Anda di halaman 1dari 13

JHeS, Vol 2, No 1, Maret 2018, Hal.

111 - 123
110-122
ISSN print: 2549-3345, ISSN online: 2549-3353
DOAJ: http://doaj.org/toc/2549-3353
Google scholar: https://scholar.google.co.id
Sinta: sinta.ristekdikti.go.id
Tersedia online di https://ejournal.unisayogya.ac.id

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu


Lansia

Wiwit Desi Intarti, Siti Nur Khoriah


Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap
Email: wiwit.desti1982@gmail.com

Abstract: Posyandu elderly is a Community Center in the health care effort. The
purpose of the research is to analyze the factors of gender, education,
employment, family support, and distance support cadres of posyandu service
quality towards the utilization of posyandu elderly health centers in the region
North of Cilacap II. The type of research that used cross sectional observational
approach to know the factors associated with utilization of posyandu elderly. Data
analysis using statistical tests of correlation Pearson Product Moment on CI 95%.
Statistical tests provide results significantly to gender p 0.182, job=0106, support
family p = 0.481, support cadres p=0.443, quality posyandu p=0.558.

Keywords: utilization; posyandu; elderly; factors

Abstrak: Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya


pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, jarak, dukungan keluarga dan dukungan kader kualitas
pelayanan posyandu terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah Kerja
Puskesmas Cilacap Utara II. Jenis penelitian yang digunakan observasional
pendekatan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan posyandu lansia. Analisis data menggunakan uji statistik
Korelasi Pearson Product Moment pada CI 95%. Uji statistik memberikan hasil
signifikan untuk jenis kelamin p=0,182, pekerjaan p= 0,106, dukungan keluarga
p= 0,481, dukungan kader p= 0,443, kualitas posyandu p= 0,558.

Kata kunci: pemanfaatan; posyandu; lansia; faktor-faktor


Wiwit Desi Intarti, Siti Nur Khoriah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan..... 111

PENDAHULUAN
Memperhatikan Peraturan masalahan yang sangat mendasar pada
Menteri Kesehatan Republik Indonesia lanjut usia adalah masalah kesehatan
Nomor 25 Tahun 2016 tentang akibat proses degeneratif, hal ini
Rencana Aksi Nasional Kesehatan ditunjukkan oleh data pola penyakit
Lanjut Usia Tahun 2016-2019, bahwa pada lanjut usia.
pemerintah berkewajiban untuk men- Usia lanjut atau lanjut usia
jamin ketersediaan fasilitas pelayanan adalah seseorang yang berusia 60
kesehatan dan memfasilitasi pengem- tahun atau lebih, yang secara fisik
bangan kelompok lanjut usia serta terlihat berbeda dengan kelompok
berupaya melakukan pemeliharaan ke- umur lainnya (Depkes RI, 2003).
sehatan bagi lanjut usia bertujuan Menurut rumusan WHO, batasan
untuk menjaga agar para lanjut usia lanjut usia adalah usia pertengahan
tetap sehat, mandiri dan produktif (middle age) yaitu antara usia 45-59
secara sosial dan ekonomi. tahun, lanjut usia (elderly) yaitu antara
Hasil sensus penduduk tahun usia 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
2010 menunjukkan bahwa Indonesia yaitu antara usia 75-90 tahun, usia
termasuk lima besar negara dengan sangat tua (very old) yaitu di atas usia
jumlah penduduk lanjut usia terbanyak 90 tahun.
di dunia, yang mencapai 18,1 juta jiwa Posyandu lansia adalah pos
atau 7,6% dari total penduduk. Badan pelayanan terpadu untuk masyarakat
Pusat Statistik (2013) memproyeksi- usia lanjut di suatu wilayah tertentu
kan, jumlah penduduk lanjut usia yang sudah disepakati, yang digerak-
diperkirakan akan meningkat menjadi kan oleh masyarakat dimana mereka
27,1 juta jiwa pada tahun 2020, bisa mendapatkan pelayanan kesehat-
menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun an. Posyandu lansia merupakan pe-
2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035. ngembangan dari kebijakan pe-
Perhatian pemerintah terhadap merintah melalui pelayanan kesehatan
keberadaan lanjut usia ini cukup besar bagi lansia yang penyelenggaraan-nya
salah satunya di bidang kesehatan, melalui program puskesmas dan dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun penyelenggaraannya melibatkan peran
2009 tentang Kesehatan menyebutkan serta para lansia, keluarga, tokoh
bahwa upaya untuk meningkatkan dan masyarakat dan organisasi sosial
memelihara kesehatan masyarakat di- (Depkes RI, 2003).
laksanakan berdasarkan prinsip non Posyandu Lansia adalah suatu
diskriminatif, partisipatif dan ber- wadah pelayanan bagi usia lanjut di
kelanjutan. masyarakat, dimana proses pem-
Untuk mewujudkan hal terse- bentukan dan pelaksanaannya di-
but pemerintah berkewajiban untuk lakukan oleh masyarakat bersama
menjamin ketersediaan fasilitas pe- Lembaga Swadaya Masyarakat
layanan kesehatan dan memfasilitasi (LSM), lintas sektor pemerintah dan
pengembangan kelompok lanjut usia. non-pemerintah, swasta, organisasi
Makin bertambah usia, makin besar sosial, dengan menitik beratkan pe-
kemungkinan seseorang mengalami layanan pada upaya promotif dan
permasalahan fisik, jiwa, spiritual, preventif (Notoatmodjo, 2007).
ekonomi dan sosial. Salah satu per- Berdasarkan Riset Kesehatan
112 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 110-122

