Anda di halaman 1dari 19

Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave

Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN SHORT WAVE DIATHERMY


(SWD) DAN CONTRACT RELAX AND STRETCHING DENGAN SHORT
WAVE DIATHERMY DAN TRANSVERSE FRICTION TERHADAP
PENGURANGAN NYERI PADA SINDROMA NYERI MIOFASIAL OTOT
LEVATOR SKAPULA

Sugijanto, Bunadi
Fisioterapi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
Fisioterapi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
Jl. Arjuna Utra Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
sugijanto@indonusa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi Short wave
Diathermy dan Contract Relax and Stretching dengan Short Wave Diathermy dan
Transverse Friction terhadap pengurangan nyeri akibat sindroma nyeri miofasial otot
levator skapula, dimana sampel penelitian ini diperoleh dari poliklinik fisioterapi Badan
RSUD Arjawinangun dengan jumlah sampel penelitian 20 orang laki-laki dan perempuan
dengan umur 30-40 tahun yang penelitiannya dilaksanakan pada 23 Juli sampai 3
September 2004. Sindroma nyeri miofasial otot levator skapula adalah suatu gangguan
lokal pada otot levator Skapula dimana didapatkan adanya miofasial trigger point atau
taut band yang membentuk seperti jalinan tali dan dirasakan nyeri menjalar (referred
pain) saat diprovokasi dan menimbulkan reflek ketegangan pada otot yang besangkutan.
Dengan penerapan intervensi Short Wave Diathermy dan Contract Relax and Stretching
sebagai perlakuan I, dan penerapan Short Wave Diathermy dan Transverse Friction
sebagai perlakuan II, dapat mengurangi nyeri akibat sindroma nyeri miofasial otot
levator skapula. Dalam penelitian yang dilakukan pada uji kolmogorov–Smirnov sebelum
intervensi hasilnya adalah p=0,759 yang berarti tidak ada perbedaan tingkat nyeri
sebelum intervensi pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Dari kedua
perlakuan intervensi ini ternyata sesuai dengan hasil pengujian analisis penelitian setelah
dilakukan empat kali intervensi dan berdasarkan hasil uji Mann-Whitney, diperoleh nilai
p=0,002 yang berarti bahwa ada perbedaan pengaruh yang sangat signifikan terhadap
pengurangan nyeri akibat sindroma nyeri miofasial otot levator skapula antara kelompok
perlakuan I dengan penerapan terapi Short Wave Diathermy dan Contact Relax and
Stretching dengan kelompok perlakuan II dengan terapi Short Wave Diathermy dan
Transverse Friction. Dimana kesimpulannya adalah terapi Short Wave Diathermy dan
Contract Relax and Stretcing sangat bermakna pengaruhnya terhadap pengurangan nyeri
akibat sindroma nyeri miofasial otot levator skapula dari pada terapi Short Wave
Diathermy dan Transverse Friction.

Kata Kunci: Contract Relax and Stretching, Transverse Friction, Sindroma Miofasial Otot
Levator Skapula.

Pendahuluan harus bekerja dengan duduk lama di depan


Nyeri pundak belakang sering terjadi komputer tanpa istirahat ditambah dengan
pada karyawan yang bekerja dengan posisi ruangan ber-AC, karyawan bagian produksi
menetap diantaranya yaitu elevasi dari shoulder dimana lengannya selalu dalam posisi elevasi
girdle secara berulang tanpa diselingi oleh shoulder girdle yang terus menerus, penata
aktivitas lain yang terus menerus dan dalam rambut, tukang cat. Seringkali keluhan ini
waktu lama, misalnya pada karyawan yang diperparah dengan kondisi emosi yang tidak
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 45
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

stabil. Keluhan ini sering diinterpretasikan oleh dengan meningkatnya kekuatan kompresi pada
penderita sebagai keluhan kaku pada pundak sendi servikal” (Behrsin and Maguire, 1986).
belakang. Keluhan ini juga akan berdampak Otot levator skapula mempunyai origo
pada penurunan produktivitas kerja dan mem- pada prosesus transversus vertebra servikalis
pengaruhi produksi perusahaan. III, IV dan berinsersio pada sudut superior dari
Salah satu penyebab dari nyeri pundak skapula. Otot ini tergolong otot tonik yang
belakang adalah sindroma nyeri miofasial otot sangat rentan untuk terjadi patologi termasuk
levator skapula. Keluhan ini sering dijumpai patologi sindroma nyeri miofasial otot levator
namun masih jarang dibahas dan kurang dipa- skapula karena aktivitasnya yang terus-
hami. Sindroma nyeri miofasial otot levator menerus dalam memfiksasi dan menstabilisasi
skapula ditandai dengan adanya miofasial skapula dan leher. Aktivitas otot ini juga dapat
trigger point yang mempunyai titik sangat peka meningkat dengan adanya postur yang jelek,
pada otot atau fasia yang menyebabkan nyeri bodi mekanik yang jelek, ergonomi kerja yang
dan tenderness saat istirahat atau gerakan yang jelek, kelelahan, terpapar dingin serta trauma
mengulur atau membebani otot levator skapula. atau strain kronis. Apabila faktor-faktor ini
Otot levator skapula fungsi utamanya adalah berlangsung terus-menerus dalam waktu yang
mengangkat skapula. Karena penderita merasa lama maka akan menimbulkan stress mekanik
nyeri saat bergerak mengulur atau membebani dan biokimia pada struktur jaringan otot ini,
otot levator skapula maka penderita cenderung diantaranya pada struktur jaringan spesifik
menghindari gerakan tersebut dan mencari miofasial dari otot ini. Akibatnya ada daerah
posisi yang tidak menimbulkan nyeri sehingga tertentu dari miofasial yang mengalami iske-
akan mempertahankan posisi tertentu yang mia yang berkepanjangan akibat fase kom-
sebenarnya adalah posisi statik. Kenyataan ini presi dan ketegangan lebih mendominasi
justru akan berkontribusi terhadap peningkatan dibandingkan dengan fase rileksasi pada
kerusakan jaringan miofasial dari otot ini. jaringan miofasial ini. Akibatnya struktur ini
Gangguan ini akan berakibat terhadap menu- akan mengalami kerusakan dan respon jari-
runnya endurance penderita saat melakukan ngan disekitarnya adalah menegang yang pada
Activity of Daily Living (ADL). akhirnya akan disertai pula dengan penum-
“Sindroma nyeri miofasial terdiri atas pukan zat-zat sisa metabolisme yang toksik,
nyeri dan tenderness yang menjalar dari terjadinya abnormal crosslink dan adanya
miofasial trigger point aktif, yang merupakan penjepitan ujung-ujung saraf polimodal yang
titik sangat peka nyeri (hyperirritable spot) pada semuanya itu akan berkontribusi untuk ter-
otot, biasanya dengan sebuah taut band pada jadinya nyeri. Dengan adanya proses diatas
otot skeletal yang terlibat. Trigger point ini maka patologi yang dapat kita temukan adalah
sangat tajam terbatas pada palpasi, nyeri pada adanya miofasial trigger point pada otot yang
kompresi dan menyebabkan penjalaran nyeri terlibat, nyeri yang menjalar dan ketegangan
yang khas dengan pola spesifik pada tiap otot”. atau bahkan kontraktur pada otot dan fasia.
“Seluruh otot-otot pada regio leher dan Jika sindroma nyeri miofasial ini mengenai otot
kepala mempunyai kontribusi untuk kontrol levator skapula maka nyeri biasanya dirasakan
postural dan gerakan dengan integrasi tinggi pada area otot ini dan menjalar ke bawah pada
dan koordinasi” (Vitti et al, 1973, Keshner et al, batas medial dari skapula dan naik hingga ke
1989; Keshner and Petterson, 1995, Mayouk- oksiput. Adanya patologi ini akan menimbulkan
Benhamou et al, 1997). “Hal ini terjadi pada gangguan gerak dan fungsi pada shoulder
otot-otot aksioskapular, seperti otot levator girdle sehingga akan menurunkan produktifitas
skapula seringkali secara tidak tepat mengambil penderitanya.
peran menyangga postur dan dapat menjadi “Prinsip terapi dari nyeri akibat
overaktif” (Janda, 1994). Hal ini dapat meres- sindroma nyeri miofasial diantaranya adalah
pon untuk nyeri atau kontrol motorik yang lain. menurunkan sensitivitas trigger point dan
“Peningkatan aktivitas otot levator skapula menormalkan tonus otot sehingga akan mem-
dapat menjadi buruk atau menyebabkan nyeri berikan pengurangan nyeri yang lama”.

