefleksikan terkait hasil serta mengulangi
bertanya kembali.
Analisis

1. Pemahaman pendidik dalam mendorong siswa mencari tahu masih


kurang.
2. Pendidik belum memahami model pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian
Rekomendasi

1. Pendidik harus meningkatkan kemampuannya dalam menciptakan


pembelajaran yan mendorong siswa mencari tahu
2. Pendidik sebaiknya mengikuti pelatihan tentang model pembelajaran
berbasis penyingkapan/ penelitian
Deskripsi

1. Pendidik mendorong siswa untuk melakukan pengamatan.


2. Pendidik mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang dapat
dijawab dengan pendekatan ilmiah.
3. Pendidik mendorong siswa mengumpulkan informasi untuk menjawab
pertanyaan yang dikemukakan.
4. Pendidik membantu siswa menggunakan alat dan perlengkapan yang
sesuai untuk mengolah dan menganalisa data dan informasi yang telah
5. Pendidik mendorong siswa untuk menarik kesimpulan dan memikirkan
dikumpulkan.
dengan kritis dan masuk akal untuk membuat penjelasan bedasarkan bukti
yang ditemukan.
6. Pendidik mendorong siswa untuk menyampaikan dan mempertahankan
hasil mereka kepada sesama siswa
Analisis

1. Perencanaan pembelajaran yang disusun belum memuat secara


menyeluruh dalam mengarahkan dan memfasilitasi pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah.
2. Kesulitan dalam menentukan strategi pembelajaran yang mampu
mengarahkan dan memfasilitasi pembelajaran.
Rekomendasi

RPP seharusnya memfasilitasi pembelajaran dengan pendekatan ilmiah

Deskripsi

1. Berfokus pada hasil pembelajaran yang mampu ditunjukkan oleh siswa.


2. Memfasilitasi siswa yang mampu menunjukkan penguasaan hasil
pembelajaran terkait KD yang diharapkan untuk mencapai KD selanjutnya.
3. Menyediakan akses materi pembelajaran kepada siswa untuk dapat
mengembangkan kompetensi mereka secara mandiri.
4. Melakukan penilaian sumatif secara berkala untuk mengidentifikasi hasil
pembelajaran siswa.
5. Lama ketuntasan pembelajaran beragam bergantung akan kecepatan
setiap siswa dalam menguasai KD yang diharapkan.
Analisis

1. Kesulitan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar yang paling penting


untuk dikuasai.
2. Kemampuan penilaian belum optimal.
3. Belum menemukan strategi yang tepat untuk mengatasi siswa yang
terkendala dalam menguasai pembelajaran.
Rekomendasi

1. Pendidik harus mampu mengidentifikasi kompetensi dasar yang paling


penting dikuasai siswa
2. Perlu optimalisasi penilaian yang berbasis kompetensi
3. Pendidik harus mampu menemukan strategi yang tepat dalam mengatasi
siswaa yang terkendala dalam menguasai pembelajarn
Deskripsi

1. Pembelajaran tematik terpadu di SD disesuaikan dengan tingkat


perkembangan siswa.
2. Proses pembelajaran di SMP disesuaikan dengan karakteristik kompetensi
yang mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan
tematik terpadu pada IPA dan IPS.
3. Karakteristik proses pembelajaran di SMASMK secara keseluruhan
berbasis mata pelajaran, dimana pendekatan tematik masih dipertahankan.
Analisis
Pengembangan konten pembelajaran yang mengintegrasikan antar disiplin
ilmu merupakan hal yang rumit bagi pendidik.