Dasar (Riskesdas) tahun 2013, lainnya. Juga bisa dilaksanakan di Pos


penyakit terbanyak pada lanjut usia Pembinaan Terpadu PTM yang ada di
terutama adalah penyakit tidak masyarakat.
menular antara lain hipertensi, osteo Masalah utama bagi para lanjut
artritis, masalah gigi-mulut, Penyakit usia adalah pemenuhan kebutuhan
Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan pelayanan kesehatan, oleh karena itu
Diabetes Mellitus (DM). Hipertensi perlu dikembangkan pelayanan kese-
merupakan faktor resiko yang sangat hatan yang lebih mengutamakan upaya
kuat berpengaruh terhadap penyakit peningkatan, pencegahan, dan peme-
kardiovaskular dan tergolong penyakit liharaan kesehatan disamping upaya
yang mematikan (Conference of penyembuhan dan pemulihan. Lang-
Hypertension Epidemiology, 2017). kah-langkah konkrit yang harus di-
Hipertensi masih merupakan laksanakan secara berkesinambungan
tantangan besar di Indonesia, terlihat dalam rangka peningkatan derajat
dari prevalensi yang masih tinggi, kesehatan lanjut usia untuk mencapai
yaitu sebesar 25,8% (Riskesdas, 2013). lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif,
Walaupun berbagai macam jenis obat produktif dan berdaya guna bagi
sudah tersedia secara efektif, namun keluarga dan masyarakat adalah de-
pengontrolan hipertensi belum ade- ngan pemanfaatan Posyandu Lansia.
kuat. Hipertensi atau tekanan darah Posyandu Lansia merupakan
tinggi didefinisikan sebagai peningkat- pusat kegiatan masyarakat dalam upa-
an tekanan darah sistolik lebih dari ya pelayanan kesehatan dan keluarga
140 MmHg dan tekanan darah distolik berencana. Posyandu adalah pusat
lebih dari 90 MmHg pada dua kali pelayanan keluarga berencana dan
pengukuran dengan selang waktu lima kesehatan yang dikelola dan diseleng-
menit dalam keadaan cukup istirahat garakan untuk dan oleh masyarakat
atau tenang (Infodatin, 2013). dengan dukungan teknis dari petugas
Hasil Riskesdas 2013 kesehatan dalam rangka pencapaian
menunjukkan angka prevalensi hiper- Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejah-
tensi secara nasional (25,8%), jika tera (NKKBS). Tidak semua kelompok
dibanding hasil Riskesdas tahun 2007 lanjut usia memanfaatkan Posyandu
(31,7/1000) menunjukkan adanya pe- Lansia dalam hal asuhan kesehatan
nurunan angka prevalensi, namun hal lansia dan permasalahannya, karena
ini tetap perlu diwaspadai mengingat ketidaktahuannya akan pentingnya
hipertensi merupakan salah satu faktor manfaat Posyandu Lansia dan layanan
risiko penyakit degeneratif antara lain yang terdapat di dalamnya. Adapun
penyakit jantung, stroke dan penyakit tujuan penelitian adalah menganalisis
pembuluh darah lainnya. faktor struktur sosial (pendidikan,
Pengukuran tekanan darah pekerjaan), dan faktor penunjang
merupakan salah satu kegiatan deteksi pelaksana (jarak, dukungan keluarga
dini terhadap faktor risiko PTM seperti dukungan kader, kualitas pelayanan
hipertensi, stroke, jantung, kelainan posyandu) terhadap pemanfaatan
fungsi ginjal atau yang lainnya. Posyandu Lansia di wilayah kerja
Kegiatan ini bisa dilaksanakan di Puskesmas Cilacap Utara II Kabupaten
setiap fasilitas kesehatan termasuk Cilacap.
puskesmas atau klinik kesehatan
Wiwit Desi Intarti, Siti Nur Khoriah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan..... 113