46 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006


Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

Untuk menangani sindroma nyeri miofasial otot 2). Faktor predisposisi


levator skapula ini, beberapa pendekatan terapi Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi
dapat diterapkan. Modalitas fisioterapi yang terhadap terjadinya sindroma nyeri miofasial
dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini otot levator skapula diantaranya adalah :
adalah deep heating, stretching, transverse  Trauma pada jaringan miofasial otot
friction, ice stroking. Sedangkan terapi umum levator skapula.
lainnya adalah injeksi trigger point, penggunaan  Postur yang jelek yang menyebabkan
obat-obatan anti depressan dosis rendah, stress dan strain pada otot levator skapula
shiatsu, peningkatan nutrisi, merubah kebiasaan misalnya: forward head posture yaitu
tidur, mengeliminasi stress dan konseling untuk postur dimana posisi kepala terus-menerus
depresi. jatuh ke depan.
 Bodi mekanik yang jelek misalnya short
upper arms.
Patologi Sindroma Nyeri Miofasial otot  Ergonomi kerja yang buruk yang terjadi
Levator Skapula berulang-ulang dalam waktu yang lama
1). Definisi akan menimbulkan stress mekanik yang
“Menurut Simon & Travel, sindroma nyeri berkepanjangan misalnya yang terjadi
miofasial didefinisikan dengan terdapatnya pada seorang resepsionis yang harus
trigger point yang timbul dari taut band mengangkat gagang telepon sepanjang
serabut otot yang membentuk seperti jalinan hari, seorang pelajar yang menatap ke
tali dan lunak ketika disentuh dan ketika depan untuk beberapa jam setiap hari
dipalpasi, menimbulkan respon kejang lokal selama belajar atau pekerja mekanik yang
juga dikenal sebagai jump sign yang secara konstan mengangkat beban yang
merupakan sebuah pemendekan pada sera- berat meningkatkan stress dan strain
but otot yang mengalami fibrous”. berulang pada levator skapula.
“Sedangkan Simon Strauss mendefinisikan  Penyebab lain seperti kelelahan yang
sindroma nyeri miofasial sebagai suatu kronis, terpapar dingin yang terus-mene-
sindroma yang disebabkan oleh satu atau rus, strain levator skapula kronis.
banyak trigger point dan hubungan refleks 3). Perubahan Patologi
mereka”. “Ketika jaringan miofasial mendapatkan
“Janet Travell seorang peneliti pertama trauma, jaringan ini akan berusaha
sindroma nyeri miofasial menerangkan sin- memperbaiki diri dengan serabut kolagen
droma ini sebagai gangguan nyeri otot tipe khusus yaitu tipe III. Karena perbaikan
regional yang ditandai dengan adanya tender dari proses inflamasi, kolagen memutuskan
spot pada taut band pada otot yang nyerinya ikatan bersama-sama dan cenderung mem-
menjalar pada area yang menutupi atau ke buat ikatan yang tidak beraturan. Adanya
area yang jauh dari taut band”. “Donatelly et ketegangan serabut akan menurunkan mobi-
al juga memberikan definisi sindroma nyeri litas dari jaringan miofasial sehingga juga
miofasial sebagai suatu kumpulan gejala dari mudah terjadi pemendekan serabut kolagen.
pola nyeri spesifik dan keluhan otonom yang Karena serabut kolagen memendek, tekanan
disebabkan oleh lokal iritasi dari otot, fasia dalam jaringan miofasial akan meningkat.
atau ligamen “. Peningkatan tekanan dalam jaringan
Peneliti menyimpulkan bahwa sindroma nyeri miofasial ini akan menekan arteri, vena dan
miofasial otot levator skapula adalah suatu pembuluh limfe yang menyebabkan kete-
gangguan lokal pada otot levator skapula gangan jaringan. Hal ini akan menyebabkan
dimana didapatkan adanya miofasial trigger iskemia dan timbul miofasial trigger point
point atau taut band yang membentuk sehingga jaringan akan mudah mengalami
seperti jalinan tali dan dirasakan nyeri yang kontraktur”.
menjalar (referred pain) saat diprovokasi “Begitu juga ketika fasia mengalami strain
yang menimbulkan refleks ketegangan pada kronis akibat beban yang berlebihan maka
otot yang bersangkutan. dapat mencetuskan timbulnya nyeri yang
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 47
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

sangat sulit untuk diturunkan. Adanya beban Cross link kolagen akan secara fisiologis
tegangan yang berlebihan yang diterima timbul perlahanlahan dan perlahan-lahan
jaringan miofasial secara intermiten dan pula akan menyebabkan tekanan dalam
kronis akan menstimulasi fibroblas dalam jaringan. Akibatnya akan menurunkan jarak
fasia untuk menghasilkan lebih banyak kola- kritis pada area ini. Disamping itu aliran
gen. Oleh karena itu kolagen akan banyak darah pada area ini juga akan menurun bah-
terkumpul dalam jaringan tersebut sehingga kan hingga tingkat iskemia sehingga akan
akan timbul jaringan fibrous. Ketika dipalpasi mencetuskan timbulnya nyeri”.
jaringan fibrous ini akan dirasakan keras.
Ikatan fibrous berjalan secara longitudinal
sepanjang otot levator skapula. Hal ini akan Patofisiologi Nyeri akibat Sindroma
mencetuskan timbulnya miofasial trigger Miofasial Otot Levator Skapula
point yang mempunyai ketegangan tinggi Otot levator skapula merupakan otot
dan lama kelamaan dapat menimbulkan tipe tonik yang bekerja secara konstan
kontraktur. Elongasi dari jaringan miofasial bersama-sama dengan otot-otot aksioskapular
dari otot yang terkena akan dapat membantu lain memfiksasi dan menstabilisasi skapula dan
menginaktivasi trigger point yang timbul.” leher termasuk mempertahankan postur kepala
“Sedangkan ketika jaringan miofasial immo- yang cenderung jatuh ke depan karena
bilisasi untuk beberapa waktu sekurang- kekuatan gravitasi dan berat kepala itu sendiri.
kurangnya 4 minggu, ikatan melintang dapat Kerja otot ini akan meningkat pada kondisi
terbentuk diantara molekul-molekul tipe I tertentu seperti adanya postur yang jelek,
kolagen. Tipe I kolagen adalah unsur kolagen bodimekanik yang jelek, ergonomi kerja yang
normal dari jaringan ikat. Ikatan melintang jelek, trauma atau strain kronis. Keadaan ini
(cross binding) ini akan menurunkan fleksi- beresiko untuk terjadinya gangguan pada jari-
bilitas fasia dan juga membatasi gliding ngan miofasial otot levator skapula itu sendiri.
antara lembaran fasia. Ketika jaringan ikat Sebagaimana diketahui pada jaringan
dalam keadaan immobile, akan terjadi peru- miofasial yang sehat terdapat keseimbangan
bahan pada substansi dan serabut kolagen. antara kompresi atau ketegangan dengan
Protein-karbohidrat kompleks dalam subs- rileksasi. Keseimbangan ini dipelihara oleh
tansi dasar akan mengikat air dan menja- adanya substansi dasar (ground substances)
dikan banyak gel tak berbentuk (water dari jaringan miofasial. Substansi dasar ini
binding complex mucopolysacharides) atau mempertahankan keseimbangan kompresi atau
lebih dikenal sebagai glikosa-minoglikan. tegangan dengan relaksasi melalui cara mem-
Dengan immobilisasi kandungan air akan pertahankan jarak antar serabut jaringan ikat,
berkurang dan bagian terbesar dari substansi berperan sebagai alat transport zat gizi dan
dasar akan menurun. Akibatnya serabut sebagai alat transport zat-zat sisa metabolisme.
kolagen akan saling berdempetan. Ketika Dengan adanya kerja konstan dari otot
jarak dari satu molekul kolagen ke molekul tonik ini ditambah dengan adanya faktor-faktor
kolagen yang lain menurun hingga pada yang memperberat kerjanya seperti yang telah
ambang kritis, yang terjadi adalah molekul disebutkan di atas maka keseimbangan antara
mulai membentuk ikatan menyilang (cross kompresi atau ketegangan dengan rileksasi
binding). Jaringan ikat juga menjadi kurang pada jaringan miofasial tak dapat diper-
elastis karena serabut kolagen dan lapisan tahankan lagi oleh ground substance. Akibat-
fasia kehilangan pelumas. Hal ini akan nya jaringan miofasial dari otot levator skapula
menyebabkan molekul dari lembaran fasia ini mengalami ketegangan atau kontraksi terus-
ternyata terikat bersama-sama. Keadaan menerus sehingga akan menimbulkan stress
immobilisasi dari jaringan miofasial ini banyak mekanis pada jaringan miofasial dalam waktu
disebabkan misalnya oleh ergonomi kerja yang lama sehingga akan menstimulasi
yang jelek, dimana keadaan ini akan men- nosiseptor yang ada di dalam otot dan tendon.
cetuskan timbunan fibroblas dan banyak Makin sering dan kuat nosiseptor tersebut
kolagen membuat ikatan tali (cross link). terstimulasi, makin kuat aktifitas reflek kete-
48 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

