Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN SEMINAR KASUS KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. DP DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI PADA DIAGNOSA MEDIS UNDIFFERENTIATED
SCHIZOPRENIA DI RUANG KENARI RUMAH SAKIT JIWA MENUR
SURABAYA
TANGGAL 13-20 MEI 2019

Disusun oleh:

Maria Fatima Koa, S.Kep 131823143046


Maria Evarista Sugo, S.Kep 131823143050
Heni Murti Wahyuni, S.Kep 131823143051
Yayuk Ratnasari Dewi Anggreni, S.Kep 131823143052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN SEMINAR KASUS ASUHAN KEPERAWATAN


PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA
DI RUANG KENARI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

oleh:
KELOMPOK B3B

LAPORAN SEMINAR INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL MEI 2019

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Klinik

Dr. Rizky Fitryasari P.K., S.Kep.Ns., M.Kep. Iskandar, S. Kep. Ns

NIP : 19800222 200604 2 001 NIP : 19760114 199703 1 003

Surabaya, 24 Mei 2019


Mengetahui,
Kepala Ruangan

Siswo, S. Kep. Ns

NIP : 19591201 198110 1 004


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Gangguan jiwa merupakan manifestasi
klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga
ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku yang terbagi menjadi tiga
macam yaitu schizofrenia, gangguan bipolar dan psikosis akut. Schizofrenia
merupakan masalah yang paling dominan yaitu sejumlah 1% hingga 3% warga
dunia (Nasir & Muhith, 2011). Pada schizofrenia, dapat diamati dua gejala yaitu
gejala positif (nyata) meliputi waham, halusinasi, gaduh gelisah, perilaku aneh,
sikap bermusuhan dan gangguan berpikir formal dan gejala negatif (samar)
meliputi sulit memulai pembicaraan, efek datar, berkurangnya motivasi,
berkurangnya atensi, pasif, apatis dan penarikan diri secara sosial dan rasa tak
nyaman (Videbeck, 2008). Namun, pada 90 % pasien dengan skizofrenia
merupakan pasien-pasien yang mengalami halusinasi pendengaran (Iyus, 2009).
Riset Kesehatan Dasar (2013) menunjukan 1,7 jiwa atau 1-2 orang dari
1.000 warga di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Jumlah ini cukup
besar, artinya 50 juta atau sekitar 25 % dari jumlah penduduk indonesia
mengalami gangguan kesehatan jiwa dan provinsi Jawa Timur menunjukan 2
angka 2,2 jiwa berdasarkan data jumlah penduduk Jawa Timur yaitu 38.005.413
jiwa, maka dapat disimpulkan 83.612 jiwa yang mengalami gangguan jiwa di
Jawa Timur. Presentasi schizofrenia dengan halusinasi di Rumah Sakit Jiwa di
Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah
halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi
penghidu, pengecapan dan perabaan. Berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan pada 10 pasien RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur, 6 diantaranya
mengalami halusinasi pendengaran.
Pada pasien gangguan persepsi sensori (halusinasi) terjadi akibat cemas
berkepanjangan yang tidak mampu dihadapi pasien menggunakan mekanisme
koping dalam diri pasien, pendapat lain menyebutkan bahwa halusinasi yang
terjadi pada pasien skizofrenia halusinasi gangguan alam perasaan yang tidak
menentu, isi kebesaran atau kejaran, sering bertengkar atau berdebat, dan perilaku
cemas yang tidak menentu dan kemarahan (Hawari, 2014). Menurut Videbeck
dalam Iyus (2009) tanda pasien mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien
tampak berbicara ataupun tertawa sendiri, pasien marah-marah sendiri, menutup
telinga karena pasien menganggap ada yang berbicara dengannya. Bahaya secara
umum yang dapat terjadi pada pasien dengan halusinasi adalah gangguan psikotik
berat dimana pasien tidak sadar lagi akan dirinya, terjadi disorientasi waktu, dan
ruang ( Iyus, 2009).
Penatalaksanaan gangguan persepsi (halusinasi) meliputi Cognitive
Behavioral Therapy dan Rational Emotive Behavioral Therapy. Menurut Linda
Carman (2007) tujuan utama CBT pada halusinasi yaitu membantu pasien
mengembangkan pola pikir yang rasional, terlibat dalam uji realitas, dan
membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal. CBT telah
digunakan pada pasien skizofrenia untuk memperbaiki distorsi kognitif.
Pemberian CBT terbukti memberikan perubahan pada pasien dengan halusinasi
dan waham (Benjamin Sadock 2010).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran asuhan keperawatan jiwa dengan perubahan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran di Ruang Kenari Rumah Sakit
Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep teori masalah keperawatan utama perubahan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran di Ruang Kenari Rumah Sakit
Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
2. Mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan perubahan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran di Ruang Kenari Rumah Sakit
Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
1.3 Manfaat

Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan referensi ilmu keperawatan dalam


hal menangani dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
perubahan persepsi sensori: halusinasi.
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RS JIWA DAERAH MENUR SURABAYA

Ruangan Rawat : Ruang Kenari Tanggal Dirawat : 09-5-2019

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. DP (L/P) Tanggal Pengkajian : 13 Mei 2019
Umur : 41 tahun RM No : 028xxx
Informan : Pasien dan rekam medik

II. ALASAN MASUK


Klien dibawa ke rumah sakit jiwa oleh keluarga dengan alasan karena
sering marah-marah, sering berbicara sendiri hingga sampai memukul istri.
Klien juga dikeluhkan terus mengomel hingga melempar benda dan
mondar-mandir tidak jelas hingga mengganggu masyarakat yang sedang
shalat tarawih di masjid sejak 1 minggu yang lalu. Obat sudah tidak
diminum sejak 1 bulan yang lalu.
KELUHAN UTAMA
Saat pengkajian, klien mengatakan pernah mendengar suara bisikan setan.
Tadi pagi klien mengatakan mendengar suara anak kecil seperti teriak dan
menangis. Klien mangatakan itu adalah anaknya yang paling kecil.
Suaranya datang pada saat pasien baru bangun tidur dan masih sampai
sekarang, suara menangisnya sangat keras. Klien mengatakan takut dengan
suara tangisan itu. Saat berbincang, halusinasi sempat datang dimana
ekspresi klien tegang dan tidak ada kontak mata dengan perawat. Klien
sempat diam seolah-olah sedang mendengarkan sesuatu, kadang
bergumam (berbicara sendiri) dan tertawa sendiri, dan klien sempat
melotot, pandangan mata tajam dan tampak curiga dan menggertakkan
giginya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ■Ya □Tidak
2. Pengobatan sebelumnya? □ Berhasil ■Kurang berhasil □Tidak
Berhasil
3.

Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia


Aniaya Fisik √ 41 √ 41
Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan dalam Keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan no 1,2,3 : Klien dibawa ke RSJ karena sering marah-marah
dan berbicara sendiri hingga sampai memukul istri. Klien juga dikeluhkan
meresahkan masyarakat sekitar rumahnya dengan mengomel dan
melempar benda sejak 1 minggu yang lalu. Klien memiliki riwayat masuk
RSJ pertama kali pada tahun 2006. Klien sering keluar masuk RSJ dengan
keluhan yang sama. Klien selama ini berobat rutin ke poli jiwa RSJ Menur
(terakhir tahun 2013) dan saat ini Puskesmas di Lamongan. Obat sudah
tidak diminum sejak 1 bulan yang lalu.
Masalah Keperawatan: Risiko Perilaku kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: □Ya


■Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat
pengobatan/perawatan
tidak ada tidak ada tidak ada
Jelaskan : tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:


Saat dikaji klien hanya mengatakan tidak tahu dan bingung. Tidak ada
kontak mata kepada perawat, ekspresi wajah tegang.
Masalah Keperawatan: belum dapat dievaluasi.

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 110/80 mmHg Nadi:80x/menit Suhu: 36,1⁰C
RR: 19x/menit
2. Ukur : TB: 153 cm BB : 43 kg IMT: 18,4 kg/m2
(kurus)
3. Keluhan fisik: □Ya ■Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada sakit yang dirasakan
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram:

P/ 41th
Jelaskan : Klien mengatkan sudah menikah dan memiliki 7 orang
anak. Berdasarkan data rekam medis didapatkan bahwa klien sudah
menikah dan memiliki 4 orang anak kandung. Klien adalah anak
pertama dan memiliki 2 orang saudara laki-laki dan semuanya telah
menikah. Klien tinggal serumah bersama istri dan 4 orang anaknya serta
Ibu kandung dari istri klien (ibu mertua).
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak tahu dan bingung.
b. Identitas : Klien mengatakan dirinya adalah laki-laki.
c. Peran : Klien mengatakan dirinya adalah ayah dari anak-
anaknya.
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin pulang dan bertemu
dengan anak-anaknya.
e. Harga diri : Klien mengatakan tidak tahu.
Masalah Keperawatan: Masalah tidak dapat dievaluasi.

