A. KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
B. DESKRIPSI
Bunga sepatu dikenal dengan sebutan kembang sepatu yang termasuk kedalam famili
Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak digunakan sebagai tanaman hias
didaerah tropis dan subtropis. Bunga sepatu memiliki daaerah persebaran yang sangat
luas dengan sebutan yang bervariasi tergantung wilayah dan suku, terutama di Pulau
Jawa dikenal sebagai kembang sepatu, Bali (waribang), Sulawesi (Ulange), dan Maluku
(Ubu-ubu).
Secara umum, bunga sepatu ini memiliki mahkota yang besar dengan warna mahkota
berwarna merah dan tidak memiliki bau. Bunga ini termasuk kultivar dan hibrida yang
berupa bunga tunggal maupun bunga ganda yang memiliki warna kekuningan, merah tua,
dan merah muda.
C. BAGIAN-BAGIAN BUNGA
Bagian Steril
Ibu tangkai bunga “pedunculus” yang merupakan aksis perbungaan sebagai lanjutan dari batang
atau cabang.
Tangkai bunga “pedicellus” yang merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
Dasar bunga “receptacle” yang merupakan ujung tangkai bunga sebagai tempat bertumpunya
bagian-bagian bunga yang lain “batang”.
Daun pelindung “brachtea” yang merupakan daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga.
Daun tangkai “brachteola” yang merupakan daun pelindung yang letaknya dipangkal tangkai
bunga.
Perhiasan bunga, terdiri dari yaitu:
1. Daun kelopak “sepal” yang merupakan daun perhiasan bunga yang paling pangkal umumnya
berwarna hijau dan berkelompok membentuk kelopak bunga “calyx”.
2. Daun mahkota “petal” yang merupakan daun perhiasan bunga yang berwarna-warni. Daun
mahkota ini berkelompok membentuk mahkota bunga “corolla”.Secara anatomi, daun kelopak
dan daun mahkota bunga kembang sepatu mempunyai struktur sama yakni terdapat banyak sel
parenkimatis, dimana parenkim ini disebut dengan mesofil. Parenkim terletak di antara bagian
epidermis bawah dan atas.
Daun kelopak biasanya memiliki struktur sederhana, dimana di bagian luarnya dilapisi oleh
stomata, kutin dan trikomata. Sel-sel daun kelopak juga mengandung zat hijau daun
“Klorofil”. Dan sementara itu, sel-sel daun mahkota bunga kembang sepatu memiliki
banyak berkas jaringan pengangkut yang ukurannya kecil. Pada daun mahkota ini memiliki
epidermis yang berbentuk khusus berupa tonjolan yang disebut dengan papila yang dilapisi
oleh kutikula.
Bagian Fertil
Mikrosporofil yang berupa benang sari “stamen” yang terdiri dari kepala sari “anthera” yang berisi
serbuk sari “polen”, tangkai sari ” filamen” dan pendukung kepala sari.
Makrosporofil yang berupa daun buah “carpell” yang terdiri dari bakal biji “ovalum” dan secara
kolektif membentuk putik “pistillum” yang akan menjulur ke laur dari dasar bunga.Putik dan
benang sari pada bunga kembang sepatu memiliki struktur yang sangat berbeda. Yang secara
umum benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tnagkai sari tersusun oleh jaringan
dasar berupa banyak sel Parenkimatis yang memiliki vakuola yang tak beruang antar sel. Pada
epidermis tangkai sari terdapat trikomata, kutila dan stomata. Kepala sari memiliki struktur yang
kompleks terdiri atas dinding yang berlapis dan di bagian paling dalam terdapat ruang sari
“lokulus” yang berisi butir-butir serbuk sari. Untuk jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap
jenis tumbuhan berbeda
D. STRUKTUR MORFOLOGI
Tanaman bunga sepatu tergolong ke dalam tanaman perdu atau semak tahunan yang
tumbuh tegak. Tanaman ini dapat mencapai tinggi 3 meter.
a. Bunga
Bunga sepatu adalah bunga tunggal berbentuk terompet dengan diameter sekitar 6
cm hingga 20 cm. Setiap bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, yang masing-masing
dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx). Hal ini membuat kelopak bunga seperti
terdiri dari dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar dengan warna
yang tergantung dari jenis kultivarnya.
Bunga sepatu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian steril dan bagian fertil. Bagian steril
adalah bagian bunga yang bukan merupakan organ reproduksi. Bagian steril bunga terdiri
dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), daun pelindung
(brachtea), dasar bunga (receptacle), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga yang
meliputi kelopak bunga (sepal) dan mahkota bunga (petal). Berbeda dengan bagian steril,
bagian fertil bunga adalah bagian yang merupakan organ reproduksi yang benang sari dan
putik (pistillum).