gangan terhadap otot tersebut. Hal ini akan struktur jaringan lain yang termasuk dalam
meningkatkan nyeri, sehingga menimbulkan segmen inervasi yang sama akan cepat
keadaan “vicious circle”. Keadaan “vicious terdepolarisasi juga. Fasilitasi ini pada akhirnya
circle” akan mengakibatkan adanya daerah menghasilkan kepekaan terhadap tekanan pada
pada jaringan miofasial yang mengalami tempat-tempat dimana banyak terdapat
iskemia lokal sebagai akibat dari kontraksi otot mekanosensorik. Nosisensorik polymodal mem-
yang kuat dan terus-menerus atau mikrosir- punyai daerah peka rangsang yang luas. Pada
kulasi yang tidak adekuat sehingga jaringan ini daerah sekitar lesi akan timbul substansi P
akan mengalami kekurangan nutrisi dan oksigen dimana pada rangsangan yang cukup kuat
serta menumpuknya zat-zat sisa metabolisme. akan timbul triple response, sehingga akan
Keadaan ini akan merangsang ujung-ujung timbul daerah hiperalgesia sekunder.
saraf tepi nosiseptif tipe C untuk melepaskan Sensibilisasi daerah kornu posterior juga
suatu neuropeptida yaitu subtansi P. Dengan akan mengakibatkan kemampuan deferensiasi
dilepaskannya substansi P akan membebas- serabut saraf terhadap rangsang menurun.
kan prostaglandin dan diikuti juga dengan Rangsangan pada daerah lesi melalui susunan
pembebasan bradikinin, potassium ion, sero- saraf akan dapat menimbulkan sensibilisasi
tonin, yang merupakan noxious atau chemical pada struktur jaringan lain yang mempunyai
stimuli yang dapat menimbulkan nyeri. Selain segmen persarafan yang sama meskipun
itu pada jaringan miofasial yang mengalami lesi jaringan tersebut tidak kelihatan gejala
timbul suatu aktivitas nosisensorik polymodal klinisnya. Secara klinis keadaan ini disebut
yang mengisyaratkan adanya kerusakan “referred pain” yang berarti timbulnya suatu
jaringan. Ujung-ujung saraf pada daerah ini penyebaran aktivitas reflek nosisensorik.
mengeluarkan tachykinine yang mengakibatkan Selain mengaktifkan neuron-neuron
sensibilisasi timbul dari mekanosensoris. pada kornu posterior medulla spinalis, nosisep-
Bersamaan dengan itu pula timbul sensibilisasi tor juga mengaktifkan neuron-neuron pada
neuron-neuron kornu posterior (PHC). Dengan kornu lateralis medulla spinalis. Akibatnya akan
dilepaskannya substansi P akan meningkatkan terjadi vasokontriksi pada otot dan vasodilatasi
mikrosirkulasi lokal dan ekstravasasi plasma dan pada kulit. Oleh pengaruh yang singkat saja
memacu aktivitas sel Mast dan histamin dari nosisensorik dan adanya proses fisiologis
sehingga terjadi proses peradangan yang lebih maka akan mengakibatkan aktifnya saraf
dikenal dengan “neurogenic inflammation”. simpatis. Jika pengaruh nosisensorik berlang-
Peradangan diaktifkan dengan tujuan untuk sung lama sampai berminggu-minggu atau
menyembuhkan jaringan yang mengalami bahkan berbulan-bulan akan mengakibatkan
kerusakan. Pada keadaan klinis proses ini akan perubahan patologis dari saraf dan kulit
ditandai dengan adanya nyeri, bengkak dan diantaranya adalah menurunnya ambang rang-
adanya peningkatan panas. Nyeri pada keadaan sang nyeri sehingga akan terjadi allodynia yaitu
ini sebenarnya hanya memberikan informasi nyeri yang ditimbulkan oleh stimulus non
bahwa terjadi penyesuaian emosional dengan noxious terhadap kulit normal. Adanya
lesi. Karena terjadinya sensibilisasi pada allodynia akan menimbulkan nyeri sentuhan
mekanosensorik akibat terlepasnya tachykinine pada daerah lesi.
maka dengan palpasi di atas daerah miofasial Dengan adanya nyeri yang dihasilkan
yang rusak akan timbul reaksi nosisensorik yang dari beberapa proses di atas, pasien cenderung
cepat. Rangsangan ini seringkali menimbulkan membatasi gerakan yang dapat menambah
rasa nyeri yang bisa dikenali. Keadaan ini nyeri termasuk gerakan mengulur dari otot
disebut hyperalgesia primer. levator skapula, dengan kata lain jaringan yang
Selain itu nosisensorik juga meng- mengalami lesi cenderung immobilisasi. Akibat
hasilkan sensibilisasi dari kornu posterior medul- dari immobilisasi terhadap jaringan ini adalah
la spinalis. Sensibilisasi ini tidak hanya terbatas substansi interseluler yang berisi air menurun
pada neuron-neuron yang berada disekitar lesi 3-4% dan jaringan ikat tampak seperti kayu.
tetapi juga pada neuron-neuron yang terletak Penurunan yang sangat menyolok sebesar 20%
didekatnya. Potensial aksi dari serabut saraf dan terjadi pada glikosaminoglikan dari substansi
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 49
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

interseluler. Kebalikannya sisa-sisa kolagen Short Wave Diathermy


seluruhnya tidak berubah. Hilangnya air dan Short Wave Diathermy (SWD) meru-
glikosaminoglikan ini disamping menyisakan pakan modalitas panas dengan teknik aplikasi
jumlah kolagen juga menurunkan jarak antar terapinya menggunakan arus listrik radiofre-
serabut kolagen dalam jaringan ikat yang kuensi tinggi. Short Wave Diathermy meng-
kemudian akan menghilangkan gerakan bebas gunakan frekuensi 27.12 MHz, dengan panjang
antar serabut. Hilangnya gerakan bebas ini gelombang 11 m.
cenderung untuk membuat jaringan kurang
elastis dan kurang lentur. Selanjutnya dengan
tidak adanya tekanan normal selama masa Mekanisme Penurunan Nyeri akibat
immobilisasi serabut kolagen akan membentuk Sindroma Nyeri Miofasial Pada Otot
seperti pita dengan pola yang tidak beraturan Levator Skapula melalui Intervensi
dan cross link dapat terbentuk pada tempat Short Wave Diathermy
yang tidak diinginkan sehingga menghambat Dengan pemberian intervensi Short
pergeseran normal. Karena hilangnya substansi Wave Diathermy dengan menggunakan metoda
interseluler akan membuat serabut menutup circuplode untuk menurunkan nyeri akibat
secara bersama-sama sehingga cross link akan sindroma nyeri miofasial otot levator skapula
lebih mudah terbentuk. Dengan adanya abnor- maka pasien akan mendapatkan keuntungan
mal cross link apabila terdapat regangan maka yang besar dari efek terapeutik Short Wave
akan mengiritasi serabut saraf A dan C sehing- Diathermy sebab pada elektrode kumparan
ga timbul nyeri. circuplode dipasang suatu filter yang menyerap
medan listrik sehingga yang keluar medan
magnet saja. Hasilnya pemanasan superfisial
Mekanisme Timbulnya Nyeri pada diturunkan dan efek pada jaringan miofasial
Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator levator skapula yang letaknya dalam dapat
Skapula dioptimalkan. Adapun mekanisme penurunan
Nyeri akibat sindroma nyeri miofasial nyeri dengan pemberian intervensi Short Wave
dapat terjadi akibat adanya proses sebagai Diathermy pada kasus ini didapatkan dari
berikut: modulasi nyeri pada level sensoris dimana
1. Adanya ketegangan otot akan menimbulkan dengan pemberian intervensi Short Wave
iskemia dan iskemia tersebut akan menim- Diathermy akan meningkatkan aktivitas meta-
bulkan nyeri. Nyeri akan menambah bolisme sebesar 18% yang diikuti dengan
ketegangan otot sehingga akan terbentuk perubahan PO2, PCO2 dan perubahan Ph
vicious circle. jaringan. Akibatnya akan terjadi perbaikan
2. Adanya inflamasi kronis dimana terdapat kondisi lokal jaringan karena terbukanya
sisa metabolisme dan iritan yang dihasilkan spinkter prekapiler dan metarteriole, bersa-
dari proses inflamasi seperti prostaglandin, maan dengan itu pula akan terjadi vasodilatasi
bradikinin, serotonin dan lain-lain akan dan peningkatan aliran darah sebesar 30ml/100
menimbulkan nyeri. gram jaringan sehingga akan meningkatkan
3. Adanya iritasi nyeri yang berlangsung lama suplay nutrien ke jaringan miofasial yang
akan menyebabkan turunnya ambang rang- mengalami gangguan dan akan membuang zat-
sang nyeri sehingga terjadi allodynia, zat iritan penyebab nyeri sehingga spasme atau
sehingga timbul nyeri sentuhan. ketegangan jaringan fasia dan serabut otot
4. Adanya abnormal crosslink laten sehingga levator skapula akibat penumpukan zat-zat sisa
apabila terdapat regangan akan meng- metabolisme dan zat iritan hasil proses radang
aktivasi saraf afferen A dan C sehingga ini dapat diturunkan. Dengan menurunnya
timbul nyeri. ketegangan pada jaringan ini maka nyeri juga
akan berkurang.
Efek lain dari aplikasi Short Wave
Diathermy pada kondisi ini adalah mening-
katnya elastisitas jaringan kolagen yang ter-
50 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