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang paling penting adalah istri dan anak-
anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien mengatakan dirumah hanya tidur, saat dikaji lebih jauh apa
kegiatan selain itu klien mengatakan tidak tahu. Selama di rumah
sakit klien selalu mengikuti senam pagi, makan bersama, dan
sebagainya. Klien mampu mengikuti kegiatan dengan baik.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan lebih senang dikamar saja untuk tidur. Klien
mengatakan tidak suka mengobrol dengan teman yang lain, karena
takut.
Masalah Keperawatan: Hambatan interaksi sosial

4. Spiritual:
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan ia beragama Islam.
b. Kegiatan ibadah :
Klien berkata bahwa selama dirumah ia jarang shalat. Selama di
rumah sakit klien mengatakan shalat jika klien akan shalat jika
sedang ingin saja. Klien biasa shalat di tempat tidur dikamar saja.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan: Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara
berpakaian
Tidak sesuai tidak
seperti
Biasanya
Jelaskan: Klien menggunakan pakaian yang sesuai berupa seragam
rumah sakit, rambut pendek dan rapi, kuku pendek, nafas tidak bau,
dan tidak tercium bau badan.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

2. Pembicaraan:
√ Cepat Keras Gagap √ Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan: Klien menjawab dengan singkat-singkat, nada ketus, lebih


sering dengan jawaban “tidak tahu” dan “bingung”; jawaban
pertanyaan kadang tidak jelas dan berubah-ubah sehingga harus sering
dikonfimasi ulang. Kadang ditengah pembicaraan klien terdiam,
bergumam (berbicara sendiri) dan tertawa sendiri. Selama berbincang
klien tidak ada kontak mata dengan perawat.
Masalah Keperawatan: Hambatan komunikasi

3. Aktivitas Motorik:
Lesu √ Tegang √ Gelisah Agitasi
TIK Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : Klien tampak tegang, ekspresi wajah mengerutkan dahi,
melotot, pandangan mata tajam dan tampak curiga, dan sempat
mengertakkan gigi. Tidak ada kontak mata dengan perawat. Selama
berbincang klien sering memainkan bajunya dan kertas yang ada diatas
meja, tampak seperti meremas-remasnya.
Masalah Keperawatan : Risiko Cedera

4. Alam Perasaan:
Sedih √ Ketakutan Putus asa Khawatir Agitasi

Jelaskan : Klien mengatakan jika suara tangisan anak kecil yang


didengar membuatnya takut. Ekspresi wajah tegang, mata melotot dan
mengerutkan dahi seolah-olah mendengarkan.
Masalah Keperawatan : Ketakutan

5. Afek:
Datar √ Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Saat berbincang, klien mengatakan takut dengan suara yang
didengarnya. Ekspresi wajah klien tegang, mata melotot dan
mengerutkan dahi seolah-olah mendengarkan. Saat klien mengatakan
itu adalah anaknya yang paling kecil, raut mukanya datar. Saat
berbincang, klien sempat tiba-tiba melotot, pandangan mata tajam dan
curiga, dan menggertakkan gigi, selain itu klien lebih sering berbicara
dan tertawa sendiri, tanpa ada stimulus, seolah ada orang lain yang
sedang berbicara dengannya.
Masalah keperawatan : Hambatan Komunikasi nonverbal

6. Interaksi selama wawancara:


Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah tersinggung
√ Kontak mata kurang Defensif √ Curiga

Jelaskan : Selama berbincang, klien tidak ada kontak mata, klien lebih
sering mengalihkan pandangan pada suatu arah lain. Klien sempat
melotot, menggertakkan gigi, dan tampak pandangan mata seperti
curiga dan tajam. Klien juga lebih sering bergumam (berbicara sendiri)
dan tertawa sendiri dan tidak fokus (klien sering memainkan baju dan
kertas dengan meremas-remas).
Masalah Keperawatan : Hambatan interaksi sosial