Rekomendasi
Pendidik perlu mengikuti pelatihan pengembangan konten pembelajaran yang
mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu
Deskripsi

1. Berfokus pada siswa

2. Guru berperan sebagai fasilitator

3. Bekerjasama dalam kelompok

4. Model pembelajaran yang dilakukan meliputi:


Memulai dengan memberikan permasalahan kepada siswa untuk
dipecahkan atau dipelajari lebih lanjut dalam bentuk skenario atau studi
Siswa menghimpun
kasus yang pengetahuan
menyerupai kehidupanyang telah mereka miliki, merumuskan
nyata.
pertanyaan tambahan dan mengidentifikasi hal yang membutuhkan
Siswa merencanakan
informasi lebih. pengumpulan informasi tambahan, melakukan
penelitian yang diperlukan dan berdiskusi untuk berbagi dan meringkas
hasil temuan mereka.
Menyajikan hasil kesimpulan yang berisikan satu atau lebih solusi/jawaban
atas hasil temuan atau bahkan tidak ada solusi/jawaban yang ditemukan.
Analisis
Terkendala dalam pemilihan permasalahan yang dapat dijadikan sebagai studi
kasus dalam pembelajaran

Rekomendasi
Pendidik membiasakan pembelajaran dengan jawadan yang kebenarannya
multidimensi agar pembelajaran berfokus kepada siswa
Deskripsi

1. Berfokus pada siswa dan karya/produk akhir yang dihasilkan.

2. Guru berperan sebagai fasilitator

3. Bekerjasama dalam kelompok

4. Model pembelajaran yang dilakukan meliputi:


Siswa menentukan tujuan menciptakan karya/produk akhir dan
mengidentifikasi penggunanya.
Siswa meneliti topik yang diangkat, merancang karya/produk dan
membuat perencanaan pengerjaan karya/produk.
Siswa melaksanakan pengerjaan, menyelesaikan permasalahan yang
timbul dalam pengerjaan dan menyelesaikan karya/produk akhir,
Siswa menunjukkan karya mereka dan mengevaluasi penggunaannya.
5. Proses membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tertentu dan
bedasarkan satu permasalahan kehidupan nyata atau lebih yang akan
diselesaikan oleh karya mereka.
Analisis

Kreatifitas pendidik dalam mengembangkan kreatifitas siswa kurang.

Rekomendasi
Menciptakan pembelajaran yang mengembangkan kreatifitas siswa menuju
keterampilan aplikatif
Deskripsi

1. Mengajarkan pada siswa untuk lebih menyadari dan menghargai proses


yang mereka lalui.
2. Menunjukkan bagaimana mengelola proses yang dilalui sebagai
pembelajaran yang lebih efektif untuk hidup mereka.
3. Membantu siswa untuk menyiapkan diri dalam menyusun strategi bagi diri
mereka sendiri untuk sukses mencapai tujuan mereka.
4. Mengenalkan dalam merumuskan strategi, memonitor dan mengevaluasi
atas pembelajaran yang dilalui oleh siswa.
Analisis

1. Pembinaan karakter siswa belum terintegrasi dengan baik dalam


pembelajaran intrakurikuler.
2. Guru kurang memperhatikan bahwa dirinya merupakan teladan bagi
siswa.
Rekomendasi

1. Mengintegrasikan pembinaan karakter siswa dalam pembelajaran


intrakurikuler
2. Guru harus menjadi teladan bagi siswa dalam menyusun strategi untuk
suses mencapai tujuan mereka
Deskripsi

1. Siswa berpastisipasi secara aktif.

2. Mengajak siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil.


3. Setiap siswa dalam kelompok mendapat kesempatan untuk berbagi
pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki.
4. Memberikan pekerjaan rumah yang menuntut siswa untuk berkolaborasi
dengan lingkungan keluarga dan masyarakat.
Analisis

1. Membutuhkan waktu yang lama.

2. Membutuhkan kemampuan fasilitasi tingkat lanjut.

3. Membutuhkan pengendalian yang efektif untuk mengelola kelas

Rekomendasi

1. RPP mencerminkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas
2. Guru bertindak sebagiai fasilitator

Deskripsi

1. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil
belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk siswa dan sumber daya
lain sesuai dengan karakteristik.
3. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar siswa.
Analisis
1. Jumlah siswa dalam kelas banyak sehingga menyulitkan guru untuk
memperhatikan perbedaan setiap individu siswa.
2. Membutuhkan strategi yang efektif.

