Anda di halaman 1dari 4

HISTORIOGRAFI

Temuan arkeologis dan catatan sejarah dari periode ini langka, dan lokasi persis ibukota kerajaan
tidak diketahui.
Kalingga ada antara abad ke-6 dan ke-7, dan itu adalah salah satu kerajaan Hindu-Buddha paling
awal yang didirikan di Jawa Tengah. Catatan sejarah kerajaan ini langka dan tidak jelas, dan sebagian
besar berasal dari sumber-sumber Tiongkok dan tradisi lokal.

PROSES BERDIRINYA KERAJAAN


KALINGGA

SEJARAH BERDIRINYA

Awal berdirinya kerajaan Kalingga diperkirakan dimulai pada abad ke-6 sampai abad ke-7. Nama
Kalingga sendiri diambil dari kerajaan India kuno yang bernama Kaling, membuktikan bahwa ada
tautan antara India dan Indonesia. Bukan hanya lokasi sempurna ibu kota dari kawasan ini saja yang
tidak diketahui, tetapi juga catatan sejarah dari periode ini amatlah langka.
Salah satu wilayah yang dicurigai sebagai ibu kota kerajaan ini ialah Pekalongan sekaligus Jepara.
Jepara dicurigai sebab adanya kabupaten Keling di pantai utara Jepara, sementara Pekalongan
dicurigai karena memiliki masa lalu ketika awal dibangunnya kerajaan ini ialah sebuah pelabuhan
kuno. Beberapa orang juga mempunyai inspirasi bahwa Pekalongan merupakan perubahan nama
dari Pe-kaling-an.

 Ibukotanya terletak di Jawa tengah (lokasi ibukota awal diperkirakan disekitar pekalongan
dan jepara) kemudian pindah ke Bhumi Shambara (diperkirakan di sekitar magelang dan
bharabudur) dan Bumi Mataram (diperkirakan di sekitar Yogyakarta dan Prambanan)
 Menggunakan bahasa jawa kuno, melayu kuno (pada masa kekuasaan sriwijaya) , sansekerta
 Para anggota kerajaan maupun rakyat kerajaan mayoritas menganut agama hindu, Buddha,
dan kejawen
KERAJAAN KALINGGA

Raja-Raja Kerajaan Kalingga

 Prabhu wasumurti (594-605 M)


Berkuasa selama 11 tahun. Memiliki 2 orang anak yaitu Prabhu
Wasugeni dan Dewi Wasundari. Kekuasaan Prabhu Wasumurti ini
sezaman dengan Kertawaman raja ke 8 Kerajaan Tarumanegara, yg
memerintah antara tahun 561-628 M. setelah Prabhu Wasmurti
mangkat, tahta dilanjutkan oleh Prabhu Wasugeni.
 Prabhu Wasudewa (632-652 M)
 Prabhu Wasukawi (652-??? M)
 Prabhu Kartikeyasingha (632-648 M)
 Prabhu Kartikeyasingha/Sang Mokteng Mahamerwacala (648-674 M)
Berkuasa bersama Ratu Shima selama 26 tahun karena menjadi
menantu Prabhu Wasugeni setelah menikahi Dewi Wasuwari (Ratu
Shima). Berdasarkan gelarnya "Sang Mokteng Mahamerwacala" tahun
674 menjelaskan bahwa di dhamarkan (Mokteng = moksa ing) disuatu
tempat bernama Mahamerwacala.
 Ratu Shima/ Sri Maharani/ Mahisasuramardini/ Satyaputikeswara (674-695 M)
Ratu shima bersuamikan Prabhu Kartikeyasingha dan memiliki 2 orang
anak yaitu Dewi Parwati dan Prabhu Iswarakesawalingga.
Setelah Ratu Shima mangkat, kemudian kerajaan Kalingga dibagi
menjadi 2 yaitu Kerajaan Keling (Bhumi Shambara) diperkirakan di
sekitar Magelang (Bharabudur) dan Kerajaan Medang (Bhumi
Mataram) diperkirakan disekitar Yogyakarta (Prambanan).