7. Persepsi
Halusinasi
√ Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu

Jelaskan: Klien mengatakan pernah mendengar bisikan setan. Tadi


pagi klien mendengar suara jeritan dan tangisan anak kecil. Saat
ditengah-tengah sesi mengobrol : Klien mengatakan mendengar suara
anak kecil menangis: “(menyebutkan nama) dia minta susu. (diam)
tuh nangis tuh mbak”. Klien mengatakan itu adalah anaknya yang
paling kecil. Tangisannya sangat keras dan suara itu datang saat klien
baru bangun tidur. Klien mengatakan takut dengan suara itu. Ekspresi
klien tegang, mengerutkan dahi, mata melotot dan diam seolah-olah
sedang mendengarkan sesuatu. Selama berbincang Klien juga sempat
tiba-tiba melotot, pandangan mata tajam dan curiga, dan
menggertakkan gigi. selain itu klien lebih sering berbicara dan tertawa
sendiri, tanpa ada stimulus, seolah ada orang lain yang sedang
berbicara dengannya.
Masalah keperawatan : Gangguan Persepsi-Sensori: Halusinasi
pendengaran
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial √ Kehilangan asosiasi
Flight of Ideas √ Blocking Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : Saat berbincang klien menjawab pertanyaan dengan singkat-
singkat, nada ketus dan diam, lebih sering dengan jawaban “tidak tahu”
dan “bingung”; jawaban pertanyaan kadang tidak jelas dan berubah-
ubah sehingga harus sering dikonfimasi ulang. Kadang ditengah
pembicaraan klien terdiam, bergumam (berbicara sendiri) dan tertawa
sendiri. Tidak fokus pada pertanyaan yang diberikan dan selalu
mengalihkan pandangan pada satu arah (tidak ada kontak mata dengan
perawat).
Masalah Keperawatan: Hambatan komunikasi

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
√ Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran Magis

Waham:
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip Pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : Klien mengatakan lebih senang dikamar saja untuk tidur.
Klien mengatakan tidak suka mengobrol dengan teman yang lain,
karena takut. Klien juga mengatakan orang-orang sudah berbuat jahat
kepadanya. Klien lebih sering sendiri dan melamun.
Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir

10. Tingkat kesadaran


Bingung Sedasi Stupor Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Keadaan umum compos mentis, klien mampu mengenali
waktu, tempat dan orang dengan baik. Klien mengatakan bahwa
sekarang adalah hari Senin. Ia saat ini berada di RSJ Menur, Ruang
Kenari. Klien mampu mengenali petugas dan dokter. Klien
mengatakan dibawa ke RS Menur tiga hari yang lalu oleh tetangganya
dengan mobil pada malam hari. Ia diberitahu untuk berobat dan
menginap disini.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

11. Memori
Gg daya ingat jangka panjang Gg daya ingat jangka pendek
Gg daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : Saat diajak berbincang klien lebih sering mengatakan tidak
tahu dan bingung.
Masalah keperawatan: belum dapat dievaluasi

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: Klien mampu berhitung dengan benar dan terurut sesuai
dengan soal berhitung yang diberikan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan: Klien mengatakan lebih sering mandi dahulu sebelum
makan, karena mandi membuat badan lebih segar, setelah makan lalu
cuci tangan dan sikat gigi. Klien mampu memutuskan aktifitas yang
akan ia lakukan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan: Klien mengatakan ia sakit dan makanya harus menginap
untuk berobat di RSJ Menur dulu. Kemudian tiba-tiba pasien diam dan
mengatakan tidak tahu dan lupa.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan
Ya Tidak Ya Tidak
Makanan √ Pakaian √

Keamanan √ Transportasi √

Tempat tinggal √ Uang √

Perawatan kesehatan √
Jelaskan: Klien memiliki tempat tinggal di Lamongan, klien tinggal
dengan keluarga, selama sebelum MRS, klien kontrol berobat di
Puskesmas di Lamongan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Kegiatan sehari-hari
a. Perawatan diri
Bantuan minimal Bantuan Total
Mandi
BAB/BAK
Kebersihan
Ganti Pakaian
Makan
Jelaskan: Klien mampu melakukan kegiatan mandi, makan,
toileting, berganti pakaian secara mandiri. Klien mandi 3x sehari,
sikat gigi setlah selesai makan, dan berganti baju setiap hari.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

b. Nutrisi
Apakah klien puas dengan pola makan klien ■Ya
□Tidak
Apakah klien memisahkan diri □Ya
■Tidak

Jika ya, jelaskan alasannya: Klien mengatakan makanannnya tidak


enak.
Frekuensi makan perhari : 3 kali
Frekuensi kudapan perhari : 1 kali
Nafsu makan : Klien makan dengan lahap dan rapi,
sehingga tidak ada yang berceceran.
Diet khusus : Klien mendapatkan makanan biasa
standar RS, tanpa ada terapi diet khusus.
Jelaskan : Klien mengatakan selalu menghambiskan porsi makan
yang sudah disediakan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

c. Tidur
Ya Tidak
Apakah ada masalah √
Apakah klien merasa segar setelah bangun tidur √
Apakah ada kebiasaan tidur siang √
Apa yang membantu klien untuk tidur