Rekomendasi

1. Pembiasaan menghargai perbedaan individu dan latar belakang budaya


antar siswa dalm proses pembelajaran
2. Pendidik mampu menyusun startegi agar mampu menyesuaikan materi
pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belaar siswa
Deskripsi

1. Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan metode


pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap
mata pelajaran.
2. Metode pembelajaran antara lain:

ceramah,

demonstrasi,

diskusi,

belajar

mandiri,

simulasi,

curah pendapat,

studi kasus, seminar,

tutorial,

deduktif, dan

induktif.

Analisis

1. Sarana dan prasarana yang belum memadai.

2. Belum mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai.

Rekomendasi

1. Melengkapi sarana prasarana yang menunjang dalam melaksanakan


metode pembelajaran yang sudah ditentukan
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih metde pembelajaran yang
sesuai
Deskripsi
1. Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan media
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap
mata pelajaran.
2. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran bisa berupa
hasil karya inovasi guru maupun yang sudah tersedia
Analisis

1. Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan media


pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap
2. Media
mata pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran bisa berupa
pelajaran.
hasil karya inovasi guru maupun yang sudah tersedia 1. Sarana dan
prasarana yang belum memadai.
3. Belum mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai

Rekomendasi

1. Melengkapi media pembelajaran yang dibutuhkan pendidik


2. Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih media pembelajaran yang
sesuai
Deskripsi

1. Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan sumber belajar


yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap mata pelajaran.
2. Sumber belajar, dapat berupa:

buku,

media cetak dan elektronik,

alam sekitar, atau

sumber belajar lain yang relevan

analisis

1. Pendidik belum memanfaatkan sumberdaya yang ada.


2. Pendidik belum menemukan metode pemanfaatan sumber belajar yang
tepat
Rekomendasi

1. Pendidik harus mampu memanfaatkan sumber belajar yang ada


2. Pendidik harus menemukan metode pemanfaatn sumber belajar yang
tepat
Deskripsi
1. Mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil
yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok.
4. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
5. Mengakhiri pembelajaran sesuai jadwal yang ditetapkan. 

Analisis

1. Tidak ada supervisi akademik oleh kepala sekolah.

2. Waktu yang dialokasikan terpakai dalam kegiatan inti.

Rekomendasi

1. Perlunya supervisi akademik oleh kepala sekolah terkait mengelola kelas


saat menutu pembelajaran
2. Pendidik harus mampu membagi waktu sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun

Deskripsi

1. Menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.


2. Guru dalam proses pembelajaran melakukan penilaian otentik secara
komprehensif, baik di kelas, bengkel kerja, laboratorium, maupun tempat
praktik kerja, dengan menggunakan: angket, observasi, catatan anekdot,
dan refleksi.
Analisis

1. Belum memahami prosedur penilaian otentik dengan baik

2. Instrumen yang digunakan banyak.

Rekomendasi

1. Pendidik harus memahami prosedur penilaian otentik dengan baik

2. Penyederhanaan instruen penilian

Deskripsi

1. Guru memanfaatkan hasil penilaian otentik untuk merencanakan program


remedial, pengayaan, atau pelayanan konseling.
2. Hasil penilaian otentik dimanfaatkan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai Standar Penilaian Pendidikan.
Analisis

Guru yang dapat melakukan penilaian otentik secara komprehensif terbatas

Rekomendasi

Pendidik harus membiasakan diri dalam memanfaatkan hasil penilaian otentik

Deskripsi

1. Dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas secara berkala


dan berkelanjutan
2. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
3. Pemantauan dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis

1. Komitmen kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi belum


terlaksana dengan baik.
2. Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan
berkelanjutan
Rekomendasi