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di ngetahui faktor-faktor yang ber-
Posyandu Lansia wilayah kerja hubungan dengan pemanfaatan
Puskesmas Cilacap Utara II. Populasi Posyandu Lansia di wilayah kerja
dalam penelitian ini adalah seluruh Puskesmas Cilacap Utara II. Variabel
kelompok lanjut usia di Wilayah Kerja dalam penelitian ini terdiri dari
Puskesmas Cilacap Utara II. Teknik variabel dependen (variabel terikat)
pengambilan sampel dengan teknik pemanfaatan Posyandu Lansia,
purposive sampling. sedangkan variabel independen
Data dikumpulkan melalui (variabel bebas) yaitu karakteristik
pengumpulan data primer yaitu demografi (umur), struktur sosial
melalui kuesioner yang diberikan (pendidikan, pekerjaan), faktor penun-
peneliti dan wawancara langsung un- jang pelaksana (kualitas pelayanan
tuk mengetahui faktor-faktor yang posyandu, jarak, kualitas pelayanan
berhubungan dengan pemanfaatan bidan, dukungan keluarga, dukungan
Posyandu Lansia di wilayah kerja kader).
Puskesmas Cilacap Utara II. Data Uji statistik yang digunakan
sekunder adalah data yang diperoleh adalah uji korelasi Pearson Product
dari catatan dan laporan kader untuk Moment pada tingkat kepercayaan
mengetahui jumlah kelompok lanjut 95% dengan menggunakan program
usia yang ada di wilayah kerja komputer (SPSS), dimana taraf
Puskesmas Cilacap Utara II. signifikan sebesar 0,05, sehingga bila
Jenis penelitian yaitu obser- ditemukan hasil analisis statistik
vasional dengan pendekatan cross p<0,05 maka variabel dinyatakan
sectional. Penelitian ini merupakan berhubungan secara signifikan.
(explanatory research) untuk me-

HASIL DAN PEMBAHASAN


Distribusi data yang me- dijelaskan tabel-tabel di bawah berikut
nunjukan karateristik responden penjelasannya.

Tabel 1. Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentase (%)
Perempuan 38 63,33
Laki-laki 22 36,66
Jumlah 60 100
Sumber: Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Berdasarkan tabel 1 respon-den Maka dapat disimpulkan bahwa


perempuan berjumlah 38 (63,33%), mayoritas responden berjenis kelamin
responden laki-laki berjumlah 22 perempuan.
(36,66%) dari selu-ruh responden.
114 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 110-122

Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Usia


Usia Frekuensi Persentase
(tahun) (N) (%)
45-59 16 26,66
60-74 29 48,33
75-90 15 25
Jumlah 60 100
Sumber : Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Tabel 2 menunjukan kelom- tahun berjumlah 29 (48,33%) dan


pok lanjut usia yaitu kelompok kelompok usia 75-90 tahun
usia 45-59 tahun berjumlah 16 berjumlah 15 (25%) dari seluruh
(26,66%), kelompok usia 60-74 responden.

Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan


Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
(N) (%)
TDK SEKOLAH-
SD 51 85
SMP 5 8,33
SMA 4 6,66
Jumlah 60 100
Sumber: Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Tabel 3 menunjukan bahwa (6,66%). Kesimpulannya adalah ma-


responden terdiri dari kelompok lansia yoritas tingkat pendidikan responden
tidak sekolah dan SD 51 responden tidak berpendidikan dan Sekolah
(85%), kelompok SMP 5 responden Dasar.
(8,33%), kelompok SMA 4 responden

Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan


Frekuensi Persentase
Pekerjaan
(N) (%)
Tidak Bekerja 30 50
Buruh 21 35
Pedagang 5 8,33
Pensiunan 4 6,66
Jumlah 60 100
Sumber: Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Tabel 4 menunjukan pekerjaan pensiunan sejumlah 4 responden


responden terdiri dari kelompok lansia (6,66%). Maka dapat disimpulkan
tidak bekerja 30 responden (50%), bahwa mayoritas responden tidak
bekerja sebagai buruh 21 responden bekerja.
(35%), pedagang 5 responden (8,33%),
Wiwit Desi Intarti, Siti Nur Khoriah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan..... 115