Waktu tidur malam, jam: tidak tahu , Waktu bangun, jam: jam
05.00 (sekitar subuh)
Beri tanda “V” sesuai dengan keadaan klien:
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur √
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Somnabulisme Berbicara dalam tidur
Jelaskan: Klien mengatakan sering bangun ketika tengah malam.
Klien mengatakan pernah mendengar bisikan setan. Tadi pagi saat
bangun tidur pasien mengatakan mendengar suara tangisan anak
kecil.
Masalah Keperawatan: Gangguan pola tidur

3. Kemampuan klien dalam


Ya
Tidak
Mengantisipasi kebutuhan sendiri √
Membuat keputusan berdasar keinginan sendiri √
Mengatur penggunaan obat √
Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) √
Jelaskan: Klien mampu mengambil keputusan sendiri misalnya
menggosok gigi setelah kegiatan makan, klien mengikuti semua
kegiatan kegiatan pemeriksaan dan terapi yang diperintahkan dan klien
selama di rumah sakit selalu meminum obat yang sudah ditetapkan.
Saat masuk RSJ, klien dikatakan tidak minum obatnya sudah lebih dari
sebulan sebelum masuk rumah sakit.
Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan regimen terapiutik

4. Klien memiliki sistim pendukung


Ya Tidak Ya Tidak
Keluarga √ Teman sejawat √
Profesional/terapis √ Kelompok sosial
Jelaskan: Klien mendapat dukungan penyelesaian masalah dari keluarga dan petugas
kesehatan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang Ya Tidak


menghasilkan atau hobi

Jelaskan: Klien selama di rumah sakit mengikuti makan bersama dan senam setiap pagi
bersama dengan teman-teman yang lain. Saat ditanya klien mengatakan tidak tahu.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif
Bicara dengan orang lain
Mampu menyelesaikan masalah
Teknik reloksasi
Aktifitas konstruktif
Olahraga
Lainnya
Maladaptif
Minum alkohol
Reaksi lambat/berlebih
Bekerja berlebihan
√ Menghindar
Mencederai diri
Lainnya
Jelaskan: Klien mengatakan lebih senang dikamar saja untuk tidur. Klien
mengatakan tidak suka mengobrol dengan teman yang lain, karena takut.
Klien juga mengatakan orang-orang sudah berbuat jahat kepadanya. Klien
lebih sering sendiri dan melamun.
Masalah keperawatan: Ketidakefektifan koping individu

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien lebih sering sendiri dan saat diajak berbicara klien menjawab dengan
ketus dan singkat.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien jarang berinteraksi dengan teman-teman yang ada diruangan. Klien
mengatakan lebih suka tidur dikamar.
Masalah dengan pendidikan, spesifik
Klien menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas sampai lulus.
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien mengatakan dulu bekerja sebagai sales dan kadang serabutan seperti
nelayan, sehingga penghasilannya tidak menentu.
Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien menyatakan tinggal bersama dengan istri dan anak-anaknya di
Lamongan.
Masalah dengan ekonomi, spesifik
Klien mengatakan selama ini bekerja dengan istri sebagai sales. Klien
mengatakan bahwa hasilnya cukup untuk sehari-hari.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien sempat berobat rutin ke RSJ Menur sampai tahun 2013 dan
selanjutnya di Puskesmas di Lamongan. Klien mengatakan dibawa ke RSJ
oleh tentangganya karena disuruh untuk berobat.
Masalah lainnya, spesifik
Tidak ada masalah
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
√ Koping √ Obat-obatan
Lainnya : Klien mengataka tidak suka mengobrol dengan teman-
temannya. Klien tidak minum obat dirumah sebulan sebelum masuk
rumah sakit.
Masalah keperawatan: Defisiensi Pengetahuan
X. DATA LAIN-LAIN
Hasil pemeriksaan Darah Lengkap Hasil pemeriksaan Kimiawi
WBC 7,0 103/uL Faal Hati
RBC 4,24 106/uL SGOT 30 u/L
HGB 12,3 g/dL SGPT 28 u/L
HCT 37,8 % Gula Darah (puasa) 80 mg/dL
MCHC 32,5 g/dL
PLT 486 103/uL
RDW 15,1 %
MPV 7,8 fL
PDW 8,7 fL
P-LCR 9,0 %
LED 43-70 mm/jam

XI. ASPEK MEDIS


Diagnosa medis: F. 20.3 (Undifferentiated schizophrenia)
Terapi medis:
1. CPZ 100 mg (0-0-½)
2. Haloperidol 5 mg (1-0-1)
3. THD 2 mg (1-0-1)
4. Diazepam (intravena k/p)

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Hambatan interaksi sosial
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Hambatan komunikasi
4. Ketakutan
5. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
6. Gangguan proses pikir
7. Ketidakefektifan koping individu
8. Defisit pengetahuan
9. Gangguan pola tidur

