Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif, karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis

menggunakan statistik (Sugiyono, 2010). Penelitian kuantitatif merupakan metode

untuk menguji teori – teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.

Variabel ini diukur sehingga data yang terdiri dari angka – angka dapat dianalisis

berdasarkan prosedur statistik (Noor, 2011).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kausalitas karena tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variable independen terhadap variable dependen, dengan menggunakan

jumlah variabel independen lebih dari satu (Sugiyono dalam Nugroho, 2017).

III.2. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya (Sugiyono, 2010).

Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu dua variabel X dan satu

variabel Y. Variabel Y atau biasa disebut dengan dependent variable merupakan

faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa

34
faktor lain (Noor, 2011). Sementara variabel X atau biasa disebut dengan

independence variable merupakan sebab yang diperkirakan dari beberapa

perubahan dalam variabel terikat atau dependent variable (Noor, 2011).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ;

 Variabel Bebas (X1) : Kepuasan Kerja

 Variabel Bebas (X2) : Komitmen Organisasi

 Variabel Terikat (Y) : Turnover Intention

Adapun pengaruh antara variabel X dan Y digambarkan sebagai berikut ;

r1
Variabel X1 :
Kepuasan Kerja
R Variabel Y :
Variabel X2 : Turnover Intention
Komitmen Organisasi
r2

Gambar 3.1. Pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat

III.3. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah

konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator)

dari suatu konsep/variabel (Noor, 2011). Merujuk pada variabel dalam penelitian

ini maka definisi operasional yang selanjutnya digunakan untuk diturunkan

menjadi indikator atau blueprint sebagai berikut :

35
III.3.1. Turnover Intention

Turnover intention merupakan intensitas dari sikap karyawan yang

menunjukkan keinginan untuk keluar dari suatu organisasi dan berpindah ke

organisasi lain dengan tujuan mencari alternatif pekerjaan yang lebih baik.

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada karakteristik

turnover intention menurut Mobley (dalam Tusya, 2015) adalah ;

a. Kekuatan dari pemikiran untuk berhenti : Ditunjukkan dengan intensitas

pikiran karyawan untuk keluar dari perusahaan perusahaan

b. Kekuatan motivasional untuk mencari pekerjaan lain : Ditunjukkan dengan

adanya dorongan pada karyawan untuk mencari informasi mengenai

pekerjaan di tempat lain.

c. Tingkatan pengaruh dari peluang kerja yang tersedia : Ditunjukkan dengan

tingkatan sejauh mana peluang pekerjaan lain yang dimiliki karyawan

dapat mempengaruhi niatnya untuk berhenti dari pekerjaan yang saat ini

dijalani.

d. Kekuatan dari keinginan untuk meninggalkan pekerjaan yang saat ini

dijalani : Ditunjukkan dengan tingkatan seberapa kuat keinginan karyawan

untuk segera meninggalkan pekerjaan yang saat ini dijalani.

Untuk mengetahui tingkat turnover intention pada karyawan, maka akan

digunakan skala yang disusun berdasarkan indikator – indikator perilaku yang ada

di atas. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala turnover intention, maka

36
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat turnover intention seorang karyawan.

Sebaliknya semakin rendah skor yang di peroleh, maka menunjukkan semakin

rendah tingkat turnover intention seorang karyawan terhadap pekerjaannya.

III.3.2. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap individu yang ditunjukkan terhadap

pekerjaannya berdasarkan penilaian dari pemenuhan aspek yang berhubungan,

dalam pekerjaan. Adapun karakteristik dari kepuasan kerja menurut Luthans

(dalam Jehan, 2015), adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan itu sendiri

Seberapa besar pekerjaan yang saat ini dijalani memberi karyawan tugas yang

menarik, kesempatan untuk belajar dan kesempatan untuk menerima

tanggungjawab.

b. Gaji/Upah

Berapa besar imbalan finansial yang diterima karyawan dan seberapa besar

hal tersebut dianggap pantas/adil oleh karyawan dibandingkan dengan

imbalan pada organisasi lain.

c. Kesempatan promosi

Penilaian karyawan tentang kesempatan untuk maju dan berkembang dalam

organisasi.

37
d. Pengawasan.

Penilaian karyawan tentang kemampuan supervisi dari atasan untuk memberi

bantuan teknis dan dukungan secara perilaku kepada karyawan.

e. Rekan kerja

Penilaian karyawan tentang seberapa besar rekan kerja tampil secara teknis

dan secara sosial memberikan dukungan kepada karyawan.

Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja pada karyawan, maka akan

digunakan skala yang disusun berdasarkan indikator – indikator perilaku yang ada

di atas. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala kepuasan kerja, maka

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja seorang karyawan.

Sebaliknya semakin rendah skor yang di peroleh, maka menunjukkan semakin

rendah tingkat kepuasan kerja seorang karyawan.