dapat pada jaringan miofasial yaitu dengan Selain itu contract relax and stretching
menurunnya viskositas matrik kolagen karena berperan dalam peningkatan toleransi stret-
homeostasis lokal sehingga jaringan akan ching yang akan berpengaruh terhadap
mudah digerakkan, bertambah kelenturannya pengembalian panjang otot. “Peningkatan
sehingga waving effect akan mudah untuk toleransi stretching menurut Ian Shrier dan Kav
didapatkan dan reseptor saraf A dan C yang Gossal terjadi akibat adanya pengaruh anal-
terjebak akibat tekanan jaringan fibrous akan gesik dari penerapan tehnik contract relax and
terbebas sehingga nyeri berkurang. stretching ini. Peningkatan toleransi penguluran
ditandai dengan adanya pengurangan rasa
nyeri yang dirasakan pasien saat diberikan
Contract Relax and Stretching stretching dengan kekuatan yang sama pada
“Sebuah penelitian yang dilakukan oleh otot yang mengalami ketegangan”.
Rachel Poon telah membuktikan bahwa kon-
traksi isometrik akan menghasilkan efek
relaksasi otot sebagaimana halnya stretching Struktur yang Terlibat dalam Stret-
pasif Dengan adanya pembuktian ini Rachel ching
Poon merekomendasikan penerapan metode Otot terdiri atas reseptor yang disebut
contract relax and stretching sebagai metode muscle spindle dan golgi tendon organ yang
stretching terpilih untuk mendapatkan relaksasi menyediakan informasi sensoris berperan
dan pengembalian panjang otot dari otot yang dalam pemanjangan dan tegangan pada otot.
mengalami ketegangan”. Fungsi utama dari muscle spindle adalah untuk
Pendapat di atas didukung oleh hasil memonitor kecepatan dan durasi stretching
penelitian yang dilakukan Kit Laughlin yang pada sebuah otot melalui aksi reflek yang
menyatakan bahwa “contract relax and stret- dimulai dengan sebuah kontraksi kuat untuk
ching merupakan teknik yang sangat aman dan menurunkan stretching yang terjadi. Sedang-
sangat efektif untuk meningkatkan fleksibilitas”. kan golgi tendon organ berperan dalam
“Contract relax and stretching mekanisme proteksi untuk menginhibisi kon-
merupakan salah satu teknik dalam Propiocep- traksi otot dan memiliki treshold yang sangat
tive Neuromuscular Fascilitation (PNF) yang rendah setelah otot berkontraksi. Treshold dari
melibatkan kontraksi isometrik dari otot yang golgi tendon organ akan meningkat saat otot
mengalami ketegangan yang diikuti fase relak- dilakukan stretching secara pasif.
sasi kemudian diberikan stretching secara pasif
dari otot yang mengalami ketegangan
tersebut”.
Dasar-dasar metode PNF dibentuk oleh Mekanisme Kerja Contract Relax and
Voss, Ionta dan Myers yang didasarkan atas Stretching
konsep yang dikembangkan oleh Herman Dalam penerapan prosedur contract
Kabath pada tahun 1940. Konsep Kabath dibuat relax and stretching, pasien menunjukkan
berdasarkan hasil observasi dalam bidang suatu kontraksi isometrik dari otot yang meng-
neurofisiologi yang dilakukan oleh Sir Charles alami ketegangan sebelum secara pasif otot
Sherrington. dipanjangkan. Alasan penerapan teknik ini
Dalam perkembangannya teknik contract adalah bahwa “kontraksi isometrik yang dibe-
relax and stretching ini telah dipromosikan rikan sebelum stretching dari otot yang
selama bertahun-tahun sebagai bagian integral mengalami ketegangan akan menghasilkan
dari upaya terapi untuk mengurangi nyeri akibat relaksasi sebagai hasil dari autogenic inhi-
ketegangan otot. Contract relax and stretching bition”.
berperan dalam pengurangan nyeri akibat Adanya kontraksi isometrik akan mem-
ketegangan otot melalui perubahan viskoelastik bantu menggerakkan stretch receptor dari
dan inhibisi reflek ketegangan sehingga akan musle spindle untuk segera menyesuaikan
dihasilkan pengembalian panjang otot. panjang otot maksimal. Golgi tendon organ
dapat terlibat dan menghambat tegangan pada
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 51
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

otot sehingga otot dengan mudah dapat dipan- relax and stretching yang direkomendasikan
jangkan. oleh Rachel Poon sebanyak 3-6 kali dalam
Ketika otot diberikan stretching, stretch setiap pertemuan”.
reflex bekerja secara otomatis mengkon-
traksikan otot yang terulur, untuk melin-
dunginya dari stretching yang berlebihan. Ketika Intensitas
terjadi ketegangan pada otot yang diulur, golgi “Reg Dumont menganjurkan membe-
tendon organ akan teraktivasi dan segera rikan stretching dengan intensitas rendah atau
menginhibisi ketegangan dengan relaksasi tidak menimbulkan nyeri”.
melalui pemanjangan otot. “Sedangkan menurut Shrier selama dibe-
”Menurut Patti dan Finke, jika stretching rikan stretching harus dirasakan adanya
dipertahankan dalam waktu lama, sekurang- penguluran yang menimbulkan nyeri minimal
kurangnya 6 detik maka golgi tendon organ atau mild discomfort”.
meresponnya dengan mengizinkan otot tersebut
secara reflek untuk relaksasi”.
Stretching pada serabut otot dimulai dari Durasi Kontraksi Isometrik
sarkomer yang merupakan unit dasar dari “Rachel Poon merekomendasikan bah-
kontraksi otot. Ketika sarkomer berkontraksi, wa dalam penerapan contract relax and
area yang saling tumpang-tindih menurun stretching lamanya kontraksi isometrik yang
mengikuti serabut otot untuk elongasi atau dianjurkan adalah 6-8 detik”.
memanjang. Ketika salah satu serabut otot
berada pada panjang istirahat maksimum dan
seluruh sarkomer terulur penuh, tambahan Durasi Stretching
stretching bepengaruh pada jaringan ikat yang “Menurut Shrier banyak literatur yang
ada disekitarnya. Ketika tegangan meningkat, menganjurkan durasi untuk stretching antara
serabut kolagen pada jaringan ikat meluruskan 10 hingga 30 detik. Pendapat lain mereko-
diri selama diberikan stretching dengan mendasikan 12-18 detik dengan alasan relak-
kekuatan yang sama. Oleh karena itu saat sasi terjadi pada periode ini”. “Sedangkan Jane
dilakukan stretching, serabut otot yang meng- Harrison merekomendasikan durasi stretching
alami ketegangan ditarik keluar hingga panjang adalah 20-30 detik”. ”Tetapi khusus untuk
sarkomer bertambah, serabut kolagen pada penerapan contract relax and stretching,
jaringan ikat mengambil sisa-sisa kekenduran. Rachel Poon menyatakan bahwa durasi stret-
Hal ini akan membantu meluruskan kembali ching yang dianjurkan oleh banyak literatur
abnormal cross link pada arah ketegangan adalah 6-8 detik”.
sehingga akan membantu perbaikan pada jari-
ngan parut.
Ketika otot diulur, beberapa serabut Efek Stretching
akan memanjang tetapi masih ada serabut yang “Secara umum stretching dilakukan
istirahat. Hal ini tergantung pada jumlah untuk mendapatkan efek relaksasi dan
serabut yang terulur. Kekuatan untuk meng- pengembalian panjang dari otot dan jaringan
kontraksikan otot adalah hasil dari jumlah ikat. Jaringan ikat membutuhkan 20 detik
serabut yang diulur sehingga panjang otot untuk mencapai efek relaksasi sedangkan otot
bertambah selama diberikan stretching. membutuhkan waktu 2 menit untuk dapat
mencapai efek relaksasi”.
Frekuensi “Efek segera dari stretching dijelaskan
“Menurut Patti dan Finke, frekuensi dari hasil sebuah penelitian stretching otot
stretching yang terbaik adalah 3-5 kali per- extensor digitorum dan tibialis anterior pada
minggu”. ”Dengan frekuensi stretching yang kelinci yang diisolasi dan diberikan stretching
sangat efektif menurut Shrier dilakukan dengan durasi 30 detik didapatkan adanya
sebanyak 4 kali dalam setiap kali pertemuan”. perubahan viskoelastik yang mengindikasikan
”Sedangkan secara spesifik frekuensi contract
52 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

