Anda di halaman 1dari 10

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

ORGANISASI : Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan


Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

PROGRAM : Peningkatan Iklim Investasi

KEGIATAN : Kegiatan Pelayanan Non Perizinan


Penanaman Modal

SUB KEGIATAN : Fasilitasi Evaluasi Kemudahan Investasi


Langsung Konstruksi (KLIK)

SUMBER DANA : APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU (DPMPTSP)
JL. KP3B JALAN SYECH NAWAWI ALBANTANI PALIMA SERANG

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kawasan Industri adalah suatu tempat pemusatan kegiatan
industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang
disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri. Hal
ini berbeda dengan Zona Industri yang juga merupakan pemusatan
industri tetapi tanpa dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang
memadai.
Di Indonesia, pada awalnya kawasan industri hanya
dikembangkan oleh pemerintah melalui BUMN sebagai reaksi
terhadap meningkatnya jumlah industri dengan dampak polusi
lingkungan yang diakibatkannya, keter- batasan infrastruktur, dan
masalah perkembang-an kawasan permukiman yang
berdekatan dengan lokasi industri. Namun seiring dengan
meningkatnya investasi baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri, maka pemerintah melalui Keppres No. 53 tanggal 27
Oktober tahun 1989 mengijinkan usaha kawasan industri
dikembangkan oleh pihak swasta.
Bagi pihak swasta, kebijakan baru dibidang uasaha kawasan
industri ini merupakan suatu peluang usaha baru yang cukup
menguntungkan, sehingga berkembanganlah kawasan-kawasan
industri baru yang dikelola oleh pihak swasta di pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi regional, seperti di Modern Cikande
Industrial Estate dan Millenium.
Di Indonesia, kawasan industri baru dikembangkan pada
awal tahun 1970-an sebagai suatu usaha untuk memenuhi kegiatan
penanaman modal baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada
awalnya Pemerintah mengem- bangkan kawasan industri melalui

Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1973 pemerintah


memulai pembangunan kawasan industri yang pertama yaitu
Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung (JIEP) dan kemudian disusul

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


oleh Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) pada tahun 1974.
Kawasan industri (KI) lainnya yang dikembangkan oleh
pemerintah adalah KI Cilacap (1974), KI Medan (1975), KI
Makasar (1978), KI Cirebon (1984) dan KI Lampung (1986).
Selain itu pada tahun 1986, pemerintah melalui PT.
Kawasan Berikat Nusantara me- ngembangkan Kawasan Berikat
atau Bonded Zone dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor non
migas. Kawasan Berikat merupakan suatu kawasan industri
khusus dimana untuk melancar- kan arus barang ekspor semua
kegiatan kepabean untuk barang ekspor dilakukan pada kawasan
tersebut dan bahan baku untuk ekspor mendapat fasilitas bebas
Bea Masuk.
Seiring dengan perkembangan investasi yang terus
meningkat, kemudian pihak swasta baru dilibatkan dalam usaha
kawasan industri melalui Keppres No. 53 tahun 1989 dimana
diatur bahwa usaha kawasan industri dapat dilaksanakan oleh
pihak swasta domestik maupun asing dengan atau tanpa
partisipasi BUMN. Sejak pihak swasta diperbolehkan
mengembangkan kawasan industri, maka per- tumbuhan kawasan
industri bertumbuh dengan pesat sekali. Sampai pada tahun 1994
misalnya, jumlah kawasan industri yang tercatat di Himpunan
Kawasan Industri (HKI) adalah sebanyak 146 lokasi dengan total
luas lahan sebesar 42.019 Ha yang sebagian besar tersebar di
propinsi Jawa Barat (21.289 Ha) dan kota Jakarta (3.064 Ha).

Pengembangan kawasan peruntukan industri tidak terlepas


dari ketersediaan infrastruktur yang mendukung kawasan,
Pembangunan infrastruktur menjadi instrumen penting dalam
pengembangan wilayah, baik di sekitar maupun di dalam kawasan.
Pembangunan infrastruktur strategis meliputi jalan, jembatan,
pelabuhan, bandara, listrik. air bersih dan telekomunikasi. Dalam
pengembangan kawasan yang didukung dengan adanya
pembangunan baik
Pada tahun 2015 Pemerintah telah mengeluarkan PP No.
142/2015 tentang Kawasan Industri, seiring dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi jilid II dengan program
yang bernama KLIK (Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi)
bersamaan dengan layanan izin investasi 3 (tiga) jam, pemerintah
mencoba untuk mengenjot investasi yang lebih cepat dan terarah
dalam satu kawasan, sehingga investasi dapat cepat dilaksanakan.

Dengan demikinan pemerintah sedang mengupayakan


bagaimana cara mengupayakan KLIK tersebut dapat dengan
cepat dilaksanakan oleh para pengelola kawasan industry dan
bagaimana cara memanfaatkannya, shingga para investor tidak
perlu menunggu lama untuk sampai ke tahap konstruksi..