III.3.3. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah keyakinan individu terhadap nilai – nilai

organisasi yang membuat individu merasa loyal dan bersedia berkontribusi penuh

terhadap organisasi. Adapun karakteristik dari komitmen organisasi menurut

Steers (Dalam Tusya, 2015) antara lain ;

a. Identifikasi, yaitu kepercayaan karyawan terhadap nilai-nilai organisasi,

adanya penerimaan pada diri karyawan terhadap tujuan organisasi. Seperti

menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dan nilai-nilai

organisasi, rasa bangga menjadi bagian dari organisasi.

38
b. Keterlibatan, yaitu kesediaan karyawan untuk berusaha sebaik mungkin demi

kepentingan organisasi. Sesuai peran dan tanggungjawab, dan bersedia

menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang telah diberikan.

c. Loyalitas, yaitu keinginan karyawan untuk tetap menjadi anggota perusahaan.

Adanya ikatan emosional dan keterikatan antara diri karyawan dengan

perusahaan dan adanya rasa memiliki organisasi.

Untuk mengetahui tingkat komitmen organisasi pada karyawan, maka

akan digunakan skala yang disusun berdasarkan indikator – indikator perilaku

yang ada di atas. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala komitmen

organisasi, maka menunjukkan semakin tinggi tingkat komitmen organiasi yang

ada pada karyawan. Sebaliknya semakin rendah skor yang di peroleh, maka

menunjukkan semakin rendah tingkat komitmen organisasi pada karyawan.

III.4. Populasi dan sampel

III.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

III.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel pada penelitian

39
ini adalah dengan teknik Simple Random Sampling. Dimana Simple Random

Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiono, 2010).

III.5. Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala berupa pernyataan

terstruktur/sistematis. Skala dalam penelitian survey mempunyai beberapa

pernyataan yang diberikan kepada koresponden. Penelitian ini menggunakan tiga

skala untuk memperoleh data, yaitu skala kepuasan kerja, komitmen organisasi,

dan skala turnover intention. Ketiga skala tersebut dirancang secara mandiri oleh

peneliti dengan menggunakan model skala likert, model skala likert digunakan

karena mudah digunakan dan dipahami oleh responden dengan rentan pilihan

jawaban sangat setuju hingga sangat tidak setuju, reliabilitas yang relatif tinggi

dan skor seseorang pada skala dihitung dengan menjumlahkan nilai-nilai /

mengukur sikap seseorang yang bersangkutan dalam penelitian (Azwar, 2012).

Variabel yang akan diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun aitem – aitem

instrument yang berupa pernyataan (Sugiyono, 2012).

Pernyataan – pernyataan yang disusun dalam skala likert berdasarkan

indikator – indikator yang dianggap mewakili variabel penelitian. Ketiga skala

tersebut terdiri dari beberapa aitem – aitem yang bersifat favourable dan

unfavourable, agar subyek dapat menjaga konsistensi jawaban, di mana

pernyataan yang bersifat favourable adalah pernyataan yang bersifat mendukung

40
atau memihak pada obyek sikap. Sedangkan pernyataan yang bersifat

unfavourable adalah pernyataan yang bersifat kurang mendukung atau kurang

memihak pada obyek sikap. Setiap aitem disediakan tempat pilihan jawaban,

kemudian subyek diminta untuk memilih salah satu jawaban dari lima pilihan

jawaban yang tersedia dengan bentuk checklist ( ). Tiap alternatif jawaban

mempunyai nilai tersendiri. Dalam hal penentuan skor menggunakan skala likert

dengan nilai 1 – 5 yang terdapat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.1. Nilai Skala Tiap Aitem

Favourable Bobot Unfavourable Bobot


Sangat setuju (SS) 5 Sangat setuju (SS) 1
Setuju (S) 4 Setuju (S) 2
Netral (N) 3 Netral (N) 3
Tidak setuju (ST) 2 Tidak setuju (ST) 4
Sangat tidak setuju (STS) 1 Sangat tidak setuju (STS) 5

III.6. Validitas dan Reliabilitas

III.6.1. Validitas Alat Ukur

Validitas alat ukur pada dasarnya adalah suatu indeks yang menunjukkan

alat ukur tersebut benar – benar mengukur apa yang seharusnya diukur

(Noor,2012). Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

isi (content validity), karena validitas isi menunjukkan sejauh mana isi instrument

yang merupakan seperangkat soal – soal apabila dilihat dari segi isinya memang

41
mengukur apa yang seharusnya diukur. Peneliti menggunakan validitas isi karena

peneliti menggunakan rancangan blueprint, sehingga tidak keluar dari batasan

tujuan pengukuran (Noor, 2012). Untuk mengetahui angka validitas maka

dilakukan juga uji internal daya diskriminasi aitem. Indeks diskriminasi aitem ini

dicari dengan mengkorelasikan aitem dengan skor total untuk mengetahui daya

beda setiap aitem, konsistensi tiap aitem dengan menggunakan rumus Product

Moment karl Pearson sebagai berikut :

𝑁 ∑(𝑥𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
Rxy =
√{𝑁(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)2 }{𝑁(∑𝑦 2 ) − (∑𝑦)2 }
Keterangan :
Rxy : Koefisien korelasi aitem
∑x : Jumlah nilai tiap aitem
∑y : Jumlah nilai total
∑xy : Jumlah perkalian antara nilai aitem dan nilai total
∑x2 : Jumlah kuadrat nilai tiap aitem
∑y2 : Jumlah kuadrat nilai total
N : Jumlah subyek yang diteliti

Azwar (2013) menyatakan kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi

aitem – total, biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai

koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Aitem yang

memiliki harga rix ≤ 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki

daya beda rendah.