adanya penambahan panjang otot setelah


stretching keempat”. Mekanisme Penurunan Nyeri akibat
“Pada penelitian efek stretching jangka panjang Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator
pada manusia didapatkan beberapa individu Skapula melalui Intervensi Contract
mencapai panjang otot maksimum melalui Relax and Stretching
pemberian stretching dengan durasi 15 detik. Mekanisme penurunan nyeri akibat
Sedangkan pada sebagian yang lain mencapai sindroma nyeri miofasial otot levator skapula
panjang otot maksimum dengan penerapan dengan intervensi contract relax and stretching
durasi 45 detik”. adalah dengan kontraksi isometrik pada
“Sedangkan efek jangka panjang stret- contract relax and stretching akan mening-
ching dari hasil suatu penelitian pada hewan katkan relaksasi otot levator skapula melalui
menunjukan bahwa keuntungan maksimum mekanisme pelepasan analgesik sehingga nyeri
dengan 4 kali stretching responnya bermacam- dapat diturunkan atau dihilangkan.
macam. Beberapa otot menunjukkan bahwa Dengan adanya komponen stretching
keuntungan maksimum stretching setelah dibe- pada contract relax and stretching maka
rikan stretching 2-3 kali, sedangkan beberapa panjang otot levator skapula dapat dikem-
otot yang lain dapat mencapai efek maksimum balikan dengan mengaktivasi golgi tendon
stretching setelah 5-6 kali stretching” organ sehingga relaksasi dapat dicapai dan
“Dari hasil penelitian juga menunjukan nyeri akibat ketegangan otot dapat diturunkan
bahwa stretching dengan durasi 20 dan 30 detik dan mata rantai vicious circle dapat diputuskan.
pada manusia dapat mencapai efek yang Dengan intervensi contract relax and
maksimal pada minggu ke-7 setelah stretching. stretching, iritasi terhadap saraf A dan C yang
Pada kelompok yang diberikan stretching menimbulkan nyeri akibat adanya abnormal
dengan durasi selama 10 detik mencapai efek cross link dapat diturunkan. Hal ini terjadi
maksimal pada minggu ke-10, dan pada karena pada saat diberikan intervensi contract
kelompok yang diberikan stretching dengan relax and stretching, serabut otot ditarik keluar
durasi 30 detik dapat menghasilkan efek mak- sampai panjang sarkomer penuh. Dan kemu-
simal pada minggu ke-6 atau ke-7 setelah dian jaringan ikat akan mengambil sisa-sisa
stretching”. kekenduran. Ketika hal ini terjadi maka akan
membantu meluruskan kembali beberapa keka-
cauan serabut atau akibat abnormal cross link
pada ketegangan akibat sindroma nyeri mio-
Indikasi Contract Relax and Stretching fasial.
Contract relax and stretching diindi-
kasikan apabila ditemukan adanya keterbatasan
lingkup gerak sendi akibat adanya perlengketan, Transverse Friction
pembentukan jaringan parut, yang berperan “Tranverse friction telah digunakan
untuk menimbulkan ketegangan otot, jaringan bertahun-tahun untuk menangani problem
ikat dan kulit. jaringan lunak. James Cyriax seorang orto-
paedik inggris telah mengembangkan trans-
verse friction karena diyakini transverse friction
Kontra Indikasi Contract Relax and mencetuskan hiperemi traumatik, meningkat-
Stretching kan perfusi jaringan dan menstimulasi mekano-
Adapun kontra indikasi dari contract resptor”.
relax and stretching adalah sebagai berikut: “Transverse friction adalah suatu pem-
- Fraktur yang masih baru pada daerah shoul- berian stress ritmis secara transversal untuk
der girdle remodeling struktur kolagen dari jaringan ikat
- Post immobilasi yang lama karena otot levator dan kemudian menempatkan kembali kolagen
skapula kehilangan tensile strength. ke dalam susunan longitudinal”.
- Ada tanda-tanda inflamasi akut. “Dari hasil penelitian terbaru dengan
menggunakan mikroskop cahaya, mikroskop
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 53
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

elektron dan mikroskop imunoelektron menun- dalam pengurangan nyeri segera. Pengalaman
jukkan bahwa setelah diberikan transverse klinis dari pasien menyebutkan adanya efek
friction terdapat proliferasi fibrobalst dan baal atau mati rasa (numbing effect) selama
realignment dari serabut kolagen”. friction sedangkan segera setelah aplikasi
“Sebuah lembaga penelitian yang mena- memperlihatkan efek penurunan nyeri dan
makan dirinya Performance Dynamic dari Ball peningkatan mobilitas. Waktu untuk mem-
Memmorial Hospital di Muncie Indiana telah produksi analgesia selama aplikasi dari trans-
meneliti pengaruh friction. Mereka menyatakan verse friction adalah beberapa menit dan
bahwa friction mengontrol mikrotrauma yang memiliki efek analgesik setelah penanganan
menyebabkan penurunan fibrosis pada ber- dapat berlangsung kurang lebih 24 jam.”
macam-macam struktur jaringan lunak. Mereka “Jika dihubungkan dengan gate control
juga meyakini bahwa bahwa friction menye- theory, penurunan nyeri selama dan sesudah
babkan mikrotrauma pada area yang luas pada transverse friction akibat adanya modulasi dari
fibrosis atau skar dari jaringan lunak. Mereka impuls nosiseptif pada level medulla spinalis.
juga menyatakan bahwa proliferasi fibroblas Proyeksi sentripetal ke dalam kornu posterior.
bertanggung jawab untuk perbaikan dan Dari sistem reseptor nosiseptif diinhibisi secara
regenerasi kolagen, karena fibroblas meng- bersama-sama oleh aktivitas dari mekano-
hasilkan fibronektin dan mensintesa kolagen”. reseptor pada jaringan yang sama. Dengan
Pada beberapa instansi pelayanan kese- adanya stimulasi pada mekanoreseptor tertentu
hatan, transverse friction merupakan sebuah pada lokasi jaringan yang sama melalui
alternatif terapi disamping pemberian injeksi gerakan ritmis diatas area yang terkena akan
kortikosteroid. “Efek terapi dari transverse menutup pintu serabut afferen nyeri”.
friction lebih lambat dibandingkan terapi injeksi “Menurut Cyriax, friction juga berperan
kortikosteroid akan tetapi transverse friction untuk merusak metabolit yang memprovokasi
mempunyai efek terapi yang permanen dan nyeri. Metabolit-metabolit ini akan merangsang
relatif sedikit tingkat kekambuhannya. Efek timbulnya keadaan iskemia dan menimbulkan
terapi injeksi kortikosteroid biasanya berhasil nyeri. Tranverse friction juga mempunyai efek
dalam 1-2 minggu sedangkan sedangkan trans- mengakhiri gangguan saraf perifer.”
verse friction membutuhkan waktu hingga 6 “Efek terapi penurunan nyeri dari
minggu untuk mendapatkan efek terapi yang transverse friction juga diperoleh melalui meka-
maksimal”. nisme lain yaitu melalui penyebaran kontrol
Transverse friction apabila diaplikasikan inhibisi noxious yang dapat melepaskan
secara benar maka akan menghasilkan efek endogenous opiates yang kemudian meng-
analgesik yang banyak pada area yang diterapi inhibisi neurotrans-mitter yang selanjutnya
sehingga akan mengasilkan efek penurunan akan menurunkan nyeri”.
nyeri lokal.
“Sebuah penelitian oleh Gehlsen, et al Efek Tansverse Friction Terhadap
telah membuktikan bahwa proliferasi fibroblas Perbaikan Jaringan Ikat
secara langsung tergantung pada besarnya “Regenerasi jaringan ikat terdiri dari 3
tekanan yang diberikan pada jaringan. Menurut fase utama yaitu: inflamasi, proliferasi
Warren Hammer, friction dimulai dengan teka- (granulasi) dan remodeling. Ketiga fase ter-
nan pada jaringan dari mulai tekanan yang sebut kejadiannya tidak terpisah, akan tetapi
ringan, meningkat sampai mati rasa atau merupakan sekuensis dari perubahan sel matrik
numbness”. dan perubahan vaskuler yang dimulai dengan
pelepasan dari mediator inflamasi dan diakhiri
dengan remodeling dari jaringan”.
Efek Terapeutik Transverse Friction Transverse friction mempunyai efek
Efek Transverse Friction dalam yang bermanfaat pada ketiga fase regenerasi
Penurunan Nyeri tersebut diatas diantaranya adalah :
“Pada sebuah observasi klinis didapatkan a). Transverse friction dapat menstimulasi
bahwa aplikasi transverse friction berperanan fagosit.
54 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