Tabel 5. Distribusi Responden berdasarkan Jarak


Frekuensi Persentase
Jarak
(N) (%)
Terjangkau 50 83,33
Tidak Terjangkau 10 16,66
Jumlah 60 100
Sumber: Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Tabel 5. Menunjukan ke- seluruh responden. Dapat disimpulkan


terjangkauan Posyandu terdiri dari bahwa mayoritas responden memiliki
kelompok akses terjangkau berjumlah keterjangkauan yang mudah untuk ke
50 (83,33%) dan kelompok akses tidak Posyandu.
terjangkau berjumlah 10 (16,66%) dari

Tabel 6. Distribusi Responden berdasarkan Dukungan Keluarga


Dukungan Frekuensi Persentase
Keluarga (N) (%)
Baik 45 75
Kurang Baik 15 25
Jumlah 60 100
Sumber: Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Berdasarkan Tabel 6 sebanyak 15 (25%) dari seluruh


menunjukkan bahwa responden yang responden. Kesimpulannya adalah
mendapat dukungan keluarga se- mayoritas keluarga responden men-
banyak 45 (75%) dan responden yang dukung Posyandu Lansia.
kurang mendapat dukungan keluarga

Tabel 7. Distribusi Responden berdasarkan Dukungan Kader


Frekuensi Persentase
Dukungan Kader
(N) (%)
Baik 41 68,33
Kurang Baik 19 31,66
Jumlah 60 100
Sumber :Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Tabel 7 menunjukan bahwa oleh kader. Kesimpulannya adalah ma-


sebanyak 41 responden (68,33 %) di- yoritas responden mendapat dukungan
dukung oleh kader, sebanyak 19 kader mengenai Posyandu Lansia.
responden (31,66%) kurang didukung
116 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 110-122

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Posyandu


Frekuensi Persentase
Kualitas Pelayanan
(N) (%)
Baik 45 75
Tidak Baik 15 25
Jumlah 60 100
Sumber: Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Berdasarkan Tabel 8 menunjuk- baik berjumlah 15 responden (25%).


kan bahwa responden menilai kualitas Dapat disimpulkan bahwa kualitas
Posyandu baik sebanyak 45 responden Posyandu Lansia baik
(75%) dan kualitas Posyandu tidak
.

Tabel 9. Distribusi Responden berdasarkan Pemanfaatan Posyandu


Lansia
Frekuensi Persentase
Variabel dependen
(N) (%)
Memanfaatkan 29 48,33
Tidak
Memanfaatkan 31 51,66
Jumlah 100
Sumber: Data olahan sendiri berdasarkan data primer

Tabel 9 menunjukan bahwa masing variable independent (jenis


sebanyak 29 responden (48,33%) kelamin, pendidikan, pekerjaan, jarak,
memanfaatkan Posyandu Lansia dan dukungan keluarga, dukungan kader,
sebanyak 31 responden (51,66%) tidak kualitas posyandu) dengan variabel
memanfaatkan Posyandu Lansia. dependen (pemanfaatan Posyandu
Maka dapat disimpulkan bahwa Lansia). Pengujian analisis bivariat
mayoritas responden tidak me- dilakukan dengan menggunakan uji
manfaatkan pelayanan Posyandu lan- korelasi Pearson Product Moment
sia. secara terperinci, berdasarkan hasil
Analisis bivariat dimaksudkan analisi diperoleh hasil pada tabel
untuk mengetahui hubungan masing- berikut ini.
Wiwit Desi Intarti, Siti Nur Khoriah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan..... 117

Tabel 10. Hasil Analisis Bivariat Tentang Hubungan Variabel Bebas dengan
Pemanfaatan Posyandu Lansia

Koefisien Signifikansi
Variabel
Korelasi
Jenis Kelamin 0,182 0,001
Pendidikan 0,225 0,084
Pekerjaan 0,106 0,001
Jarak 0,164 0,210
Dukungan 0,481 0,001
Keluarga
Dukungan Kader 0,443 0,001
Kualitas Posyandu 0,558 0,001