Validitas suatu aitem dapat dilihat pada hasil output IBM statistical

Program for Social Science (SPSS) for windows versi 20. Validitas masing –

masing aitem pernyataan dapat dilihat dari nilai Corrected Item – Total

Correlation masing – masing aitem pernyataan.

42
III.6.2. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Noor, 2012). Hal ini

menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dikatakan konsisten. Reliabilitas

penelitian ini menggunakan reliabilitas instrument internal karena perhitungannya

dilakukan berdasarkan data dari alat ukur tersebut yaitu dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach. Peneliti menggunakan Alpha Cronbach bahwasannya

teknik ini digunakan untuk menunjukkan seberapa baiknya aitem dalam suatu

kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Suatu aitem pengukuran

dikatakan reliabel jika memiliki nilai konsistensi alpha (α) ≥ 0,60 (Noor, 2012).

Adapun rumus yang ada adalah sebagai berikut ;

𝑘 ∑𝑆𝑖
𝑟=( )[1 − ]
𝑘−1 𝑆𝑡

Keterangan :
r : Koefisien reliabilitas yang dicari
k : Jumlah aitem
∑Si : Jumlah varians skor tiap – tiap aitem
St : Varians total

Perhitungan reliabilitas Alpha Cronbach dalam penelitian ini dilakukan

dengan bantuan atau program IBM SPSS Versi 20.

43
III.7. Analaisis Data

III.7.1. Uji Asumsi

Sebelum dilakukannya teknik analisis data dengan statistik, analisis data

uji asumsi yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah ; (1) uji normalitas

sebaran, (2) uji heteroskedastisitas, (3) uji otokorelasi, dan (4) uji

multikolinieritas, Berikut empat analisis data uji asumsi tersebut sebagai berikut ;

III.7.1.1. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran ini bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran

nilai dari variabel – variabel yang diteliti telah mengikuti kenormalan distribusi

sebaran variabel dan untuk mengetahui distribusi frekuensi normal atau tidak.

Dalam penelitian ini, uji normalitas sebaran menggunakan teknik Kolmogorov –

Smirnov, dengan kaidah apabila nilai p ≥ 0,05 maka distribusi data bersifat

normal, sebaliknya apabila nilai p ≤ 0,05 maka distribusi data bersifat tidak

normal (Noor, 2012)

III.7.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji ini untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan melihat

nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar VIF

maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinieritas. Beberapa

penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari

10 maka tidak terjadi masalah multikolinieritas (Priyatno, 2013).

44
III.7.1.3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari reisual untuk

pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun

waktu. Uji otokorelasi dilakukan untuk mendeteksi apakah data random atau

tidak. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi.

Apabila nilai koefisien menunjukkan 1,65 < DW < 2,35 maka tidak terjadi

otokorelasi. (Priyatno, 2013).

III.7.1.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat varians error konstan

untuk setiap pengamatan atau varians error bersifat homoskedastisitas. Apabila

pada metode grafis scatterplot pancaran data bersifat acak dan tidak membentuk

suatu pola tertentu, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians error

bersifat homoskedastisitas (Yamin, 2011)

III.8. Uji Hipotesis

Setelah asumsi regresi terpenuhi, langkah selanjutnya adalah melakukan

pengujian koefisien regresi yang meliputi pengujian secara keseluruhan dan

pengujian secara parsial atau individu. Pengujian secara keseluruhan maupun

parsial menggunakan statistic F dalam table Anova dengan taraf signifikansi 5%.

Apabila dalam pengujian secara keseluruhan menunjukkan bahwa p-value

statistic F < 0,05 maka artinya secara bersama – sama variabel independen

45
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan

apabila dalam pengujian parsial menunjukkan p-value < 0,05 dapat dikatakan

bahwa setiap variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel

dependen. Adapun model matematis dalam regresi linier berganda sebagai berikut

(Yamin dkk, 2011) :

𝑌 = 𝛽 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝑒

Keterangan ;
Y = variabel Dependen (Turnover Intention)
X1 = Variabel Independen (Kepuasan Kerja)
X2 = Variabel Independen (Komitmen Organisasi)
𝛽 = Koefisien Regresi
𝑒 = Error

Semua pengujian analisis data yang termasuk dalam penelitian

menggunakan cara program komputer dengen menggunakan aplikasi IBM SPSS

versi 20 for windows.

46

Anda mungkin juga menyukai