“Dianjurkan pada fase inflamasi dini Mekanisme Penurunan Nyeri akibat


transverse friction diberikan dengan gentle, Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator
sehingga dapat memobilisasi cairan dalam Skapula melalui Intervensi Transverse
jaringan yang selanjutnya akan mening- Friction
katkan kecepatan fagositosis”. Dengan adanya efek mekanik yang
b). Transverse friction dapat menstimulasi dihasilkan dari transverse friction maka akan
orientasi serabut dalam proses regenerasi merangsang serabut afferen A dan C yang
jaringan ikat. akan memicu pelepasan sistem analgesik
“Selama maturasi jaringan parut dibentuk endogen sehingga akan terjadi modulasi nyeri
lagi dan dikuatkan oleh penggerakan, pada level supraspinal sehingga nyeri akan
pengorganisasian dan penempatan kembali menurun.
sel dan matrik. Dengan pemberian stress Dengan adanya vasodilatasi akibat
mekanik sangat bermanfaat untuk aplikasi transverse friction maka akan mening-
memperbaiki jaringan yaitu sebagai stimu- katkan aliran darah ke area miofasial yang
lus utama dalam fase remodeling dimana mengalami kerusakan sehingga akan mem-
jaringan parut yang lemah serabutnya bersihkan area ini dari iritan kimia yang
diorientasikan kembali agar tersusun secara dihasilkan dari proses radang dan vasodilatasi
linear dalam suatu ikatan. Selama periode yang terjadi juga akan meningkatkan trans-
penyembuhan struktur yang terkena harus portasi endogenous opiate sehingga dari proses
dijaga mobilitasnya dengan mengguna- ini akan menghasilkan penurunan nyeri.
kannya secara normal. Transverse friction Dengan aplikasi transverse friction
juga berperan dalam remodeling struktur massage, akan membantu menyesuaikan
kolagen dari jaringan ikat dan kemudian serabut kolagen kearah linear dan akan mem-
mereorientasikan kolagen kedalam susunan bebaskan serabut afferen A dan C yang
longitudinal”. terjebak akibat tekanan jaringan fibrous
c). Transverse friction mencegah formasi sehingga nyeri dapat berkurang.
perlengketan dan merobek perlengketan Deep transverse friction dapat
yang tidak dinginkan. mempercepat berakhirnya gangguan saraf
“Dengan pemberian gerakan transversal perifer melalui efek anestesi yang didapatkan
terhadap struktur kolagen saat intervensi dari teknik ini termasuk allodynia yang terjadi
transverse friction maka akan mencegah pada sindroma nyeri miofasial otot levator
terbentuknya cross link dan juga mencegah skapula.
terjadinya perlengketan jaringan”.
“Menurut Kaplan (1989), transverse friction
dapat membantu atau mencegah perleng- Metodologi
ketan oleh karena fibrosis khususnya pada Penelitian ini berlangsung selama enam
jaringan lunak yang kronis. Deep transverse minggu, peneliti mendapatkan 27 subjek
friction dapat memecahkan perlengketan penderita nyeri akibat sindroma nyeri miofasial
kecil yang terbentuk selama perbaikan jari- otot levator skapula yang terbagi menjadi dua
ngan”. kelompok terapi (masing-masing 10 subjek), 7
d). Friction dapat menyebabkan hyperemia subjek dinyatakan gugur karena tidak men-
traumatik jalani sesi terapi secara lengkap.
“Deep friction yang kuat menghasilkan vaso- Sampel penelitian dibagi dalam dua
dilatasi dan meningkatkan aliran darah ke kelompok perlakuan yaitu Kelompok Perlakuan
area yang terdapat abnormal cross link. Ini I dan Kelompok Perlakuan II. Kelompok Per-
merupakan hipotesis yang memfasilitasi lakuan I diberikan intervensi Short Wave
pemindahan iritan kimia dan meningkatkan Diathermy dan contract relax and stretching,
transportasi endogenous opiate sehingga sedangkan Kelompok Perlakuan II diberikan
dapat menurunkan nyeri. Friction kuat yang intervensi Short Wave Diathermy dan
menghasilkan hiperemia traumatik hanya transverse friction.
diperlukan kondisi kronik”.
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 55
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

Dari sampel penelitian yang didapatkan dapat Dalam penelitian ini subjek yang diambil
dideskripsikan beberapa karakteristik subjek sebagai sampel adalah umur 30 sampai 40
penelitian dapat dilihat pada tabel 1 dan grafik tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat James
1. Daniel yang menyatakan bahwa prevalensi
Pada Kelompok Perlakuan I yaitu Short penderita nyeri akibat sindroma nyeri miofasial
Wave Diathermy dan contract relax and otot levator skapula terbanyak pada usia antara
stretching terdiri dari 10 sampel dengan mean 30 sampai 60 tahun dan prevalensi menurun
usia 35.70 dan standard deviasi 3.401. menurun setelah umur 60 tahun.
Sedangkan pada Kelompok Perlakuan II Distribusi subjek penelitian menurut
(Short Wave Diathermy dan transverse friction) jenis kelamin adalah sebagai berikut:
terdiri dari 10 sampel dengan mean usia
Grafik 2. Subjek Penelitian Menurut Jenis Kelamin
sebesar 36.90 dan standard deviasi 2.331.
7
Tabel 1 6
Distribusi Umur Sampel Penelitian Kelompok

jumlah pasien
5
Perlakuan I dan II dalam Tahun 4
klp. Perlakuan I

Distribusi Umur Distribusi Umur 3


klp. Perlakuan II

Sampel Klp Perlak I Klp Perlak. II 2


1 40 33 1
2 30 35 0
3 33 40 L P
4 35 39 jenis kelamin
5 39 38
Jenis kelamin subjek penelitian
6 40 35
perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Hal
7 36 37
ini sesuai dengan pendapat Daniel yang
8 37 36
menyatakan bahwa prevalensi nyeri akibat
9 35 40
sindroma nyeri miofasial otot levator skapula
10 32 36
lebih banyak diderita oleh perempuan
Mean 35.70 36.90
dibandingkan laki-laki.
SD 3.401 2.331
Distribusi subjek penelitian berdasarkan
Sumber: Hasil Pengolahan
jenis pekerjaan adalah sebagai berikut:
Grafik 3. Faktor Pencetus Berdasarkan Jenis
Grafik 1 Distribusi Umur Penderita Klp Perlakuan I dan Pekerjaan
II
6
40 5

4
38
jumlah
3
pasien
36
umur

2
klp. Perlakuan II
34 1
klp. Perlakuan I
0
32
I II III IV V VI VII
Klp. Perlakuan I Jenis Pekerjaan
30 Klp. Perlakuan II
0 0.5 1 1.5 2

jumlah pasien

KETERANGAN :
I Menulis
II Mengetik
56 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

III Mengangkat beban Hasil Pengukuran Nilai Visual Analogue


IV Memotong rambut Scale
V Ibu rumah tangga
VI Asisten Operasi (kamar bedah) Tabel 2
VII Trauma Pengukuran VAS pada Kelompok Perlakuan I
(Short Wave Diathermy + Contract Relax and
Pada kelompok I, subjek dengan peker- Stretching)
jaan lebih banyak menulis sebanyak 30%, Nilai VAS Kelompok Perlakuan I
mengetik 40%, pemotong rambut 10%, ibu Smpl Sbl Sesudah Intervensi
rumah tangga 10 %, perawat asisten bedah Interv I II III IV
(kamar operasi) 10%. 1 65 61 54 49 44
Sedangkan pada kelompok II, subjek 2 61 52 43 31 20
yang mempunyai pekerjaan lebih banyak 3 53 44 35 22 15
menulis sebanyak 40%, mengetik 40%, meng- 4 55 46 38 30 21
angkat beban (buruh bangunan) 10% dan 5 63 59 53 47 40
pemotong rambut 10%. 6 57 47 36 23 13
Distribusi subjek penelitian menurut 7 66 62 59 54 42
tingkat pendidikan adalah sebagai berikut : 8 48 41 32 20 13
9 59 50 41 32 24
Grafik 4. Distribusi Subjek Penelitian Klp
Perlakuan I Menurut Tk Pendidikan 10 62 55 49 41 30
Mean 58.90 51.7 44 34.90 26.2
SD 5.685 7.364 9.226 12.133 12.090
Sumber: Hasil Pengolahan

SLTP: 30%
SLTA: 60%
Pada tabel 2, jumlah sampel 10 orang
PT: 10%
dengan nilai mean sebelum intervensi adalah
58.90 dengan standard deviasi 5.685 dan
sesudah intervensi mean nilai VAS adalah 26.20
dengan standard deviasi 12.090.

Grafik 6. Perubahan Nilai VAS


Grafik 5. Distribusi Subjek Penelitian Klp
Perlakuan IMenurut Tk Pendidikan Klp Perlakuan I

SLTP: 50%
SLTA: 40%
PT: 10% SD

Mean

0 10 20 30 40 50 60

Dalam penelitian ini didapatkan subjek p=0.005


penelitian menurut tingkat pendididkan didomi- Sblm
VAS 3
VAS 1
VAS 4
VAS 2

nasi oleh SLTA sebanyak 50%.