1. Kepala sekolah harus komitmen menjalankan tugasnya sebagai supervisor

2. Perlunya penyusunan jadwal pembinaan dari pengawas secara berkala

Deskripsi

1. Kepala sekolah melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi proses


pembelajaran terhadap guru setiap tahun.
2. Dibuktikan dengan memeriksa dokumen bukti pelaksanaan supervisi
proses pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah atau guru senior
3. Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah pada tahap
yang diberi wewenang oleh kepala sekolah.
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang
ditindaklanjuti dengan cara: pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan.
Analisis

1. Komitmen kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi belum


terlaksana dengan baik.
2. Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan
berkelanjutan.
Rekomendasi

1. Kepala sekolah harus komitmen menjalankan tugasnya sebagai supervisor


2. Perlunya penyusunan jadwal pembinaan dari pengawas secara berkala

Deskripsi

1. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di


akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes
lisan/perbuatan, dan tes tulis.
2. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi
hasil pembelajaran
Analisis

1. Komitmen kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi belum


terlaksana dengan baik.
2. Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan
berkelanjutan.
Rekomendasi

1. Kepala sekolah harus komitmen menjalankan tugasnya sebagai supervisor

2. Perlunya penyusunan jadwal pembinaan dari pengawas secara berkala

Deskripsi

1. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran


disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesian pendidik secara berkelanjutan.
2. Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar.
Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Analisis

1. Terbatasnya laporan hasil pengawasan proses pembelajaran


2. Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan
berkelanjutan
Rekomendasi

1. Membuat rencana tindak lanjut hasil suervisi

2. Menjalankan reencana tndak lanjut yang telah disusun

Deskripsi
1. Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi
deskriptif mengenai perilaku siswa.
2. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur penguasaan
pengetahuan siswa.
3. Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
4. Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan/atau Pemerintah. 
Analisis
Perangkat penilaian terutama untuk penilaian sikap memiliki indikator penilaian
yang tidak lengkap

Rekomendasi
1.         Penilaian terhadap siswa harus mencakup ranah sikap
pengetahuan dan keterampilan dan memperhatikan indikator-
indikator dalam penilaian
2.         Perlunya pembinaan oleh pengawas dan kepala sekolah
terkait cakupan penilaian
Deskripsi

1. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan siswa


disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
2. Penilaian aspek sikap dilakukan dengan mendeskripsikan perilaku siswa.
3. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan melaporkan hasil
penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
4. Penilaian aspek keterampilan dilakukan dengan melaporkan hasil
penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi
Analisis

1. Kemampuan pendidik untuk mendeskripsikan capaian siswa dalam bentuk


kalimat yang mendidik masih terbatas.
2. Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belum maksimal

3. Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian

Rekomendasi
1.         Pendidik hendaknya memiliki kemampuan dalam
mendeskripsikan capaian siswa dalam bentuk kalimat
2.         Perluny a pelatihan tentang penilaian bagi pendidik
3.         Pemerintah hendaknya tidak terlalu sering melakukan
perubahan peraturan terkait penilaian

Deskripsi

1. Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
2. Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
3. Penilaian dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi mekanisme,
prosedur, teknik, maupun hasilnya.
4. Perangkat penilaian dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan 

Analisis

1. Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belum maksimal.

2. Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian.

3. Sekolah belum mampu mengembangkan perangkat penilaian

Rekomendasi
1.         Dalam melakukan penilaian, pendidik harus obyektif dan
berdasarkan prosedur dan kriteria yang telah ditentukan
2.         Sekolah hendaknya mampu mengembangkan perangkat
penilaian
3.         Pemerintah hendaknya tidak terlalu sering melakukan
perubahan peraturan terkait penilaian

Deskripsi

1. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian


berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
2. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
perkembangan siswa
penilaian akhir dan/atau ujian sekolah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
3. Memiliki prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan yang dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan
Analisis

1. Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belum maksimal.

2. Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian.