Hasil analisis univariat me- responden (6,66%). Kesimpulannya


nunjukkan jenis kelamin responden adalah mayoritas tingkat pendidikan
perempuan berjumlah 38 (63,33%), responden tidak berpendidikan dan
responden laki-laki berjumlah 22 Sekolah Dasar.
(36,66%) dari seluruh responden. Hasil analisis bivariat
Mayoritas responden berjenis kelamin menunjukan p=0,225 dan p-
perempuan. Hasil analisis bivariat me- value=0,084 dan besarnya Į=0,05
nunjukan p=0,182 dan p-value=0,001 sehingga jika dibandingkan pv>Į
dan besarnya Į=0,05 sehingga jika (0,084>0,05) maka Ho diterima,
dibandingkan pv<Į (0,001<0,05) maka artinya tidak terdapat hubungan yang
Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan lansia
signifikan antara jenis kelamin lansia dengan pemanfaatan Posyandu Lansia.
dengan pemanfaatan Posyandu Lansia, Semakin tinggi pendidikan maka pe-
walaupun hubungan yang sangat ren- manfaatan Posyandu Lansia semakin
dah yaitu sebesar 0,182 antara jenis rendah. Mereka cenderung me-
kelamin dengan pemanfaatan Pos- manfaatkan fasilitas kesehatan misal-
yandu Lansia. nya puskesmas ataupun rumah sakit.
Penelitian ini menunjukan Hal ini tidak sesuai dengan hasil
bahwa yang aktif dalam mengikuti penelitian yang dilakukan oleh
kegiatan dan memanfaatkan posyandu Purwadi (2011) bahwa pendidikan
yaitu lansia perempuan. Hal ini yang kurang akan menghambat
menunjukan bahwa lansia perempuan perkembangan sikap seseorang terha-
lebih perhatian akan kondisi kesehatan dap nilai-nilai baru yang diperkenal-
tubuh dibandingkan lansia laki-laki. kan.
Lansia perempuan lebih rajin untuk Tingkat pendidikan seseorang
mencari informasi dan solusi per- akan mempengaruhi tingkat penge-
masalahan kesehatan di usia tua. tahuan yang akan mempengaruhi peri-
Pendidikan responden terdiri laku individu, dimana semakin tinggi
dari kelompok lansia tidak sekolah dan pendidikan maka pengetahuan sema-
SD sebanyak 51 responden (85%), kin bertambah dan semakin tinggi pula
kelompok SMP sebanyak 5 responden kesadaran untuk pemeliharaan ke-
(8,33%), kelompok SMA sebanyak 4 sehatan. Lansia melakukan peme-
118 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 110-122

liharaan kesehatan di puskesmas bisa dilakukan dengan pemanfaatan


ataupun di rumah sakit. Karena rumah Posyandu Lansia. Hal ini sejalan
sakit adalah suatu organisasi sosial dan dengan penelitian Henniwati (2008)
kesehatan dengan fungsi menyediakan bahwa pekerjaan merupakan faktor
pelayanan paripurna (komprehensif), yang mempengaruhi kunjungan lansia
penyembuhan penyakit (kuratif) dan ke Posyandu lansia.
pencegahan penyakit (preventif) Responden yang menyatakan
kepada masyarakat. Hal ini sejalan jarak tempuh Posyandu Lansia ter-
dengan Undang-undang nomor 44 jangkau berjumlah 50 (83,33%) dan
Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang responden yang menyatakan tidak
dimaksudkan dengan rumah sakit terjangkau berjumlah 10 (16,66%)
adalah institusi pelayanan kesehatan maka mayoritas responden memiliki
yang menyelenggarakan pelayanan keterjangkauan yang mudah untuk
kesehatan perorangan secara paripurna datang ke posyandu. Hasil analisis
yang menyediakan pelayanan rawat bivariat menunjukan p=0,164 dan p-
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. value=0,210 dan besarnya Į=0,05
Hasil analisis univariat sehingga jika dibandingkan pv>Į
menunjukan pekerjaan responden (0,210>0,05) maka Ho diterima,
terdiri dari kelompok lansia tidak artinya tidak terdapat hubungan yang
bekerja 30 responden (50%), bekerja signifikan antara jarak tempuh
sebagai buruh 21 responden (35%), Posyandu Lansia dengan pemanfaatan
pedagang 5 responden (8,33%), Posyandu Lansia, dengan tingkat
pensiunan sejumlah 4 responden hubungan yang sangat rendah. Dalam
(6,66%). Maka dapat disimpulkan penelitian ini jarak tempuh bukan
bahwa mayoritas responden tidak merupakan penghalang lansia untuk
bekerja. Dari hasil analisis bivariat memanfaatkan Posyandu Lansia.
didapatkan bahwa p=0,106 dan p- Hal ini tidak sesuai dengan
value=0,001 dan besarnya Į=0,05 penelitian yang dilakukan oleh
sehingga jika dibandingkan pv<Į Zulkarnain (2013) yang menyatakan
(0,001<0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa jarak dari rumah ke posyandu
terdapat hubungan yang signifikan lansia berpengaruh signifikan terhadap
antara pekerjaan lansia dengan pemanfaatan Posyandu Lansia. Lansia
pemanfaatan Posyandu Lansia. di wilayah Puskesmas Cilacap Utara II
Dengan tingkat hubungan yang sangat sejumlah 83,33% memiliki ke-
rendah. terjangkauan dan kemudahan dalam
Orang yang bekerja cenderung akses ke Posyandu Lansia, tetapi
aktif dan selalu produktif, mereka secara pemanfaatan mereka masih
melakukan berbagai kegiatan dengan sangat kurang. Hal ini bisa disebabkan
tujuan memberikan kebugaran bagi karena kurangnya informasi penting-
tubuh termasuk melakukan pekerjaan- nya pelayanan kesehatan di posyandu
nya. Kondisi usia lanjut tidak menjadi dan rendahnya kesadaran lansia akan
kendala untuk selalu aktif dan pentingnya pemantauan kesehatan.
produktif. Kenyataanya Lansia Responden yang mendapat
mengalami penurunan fungsi tubuh dukungan keluarga sebanyak 45
sehingga memerlukan pemeliharaan (75%) dan responden yang kurang
kesehatan dan pemantauan dan hal ini mendapat dukungan keluarga se-
Wiwit Desi Intarti, Siti Nur Khoriah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan..... 119