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 57


Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

Tabel 3 kelompok perlakuan II lebih tinggi daripada


Pengukuran VAS pada Kelompok Perlakuan II kelompok perlakuan I, tetapi hasil akhir
(Short Wave Diathermy + Transverse Friction) sesudah intervensi ke-4 kelompok perlakuan II
Nilai VAS pada Kelompok nilai VAS-nya jauh lebih menurun daripada nilai
Sampe Sblm Perlakuan II sesudah Intervensi kelompok perlakuan I. Sehingga dapat
l Intervensi I II III IV disimpulkan bahwa penurunan nyeri pada
kelompok perlakuan I yang diberikan intervensi
1 52 43 34 25 18 SWD dan contract relax and stretching lebih
2 64 62 57 51 48 bermakna daripada kelompok perlakuan II
3 48 45 41 36 33 yang diberikan intervensi SWD dan transverse
friction.
4 56 51 46 42 39
5 59 57 54 49 46 Tabel 4
6 61 59 55 52 47 Nilai Pengukuran Nyeri VAS pada Kelompok
7 53 41 36 31 29 Perlakuan I dan Perlakuan II Sebelum
Intervensi
8 47 44 40 38 35
Samp Perlak. I Perlak. II
9 60 56 52 48 41 el (SWD+CRS) (SWD + TF)
10 56 48 40 31 26 1 65 52
Mean 55.60 50.60 45.50 40.30 36.20 2 61 64
3 53 48
SD 5.602 7.471 8.436 9.897 9.897 4 55 56
Sumber: Hasil Pengolahan 5 63 59
6 57 61
7 66 53
Pada tabel, jumlah sampel 10 dengan
8 48 47
rata-rata nilai VAS sebelum intervensi adalah
9 59 60
55.60 dengan standard deviasi 5.602 sedangkan
10 62 56
sesudah intervensi rata-rata nilai VAS adalah
Mean 58.90 55.60
36.20 dengan standard deviasi 9.897.
SD 5.685 5.602
Dari data pengukuran nyeri dengan
Sumber: Hasil Olahan
Visual Analogue Scale dapat ditampilkan dalam
data bentuk grafik sebagai berikut:
Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov dan data
Visual Analogue Scale sebelum intervensi pada
Grafik 7. Perubahan Nilai VAS Klp
kelompok perlakuan I dan perlakuan II
Perlakuan II
diperoleh nilai p=0,759 > 0,05 dengan
demikian nilai Ho diterima yang berarti bahwa
tidak ada perbedaan tingkat nyeri sebelum
intervensi pada kedua kelompok perlakuan.
VAS 4
VAS 3
SD
VAS 2 Pengujian Hipotesis
Mean VAS 1 Pengujian hipotesis pada penelitian ini
Sblm menggunakan uji Wilcoxon untuk menentukan
0 20 40 60
ada tidaknya tingkat perbedaan nyeri pada
p=0.005 sampel sebelum dan sesudah intervensi
diberikan pada masing-masing kelompok
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa sampel. Disamping itu uji Mann -Whitney
penurunan nyeri pada kelompok perlakuan I digunakan untuk menentukan ada tidaknya
lebih besar daripada kelompok perlakuan II. perbedaan hasil intervensi pada kedua
Walaupun nilai VAS sebelum intervensi pada kelompok perlakuan.
58 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

Tabel 5 Berdasarkan hasil uji Wilcoxon diperoleh


Nilai Pengukuran VAS pada Kelompok Perlakuan nilai p = 0.005 yang berarti nilai p<0.05
I (SWD + Contract Relax and Stretching) sehingga Ho ditolak, yaitu terdapat pengaruh
Sebelum dan Sesudah Intervensi yang sangat signifikan terhadap pengurangan
Sampel Sebelum Sesudah Beda nyeri pada kelompok perlakuan II.
1 65 44 21
2 61 20 41 Tabel 7
3 53 15 38 Nilai Beda Pengukuran Nyeri VAS pada
Kelompok Perlakuan I dan Perlakuan II
4 55 21 34 Sampel Perlakuan I Perlakuan II
5 63 40 23 1 21 34
6 57 13 44 2 41 16
7 66 42 24 3 38 15
8 48 13 35 4 34 17
5 23 13
9 59 24 35
6 44 14
10 62 30 32 7 24 24
Mean 58.90 26.20 32.70 8 35 12
SD 5.685 12.090 7.775 9 35 19
10 32 30
Sumber: Hasil Olahan
Mean 32.70 19.40
SD 7.775 7.516
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p Sumber: Hasil Olahan
= 0.005 yang berarti nilai p<0.05 sehingga Ho
ditolak, yaitu terdapat pengaruh yang sangat Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney
signifikan terhadap pengurangan nyeri pada diperoleh nilai p = 0.002 yang berarti nilai p <
kelompok perlakuan I. 0.05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh
yang sangat signifikan dari hasil intervensi
Tabel 6 terhadap pengurangan nyeri antara kelompok
Nilai Pengukuran VAS pada Kelompok Perlakuan perlakuan I dan kelompok perlakuan II.
II (SWD + Transverse Friction) Sebelum dan
Sesudah Intervenís
Sampel Sebelum Sesudah Beda
Pembahasan
1 52 18 34 Hasil penelitian ini akan menjawab
2 64 48 16 beberapa hipotesa yang terdapat pada bab
3 48 33 15 sebelumnya dengan penjelasan sebagai
berikut:
4 56 39 17
Pada penelitian ini kelompok perlakuan
5 59 46 13
I dengan intervensi Short Wave Diathermy dan
6 61 47 14 contract relax and stretching menunjukkan
7 53 29 24 pengaruh yang sangat signifikan terhadap
8 47 35 12 pengurangan nyeri akibat sindroma nyeri
9 60 41 19 miofasial otot levator skapula. Hal ini terbukti
10 56 26 30 melalui uji Wilcoxon didapatkan nilai p=0.005.
Mean 55.60 36.20 19.40 Hasil penelitian ini mendukung pendapat Peter
SD 5.602 9.897 7.516 Wells (1995) tentang efek terapeutik
Sumber: Hasil Olahan pemanasan terhadap pengurangan nyeri akibat
ketegangan jaringan miofasial. Efek ini terjadi
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 59
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

akibat adanya vasodilatasi pembuluh darah ngan jaringan miofasial seperti yang telah
yang mengakibatkan perbaikan lokal jaringan disebutkan di atas.
berupa terbebasnya jaringan dari zat-zat iritan Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh
sisa metabolisme dan algogen hasil proses kelompok perlakuan II mendukung:
peradangan kronis yang mencetuskan nyeri 1. Pendapat Cyriax yang menyatakan bahwa
sehingga ketegangan otot dapat diturunkan dan transverse friction berperan untuk merusak
nyeri dapat dikurangi. Dengan pemberian Short metabolit yang memprovokasi nyeri seka-
Wave Diathermy juga meningkatkan eksten- ligus merangsang vasodilatasi pembuluh
sibilitas kolagen sehingga berakibat melunaknya darah serta berperan juga dalam mengakhiri
jaringan parut dan kolagen siap diulur. Selain gangguan saraf perifer akibat nyeri kronis.
itu akibat intervensi Short Wave Diathermy akan 2. Hasil sebuah penelitian klinis dari sebuah
menurunkan viskositas cairan matriks jaringan. lembaga penelitian yang menamakan dirinya
Akibatnya serabut saraf A delta dan C yang Performance Dynamic dari Ball Memorial
tertekan akibat jaringan parut dapat terbebas. Hospital di Muncie Indiana (1999) yang
Hasil penelitian yang ditunjukkan pada menyatakan bahwa aplikasi transverse fric-
kelompok perlakuan I juga mendukung: tion berperan dalam pengurangan nyeri
1. Pendapat Rachel Poon (2000) tentang segera.
penerapan metode contract relax and 3. Pendapat Warren Hammer (1999) yang
stretching untuk mendapatkan efek relaksasi menyatakan adanya efek baal atau numb-
dan pengembalian panjang otot pada otot ning effect selama aplikasi memperlihatkan
yang mengalami ketegangan atau kontraktur. efek penurunan nyeri dan peningkatan
2. Pendapat Kit Laughlin yang menyatakan mobilitas.
bahwa contract relax and stretching 4. Teori gate control juga menyatakan bahwa
merupakan teknik yang sangat aman dan adanya stimulasi pada mekanoreseptor
efektif untuk meningkatkan fleksibilitas. melalui aplikasi penekanan ritmis saat apli-
3. Pendapat Shrier dan Kav Gossal (2000) kasi transverse friction akan menutup pintu
tentang adanya peningkatan toleransi stret- serabut afferen nyeri.
ching akibat pengaruh analgesik dari 5. Pendapat Kaplan yang menyatakan bahwa
penerapan contract relax and stretching pada transverse friction dapat membantu mengu-
otot yang mengalami ketegangan. rangi nyeri akibat perlengketan dan fibrosis
4. Pendapat Karolyn dan Lynn Allen (1988) yang terbentuk selama perbaikan jaringan.
yang mengatakan bahwa unsur kontraksi
isometrik dalam contract relax and stretching Berdasarkan hasil uji beda nilai VAS
akan menghasilkan efek relaksasi. antara kelompok perlakuan I dan II dengan
5. Pendapat Patti dan Finke yang menyatakan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai
bahwa penerapan stretching yang diperta- p = 0.002 yang berarti nilai p<0.05 sehingga
hankan sekurang-kurangnya 6 detik akan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
mengijinkan otot tersebut terjadi relaksasi bahwa ada perbedaan pengaruh yang sangat
akibat adanya respon golgi tendon terhadap signifikan dari hasil intervensi terhadap
stretching. pengurangan nyeri antara kelompok perlakuan
I dan kelompok perlakuan II.
Begitupun dengan hasil penelitian pada Dengan adanya hasil uji Mann-Whitney
kelompok perlakuan II dengan intervensi Short menunjukkan bahwa intervensi Short Wave
Wave Diathermy dan transverse friction juga Diathermy dan contract relax and stretching
secara statistik menunjukkan pengaruh yang menghasilkan pengurangan nyeri yang lebih
signifikan terhadap pengurangan nyeri akibat signifikan dibandingkan dengan intervensi
sindroma nyeri miofasial otot levator skapula. Short Wave Diathermy dan transverse friction
Hal ini terbukti melalui uji Wilcoxon dengan pada kondisi nyeri akibat sindroma nyeri mio-
didapatkan nilai p=0.005. Hasil ini mendukung fasial otot levator skapula.
pendapat Peter E Wells tentang efek pemana- Ada banyak faktor yang mempengaruhi
san terhadap pengurangan nyeri akibat ketega- tingkat signifikansi keberhasilan terapi dengan
60 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