Bagian utara dipimpin oleh Dewi Parwati bersama dengan suaminya Rahyang
Mandiminyak, Raja ke 2 kerajaan Galuh. Sedangkan bagian selatan dipimpin
adiknya, yaitu Prabhu Iswarakesawalingga yg berkuasa dari 695-742 M

PROSES BERDIRINYA KERAJAAN


KALINGGA
KEHIDUPAN EKONOMI

Tidak banyak sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat Kerajaan Kalingga
mengembangkan perekonomian perdagangan dan pertanian. Letaknya yang dekatdengan
pesisir utara Jawa Tengah menyebabkan Kalingga mudah diakses oleh para pedagang dari
luar negeri. Kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan
gading sebagai barang dagangan. Sementara wilayah pedalaman yang subur, dimanfaatkan
penduduk untuk mengembangkan pertanian. Hasil-hasil pertanian yang diperdagangkan
antara lain beras dan minuman. Penduduk Kalingga dikenal pandai membuat minuman
berasal dari bunga kelapa dan bunga aren. Minuman tesebut memiliki rasa manis dan dapat
memabukkan. Dari hasil perdagangan dan pertanian tersebut, penduduk Kalingga hidup
makmur.

PENYEBAB RUNTUHNYA KERAJAAN

Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan oleh dua sebab utama, yaitu tekanan luar Kerajaan
kalingga mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Ratu Shima yang terkenal akan
sosok wanita bijaksana dan penuh ketegasan dalam memerintah kerajaan holing. Tak heran jika
pada masa tersebut beliau mampu mengantarkan kalingga pada masa keemasannya. Peluasan
wilayah serta kemakmuran rakyat di daerah kekuasaan kalingga menjadi salah satu bukti
kebesaran Ratu Shima. Selian kesejahteraan masyarakat terdapat pula peninggalan-peninggalan
sejarah berupa bangunan candi dan prasasti yang semakin mendukung pendapat bahwa holing
sangat berjaya pada masa kepemimpinan Ratu Shima. Namun roda tetap berputar, sebagaimana
kehidupan manusia pada umumnya Ratu Shima meninggal sekitar tahun 732 dan digantikan oleh
keturunannya. Mulai dari sini sebenarnya telah nampak runtuhnya kerajaan kalingga secara
perlahan.

PENINGGALAN KERAJAAN
KALINGGA

PENINGGALAN KERAJAAN
KALINGGA
KEHIDUPAN SOSIAL – BUDAYA

Penduduk Kalingga hidup dengan teratur. Ketertiban dan ketentraman sosial di Kalingga
dapat berjalan dengan baik berkat kepemimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana
dalam menjalankan hukum dan pemerintahan. Dalam menegakkan hukum Ratu Sima
tidak membedakan antara rakyat dengan anggota kerabatnya sendiri.
Berita tentang ketegasan hukum Ratu Sima pernah didengar oleh Raja Ta-Shih. Ta-Shih
adalah sebutan Cina untuk kaum muslim Arab dan Persia. Raja Ta-Shih kemudian menguji
kebenaran berita tersebut. Ia memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan satu
kantong emas di jalan wilayah Kerajaan Ratu Sima. Selama tiga tahun kantong itu
dibiarkan tergeletak di jalan dan tidak seorangpun berani menyentuh. Setiap orang
melewati kantong emas tersebut berusaha menyingkir.

Kerajaan Keling (Bhumi Sambhara)

 Prabhu Iswarakesawalingga (695-742 M), bergelar Rakryan Narayana


Prabhu Iswarakesawalingga Jagatnata Bhuwanatala
 Prabhu Iswaralingga (742-760 M), bergelar Rakryan Dewasingha Prabhu
Iswaralingga Jagatnata
 Prabhu Gajayanalingga (760-789 M) bergelar Rakryan Limwana Prabhu
Gajayanalingga Jagatnata
 Dewi Satyadarmika (Uttejana!) menikah dengan Rakai Panangkaran

Kerajaan Medang (Bhumi Mataram)

 Dewi Parwati (695-709 M), bergelar Rani Dewi Parwati Tunggalpratiwi


 Dewi Sannaha (709-716 M)
 Sanjaya (732-754 M), bergelar Ksatrabhimaparakrama Yudhenipuna
Bratasennawaputra (Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya)
 Rakai Panangkaran (754-782), bergelar Sri Maharaja Rakai
Panangkaran Dyah Sangkara Tejahpurnapana Panangkarana

Sejak pemerintahan Sanjaya, ia menjadi cikal bakal Kerajaan Medang


(Mataram Kuno) dan Wangsa Sanjaya.

Anda mungkin juga menyukai