Anda di halaman 1dari 2

LIHAT KE HALAMAN ASLI

Ummi Safiratul Mufidah

FOLLOW

Penyajian Laporan Keuangan Syariah

22 April 2018 20:02 | Diperbarui: 22 April 2018 20:30

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyajian laporan keuangan syariah sepenuhnya didasarkan pada PSAK No 101 yang bertujuan untuk
mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Perlunya penyajian laporan keuangan ini
adalah agar dapat membandingkan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun
dengan laporan keuangan entitas syariah lainnya. Entitas syariah yang dimaksud oleh PSAK ini adalah
entitas yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

PSAK Nomor 101 menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas syariah yang berorientasi profit,
termasuk entitas bisnis sektor publik. Entitas nirlaba syariah, entitas sektor publik, pemerintah yang akan
menggunakan standar ini perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap deskripsi pos yang
terdapat dalam laporan keuangan itu sendiri. Perlu diperhatikan bahwa entitas syariah seperti reksa
dana dan entitas yang modalnya tidak terbagi atas saham, misalnya koperasi perlu melakukan
penyesuaian terhadap laporan keuangannya.
Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah meliputi aset, kewajiban, dana
syirkah temporer, ekuitas, pendapatan dan beban, arus kas, dana zakat dan dana kebajikan. Informasi
tersebut akan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan.

Ada beberapa perbedaan unsur antara laporan keuangan syariah dengan laporan keuangan
konvensional. Unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan lembaga syariah antara lain neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat,
laporan penggunaan dana kebajikan. Sedangkan unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan
konvensional adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

Anda mungkin juga menyukai