intervensi Short Wave Diathermy dan contract zat sisa metabolisme lainnya hasil kerja otot
relax and stretching dibandingkan intervensi sehingga otot akan menjadi relaks dan
Short Wave Diathermy dan transverse friction meningkata fleksibilitasnya. Pada akhirnya
dalam upaya pengurangan nyeri pada sindroma akan dapat mengurangi nyeri akibat kete-
nyeri miofasial otot levetor skapula diantaranya gangan jaringan miofasial.
adalah terdapatnya beberapa efek terapi yang
terkandung dalam metoda terapi Short Wave
Diathermy dan contract relax and stretching
yang tidak dimiliki oleh metoda terapi Short Kesimpulan
Wave Diathermy dan transverse friction yang Berdasarkan hasil uraian dari bab
mana unsur-unsur ini dapat mengatasi semua terdahulu, maka peneliti dapat menyimpulkan
problem yang terjadi akibat adanya patologi beberapa hal sebagai berikut :
pada sindroma nyeri miofasial otot levetor - Penerapan Short Wave Diathermy dan
scapula. Adapun efek terapi yang dimaksud contract relax and stretching memberikan
adalah: pengaruh yang sangat signifikan terhadap
- Adanya unsur elongasi yang didapatkan dari pengurangan nyeri akibat sindroma nyeri
penerapan contract relax and stretching yang miofasial otot levator skapula. Hal ini telah
dapat membantu menginaktifkan trigger dibuktikan melalui uji Wilcoxon dengan
point yang timbul pada kondisi nyeri pada didapatkan nilai p=0,005.
sindroma nyeri miofasial otot levator skapula. - Penerapan Short Wave Diathermy dan
Efek ini timbul melalui mekanisme bertam- transverse friction memberikan pengaruh
bahnya panjang sarkomer kearah normal dan yang sangat signifikan terhadap pengu-
diluruskannya kembali serabut kolagen yang rangan nyeri akibat sindroma nyeri miofasial
mengalami cross link sehingga dapat otot levator skapula. Hal ini telah dibuktikan
mengembalikan panjang otot dan akan melalui uji Wilcoxon dengan didapatkan nilai
meningkatnya fleksibilitas jaringan miofasial p=0,005.
dapat dikurangi. Sehingga adanya pening- - Dari hasil uji Mann-Whitney menunjukkan
katan fleksibilitas jaringan miofasial maka adanya perbedaan pengaruh antara inter-
iritasi terhadap serabut A dan C akibat vensi Short Wave Diathermy dan contract
ketegangan jaringan miofasial ini teregang relax and stretching dan intervensi Short
atau terulur maka akan terbebas dari nyeri Wave Diathermy dan transverse friction. Hal
(terjadinya peningkatan toleransi stretching). ini telah terbukti dengan didapatkannya nilai
- Dengan adanya elongasi akan merangsang p= 0,002 yang berarti p<0,005 sehingga
serabut afferen Ia dan II yang akan dapat disimpulkan bahwa intervensi Short
memblokade impuls nyeri di kornu posterior Wave Diathermy dan Contract Relax and
medulla spinalis sehingga nyeri akan Stretching memberikan pengaruh yang
berkurang. sangat signifikan terhadap pengurangan
- Adanya kontraksi isometrik saat penerapan nyeri akibat sindroma nyeri miofasial otot
contract relax and stretching selain akan levator skapula dari pada intervensi terapi
membantu menggerakkan stretch receptor Short Wave Diathermy dan transverse
dari muscle spindle untuk dapat menye- friction.
suaikan panjang otot maksimal.
- Adanya pengaturan nafas pada penerapan
contract relax and stretching dapat
membantu merelaksasikan otot dengan efek Daftar Pustaka
respiratory pump yang sama dengan Calabrito, Bob, “Stretching and Flexibility”,
pumping action yang penting selama stret- http://www.journal_
ching karena dapat meningkatkan aliran news.healthology.com/focus_article.asp
darah untuk mengulur otot dan dapat ?f=fitness&b=journal_news&c=fitness_
membantu memindahkan atau menying- stretching_flexibility
kirkan secara mekanis asam laktat dan zat-
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 61
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

Cyriax, James, “Treatment by Manipulation and Kapandji, J. A., “The Physiology of the Joint,
Deep Massage”, Cassel and Company Volume One Upper Limb 5th edition”,
Ltd, London, 1950. Churchill Livingstone, London, 1995.

Daniels & Wesley, “Managing Myofascial Pain Kysner Carolyn & Colby Lyn Allen, “Therapeutic
Syndrome”, http://www. Exercise Foundation and Techniques”,
physsportsmed.com/issues/2003/1003/d FA Davis, Philadelphia, 1988.
aniels.htm

Donatelli Robert and Wooden Michael J., Lawton, Gregory T, “A Comparison of the
“Orthopaedic Physical Therapy”, Somatosensory Effects of Therapeutic
Churchill Livingstone, New York, 1982. and Medical Massage”,
http://www.massa
Evjenth Olaf & Hamberg Jen, “Muscle Stretching getoday.com/archives/2001/ 04/14.html
in Manual Therapy”, Alfta Rehab,
Sweden, 1984. Maigne, Jean-Yves, Splenius Cervicis and
Levator Scapula Syndromes, Notalgia
Fomby, Elizabeth W et al, “Identifying and Parestetica, http://www.sofm
Treating Myofascial Pain Syndrome”, moo.com/english_section/3_dorsal_thor
http://www.phys acic_pain /ais_levator_ notalgie.htm
sportsmed.com/issues/1997/02feb/fomb
y.htm Myers, Rose Sgarlat, “Saunders Manual of
Physical Therapy Practice”, WB
Gould, D et al, “Visual Analogue Scale (VAS)”, Saunders Company, Philadelphia, 1995.
www.blackwellpubli shing.com
/specialarticles/jcn_ 10_706.pdf Nugroho, “Neurofisiologi Nyeri dari Aspek
Kedokteran, disampaikan pada
Guyton, Arthur C., “Buku Ajar Fisiologi Pelatihan Penatalaksanaan Fisioterapi
Kedokteran”, EGC, Jakarta, 1996. Komprehensif pada Nyeri”, Surakarta,
2001.
Hadinoto, Soedomo, et al, “Nyeri Pengenalan
dan Tatalaksana”, FK UNDIP, Semarang, Nordin, Margaretha et al, “Basic Biomechanic of
1991. the Musculosceletal System second
edition”, Lea & Febiger, Philadelphia,
Hammer, Waren, “A Shoulder aggravating a 1995.
Neck that Aggravates a Shoulder”,
http://www.chiroweb.com/archives/17/1 Parjoto, Slamet, “Buku Panduan Terapi Listrik
0/23.html untuk Nyeri, Akfis Surakarta, Semarang:
1998.
Harrison, Jane, “Stretching Preventive
Maintenance for Keeping a Healthy Purbokuntono, Heru, ”Patofisiologi Nyeri dari
Balance”, www. Aspek Fisioterapi dari Aspek Nyeri”,
tri_ns.ca/newslett/may97/stretch.html http://physiosby.com/
Science/science4.htm
Kapandji, J. A., “The Physiology of the Joint,
Volume 3 the Trunk and the Vertebral Roubal, Paul J, “The Neurobiome chanical Basis
Column 2nd edition”, Churchill of Cervicogenic Headaches”,
Livingstone, London, 1974. http:www.erikdal ton.com/sy8.htm

Starlany, Devin, “Fibromyalgia(FMS) and


Chronic Myofascial Pain (CMP)
62 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave Diathermy
Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula

Information For Patients and


Supporters”, http://www.sofer.
net/ devstar/define.htm

Stewart, Gregory W., “Neck Injuries in Sports”,


http://www.sportsci. org/encyc/drafts/
Neck_injuries. doc

Shrier Ian & Gossal Kav, “Myths and Truths of


the Stretching”,
http://www.physsportsmed.com/issues/
2000/08_00/shrier.htm

Siff, Mel C, “PNF as a Training System”,


http://www.apas.com/sportsci/january/p
nf_as_a training_sys tem.htm

Strauss, Simon, “Myofascial Pain Syndromes”,


http://www.medici neau.net.au/clinical
/muskuloske letal/Myofascial.html

Sugijanto, “Manual Therapy Cervical Spine”,


Ikatan Fisioterapi Indonesia, Semarang,
2000.

Suryohudoyo, Purnomo, “Kapita Selekta Ilmu


Kedokteran Molekuler”, CV. Sagung
Seto, Jakarta, 1987.

Van Deusen, Julia & Brunt Denis, “Assessment


in Occupational Therapy and Physical
Therapy”, W.B. Saunders Company,
Philadelphia, 1997.

Wadsworth, Hilary et al, Electrophysical “Agents


in Physiotherapy second edition”,
Science Press, Marrickville, 1998.

Walker, Kimberly A et al, “Assessment of


Perceptual Biases Extracted From Visual
Analogue Scale”,
http://www.psichi.org/pubs/articles/artic
le_248.asp

Wells, Peter E. et al, “Pain Management by


Physiotherapy second edition”,
Heinemann Medical Bode, London, 1995.

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 63

Anda mungkin juga menyukai