banyak 15 (25%) maka mayoritas dalam bentuk afeksi, adanya


keluarga responden mendukung kepercayaan, perhatian, mendengarkan
pemanfaatan Posyandu Lansia. dan didengarkan.
Analisis bivariat menunjukan p=0,481 Menurut Tolsdorf & Wills
dan p-value=0,001 dan besarnya (dalam Orford, 1992), tipe dukungan
Į=0,05 sehingga jika dibandingkan ini lebih mengacu kepada pemberian
pv<Į (0,001<0,05) maka Ho ditolak, semangat, kehangatan, cinta, kasih,
artinya terdapat hubungan yang dan emosi. Leavy (dalam Orford,
signifikan antara dukungan keluarga 1992) menyatakan dukungan sosial
lansia dengan pemanfaatan Posyandu sebagai perilaku yang memberi perasa-
Lansia, dengan tingkat hubungan yang an nyaman dan membuat individu
sedang. Hasil penelitian ini sejalan percaya bahwa dia dikagumi, dihargai,
dengan penelitian Pertiwi (2013) yang dan dicintai dan bahwa orang lain
menyatakan bahwa terdapat hubungan bersedia memberi perhatian dan rasa
yang sangat signifikan antara aman. Dukungan keluarga terhadap
dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dapat berupa dukungan
lansia dalam mengikuti kegiatan informasi. Dukungan ini diberikan
Posyandu lansia. dengan cara memberi informasi,
Menurut Friedman (1998) nasehat, dan petunjuk tentang cara
keluarga merupakan unit penyelesaian masalah.
terkecil dalam masyarakat yang me- Keluarga juga merupakan
rupakan klien penerima asuhan, penyebar informasi yang
keluarga berperan dalam menentukan dapat diwujudkan dengan pemberian
cara asuhan yang diperlukan bagi dukungan semangat, serta pengawasan
anggota keluarga yang meng- terhadap pola kegiatan sehari-hari.
alami masalah kesehatan. Salah satu Aspek-aspek dalam dukungan ini
tugas dari sebuah keluarga menurut adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk
Friedman (1998) adalah merawat dan pemberian informasi. Dukungan
anggota keluarga dan memanfaatkan informasional adalah dukungan berupa
fasilitas pelayanan kesehatan. Begitu pemberian informasi yang dibutuhkan
pula dalam Posyandu Lansia, terdapat oleh individu. Keluarga dapat
dukungan keluarga untuk memelihara menyediakan informasi yang dibutuh-
kesehatan dengan memanfaatkan kan lansia dengan menyarankan
Posyandu Lansia. Keluarga ber- tentang dokter, terapi yang baik bagi
fungsi sebagai sistem pendukung bagi dirinya, dan tindakan spesifik bagi
anggotanya. Dukungan keluarga antara individu untuk melawan stressor.
lain dukungan emosional, mencakup Hasil analisis univariat
ungkapan empati, kepedulian menunjukan bahwa sebanyak 41
dan perhatian orang-orang yang ber- responden (68,33%) didukung oleh
sangkutan kepada lansia sebagai kader, sebanyak 19 responden
anggota keluarga yang mengalami (31,66%) kurang didukung oleh kader.
masalah kesehatan, misalnya umpan Kesimpulannya adalah mayoritas
balik dan penegasan dari anggota responden mendapat dukungan kader
keluarga. Aspek-aspek dari dukungan untuk memanfaatkan Posyandu lansia.
emosional terhadap Lansia meliputi Analisis bivariat memberikan hasil
dukungan yang diwujudkan p=0, 443 dan p-value=0,001 dan
120 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 110-122

