A. Latar Belakang
Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat
terjadinya perlekatan ususdan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif
Mansjoer, 2010).Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput
perut dengan operasi. (Lakaman2011) Laparatomy merupakan prosedur
pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke
cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 1997). Laparatomi merupakan
teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan
pada bedah digestif dan obgyn.
Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tenik
insisi laparatomi ini adalah herniotomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi,
hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dfan
fistuloktomi. Sedangkan tindakan bedah obgyn yang sering dilakukan dengan
tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada
tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi hissterektomi, baik
histerektomi total, radikal, eksenterasi pelvic, salpingooferektomi bilateral.
2
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 39 tahun
c. Alamat : Rembang
d. Pendidikan : SMTP
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Tanggal Masuk : 7 Agustus 2019 pukul 16.00 WIB
g. Diagnosa Medis : Post Laparatomy
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 35 th
c. Alamat : Rembang
d. Hubungan dg klien : Istri
B. KELUHAN UTAMA
Susah idur selama beberapa 2 hari
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 7 Juli 2019 klien dirawat di ruang 1B dengan diagnosa
medis tumor colon ascenden kemudian akan dilakukan operasi pada 12 Juli
2019. Kemudian dari IBS dipindah ke ICU dan dua hari kemudian pada 21
Juli 2019 klien dipindah ke HCU dengan diagnosa medis Post Laparatomy,
Hari Rabu sore tanggal 7 Agustus 2019 klien rencana dipindah ke bangsal
ruang Rajawali 2B untuk pemulihan dengan diagnosa Post Laparatomy.
Pada 7 Agustus 2019 pukul 16.00 klien dipindah dari ruang HCU ke
Ruang Rajawali 2B dengan diagnosa medis post laparatomy. Klien
mengeluh tidak bisa tidur selama 2 hari setelah dilakukan operasi. Klien
merasa lemas TD 110/90 mmHg, RR : 20, N : 68x/mnt dan T : 360C. Klien
terpasang drain, kantung kolostomi, kateter urin dan infus sebelah kiri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena
laparatomy. Klien juga tidak memiliki riwayat darah tinggi maupun DM.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis atau punpenyakit yang diturunkan, seperti DM dan
hipertensi.
4
b. Saats akit : porsi makan dan snack yang didapatkan dari
rumah sakit dimakan sampai habis dengan bantuan keluarga atau
perawat.
3. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit : klien sebelum sakit mampu BAK dan BAB secara
lancer. BAB 1x/ hari dengan lancar. Pasien BAK ± 4-6 x/ hari.
b. Saat sakit : klien BAK menggunakan urine kateter± 1800
cc/hari, klien BAB menggunakan kantung kolostomi yang terpasang di
perut klien.
4. Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum sakit : klien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya
yaitu 6- 8 jam/ hari.
b. Saat sakit : klien terlihat mengantuk terus, klien mengeluh
susah tidur.
5. Pola aktivitas dan latihan
a. Sebelum sakit : klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri dan
melakukan pekerjaan setiaphari.
b. Saat sakit : dalam melakukan aktifitas seperti makan, duduk
dan ganti baju pasien membutuhkan bantuan dari keluarga atau perawat.
6. Pola peran dan hubungan
Sebelum sakit : klien seorang kepala keluarga, saat sehat klien dapat
berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga.
Saat sakit : klien memiliki keterbatasan beraktifitas, klien lemas dan terlihat
sulit dalam berbicara, klien menjawab satu sampai dua kata ketika ditanya
oleh perawat tentang kondisinya.
7. Pola persepsikognitif dan sensori
Klien terlihat mengantuk, kemampuan kognitif dan sensorinya juga
menurun. Meskipun mampu menjawab pertanyaan, klien terlihat lemas dan
tidak jelas saat berbicara. Klien mampu mengingat tempat serta orang-orang
yang ada disekitarnya.
5
8. Pola persepsi diri dan konsep diri
a. Body Image : klien tampak tidak bersemangat dalam menghadapi
kondisinya saat ini.
b. Identitas Diri : klien adalah seorang laki-laki
c. Harga Diri : klien mengatakan pasrah akan kondisinya
d. Peran Diri : Tn. M adalah seorang Bapak dan suami yang
memiliki anak.
e. Ideal Diri : klien tetap yakin akan sembuh dari penyakitnya
dan akan sehat kembali.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki yang merupakan seorang bapak dan
suami. Karena klien sedang dirawat di rumah sakit, maka pola seksualitas
dan reproduksinya terganggu. Klien terpasang kateter urin, maka setiap 3
hari sekali dilakukan perawatan kateter untuk mencegah terjadinya infeksi.