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Memandang perlu untuk memberikan tahapan-tahapan
pelaksanaan, ketentuan dan peraturan yang perlu ditempuh oleh
para pengelola kawasan industry untuk menjadi KLIK dan untuk
mengidentifikasi potensi dan peluang kawasan yang akan
dijadikan terobosan baru kemudahan layanan investasi
berdasarkan kelayakan akses yang keberlanjutan. Tujuan dari
pelaksanaan Pekerjaan Kajian Kawasan Menuju KLIK adalah
meningkatkan layanan investasi.
2. Tujuan
- Memberikan pemahaman akan ketentuan, peraturan dan tata
laksana proses untuk mendapatkan fasilitas kemudahan
investasi langsung konstruksi kepada para pelaku usaha
khususnya para pengelola kawasan industri;
- Meningkatkan kemampuan aparatur DPMPTSP khususnya
pada bidang pelayanan didalam memberikan informasi untuk
dapat disosialisasikan kembali kepada para pelaku usaha;
- Mendapatkan aparatur pelayanan yang trampil, terlatih dan
siap pakai dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas
SDM.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


1.3 DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negfara Republik Indoneisa Nomor
5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lenmbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan
Industri;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elekronik;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu di
Daerah;
8. Pearaturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14
Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan
Investasi Secara Elektronik (SPIPISE);
9. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Sistrem Pelayanan
Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik;
10. Keputusan Kepala BKPM RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Penetapan Kawasan Industri tertentu untuk Kemudahan Investasi
Langsung Konstruksi dengan perubahan Keputusan Kepala BKPM
RI Nomor 17 Tahun 2017;

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100
Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur DPMPTSP Provinsi
dan Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten
(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2016 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 66);
13. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017
(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2017 Nomor 1);
14. Peraturan Gubernur Banten Nomor 25 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang
Penanaman Modal (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2012
Nomor 25) sebangaiman telah diubah dengan Peraturan Gubernur
Nomor 25 Tahun 2012 tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan
Daerah Provinsi Banten No. 7 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang
Penanaman Modal (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2012
Nomor 11)
15. Peraturan Gubernur Banten Nomor 90 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Banten Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Provinsi
Banten Tahun 2016 Nomor 90);
16. Peraturan Gubernur Banten Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
Banten Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Provinsi Banten
Tahun 2017 Nomor 7);

1.4 SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah para pelaku usaha khususnya
para pengelola kawasan industry, aparatur pemerintah baik dari DPMPTSP
Banten dan DPMPTSP Kabupaten/Kota didalam melaksanaakan kegiatan di
bidang pelayanan perizinan dan non perizinan dan Dinas teknis yang
melaksanakan perlayanan perizinan

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Dalam rangka penyelenggaraan Kegiatan Fasilitasi Evaluasi


Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK), pelaksanaan
kegiatan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan Awal

- Rapat Persiapan Kegiatan;

- Konfirmasi tempat pelaksanaan kegiatan;

- Pembuatan dan pendistribusian undangan peserta;

- Pengusulan anggaran & administrasi kegiatan.

2. Penyiapan Materi

- Penyiapan daftar materi;

- Pengadaan materi;

- Konfirmasi kehadiran Narasumber dan Peserta;

- Penyiapan sarana pendukung kegiatan lainnya.

3. Pelaksanaan Kegiatan

- Pembukaan

- Sambutan dan arahan dari Kepala DPMPTSP Provinsi Banten


sekaligus membuka dengan resmi acara

- Dialog dan diskusi Panel serta tanggapan dari narasumber

- Tanya-Jawab

- Penutupan

4. Penyusunan Laporan

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


2.2 PETUGAS PELAKSANA

Panitia kegiatan FASILITASI EVALUASI KEMUDAHAN


INVESTASI LANGSUNG KONSTRUKSI (KLIK) adalah aparatur pada
DPMPTSP yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala
DPMPTSP Provinsi Banten Surat Keputusan Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Proavinsi
Banten dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab
2. Ketua
3. Sekretaris
4. Anggota

2.3 NARASUMBER DAN PESERTA


Susunan Narasumber dan Peserta ditetapkan dengan Surat
Keputusan dari Kepala DPMPTSP Provinsi Banten adalah sebagai
berikut:
a. Narasumber
Narasumber dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Kementerian Badan Koordinasi Penanaman Modal dan BAPPEDA
Provinsi Banten
b. Moderator
Moderator pada acara Fasilitasi Evaluasi Kemudahan Investasi
Langsung Konstruksi (KLIK) adalah pejabat setingkat eselon 3 (tiga)
di DPMPTSP Provinsi Banten

c. Peserta
Peserta sebanyak 40 orang, terdiri dari para aparatur PTSP
Provinsi, Kabupaten/Kota, para pengelola kawasan dan
investor(pelaku usaha).

2.4 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Fasilitasi Evaluasi Kemudahan Investasi Langsung


Konstruksi (KLIK)ddilaksanakan pada triwulan ke-2(dua) bertempat di
Kantor DPMPTSP Provinsi Banten yang mana kegiatan tersebut
dilaksanakan satu kali pertemuan

Kerangka Acuan Kerja (KAK)


2.5 BIAYA KEGIATAN

Penyelenggarakan Kegiatan Fasilitasi Evaluasi Kemudahan


Investasi Langsung Konstruksi (KLIK)\dibiayai oleh APBD
Provinsi Banten Tahun anggaran 2019 pada SKPD Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Provinsi Banten, Kegiatan Pelayanan Non Perizinan
sebesar Rp. 45.740.000,- (Empat Puluh Lima Juta Tujuh Ratus
Empat Puluh Ribu Rupiah).

2.6 HASIL YANG DIHARAPKAN

Keluaran (Output) yang diharapkan dari kegiatan ini adalah


memberikan informasi dan pengetahuan kepada para pengelola
kawasan dan para pelaku usaha dan juga kepada para aparatur
kabupaten kota didalam penerapan dalam membuat kawasan KLIK
dan memudahkan didalam memberikan dam menerima kebijakan
yang berlaku

BAB III
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
PELAPORAN

3.1 SISTEM PELAPORAN


Laporan Kegiatan
Berisikan laporan hasil Fasilitasi Evaluasi Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi
(KILK) ini dibuat sebanyak 4 (Empat) Dokumen Laporan.

Serang, 2018

Mengetahui,
Kepala DPMPTSP Provinsi Banten

Drs. Wahyu Wardhana, MA


Pembina Utama Madya
NIP. 19591001 198803 1 003

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Anda mungkin juga menyukai