besarnya Į=0,05 sehingga jika Posyandu Lansia, dengan tingkat


dibandingkan pv<Į (0,001<0,05) maka hubungan yang sedang.
Ho ditolak, artinya terdapat hubungan Kualitas Posyandu dipengaruhi
yang signifikan antara dukungan kader oleh petugas kesehatan yang me-
posyandu dengan pemanfaatan lakukan pelayanan di Posyandu.
Posyandu Lansia, dengan tingkat Petugas kesehatan dapat dinilai baik
hubungan yang sedang. dan kompeten merupakan dasar lansia
Hasil penelitian menunjukan untuk mengikuti kegiatan posyandu.
bahwa kader sangat berperan dalam Begitu juga keterampilan dan
pemanfaatan posyandu. Hasil pengetahuan yang tinggi petugas
penelitian ini sesuai dengan penelitian kesehatan sangat dibutuhkan oleh
Wahono (2010) yang menemukan lansia yang sangat membutuhkan
bahwa dukungan kader merupakan sekali informasi dan pemantauan
salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan dirinya.
pemanfaatan Posyandu Lansia. Kader Setelah dilakukan analisis
merupakan anggota masyarakat yang faktor-faktor yang mempengaruhi
bersedia, mampu dan memiliki waktu pemanfaatan Posyandu Lansia oleh
untuk menyelenggarakan kegiatan kelompok lanjut usia maka variabel
posyandu secara sukarela. Kader yang terdapat hubungan yang sangat
Posyandu Lansia bertanggung jawab signifikan adalah kualitas pelayanan
terhadap masyarakat setempat posyandu dengan p=0,558 dan p-
khususnya lansia, mereka bekerja dan value=0,001, urutan kedua variabel
berperan sebagai seorang pelaku dari dukungan keluarga p=0,481 dan p-
sebuah sistem kesehatan. Salah satu value=0,001, urutan ketiga adalah
tugas kader adalah menggerakkan dukungan kader p=0,443 dan p-
masyarakat yaitu mengajak usia lanjut value=0,001, kemudian variable jenis
untuk hadir dan berpartisipasi dalam kelamin p=0,182 dan p-value=0,001
kegiatan dikelompok usia lanjut dan pekerjaan p=0,106 dan p-
(WHO, 2003). value=0,001. Sedangkan pada variabel
Hasil analisis univariat pendidikan dan jarak tidak terdapat
menunjukan bahwa responden menilai hubungan atau tidak signifikan. Hasil
kualitas posyandu baik sebanyak 45 penelitian ini sesuai dengan hasil
responden (75%) dan kualitas penelitian Purwadi (2011) yang
posyandu tidak baik berjumlah 15 menyebutkan bahwa faktor yang
responden (25%). Maka dapat paling mempengaruhi pemanfaatan
disimpulkan bahwa kualitas Posyandu posyandu lansia adalah persepsi
Lansia di wilayah Puskesmas Cilacap kualitas pelayanan posyandu
Utara II adalah baik. Analisis bivariat dilanjutkan dengan persepsi sehat
didapatkan bahwa p=0,558 dan p- sakit.
value=0,001 dan besarnya Į=0,05 Pelayanan Posyandu Lansia
sehingga jika dibandingkan pv<Į merupakan penyedia layanan
(0,000<0,05) maka Ho ditolak, artinya kesehatan, yang memiliki kontribusi
terdapat hubungan yang sangat cukup besar dalam memberikan
signifikan antara kualitas pelayanan pelayanan, khususnya dalam me-
ibu nifas dengan pemanfaatan ningkatkan kesejahteraan lansia.
Supaya masyarakat pengguna jasa
Wiwit Desi Intarti, Siti Nur Khoriah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan..... 121