3. Sekolah belum mampu mengembangkan perangkat penilaian secara
mandiri
Rekomendasi

1.         Perluny a pelatihan tentang penilaian bagi pendidik

2.         Pendidik hendaknya melengkapi perangkat teknik penilaian


3.         Perlunya pembinaan oleh pengawas dan kepala sekolah
terkait teknik penilaian
4.         Sekolah hendaknya mampu mengembangkan perangkat
penilaian

Deskripsi
1. Ditindaklanjuti untuk memperbaiki proses pembelajaran.
2. Ditindaklanjuti untuk melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
3. Ditindaklanjuti untuk menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta
kriteria dan/atau kenaikan kelas siswa.
4. Program penilaian hasil belajar ditinjau secara periodik berdasarkan data
kegagalan/kendala pelaksanaan program termasuk temuan penguji
eksternal.
5. Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telah dinilai

Analisis

1. Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belum maksimal.

2. Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian.

3. Kurangnya pembinaan dari pengawas dan penyelenggara pendidikan

Rekomendasi1.         Pendidik hendaknya menindaklanjuti hasil laporan penilaian


baik untuk perbaikan proses pembelajaran, penjaminan mutu
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan serta penetapan
kriteria ketuntasan minimal serta kriteria dan/atau kenaikan kelas
2.         Hasil kera siswa sebaiknya dikembalikan kepada siswa, agar
siswa
siswa bisa memperbaiki diri
Deskripsi

1. Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau, didokumentasikan


secara sistematis.
2. Sekolah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik, komite
sekolah , dan institusi di atasnya.
3. Pelaporan proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan oleh
4. Pelaporan
wali penilaian
kelas atau dilakukan oleh pendidik disampaikan kepada
guru kelas;
pesertadidik dan orang tua dalam bentuk rapor dan/atau paspor
keterampilan yang berisi tentang skor disertai dengan deskripsi capaian
5. Pendidik memiliki dokumen laporan hasil penilaian pada setiap akhir
kompetensi.
semester atau tahun dalam bentuk laporan prestasi belajar siswa.
6. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik
Analisis

 Analisis Penyebab Standar Mutu Tidak Tercapai

1. Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belum maksimal.

2. Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian.

3. Kurangnya pembinaan dari pengawas dan penyelenggara pendidikan

Rekomendasi
 Sekolah harus melakukan pelaporan penilaian secara periodik kepada orang
tua peserta didik, dan institusi diatasnya
Deskripsi
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yang relevan

Analisis

1. Pendidik pada umumnya belum mampu menyusun instrumen penilaian


dengan benar.
2. Jumlah siswa melebihi kemampuan pendidik dalam melakukan penilaian

Rekomendasi

1.         Memberikan pelatihan tentang penilaian kepada pendidik


2.         Perlunya pembinaan oleh pengawas dan kepala sekolah
terkait instrumen penilaian aspek sikap
3.         Perlunya prosedur dan teknik penilaian sikap yang
memerhatikan rasio jumlah siswa dengan jumlah pendidik

Deskripsi
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai

Analisis

1. Pendidik pada umumnya belum mampu menyusun instrumen penilaian


dengan benar.
2. Jumlah siswa melebihi kemampuan pendidik dalam melakukan penilaian

Rekomendasi

1.         Memberikan pelatihan tentang penilaian kepada pendidik


2.         Perlunya pembinaan oleh pengawas dan kepala sekolah
terkait instrumen penilaian aspek pengetahuan
3.         Perlunya prosedur dan teknik penilaian sikap yang
memerhatikan rasio jumlah siswa dengan jumlah pendidik
Deskripsi
Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai. 

