Demensia merupakan gangguan mental yang berlangsung progesif, lambat, dan serius yang
disebabkan oleh kerusakan organik jaringan otak. Demensia mempengaruhi cara berpikir,
kelakuan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan biasa sehari-hari. Fungsi otak cukup
banyak terpengaruh sehingga mengganggu pergaulan dan pekerjaan normal penderita. Tanda
khas demensia adalah ketidak mampuan melakukan kegiatan sehari-hari sebagai akibat dari
berkurangnya kemampuan kognitif (mengenali).
1. Demensia Alzheimer yang penyebabnya adalah kerusakan otak yang tidak dikietahui
pasti tetapi beberapa teori menerangkan kemungkinan adanya factor genetic, radikal
bebas, toksin, pengaruh logam aluminium, infeksi virus dan pengaruh lingkungan
lainnya. Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan kognitif secara berangsur-
angsur, sering bermula dengan kehilangan daya ingat.
Stadium demensia alzheimer terbagi atas 3 stadium, yaitu :
Stadium I
Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan
memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. Fungsi memori yang
terganggu adalah memori baru atau lupa hal baru yang dialami. Namun
aktifitas rutin dalam keluarga tidak terganggu, fungsi motoric dan sensorik
serta koordinasi atau keseimbangan masih normal.
Stadium II
Berlangsung selama 2-10 tahun, dengan gejala :
Disorientasi, gangguan bahasa (afasia)
Penderita mudah bingung, mudah agresif dan ingin berkelana
Penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat
melakukan kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota
keluarganya tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga
mengulanginya lagi
Gangguan fungsi bahasa sehingga sulit menemukan kata-kata dan tak
lancer berbicara, lupa apa yang sudah diucapkan, sehingga sering
mengulang pembicaraan, tidak mengerti pembicaraan yang kompleks
sehingga salah pengertian
Stadium III
Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun. Gejala klinisnya
antara lain:
Daya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal
keluarganya sendiri
Tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil
Untuk melakukan kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan orang
lain
2. Demensia vaskular yang penyebabnya adalah kerusakan otak karena stroke yang
multipel. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan
sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat diduga sebagai demensia vaskuler.
Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia vaskuler daripada Alzheimer.
Kriteria dari demensia vaskuler mencakup :
a. Gangguan vaskuler yang mengacu pada semua jenis gangguan peredaran darah
otak, stroke.
b. Kemunduran kognitif meliputi semua jenis kemunduran.
c. Faktor risiko yang berperan adalah diabetes, hipertensi, hiperkolesterolemi,
penyakit jantung, obesitas, dan fisik inaktif.
3. Demensia lain yang penyebabnya adalah kekurangan vitamin B12
Diagnosis
Diagnosis demensia didasarkan pada anamnesis, gambaran klinik demensia atau kriteria
demensia, tes atau pemeriksaan fungsi luhur (tes mini mental, tes keadaan mental),
pemeriksaan klinis pasien termasuk pada informasi dari anggota keluarga, teman-teman, dan
perusahaan, kemudian mencari faktor penyebab atau faktor pencetusnya.
Kriteria diagnostik demensia:
1. adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai mengganggu
kegiatan harian seseorang, seperti: mandi, berpakaian, makan dan kebersihan diri.
2. tidak ada gangguan kesadaran
3. gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan.
Selain pemeriksaan di atas, diperlukan pula pemeriksaan lain seperti, Tes Neuropsikologi,
CT Scan / MRI otak, Electroensefalografi (EEG), Pemeriksaan darah, dan Cairan otak
(Likuor Serebrospinal). Hal ini dilakukan agar tercapai diagnosis yang lebih akurat
Pengobatan
1. Jagalah agar pikiran Anda aktif. Kegiatan merangsang secara mental dapat
meningkatkan kemampuan Anda untuk menangani atau mengkompensasi perubahan
yang berhubungan dengan demensia. Ini mencakup hal-hal seperti teka-teki dan
permainan kata, belajar bahasa, bermain alat musik, membaca, menulis, melukis atau
menggambar. Tidak hanya kegiatan ini dapat menunda mulainya dementia, tetapi juga
dapat membantu menurunkan efek - semaikn sering aktivitas, semakin memberi efek
menguntungkan.
2. Jadilah aktif secara fisik dan sosial. Fisik dan kegiatan sosial dapat menunda mulainya
dementia dan juga mengurangi gejala. Semakin sering aktivitas, semakin signifikan
efeknya. Contoh aktivitas fisik berjalan kaki, berenang dan menari. Kegiatan sosial
meliputi perjalanan, menonton teater dan pameran seni, dan bermain kartu atau
permainan.
3. Turunkan kadar homosistein Anda. Penelitian awal menunjukkan bahwa tiga dosis
tinggi vitamin B - asam folat, B-6 dan B-12 - membantu menurunkan kadar
homosistein dan berguna untuk memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer.
4. Turunkan kadar kolesterol Anda. Endapan yang terjadi dalam otak orang-orang
dengan kolesterol tinggi merupakan salah satu penyebab demensia vaskular. Jadi,
menurunkan kadar kolesterol Anda dapat membantu mencegah kondisi ini. Statin
obat-obatan, yang membantu menurunkan kadar kolesterol, juga dapat membantu
menurunkan risiko berkembangnya demensia.
5. Kendalikan diabetes. Mengontrol diabetes dapat mengurangi resiko terkena penyakit
Alzheimer dan demensia vaskular.
6. Menurunkan tekanan darah Anda. Menjaga tekanan darah pada tingkat normal dapat
secara signifikan mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.
7. Kejarlah pendidikan. Orang-orang yang telah menghabiskan lebih banyak waktu di
pendidikan formal tampaknya memiliki insiden lebih rendah dari penurunan mental,
bahkan ketika mereka memiliki kelainan otak. Para peneliti berpendapat bahwa
pendidikan dapat membantu Anda mengembangkan jaringan sel saraf otak yang kuat
yang mengkompensasi kerusakan sel saraf yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer.
8. Pertahankan pola makan yang sehat. Diet yang sehat adalah penting karena berbagai
alasan, tetapi studi menunjukkan bahwa makanan yang kaya buah-buahan, sayuran
dan omega-3 asam lemak, umumnya ditemukan di ikan dan kacang-kacangan tertentu,
dapat memiliki efek perlindungan dan menurunkan resiko terkena demensia.
9. Dapatkan vaksinasi. Mereka yang menerima vaksinasi untuk influenza, tetanus, difteri
dan polio tampaknya secara signifikan mengurangi risiko penyakit Alzheimer, jadi
tetap jalani vaksinasi Anda dapat memiliki efek perlindungan terhadap
berkembangnya demensia.
Sumber :
buku Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya karya R. Siti aryam, Mia Fatma
Ekhasari,Rosidawati, Ahmad Jubaedi, Irwan Batubara. 2008
Academia.edu
fightdementia.org.au
medicastore.com