Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

di PT. Sri Rejeki Isman, Tbk.


Semester 2 Tahun Akademik 2019

Disusun oleh:
RIZAL RAFI AJI
NIM. 180
TEKNIK PEMBUATAN GARMEN

AKADEMI KOMUNITAS INDUSTRI TEKSTIL DAN


PRODUK TEKSTIL SURAKARTA
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik industri yang di susun oleh


Nama : RIZAL RAFI AJI

NIM : 180
Telah di setujui oleh

Ketua Program Studi Pembimbing


Teknik Pembuatan Garmen Pada Tanggal:

(Rita Istikowati, S.T,M.T) (Yulius Sarjono Edy, S.E,M.M)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Industri ini
dengan tepat waktu. Laporan ini berisi tentang kegiatan praktik yang dilakukan
selama di industri terkait dengan program studi Teknik Pembuatan Garmen.
Praktik Kerja Industri merupakan mata kuliah praktik yang harus ditempuh
oleh mahasiswa D-II Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Surakarta pada setiap akhir semester. Penulisan laporan praktik industri
merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan praktik industri bagi mahasiswa
program D-II Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta.
Laporan Praktik Industri ini dapat digunakan sebagai acuan atau petunjuk
umum oleh mahasiswa angkatan selanjutnya. Melalui kesempatan ini, ucapan
terima kasih disampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Abdillah Benteng M.Pd selaku direktur di Akademi Komunitas
Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta yang telah memberi saran dan
motivasi.
2. Ibu Rita Istikowati, S.T, M.T selaku kepala program studi Teknik
Pembuatan Garmen di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk
Tekstil Surakarta yang telah memberi bimbingan.
3. Bapak Yulius Sarjono Edy, S.E,M.M sebagai dosen wali yang telah
memberi bimbingan dan motivasi.
4. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRITEX) selaku industri yang telah menyediakan
tempat praktik khususnya tentang garmen.
5. Teman-teman Akademi Komunitas Industri dan Produk Teksil
Surakarta khususnya mahasiswa Teknik Pembuatan Garmen yang
menciptakan kebersamaan pada saat PKL berlangsung.
6. Bapak/Ibu instruktur industri selaku pembimbing ketika Praktik
Kerja Lapangan
7. Keluarga yang selalu mendoakan, memberi semangat, dan kasih sayang
dalam mendampingi pembuatan laporan ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya serta
bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh. Disadari bahwa masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun sangatlah dibutuhkan guna perbaikan

iii
dikemudian hari. Akhir kata, semoga Laporan Praktik Industri ini dapat
bermanfaat dan memberi ilmu kepada pembaca.

Surakarta, 20 Agustus 2019

Rizal Rafi Aji

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1 Latar belakang ....................................................................................
1.2 Tujuan ................................................................................................
1.3 Manfaat ..............................................................................................
1.4 Batasan Praktik Industri ......................................................................
BAB II BAGIAN UMUM PERUSAHAAN ...........................................................
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ...........................................
2.2 Bentuk Struktur Organisasi .................................................................
2.3 Tugas-tugas jabatan ...........................................................................
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI ................................................
3.1 Mata Kuliah 1 Praktik Pola Manual 2 ..................................................
3.2 Mata Kuliah 2 Praktik Operasi Perakitan Garmen 2 ............................
3.3 Mata Kuliah 3 Praktik Pola CAD 1.......................................................
3.4 Perencanaan dan Pengendalian Produksi ..........................................
3.5 Proses Produksi..................................................................................
3. 6 Sarana Penunjang Produksi ..............................................................
BAB IV PENUTUP ............................................................................................
4.1 Kesimpulan .........................................................................................
4.2 Saran ..................................................................................................