Analisis

1. Pendidik pada umumnya tidak menyusun Instrumen penilaian dengan


benar.
2. Jumlah siswa melebihi kemampuan pendidik melakukan penilaian

Rekomendasi

1.         Memberikan pelatihan tentang penilaian kepada pendidik


2.         Perlunya pembinaan oleh pengawas dan kepala sekolah
terkait instrumen penilaian aspek keterampilan
3.         Perlunya prosedur dan teknik penilaian sikap yang
memerhatikan rasio jumlah siswa dengan jumlah pendidik

Deskripsi

1. Prosedur penilaian pendidikan dilakukan melalui:

Penilaian hasil belajar oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh sekolah

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

2. Prosedur penilaian oleh Pendidik:

Pendidik menetapkan tujuan penilaian melalui telaah/analisis KI/KD

Pendidik menyusun kisi-kisi penilaian

Pendidik merancang instrumen dan pedoman penilaian


Pendidik melakukan analisis kualitas instru-men berkaitan dengan
persebaran, tingkat kesulitan, materi, bahasa.
Pendidik melakukan penilaian pada aspek sikap, pengetahu an dan
keterampilan
Pendidik melakukan pengolahan dan analisis dan mengintepretasikan
hasil
Pendidik melaporkan hasil penilaian

Pendidik memanfaatkan hasil penilaian

3. Prosedur penilaian oleh sekolah:

Sekolah menetapkan KKM

Sekolah menyusun kisi-kisi penilaian

Sekolah merancang instrumen dan pedom an penskoran


Sekolah melakukan analisis kualitas instrumen berkaitan dengan
persebaran, tingkat kesulitan, materi, bahasa.
Sekolah melakukan penilaian pada aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan
Sekolah melakukan pengolahan dan analisis dan meng-intepretasikan
hasil
Satuan pendidik melaporkan hasil penilaian

Sekolah memanfaatkan laporan penilaian sebagai evaluasi pendidikan


Analisis

1. Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belum maksimal

2. Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian

Rekomendasi

1.         Memberikan pelatihan tentang penilaian kepada pendidik


2.         Pemerintah hendaknya tidak terlalu sering melakukan
perubahan peraturan terkait penilaian
Deskripsi

1. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:

mengamati perilaku siswa selama pembelajaran;


mencatat perilaku siswa dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
menindaklanjuti hasil pengamatan; dan

mendeskripsikan perilaku siswa.

2. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:

menyusun perencanaan penilaian;

mengembangkan instrumen penilaian;

melaksanakan penilaian;

memanfaatkan hasil penilaian; dan


melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
3. Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:

menyusun perencanaan penilaian;

mengembangkan instrumen penilaian;

melaksanakan penilaian;

memanfaatkan hasil penilaian; dan


melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi
analisis

1. Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belum maksimal

2. Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian


Rekomendasi

1.         Memberikan pelatihan tentang penilaian kepada pendidik


2.         Perlunya pembinaan oleh pengawas dan kepala sekolah
terkait prosedur penilaian berdasarkan masing-masing ranah yang
akan dinilai
Deskripsi

1. Kenaikan kelas dan kelulusan siswa dari satuan pendidikan ditetapkan


melalui rapat dewan pendidik.
2. Pertimbangan penentuan kelulusan siswa:

Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

Ujian sekolah.

Ujian sekolah berstandar nasional.

Penilaian sikap.

Penilaian pengetahuan.

Penilaian keterampilan

Analisis

Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian

Rekomendasi
1.         Penentuan kelulusan siswa harus ditetapkan melalui rapat
dewan pendidik
2.         Pemerintah hendaknya tidak terlalu sering melakukan
perubahan peraturan terkait penilaian

Analisis
Analisis
 Analisis
 Analisis
 Analisis
Analisis
 Analisis
Analisis
 Analisis
Analisis

 Analisis

 Analisis
Analisis
Analisis

Analisis
 Analisis

Analisis
Analisis
 Analisis
 Analisis

 Analisis
 Analisis
 Analisis

 Analisis
 Analisis
 Analisis
 Analisis
 Analisis
 Analisis

 Analisis

 Analisis

 Analisis

 Analisis
 Analisis
 Analisis
 Analisis

 Analisis

 Analisis

Analisis
Analisis
Analisis
Analisis

 Analisis

 Analisis
 Analisis
Analisis

 Analisis

Analisis

 Analisis

Anda mungkin juga menyukai