10. Pola mekanisme koping
Klien selalu terbuka dengan perawat maupun dengan keluarganya.
Terbukti kalau ditanya oleh perawat tentang apa yang dirasakan saat ini
klien selalu terbuka untuk menjawab meskipun yang diucapkan sedikit dan
kurang jelas.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien merupakan penganut agama Islam. Sebelum sakit klien masih
menjalankan ibadah dengan baik dan teratur, namun selama sakit klien tidak
bisa melaksanakan kewajiban untuk ibadah, pasien hanya bisa berdo’a
semoga lekas sembuh.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : pasien sadar
GCS : composmentis, E4V5M6
Nadi : 68 x/ menit
Pernapasan : 20x/ menit dengan irama reguler
Suhutubuh : 360 C
6
Tekanan darah : 110/90 mmHg
2. Kepala : ukuran kepala mesochepal, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada massa/benjolan, kulit kepala bersih.
3. Rambut : rambut hitam dan lembab
4. Mata : sclera tidak ikhterik, mata simetris, konjungtiva anemis,
reflex pupil simetris, terdapat warna gelap pada bawah mata.
5. Hidung : terpasang nasal kanul, simetris, tidak ada polip, tidak ada
secret
6. Telinga :simetris, daun telinga tampak kotor, tidak ada lesi dan
tidak menggunakan alat bantu dengar, fungsi pendengaran baik.
7. Mulut :bibir kering, lidah bersih, gigi kotor,tidak terdapat
stomatotis
8. Dada:
a. Jantung :
I : ictus cordis tidaktampak
P : ictus cordis teraba di IC 4
P : redup
A : tidak terdapat bunyi jantung tambahan, Suara jantung I,II regular
b. Paru-paru :
I : expansi dada simetris, tidak ada bekas luka/luka di area dada, RR:
20 x/mnt, tidak ada retraksi dada saat bernapas
P : pergerakan dinding dada sama, tactil fremitus teraba
P : sonor
A : vesikuler, tidak ada suara tambahan napas
9. Abdomen:
a. Inspeksi : simetri, datar, tidak adalesi, tidak terdapat ascites
b. Auskultasi : peristaltik usus 13x/menit
c. Perkusi : timpani
d. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar, tidak
ada tahanan di vesikaurinaria.
7
10. Ekstremitas :
Tidak terdapat keterbatasan gerak. Tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm.
Tidak ada edema. Capillary refill < 2 detik.
14
1 4
11. Genetalia :
Tidak ada lesi, bersih dan terpasang kateter urine.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Radiologi
Post Ileostomy : (27 Juli 2019)
Tampak terpasang drain dari lateral hemiabdomen kanan dengan ujung
tube berada pada cavum pelvis sisi kanan
Tampak opasitas pada hemiabdomen kiri setinggi corpus V.L.2-4,
cenderung stoma ileostomy.
2. PemeriksaanLaboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 4 Agustus 2019
Glukosapuasa 153 mg/dL, nilai normal 110-126 mg/dL
GlukosaSewaktu 215 mg/dL, nilai normal 80-160 mg/dL
Glukosa PP 2jam 203 mg/dL,nilai normal 80-180 mg/dL
Natrium 131 mEq/L, nilai normal 135-145 mEq/L
G. PROGRAM TERAPI
1. Infus RL 20tpm
2. Transfusi PRC 3 104 : masuk 1 kolf
3. Injeksi Ranitidine 50 mg/12 jam IV
4. Vitamin B16R 1 tablet/8 jam P.O
5. NaCl kapsul 0,5 gr/8 jam P.O
8
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan metabolisme tubuh.
DAFTAR MASALAH
No. Tanggal / Data Fokus Etiologi Masalah
jam Keperawatan
1. 7/8/2019 DS : Klien mengeluh susah tidur Perubahan Gangguan pola
semenjak dirawat di RS dan lingkungan tidur
merasa lemas.
DO :
Klien sering begadang dan
terlihat pucat, terlihat warna gelap
pada bagian bawah mata,pasien
tampak lemas.