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pola gambar bantu jahit saku depan …………………………. 10


Gambar 1.2 Pola gambar furing saku depan ……………………………... 11
Gambar 1.3 Pola gambar bantu jahit golby ………………………………… 11
Gambar 1.4 Pola bantu gosok saku bobok ………………………………… 11
Gambar 1.5 Pola bantu kres (potong) tali ………………………………….. 12

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Industri


Untuk mendukung pemenuhan tenaga kerja industri tekstil dan produk
tekstil yang mempunyai kompetentesi yang sesuai dengan kebutuhan industrri
maka didirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Surakarta (AK
Tekstil Solo). Sabagi institusi Pendidikan Tinggi vokasi di bawah Kementerian
Perindustrian, diharapkan lulusa yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan tenaga kerja Industri TPT.
Salah satu model Pendidikan yang diterapkan agar sistem pengajaran
dapat sesuai dengan kebutuhan Industri adalah sistem ganda (dual system).
Dengan model pembelajaran seperti ini, maka pembejaran dilakukan di
kampus dan industri. Mata kuliah praktik diselenggarakan di workshop dan di
industri. Pembelajaran di industri dilakukan terutama agar mahasiswa dapat
melihat penerapan mata kuliah tersebut di Industri. Dengan adanya praktik
industri ini diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapat
selama kuliah.
Mahasiswa diwajibkan menjalani program Praktik Industri yang
disesuaikan dengan program dari masing masing program studi. Hal ini
sebagai upaya program studi mempersiapkan diri mahasiswa dalam
memasuki dunia kerja.

1.2 Tujuan Praktik Industri


Tujuan pelaksanaan praktik industri adalah
1. Mahasiswa memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai
dunia industri.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan praktik mata kuliah di industri.
3. Mahasiswa mampu mengenal, mengetahui, dan menganalisis kondisi
lingkungan di tempat kerja.
4. Mahasiswa mampu mengetahui alur proses produksi dari input, proses,
sampai menjadi output.

1
1.3 Manfaat Praktik Industri
Manfaat dalam pelaksanaan praktik industri adalah sebagai berikut
a. Bagi perusahaan
1. Mengoptimalkan peran mahasiswa agar dapat membantu sektor
produksi.
2. Melatih mental mahasiswa agar dapat menjadi karyawan yang siap
memajukan perusahaan dimasa mendatang.
b. Bagi mahasiswa
1. Mahasiswa dapat menggali ilmu dan keterampilan yang lebih luas
di industri.
2. Mahasiswa dapat merasakan atmosfer industri dan mengenali
permasalahan- permasalahan yang sering muncul dalam sektor
produksi.
c. Bagi Akademi
Melaksanakan dan memenuhi tanggung jawab dari pemerintah dalam
menciptakan tenaga ahli muda dalam bidang tekstil dan produk tekstil.

1.4 Batasan Praktik Industri


Dalam pelaksanaan praktik industri mahasiswa semester II mendapat
kesempatan untuk melaksanakan praktik. Agar materi materi mahasiswa
dapat memahami materi secara detail dan bisa terarah sesuai dengan yang
diharapkan maka dalam penyampaian materi praktik industri diberi batasan
batasan sebagai berikut.
1. Praktik Pola Manual 2
Dalam mata kuliah Praktik Pola Manual 2, mahasiswa diinstruksikan
untuk mempelajari tentang pola bantu dalam produksi garmen
diantaranya,pola bantu jahit, pola bantu gosok.
2. Praktik Operasi Perakitan Garmen
Di dalam mata kuliah Praktik Operasi Perakitan Garmen, mahasiswa
dinstruksikan untuk mempelajari alur proses produksi garmen dari input
proses, hingga output saja. Mahasiswa hanya mempelajari tentang
bagaimana perencanaan produksi suatu order garmen, proses produksi,
dan hasil atau pencapaian target produksi.

2
BAB II
BAGIAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


PT. Sri Rejeki Isman, Tbk berdiri pada tanggal 22 Mei 1978. Awalnya
sritex hanya bergerak dibidang tekstil saja, namun berkat kerja keras dan
loyalitas karyawan saat ini Sritex berhasil menjadi pabrik tekstil sekaligus
garmen yang terbesar se Asia Tenggara.
Kegiatan produksi khususnya di bidang garmen dilakukan dalam
departemen garmen. Untuk menjalankan produksi agar berjalan lancar dan
mencapai target sesuai dengan harapan dibutuhkan struktur organisasi
internal dalam departemen yang kuat.
Satu departemen garmen dipimpin oleh satu General Manager. General
Manager membawahi Assistant Manager, dan Manager QA. Assistant
Manager membawahi Kepala Finishing, Supervisor Acc, Supervisor Sample,
dan Chief. Manager QA membawahi Supervisor QC Final. Chief membawahi
Supervisor Sewing. Supervisor QC Final membawahi Supervisor QC Sewing.
Dengan struktur organisasi tersebut setiap jabatan memegang fungsi
yang penting dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Agar setiap fungsi
dapat dioptimalkan dan produki dapat berjalan lancar sehingga tercapainya
target produksi, setiap anggota harus mengerti tanggung jawab dan saling
mengoptimalkan peran masing masing jabatan secara tepat.