Struktur Bunga Sepatu, secara anatomi, daun kelopak dan daun mahkota bunga
sepatu memiliki struktur sama yakni terdapat banyak sel parenkimatis. Dimana, parenkim
ini disebut mesofil. Parenkim terletak di antara bagian epidermis bawah dan atas. Daun
kelopak biasanya memiliki struktur sederhana. Daun kelopak di bagian luarnya dilapisi
oleh stomata, kutin, dan trikomata. Sel-sel daun kelopak ini juga mengandung zat hijau
daun (klorofil). Sel-selnya daun mahkota bunga sepatu mempunyai banyak berkas jaringan
pengangkut yang ukurannya kecil. Daun ini memiliki epidermis yang berbentuk khusus
berupa tonjolan yang disebut papila. Papila ini dilapisi kutikula.
Sementara itu, putik dan benang sari memiliki struktur yang sangat berbeda. Secara
umum, benang sari bunga sepatu terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari
tersusun oleh jaringan dasar berupa banyak sel parenkimatis yang memiliki vakuola yang
tak beruang antar-sel. Pada epidermis tangkai sari terdapat trikomata, kutikula, dan
stomata. Kepala sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang
berlapis, dan di bagian paling dalam terdapat ruang sari (lokulus) yang berisi butir-butir
serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda.
E. STRUKTUR ANATOMI
Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai
bakal biji (funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji terdiri dari
jaringan tengah atau nuselus, dilingkari dengan integumen dalam dan integumen luar.
Kedua integumen mengelilingi satu saluran yang bermuara di pori, disebut mikropil.
Daerah nukleus, integumen, dan funikulus berhubungan disebut kalaza, sering terletak
berhadapan dengan mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi.
Sebagaimana pada tapetum antera, nukleus biasanya sudah tak ada ketika bakal biji
mencapai taraf dewasa karena telah berdegenerasi (Hidayat, 1995).
Putik tediri dari dari kepala putik, tangkai kepala putik, dan bakal buah. Tangkai
kepala putik juga terdiri dari jaringan parenkimatis. Pada kepala putik kadang dijumpai
papilla pada epidermisnya. Bakal buah meliputi dinding bakal buah yang ruang
ovariumnya lebih dari satu dapat ditemukan septum. Dinding bakal buah parenkimatis dan
didalamnya terdapat berkas pengangkut. Berkas pengangkut juga dapat dijumpai dalam
septum. Di dalam ruang bakal buah ditemukan juga bakal biji yang tersusun dari jaringan
parenkimatis (Savitri,2008).
Pada pengamatan sayatan tipis batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dengan
perbesaran 10 x 10, dapat terlihat epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan
empulur. Batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) ini termasuk batang dikotil dan
mempunyai berkas pembuluh tipe kolateral terbuka dan berkas pengangkutnya berada
teratur di dalam lingkaran.
Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting
dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat
pertumbuhan sekunder. Korteks adalah kawasan diantara epidermis dan sel silinder
pembuluh paling luar, korteks btang terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas. Di tepi
luar sering terdapat kolenkim dan sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah pembuluh
atau pengangkut tidak jelas karena sering tidak ditemukan endodermis apalagi pada
batang yang masih muda (Hidayat, 1995).
Kekhususan yang utama pada kolateral terbuka adalah terdapatnya kambium dalam
berkas ini, yang berfungsi sebagai jaringan penghubung antara floem dan xylem. Selain
itu dapat berperan demikian besar dalam pembentukan pembuluh-pembuluh tapis
sekunder ke arah luar dan membentuk pembuluh-pembuluh kayu. Kambium pada batang
pada penampang melintang biasanya merupakan lingkaran yang kontinu (Sutrian, 1992).
Pada tipe ini, floem dan xylem berdampingan. Ada dua tipe, yaitu kolateral tertutup
yang biasa terdapat pada ikatan pembuluh batang monokotil dan kolateral terbuka yang
biasa terdapat pada ikatan pembuluh batang dikotil (Iserep, 1993). Empulur biasanya
terdiri dari parenkim yang dapat mengandung kloroplas. Bagian tengah empulur dapat
rusak diwaktu pertumbuhan, sering hal itu terjadi dibagian di daerah ruas, sementara
didaerah buku empulur utuh (Hidayat, 1995).