Surabaya, 13 Mei 2019

Ttd

Yayuk Ratnasari
ANALISA DATA SINTESA

NAMA : TN. DP NIRM : 028XXX RUANGAN : KENARI

TGL DATA ETIOLOGI MASALAH


13-5- DS : Risiko mencederai diri sendiri, Gangguan persepsi-sensori :
2019 - Klien mengatakan mendengar suara jeritan dan tangisan anak orang lain dan lingkungan halusinasi pendengaran.
kecil. itu adalah anaknya yang paling kecil. Suarannya sangat
keras. ↑
- Klien juga mengatakan mendengar suara bisikan setan. Bisikan
itu seperti perempuan menjerit. Gangguan persepsi-sensori :
- Klien mengatakan suaranya tangisan anak kecil datang ketika Halusinasi pendengaran
subuh, saat klien baru bangun tidur dan masih sampai siang.
- Klien mengatakan takut pada suara bisikan setan. ↑
- Klien mengatakan tidak suka berbicara dengan teman-
temannya, karena takut salah bicara. Menarik diri

DO :
- Tidak ada kontak mata, klien sering mengalihkan pandangan
kearah lain saat diajak berbicara.
- Saat pengkajian pasien lebih sering tertawa dan berbicara
sendiri, seolah-olah ada orang lain. Namun, pasien tidak mau
memberitahu itu siapa.
- Ekspresi wajah klien tegang. Saat pengkajian didapatkan
pasien sedang mengalami halusinasi, ekspresi wajah sering
berubah seiring waktu, mulai dari diam, mengerutkan dahi,
mata melotot seolah mendengarkan, hingga pada tegang dan
ketakutan.
- Klien lebih sering terlihat sendirian dan kadang melamun
ketika ditegur.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : TN. DP NIRM : 028XXX RUANGAN : KENARI

TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


KEPERAWATAN
13- Risiko mencederai diri 1. Membina hubungan saling S:
5- sendiri dan orang lain percaya - Klien mengatakan selamat pagi dan menjawab salam dengan baik.
2019 - Mengucapkan salam saat - Klien menyebutkan nama panjang dan nama panggilan.
bertemu dengan pasien. - Klien mengetahui alasannya berada di ruangan perawatan.
- Memperkenalkan diri - Klien mengatakan mendengar suara jeritan dan tangisan anak kecil.
kepada pasien dengan itu adalah anaknya yang paling kecil. Suarannya sangat keras.
sopan. - Klien mengatakan suaranya tangisan anak kecil datang ketika subuh,
- Menjelaskan tujuan saat klien baru bangun tidur dan masih sampai siang.
pertemuan. - Klien mengatakan takut pada suara bisikan setan.
2. Memberi kesempatan klien - Klien mengatakan tidak suka berbicara dengan teman-temannya,
untuk mengungkapkan karena takut salah bicara.
perasaannya.
O:
- Klien lebih sering terlihat sendiri, jika duduk berdampingan dengan
pasien lain, klien lebih sering diam dan seperti terlihat melamun.
- Klien mau berjabat tangan dengan perawat.
- Klien lebih sering menunduk, menjawab pertanyaan dengan ketus
dan singkat.
- Ekspresi wajah klien tegang. Saat pengkajian didapatkan pasien
sedang mengalami halusinasi, ekspresi wajah sering berubah seiring
waktu, mulai dari diam, mengerutkan dahi, mata melotot seolah
mendengarkan, hingga pada tegang dan ketakutan.
- Selama berbincang, pasien terlihat menuliskan namanya di kertas,
kemudian melipatnya menjadi pesawat, meremas-remas baju.
- Klien sempat menggertakan gigi, mata melotot, tidak ada kontak
mata, klien memandang satu arah seolah-olah ada orang.
A: TUK BHSP tercapai.

P: Tingkatkan BHSP dan lanjutkan SP 1 pada pertemuan selanjutnya.