3
2.2 Bentuk Struktur Organisasi
Berikut adalah bentuk struktur organisasi yang ada di departemen
garmen 2 dan 3.

Manager
Garmen 2
Manoj Srivastav
Backup: Siti Chasanah

Manager Ass.Manager
QA Garmen 2&3
Risa Siti
Backup: Chasanah
Murwani/Handayani Backup:
Sarno/Suyatno

Supervisor
QC final
Murwani
Chief Chief Kepala Supervisor
Backup: Elia W
Suyatno Sarno FNS Sample
48 opt
Daryadi Istaryatun
Supervisor
Spv Spv
QC sewing
Lipat Gosok
Paini/Ari/Wiji
Yani Lina
58 opt
139 Opt FNS

Spv Numb Line Line 15 Line


& Fusing 1-14 Parmiyati 16-28
Indarti Spv Line 39 opt Spv line
Vice: 1-14 16-28
Puji Astuti

24 Opt

4
2.3 Tugas Tugas Jabatan
Dalam struktur organisasi diatas tersusun atas beberapa jabatan, dan
setiap jabatan memiliki tugas yang berbeda satu sama lain. Berikut adalah
tugas – tugas jabatan dalam suatu departemen produksi.
a. General Manager (GM)
General Manager adalah pemimpin di dalam suatu departemen yang
bertugas mengatur dan mengelola kegiatan produksi. Berikut adalah
tugas tugas spesifik seorang General Manager:
1. Membuat perencanaan dan jadwal proses produksi.
2. Menilai proyek dan sumber daya persyaratan.
3. Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan rentang
waktu dengan klien dan manager.
4. Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya
sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat.
5. Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak
terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku, bahan
penolong maupuan produk yang sudah jadi di gudang.
6. Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas
produksi berfungsi sebagaimana mestinya dan beroperasi dengan
lancar.
7. Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan di
bagiannya.
8. Bertanggung jawab pada peningkatan ketrampilan dan keahlian
karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
9. Memberikan penilaian dan sanksi jika karyawan di bawah
tanggung jawabnya melakukan kesalahan dan pelanggaran.
10. Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan masukan
pada perusahaan yang berkaitan dengan bagian produksi.
b. Assistant Manager
Assistant Manager adalah orang yang bertugas membantu manager
dalam memimpin sebuah departemen. Biasanya Assistant Manager
yang turun langsung mengawasi kegiatan produksi. Berikut adalah
uraian tugas (Jobdesc) dari seorang Assistant Manager:

5
1. Berkoordinasi dengan manager mengenai strategi produksi suatu
order.
2. Berdiskusi dengan Head Production mengenai proses produksi
dan strategi untuk mencapai target produksi .
3. Membantu manager dalam mengawasi proses produksi.
4. Bertanggung jawab juga dalam maintenance alat alat dan fasilitas
produksi.
5. Membantu manager dalam mengatur persediaan gudang.
6. Bertanggung jawab juga dalam peningkatan keterampilan
karyawan.
7. Memberikan penilaian dan sanksi jika karyawan di bawah
tanggung jawabnya melakukan kesalahan dan pelanggaran.
8. Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan masukan
terkait produksi.
c. Manager QA (Quality Assurance)
1. Merencanakan prosedur jaminan kualitas suatu produk atau jasa.
2. Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas.
3. Mengevaluasi standar jaminan kualitas.
4. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas sistem inspeksi agar
berjalan sesuai rencana dan memastikan kualitas produk jadi.
5. Mendokumentasikan audit internal dan kegiatan penjaminan
kualitas.
6. Mengumpulkan dan menyusun data statistik kualitas.
7. Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan
dan sistem mutu.
8. Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau tindakan
perbaikan dan pencegahan.
9. Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi tentang hasil dari
kegiatan jaminan kualitas.
10. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi
pelatihan untuk memenuhi standar kualitas.
11. Mengkoordinasikan dukungan di tempat audit yang dilakukan oleh
penyedia eksternal.
12. Mengevaluasi temuan audit dan menerapkan tindakan koreksi
yang tepat.