layanan posyandu memperoleh akses mensosialisasikan dan mensukseskan


pelayanan yang bermutu, perlu adanya kegiatan posyandu lansia agar
peningkatan kualitas layanan, meningkatkan kualitas pelayanan
dukungan keluarga dan dukungan posyandu lansia. Selain itu keluarga
kader. sebaiknya mampu memberikan
dukungan dalam bentuk emosional,
SIMPULAN DAN SARAN informasi yang akurat mengenai
manfaat posyandu bagi lansia serta
Simpulan dukungan konkrit seperti mengantar
Kesimpulan dalam penelitian dan menjemput lansia sehingga
ini antara lain sebanyak 29 responden mempermudah keterjangkauan lansia
(48,33%) memanfaatkan Posyandu ke posyandu.
Lansia dan sebanyak 31 responden
(51,66%) tidak memanfaatkan DAFTAR RUJUKAN
Posyandu Lansia. Maka dapat di-
simpulkan bahwa mayoritas responden Arikunto, S. 2009. Prosedur penelitian
tidak memanfaatkan pelayanan Suatu Pendekatan Praktik.
Posyandu lansia, jenis kelamin, Rineka Cipta: Jakarta.
pekerjaan, dukungan keluarga, Depkes RI. 2006. Pedoman pelatihan
dukungan kader serta kualitas kader kelompok usia lanjut
posyandu berhubungan dengan bagi petugas kesehatan.
pemanfaatan posyandu lansia dengan Direktorat kesehatan keluarga.
nilai signifikansi masing-masing Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar
0,001. Kualitas Posyandu Lansia Perawatan Kesehatan Masya-
merupakan variabel yang paling kuat rakat. EGC: Jakarta.
keeratan hubungannya dibandingkan Friedman, M.M. 1998. Keperawatan
dengan variabel yang lain. Variabel Keluarga. EGC: Jakarta.
pendidikan lansia dan jarak tempuh Henniwati. 2008. Faktor-Faktor Yang
posyandu tidak berhubungan dengan Mempengaruhi Pemanfaatan
pemanfaatan posyandu lansia. Pelayanan Posyandu Lanjut
Usia di Wilayah Kerja
Saran Puskesmas Kabupaten Aceh
Saran penelitian ini antara lain Timur. Pasca-sarjana
untuk kader dan petugas Posyandu Universitas Sumatera Utara.
Lansia di wilayah Puskesmas Cilacap Hesthi Wahono. 2010. Analisis
Utara II diharapkan dapat membuat Faktor-Faktor Yang Mem-
kegiatan pendukung yang mampu pengaruhi Pemanfaatan Pos-
memotivasi lansia untuk memanfaat- yandu Lansia di Gantungan
kan pelayanan posyandu, antara lain Makamhaji. Fakultas Ilmu
kegiatan kreativitas cipta kerajinan Kesehatan Universitas Muham-
tangan, kreativitas seni lansia, madiyah Surakarta.
pemberian makanan tambahan, senam Notoatmodjo, S. 2003. Imu Kesehatan
lansia, arisan, pemeriksaan kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta:
berkala agar pelayanan di posyandu Jakarta.
lansia tidak monoton. Kader dan
petugas posyandu harus lebih giat lagi
122 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 110-122

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Purwadi, Hendri. 2011. Faktor-faktor


Penelitian Kesehatan. Rineka Yang Mempengaruhi Pe-
Cipta: Jakarta. manfaatan Posyandu Lansia di
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Dusun Karangkulon Desa
Masyarakat Ilmu dan Seni. Wukirsari Kecamatan Imogiri
Rineka Cipta: Jakarta. Kabupaten Bantul. Stikes Alma
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Ata Yogyakarta Jurusan Ke-
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. perawatan: Yogyakarta.
Rineka Cipta: Jakarta. Riwidikdo, S. 2009. Statistik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Kesehatan. Mitra Cendikia
Indonesia Nomor 25 Tahun Press: Yogyakarta.
2016 tentang Rencana Aksi Sugiono. 2002. Statistik untuk
Nasional Kesehatan Lanjut Penelitian IV. Alfabeta:
Usia Tahun 2016-2019. Bandung.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Sugiono. 2008. Statistika Non-
Indonesia.Nomor.1464/MENK parametris. Alfabeta: Bandung.
ES/PER/X/2010 Zulkarnain. 2013. Pengaruh Penge-
Pertiwi, Herdini W. 2013. Faktor- tahuan Sikap dan Dukungan
faktor Yang Berhubungan Keluarga terhadap Pemanfaat-
Dengan Frekuensi Kehadiran an Posyandu Lansia di wilayah
Lanjut Usia di Posyandu Kerja Puskesmas Bandar Dolok
Lansia. J Ilmiah Kebidanan, Kec. Pagar Merbau Kab. Deli
4(1). Serdang

Anda mungkin juga menyukai