14- Risiko mencederai diri 1. Membina hubungan saling S:
5- sendiri dan orang lain percaya - Klien mengatakan selamat pagi dan menjawab salam dengan baik.
2019 - Mengucapkan salam saat - Klien mampu mengingat nama perawat.
bertemu dengan pasien. - Hari ini klien mengatakan ada suara tangisan anak kecil saat baru
- Memperkenalkan diri bangun tidur, sekitar subuh tadi.
kepada pasien dengan
sopan. O:
- Menjelaskan tujuan - Klien mau berjabat tangan dengan perawat.
pertemuan. - Klien tidak kooperatif selama sesi berbincang.
2. SP 1: - Ekspresi wajah klien datar, mengerutkan dahi, tampak seperti curiga
- Membantu pasien dengan mata melotot, serta tidak ada kontak mata selama mengobrol.
mengenal halusinasi (isi, - Selama perbincangan, klien menjawab pertanyaan dengan ketus dan
frekuensi, waktu, situasi singkat-singkat. Klien terus-terusan gelisah dengan memainkan baju
dan respon). dan tangannya seolah meremas-remas.
- Memberi kesempatan klien - Klien mengakhiri sesi mengobrol dengan berkata malas mengobrol
untuk mengungkapkan lama dan mengantuk.
perasaannya.
- Membantu klien dalam A: TUK 1 tidak tercapai
mengontrol halusinasi,
melalui : menghardik, salah P: Tingkatkan BHSP dan ulangi SP 1 pada pertemuan selanjutnya.
satunya menutup telinga
dengan tangannya.
- Berikan pujian dan
motivasi pada klien juka
mampu mempraktikkan
cara mengontrol halusinasi.
15- Risiko mencederai diri 1. Membina hubungan saling S:
5- sendiri dan orang lain percaya - Klien mengatakan selamat pagi dan menjawab salam dengan baik.
2019 - Mengucapkan salam saat - Klien mengatakan mendengar bisikan perempuan. Bisikan datang
bertemu dengan pasien. pada saat pasien sedang makan pagi, dan mengatakan klien untuk
- Memperkenalkan diri menghabiskan makanannya.
kepada pasien dengan - Saat ditengah-tengah sesi mengobrol : Klien mengatakan mendengar
sopan. suara anak kecil menangis. : “(menyebutkan nama) dia minta susu.
- Menjelaskan tujuan (diam) tuh nangis tuh mbak” .
pertemuan. - Kemudian beberapa lama, klien mengatakan lagi bahwa anak
2. SP 1: kecilnya sudah pergi: “sudah pulang (diam). Itu tadi Ibunya jemput”.
- Membantu pasien - Klien mengatakan suaranya membuat takut. “takut mbak”.
mengenal halusinasi (isi, - Klien mengatakan mau diajari cara mengusir suara.
frekuensi, waktu, situasi
dan respon). O:
- Memberi kesempatan klien - Ekspresi wajah santai, ada kontak mata dengan perawat, klien lebih
untuk mengungkapkan sering terlihat berbicara sendiri disela-sela sesi wawancara.
perasaannya. - Tapi pada saat datang halusinasi, ekspresi wajah berubah tegang,
- Membantu klien dalam klien menunduk, raut wajah berubah ketakutan dan mengerutkan dahi
mengontrol halusinasi, seolah mendengarkan sesuatu. Tak lama kemudian, kembali santai.
melalui : menghardik, yaitu - Klien sangat kooperatif selama sesi berbincang, klien mau mengikuti
menutup telinga dengan cara mempraktikkan menghardik, dengan menutup telinga saja.
tangannya dan mengusir
suara dengan mengatakan A: TUK 1 tercapai sebagian.
“Pergi..pergi !”.
- Berikan pujian dan P: Ulangi SP1 dan lanjutkan SP 2, yaitu mengontrol halusinasi dengan
motivasi pada klien juka bercakap-cakap dengan orang lain.
mampu mempraktikkan
cara mengontrol halusinasi.
- Menganjurkan klien untuk
memasukkan kegiatan
menghardik kedalam
jadwal kegiatan harian.
16- Risiko mencederai diri 1. SP 1: S:
5- sendiri dan orang lain - Membantu pasien - Klien mengatakan selamat pagi dan menjawab salam dengan baik.
2019 mengenal halusinasi (isi, - Klien menyapa perawat terlebih dahulu saat selesai pemeriksaan oleh
frekuensi, waktu, situasi dokter.
dan respon). - Klien mengatakan mendengar bisikan perempuan. Bisikan datang
- Memberi kesempatan klien pada saat pasien sedang makan pagi, dan mengatakan klien untuk
untuk mengungkapkan menghabiskan makanannya.
perasaannya. - Klien menyapa perawat terlebih dahulu pada saat senam, kemudian
- Membantu klien dalam menghampiri perawat dengan menyebutkan nama perawat..
mengontrol halusinasi, - Saat ditengah-tengah sesi mengobrol : Klien mengatakan mendengar
melalui : menghardik, yaitu suara perempuan yang menjerit-jerit. : “dia minta tolong. Help me..
menutup telinga dengan help me..”
tangannya dan mengusir - Klien mengatakan mendengar suara itu tadi subuh saat baru bangun
suara dengan mengatakan dan baru saja.
“Pergi..pergi !”. - Klien mengatakan suaranya membuat takut. “gak berani saya mbak”.
- Berikan pujian dan - Klien mengatakan mau diajari cara mengusir suara.
motivasi pada klien juka
mampu mempraktikkan O:
cara mengontrol halusinasi. - Klien terlihat mau mengobrol dan menyapa temannya yang lain.
2. SP 2 Seperti mengajak salah satu pasien lain mengobrol saat duduk
- Membantu klien dalam berjemur.
mengontrol halusinasi, - Ekspresi wajah santai, ada kontak mata dengan perawat, klien lebih
melalui : bercakap-cakap sering terlihat tertawa dan berbicara sendiri disela-sela sesi
dengan orang lain. wawancara.
- Berikan pujian dan - Tapi pada saat datang halusinasi, ekspresi wajah berubah tegang,
motivasi pada klien juka klien menunduk, raut wajah berubah ketakutan dan mengerutkan dahi
mampu mempraktikkan seolah mendengarkan sesuatu.
cara mengontrol halusinasi. - Klien sangat kooperatif selama sesi berbincang, klien mau mengikuti
- Menganjurkan klien untuk cara mempraktikkan menghardik dan bersedia melakukan itu saat ada
memasukkan kegiatan suara datang.
bercakap-cakap kedalam
jadwal kegiatan harian. A: TUK 1 tercapai