6
13. Mengelola dan memeriksa kegiatan managemen resiko.
14. Bertanggung jawab untuk sistem managemen dokumen.
15. Memastikan kepatuhan berkelanjutan dengan persyaratan
peraturan kualitas dan industri yang ditetapkan perusahaan .
d. Chief sewing
1. Menjalankan layout yaitu memberi solusi atas masalah yang
didapatakan di line.
2. Melaksanakan kegiatan produksi.
3. Mencapai target produksi yang telah ditentukan.
e. Supervisor QC final
1. Mengatur kegiatan pengendalian kualitas tahap final sebelum ke
finishing.
2. Menginstruksikan langkah langkah proses inspeksi produk tahap
final.
3. Mengembalikan produk reject ke pihak yang bertanggung jawab
atas kesalahan tersebut.
f. Kepala Finishing
1. Mengatur kegiatan finishing yaitu meliputi steam, folding, dan
packing.
2. Mengintruksikan step by step setiap kegiatan yang dilakukan di
finishing.
3. Menginstruksikan supervisor steam, folding dan packing
mengenai detail instruksi langkah langkah steam, folding, dan
packing.
4. Melakukan identifikasi masalah dan pencegahan masalah yang
ada dalam kegiatan finishing.
g. Supervisor sample
1. Menyiapkan material dan assessoris untuk proses pembuatan
sample.
2. Mengatur proses pembuatan sample.
3. Berkoordinasi dengan buyer mengenai detail pesanan dan detail
proses pengerjaan.
4. Berdiskusi dengan operator sample untuk mendapatkan proses
pengerjaan suatu produk dengan mudah.

7
5. Melakukan meeting dengan buyer dan manager sebelum turun
produksi.
6. Menerima semua material dan assessoris lengkap suatu produk
dari CMO.
h. Supervisor Gosok (Steam)
1. Menjalankan kegiatan gosok sesuai dengan intruksi yang telah
disetujui.
2. Mengidentifikasi masalah pada proses steaming.
3. Menyampaikan langkah langkah kepada operator dalam
mengatasi dan mencegah masalah yang ada di bagian steaming.
4. Mengawasi proses steaming.
i. Supervisor Lipat (Folding)
1. Menjalankan kegiatan lipat sesuai dengan instruksi yang sudah
disetujui.
2. Mengidentifikasi masalah pada proses Folding.
3. Menyampaikan kepada operator folding mengenai tindakan
pencegahan dan pengatasian masalah.
4. Mengawasi proses folding.
j. Supervisor QC Sewing
1. Mengatur dan mengawasi kegiatan pengendalian kualitas yang
dilakukan oleh operator QC in line
2. Menyampainkan detail proses inspeksi garmen .
3. Memastikan produk dari standar perusahaan memenuhi standar
mutu ISO.
4. Mengidentifikasi masalah dan isu – isu mengenai kualitas produk
dan merekomendasikan langkah mencegah dan mengatasi
masalah kepada otoritas yang lebih tinggi.
5. Membuat analisis catatan dan dokumentasi produk sebelumnya
untuk referensi dimasa yang akan datang.
k. Supervisor Sewing
1. Mengatur dan mengawasi kegiatan sewing.
2. Menyampaikan langkah langkah sewing agar dapat mencapai
target produksi.
3. Bertanggung jawab langsung dalam pengembangan kompetensi
operator.

8
4. Bertanggung jawab atas kualitas produk yang diproduksi.
5. Memotivasi operator untuk memeksimalkan kemampuan.
6. Menjalankan proses sewing sesuai dengan instruksi atasan.
7. Mengidentifikasi masalah dan isu isu yang ada di bagian sewing
dan memberikan rekomendasi mengenai tindakan pencegahan
dan pengatasian masalah tersebut.
l. Operator
1. Melakukan kegiatan produksi garmen sesuai dengan instruksi dan
dengan memperhatikan standar kualitas suatu produk.
2. Melakukan tindakan pencegahan dan pengatasian masalah
dalam proses produksi.