KU :klien sadar,
GCS : E4V5M6
TD : 110/90 mmHg
Nadi : 68 x/menit
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasionalisasi TTD
Keperawatan
1. Gangguan pola Setelah melakukan 1. Beri ruangan yang 1. Memberikan kesan
tidur b.d tindakan 3x 24 jam nyaman dan tenang ruangan yang
perubahan diharapkan klien dengan 2. Ajarkan pasien nyaman dan tenang
lingkungan gangguan pola tidur teknik distraksi agar pasien dapat
dapat teratasi dengan dan relaksasi beristirahat dengan
kriteria hasil: tenang
3. Anjurkan
1. Pasien bisa tidur, 2. Dapat mengurangi
mandi/dilap
tidak mengeluh ketidak nyamanan
dengan air hangat
lemas karena 3. Pasien dapat
sebagai persiapan
merasa segar
kurang tidur
sebelum tidur sehingga dapat
9
2. Pasien tampak 4. Berikan aroma beristirahat dengan
segar (tidak pucat), terapi saat akan nyaman
10
IMPLEMENTASI
Tanggal/
Dx. Tindakan Keperawatan Respon TTD
jam
7/8/2019 1 1. Beri ruangan yang DS : -
nyaman dan tenang DO : Klien berada di bangsal kelas tiga ruang
1.5 dengan posisi semi fowler
- KU :lemah
- TD : 110/90 mmHg
- Nadi : 68 x/menit
- RR : 20 x/menit
- SpO2 100 % dengan nasal kanul 3lpm
12
distraksi dan relaksasi tidur
DO :
- Klien mulai bisa tidur walaupun sering
bangun
- Terliha ada kantung mata warna hitam
dibawah mata
3. Anjurkan mandi/dilap
dengan air hangat DS : klien mengatakan merasa lebih segar,
sebagai persiapan sudah mulai bisa tidur tetapi sering terbangun
sebelum tidur DO :
- Klien terpasang kantung kolostomi
EVALUASI
Tanggal / Evaluasi
Dx. TTD
jam (SOAP)
9/8/2019 1 S : klien mengeluh kesulitan tidur
07.00 O:
- KU :composmentis
- GCS E4V5M6
- TD : 120/90 mmHg, N : 78 x/menit, RR : 20
x/menit, SpO2 100%
- Terlihat lebih baik
- Klien sudah mulai bisa tidur
- Klien merasa lebih rileks
A :Masalah keperawatan gangguan pola tidur teratasi
sebagian
P :Lanjutkan intervensi
13
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Klien Tn. M dengan usia 39 tahun didiagnosa medis menderita Post
Laparatomy. Keluhan klien yaitu susah tidur. Menurut cerita kronoligis dari
keluarga, klien merasa bosan berada dirumah sakit dan ingin segera sembuh,
klien merasa cemas dengan penyakitnya. Keluarga mengatakan, klien
sebelumnya belum pernah mengalami hal tersebut. Klien tidak memilikiri
wayat hipertensi, tidak memiliki riwayat DM, karena memang klien tidak
pernah memeriksakan dirinya. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata hasil
pengukuran tekanan darah pada saat pengkajian dilakukan yaitu 110/90
mmHg dan hasil GDS yaitu 110 gr/dL.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Post Ileostomy : (27 Juli 2019)
klien terpasang drain dari lateral hemiabdomen kanan dengan ujung tube
berada pada cavum pelvis sisi kanan, tampak opasitas pada hemiabdomen kiri
setinggi corpus V.L.2-4, cenderung stoma ileostomy.
Berdasarkan kondisi klien yang mengalami gangguan pola tidur, maka
dari itu diagnose keperawatan yang diambil yaitu Gangguan pola tidur b.d
perubahan lingkungan dengan implementasi yang diberikan yaitu antara lain
memberikan ruangan yang nyaman dan tenang agar klien merasa lebih
nyaman, kemudian mengajarkan pasien teknik distraksi dan relaksasi agar
klien merasa lebih rilek sebelum tidur dan mempermudah tidurnya, kemudian
anjurkan mandi/dilap dengan air hangat sebagai persiapan sebelum tidur agar
pasien lebih segar dan nyaman, memberikan aroma terapi saat akan tidur agar
klien merasa nyaman dan segera tidur.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang sudah dijelaskan di atas,
dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan penulis untukpasien post
laparatomy yang mengalami Gangguan pola tidur b.d perubahan
lingkungan yang menyebabkan gangguan pola tidur pada klien kemudian
dilakukan relaksasi agar klien dapat mengembalikan sirkulasi darah lebih
baik, serta bantuan pemenuhan ADL. Tindakan relaksasi tersebut terbukti
dapat membantu klien dapat tidur dan memperbaiki kesehatan klien.
B. Saran
Diharapkan untuk tenaga medis dapat melakukan beberapa tindakan di
atas untuk membantu klien dengan keluhan gangguan pola tidur agar dapat
kembali normal sehingga pasien mampu mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
18