P: lanjutkan SP 2, yaitu mengontrol halusinasi dengan mengobrol dengan


orang lain.
17- Risiko mencederai diri SP 2: S:
5- sendiri dan orang lain - Membantu pasien - Klien mengatakan selamat pagi dan menjawab salam dengan baik.
2019 mengenal halusinasi (isi, - Klien menyapa perawat terlebih dahulu saat selesai senam bersama di
frekuensi, waktu, situasi halaman
dan respon). - Klien mengatakan hanya mendengar suara saat baru bangun tidur
- Memberi kesempatan klien saja. Suara anak kecil yang menangis. “suara anak kecil menangis
untuk mengungkapkan mbak. (diam). anak yang kecil”.
perasaannya. - Klien mengatakan sudah menutup telinga saat mendengar suara itu.
- Membantu klien dalam
mengontrol halusinasi, O:
melalui: mengobrol dengan - Klien terlihat mau mengobrol dan menyapa temannya yang lain.
orang lain. Seperti mengajak salah satu pasien lain mengobrol setelah senam
- Berikan pujian dan pagi.
motivasi pada klien jika - Ekspresi wajah santai, ada kontak mata dengan perawat, klien lebih
mampu mempraktikkan sering tersenyum dan klien fokus dengan sesi berbincang dengan
cara mengontrol halusinasi. perawat.
- Menganjurkan klien untuk - Klien sangat kooperatif selama sesi berbincang, klien sudah mau
memasukkan kegiatan mengikuti cara mempraktikkan mengobrol, walaupun belum
bercakap-cakap kedalam diberitahu sebelumnya dan bersedia melakukan itu saat ada suara
jadwal kegiatan harian. datang.

A: TUK 2 tercapai

P: lanjutkan SP 3, yaitu mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan


(kegiatan yang biasa dilakukan pasien dirumah).
17- Risiko mencederai diri SP 4: S:
5- sendiri dan orang lain - Memberikan pendidikan - Klien mengatakan selalu minum obat jika sudah waktunya.
2019 kesehatan tentang - Klien mampu menyebutkan macam obat yang diminum sehari-hari
penggunaan obat secara selama di rumah sakit. “ada yang warna oranye, ada putih mbak.”
teratur. - Klien mampu menyebutkan waktu minum obat. “ada yang pagi ada
- Berikan pujian dan yang siang”
motivasi pada klien jika
mampu mempraktikkan O:
cara mengontrol halusinasi. - Ekspresi wajah santai, ada kontak mata dengan perawat, klien lebih
- Menganjurkan klien untuk sering tersenyum dan klien fokus dengan sesi berbincang dengan
memasukkan kegiatan perawat.
aktifitas minum obat - Klien sangat kooperatif selama sesi berbincang, klien dan bersedia
kedalam jadwal kegiatan melakukan itu jika dirumah nanti.
harian. - Klien mampu mengulangi jenis dan waktu minum obat setelah
penjelasan.
A: TUK 3 tercapai

P: lanjutkan SP 3, yaitu mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan


(kegiatan yang biasa dilakukan pasien dirumah).

Anda mungkin juga menyukai