9
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI

3.1 Mata Kuliah 1 Praktik Pembuatan Pola Manual 2


Pola manual adalah gambaran bentuk tubuh model yang dijiplak diatas
kain dipotong dan nantinya dijahit. Pola manual dibagi menjadi dua yaitu, pola
dasar (komponen) dan pola bantu jahit. Pola dasar atau komponen adalah
pola yang menyusun sebuah garmen atau komponen - komponen yang
digabungkan menjadi suatu produk garmen. pola bantu jahit adalah pola yang
tidak termasuk dalam komponen yang berfungsi membantu proses
penjahitan.
Pada mata kuliah Pola Manual 2 fokus pelaksanaan praktik yaitu
mempelajari tentang pola bantu sewing diantaranya pola bantu jahit, pola
bantu gambar, pola bantu gosok ,dan pola bantu potong. Kami mempelajari
pola bantu sewing di line 15. Di line tersebut mengerjakan order celana
pendek GUITAR dan sissi top (sabrina) H&M.
Berikut adalah tabel pola bantu sewing yang digunakan dalam produksi
garmen di line 15.

TABEL 1.1 Tabel Pola Bantu Sewing


No Order Style Jenis Pola bantu jahit Gambar
1 Celana Pola gambar bantu jahit
pendek saku depan
(guitar)

Gambar 1.1

10
Pola gambar furing saku
depan

Gambar 1.2
Pola gambar bantu jahit
golby

Gambar 1.3
Pola bantu gosok saku
bobok

Gambar 1.4

11
2 Sissi top Pola bantu kres
(sabrina) (potong) tali
H&M

Gambar 1.5

3.2 Mata Kuliah 2 Praktik Operasi Perakitan Garmen 2


Operasi Perakitan Garmen adalah proses penggabungan komponen-
komponen pola hingga menjadi satu produk garmen. Prinsip perakitan garmen
adalah menggabungkan komponen komponen penyusun suatu garmen
dengan mengaitkan benang atas dan bawah dengan perantara jarum dan
mesin. Mesin mesin yang biasanya digunakan dalam perakitan suatu garmen
adalah sebagai berikut.
1. Mesin jahit SNL
2. Mesin jahit DNL
3. Mesin overlock(Obras)
4. Mesin overdeck
5. Mesin make up
6. Mesin bartack
7. Mesin lubang kancing
8. Mesin lubang kancing dll.
Pada pelaksanaan praktik operasi perakitan garmen semester II ini saya
ditempatkan di Departemen Garmen 10 line 15. Saya diinstruksikan untuk
membantu proses produksi pembuatan garmen dan mempelajari serta
mengamati alur proses peroduksinya. Di line 15 kami mengerjakan celana
order buyer Guitar dan sissi top buyer H&M.

12
3.3 Mata kuliah 3 Praktik Pembuatan Pola Dengan CAD 1
Praktik pembuatan pola dengan CAD di Sritex dibagi menjadi 2:
1. Pola Fashion
Pola yang dibuat dengan style fashion, biasanya lebih banyak untuk
pembuatan baju wanita meskipun untuk pria ada sedikit. Contohnya:
Blouse, dress, rok, dsb.
2. Pola Army
Pola yang dibuat khusus untuk style Army (tentara).
Selain belajar pola juga diberikan materi tentang grading, plotting dan
cutplan. Grading merupakan proses perubahan size semula misalnya size L,
menjadi size lainnya (S, M, XL, 2XL, 3XL). Sedangkan Plotting adalah proses
mencetak gambar pola kedalam kertas.

3.4 Perencanaan Dan Pengendalian Produksi


Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah
nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Orang atau perusahaan
yang menjalankan suatu proses produksi disebut produsen. Dalam konteks
garmen, produksi merupakan suatu proses menyiapkan material seperti
assesoris – assesoris dan komponen – komponen penyusun garmen menjadi
sebuah produk garmen yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
3.4.1 Perencanaan Produksi
1. Jenis
Jenis order yang diproduksi di line 15 departemen garmen 10
adalah buyer H&M style sissi top.
2. Jumlah Produksi
Target produksi style sissi top H&M di line 15 adalah 945 pcs/ hari.

3.5 Proses Produksi


A. Input
Kegiatan produksi suatu order garmen dimulai dengan pembuatan
sample oleh bagian sample departemen garmen 10. Berikut adalah alur
pembuatan sample garmen secara garis besar.
1. Bagian sample menerima permintaan sample oleh MD.
2. Penanggung jawab pembuatan sample membuat permintaan kain
dan assesoris original.

13
3. Pemeriksaan kelengkapan kain dan assesoris.
4. N- tech menjelaskan kepada Supervisor mengenai detail pesanan
dan komentar.
5. Supervisor berdiskusi dengan tenaga produksi sample agar
mendapatkan proses produksi yang mudah.
6. Buat satu pcs sample ke trial . setelah mendapat persetujuan dari
N-tech baru bisa kita membuat semua sample.
7. Setelah semua sample disetujui oleh N-tech sample bisa dikirim.
Demikianlah proses pembuatan sample sampai di kirim setelah itu
penanggung jawab sample bersama dengan buyer dan manager akan
melaksanakan meeting sebelum dilakukan pilot runs.
Setelah diapporove , sample worksheet, trim card, dan comment
disiapkan. Setelah itu bagian cutting akan mebuat marker dan size set
untuk semua size. Kemudian Tim Pilot Runs akan memeriksa ukuran
garment size set dan dimasukan kedalam size set report yang akan
dilaporkan ke QA manager dan Factory Manager.
B. Proses produksi
Untuk awal produksi line akan melakukan pilot runs. Pilot runs
adalah tahap uji coba membuat sebagian kecil dari jumlah kuantitas
garmen yang dipesan setelah tahap approval sample oleh pihak pihak
yang bersangkutan. Tujuan dilakukanya pilot runs adalah untuk
mengkaji dan mengantisipasi masalah – masalah produksi yang
mungkin timbul pada saat proses produksi (Cutting , Sewing, Finishing)
dan juga untuk meninjau masalah apapun yang berkaitan dengan
pengukuran garmen untuk memastikan proses yang berjalan sesuai
dengan permintaan buyer.
Kuantitas untuk potongan pertama pilot runs adalah 200 pcs. hasil
garmen dari pilot project akan diperiksa ukurannya (size M 3 Pcs) dan
akan dilaporkan dalam form first output pilot runs oleh QC in line kepada
QA manager dan Factory Manager. QA manager akan memeriksa
kualitas garmen (first output pilot runs) dengan menggunakan dummy.
Tahap ini merupakan tahap uji coba produksi dan akan menjadi acuan
dan evaluasi untuk tahap bulk production.
Tahap bulk production adalah tahap pengerjaan seluruh order.
Tahap ini dilakukan setelah dilakukan evaluasi baik dari size set garmen

14
yang dibuat oleh cutting departement sampai proses pengerjaan di line
sewing.
Line 15 departemen garmen 10 mengerjakan order H&M style
sissi top. Berikut adalah tata letak proses produksi di line 15.

TABEL 1.2 Tata Letak Produksi Line 15

Loading

Steam

Stik frill 1/4 Buat tali

Klim frill 1/4 Rimbas

Klim frill pinggir Pasang size

Obras tangan Obras tangan


belakang depan

Obras Stik smock &


samping/body potong

Pasang karet frill Sambung smock

Pasang frill Klim frill

Joint smock ke
body
Klim tangan dan
pasang karetnya Obras smock

Potong tali
Klim leher

Kres tali Pasang tali

Bartek Pasang label

Trimming

QC end line

15
Agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan buyer, maka di dalam produksi garmen dilakukan
pengendalian kualitas oleh QC. Berikut hal hal yang harus diperhatikan
data memeriksa suatu produk:
a. Periksa bentuk garmen , bentuk garmen harus sesuai dengan
style yang diorder.
b. Periksa ukuran, ukuran garmen harus sesuai dengan size
specification.
c. Periksa kelengkapan assesoris.
d. Periksa jahitan, jahitan tidak boleh cacat.
Dibawah ini adalah tabel kode number QC untuk jenis cacat pada
garmen:
TABEL 1.3 Nomor Kode dan Jenis Kecacatan
KODE
JENIS CACAT
NUMBER
0 Wrong Salah jahitan salah
1 Missed Stitches Jahitan tidak pas loncat
2 Open Same Jahitan dedel
3 Uneven Seam Jahitan tidak sama
4 Wrong Position Posisi tidak sama
5 Drafting/Crinkle Jahitan kerut
6 Bicoloured KW (kainnya)
7 Oil Staining Kain/baju terkena noda minyak
8 Labeling Marking Penandaan label
9 Different Lenght Panjang tidak sama dalam menjahit
10 Knitting Mistake Jarum bermasalah
11 Looping Misatake Kesalahan melubang
12 Stitch density Jahitan Menebal

C. Output
Setelah produk sudah di cek kualitas dan memenuhi standar atau
spesifikasi buyer dan lolos inspeksi QC end line. Produk garmen jadi
akan diserahkan ke bagian finishing. Proses finishing dibagi menjadi 3
yaitu:

16
1. Steaming (gosok)
Steaming adalah proses menggosok garmen yang sudah di cek
kualitasnya. Hal – hal yang harus diperhatikan pada saat steaming
adalah:
a. Besarnya uap yang dipakai
Besarnya uap yang tergantung jenis kain yang digunakan.
Ada kain yang tidak boleh terlalu banyak uap ada juga
sebaliknya.
b. Suhu
Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan permukaan kain
mengkilap
c. Langkah langkah penggosokan.
Setiap order memiliki instruksi penggosokan yang berbeda
beda. Di dalam Instruksi tersebut terdapat langkah langkah
gosok.
2. Folding (Lipat)
Folding merupakan proses melipat produk garmen yang sudah di
cek dan digosok kemudian diberi hantag dan dimasukan kedalam
plastic bag.
3. Packing (Pengemasan)
Packing adalah proses mengemas produk garmen ke dalam box.
Ini merupakan tahap akhir dalam produksi dan siap untuk
pengiriman.

3.6 Sarana Penunjang Produksi


Sarana Penunjang Produksi adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
untuk menunjang atau mendukung kegiatan produksi. Berikut merupakan
sarana sarana yang menunjang kegiatan produksi garmen:
1. Listrik
Semua kegiatan produksi terutama mesin mesin sewing merupakan
mesin elektrik .jadi listrik adalah sarana penunjang yang sangat penting.

17
2. Pencahayaan (lampu)
Di departemen yang sangat luas dan tertutup dibutuhkan pencahayaan
yang baik agar semua dapat bekerja dengan maksimal.
3. Air bersih
Air bersih dan toilet adalah sarana yang sangat penting bagi karyawan
agar bisa nyaman dalam bekerja.
4. Boiler
Boiler adalah bejana yang berisi air yang akan diubah menjadi uap. uap
tersebut dapat digunakan untuk menghangatkan ruangan juga berfungsi
pada mesin mesin yang membutuhkan uap.

3.6.1 Mesin dan Tata Letak


Berikut adalah nama nama mesin dan tata letak mesin yang digunakan
untuk memproduksi style sissi top buyer H&M.

TABEL 1.4 Nama Mesin dan Tata Letak

LOADING

STEAM

SNL SNF

SNL OBRAS ptg

SNF SNL

OM5 OM 5

OM5 SNL & GNT


MEJA
SNL SNL

SNL SNL

SNL SNL

SNL OM3

STEAM GUNTING

18
GUNTING SNL
MEJA

BTK SNL

TRIMMING

QC INIVLINE
BAB

19
PENUTUP

4.1 KesimpuIan
Kegiatan praktik industri merupakan salah satu metode yang
diberlakukan di AK TEKSTIL Solo. Dimana kegiatan ini dilaksanakan untuk
memberikan gambaran tentang dunia kerja di industri. Di dalam praktik
industri ini kita belajar dan berlatih bersama para ahli dari industri. selain
menggali ilmu tentang proses produksi garmen, kita juga dapat menggali
pengalaman baik pengalaman pribadi maupun pengalaman tenaga ahli di
sana.

4.2 Saran
Bagi industri yang menjadi tempat mahasiswa melaksanakan praktik ,
saran dari kami adalah industri harus memenuhi jadwal yang sudah disepakati
bersama dan mengusahakan praktik yang sesuai dengan mata kuliah yang di
jadwalkan . industri juga diharapkan mau mendengar dan mencarikan solusi
dari keluhan - keluhan dari mahasiswa terutama dalam hal pemenuhan jadwal
praktik.
Bagi kampus, kedepanya diharapkan kampus dapat berkoordinasi
dengan industri tentang jadwal dan materi . supaya mahasiswa mendapat
kejelasan tentang hal tersebut.
Bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan praktik kerja industri, saran
yang paIing terpenting adaIah menjaga nama baik AK TEKSTIL Solo di
perusahaan tempat diIaksanakan praktik kerja industri dan mematuhi
peraturan yang ada di perusahaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://www.jobdesc.net/job-desc/tugas-dan-job-deskripsi-manager-produksi.html

21

Anda mungkin juga menyukai