Anda di halaman 1dari 11

Makalah Otitis Media Akut

Rabu, 07 Maret 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran
dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting pada
partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.(Roger watson,2002,102)
Otitis media adalah peradangan akut atau seluruh pericilium telinga tengah. Saat bakteri
melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran tersebut. Sehingga
terjadilah pembengkakan di sekitar saluran, mengakibatkan tersumbatnya saluran. (Mansjoer,
2001, 76).
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka
yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli
otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan
pendidik.
Pada tahun 2010 WHO mendapatkan data sekitar 1045 perbulan orang yang
memeriksakan diri pada THT untuk memeriksakan peradangan pada telinga tengahnya,
sedangkan diindonesia didapat dari data THT diseluruh Indonesia tercatat 65 orang perbulan
dalam pemeriksaan dengan keluhan peradangan pada telinga tengah, sedangkan dikalbar data
yang didapat tidaklah terlalu spesifik, hanya ada beberapa pasien saja yang tercatat disetiap
bulannya.
Dari uraian di atas maka penulis mencoba mengangkat masalah tentang Otitis Media
Akut. Agar nantinya mahasiswa keperawatan bisa melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah telinga yaitu otitis media.

B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan seminar diharapkan mahasiswa memahami tentang asuhan
keperawatan Otitis Media Akut.

b. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan seminar mahasiswa memahami tentang :
1. Pengertian Otitis Media Akut.
2. Etiologi Otitis Media Akut.
3. Patofisiologi dan phatway Otitis Media Akut.
4. Kompliksi Otitis Media Akut.
5. Pemeriksaan penunjang Otitis Media Akut.
6. Asuhan keperawatan Otitis Media Akut.

C. Ruang Lingkup Penulisan


Karena luasnya ruang lingkup masalah tentang Otitis Media Akut ini, maka penulis
hanya memaparkan beberapa point penting dan dasar tentang Otitis Media Akut serta asuhan
keperawatannya.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah – masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur
yang ada baik di perpustakaan maupun di media internet sebagai pelengkap.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 4 bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan teoritis yang terdiri dari anatomi dan fisiologi sistem hematologi dan
konsep dasar penyakit Otitis Media Akut

Bab III : Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Sensori Persepsi; Otitis Media
Akut.
Bab IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi fisiologi pendengaran


Anatomi fisiologi pendengaran telinga (Roger watson,2002,102)
Gambar 1
Gambar penmpang telinga lengkap
Telinga terdiri dari beberapa bagian
1. Telinga bagian luar
a. Aurikula (daun telinga).
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga.
b. Meatus akustikus eksterna (liang telinga)
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani (terdiri tulang rawan & keras, saluran
ini mengandung rambut, kelenjar sebasea & kelenjar keringat, khususnya menghasilkan
sekret-sekret berbentuk serum).
c. Membran timpani
Selaput gendang telinga batas antara telinga luar & telinga tengah.
2. Telinga bagian tengah
Gambar 2
Gambar penampang telinga tengah
a. Kavum timpani
Rongga didalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran (maleus, inkus dan
stapes).
b. Antrum timpani
Rongga tidak teratur terletak di bawah samping dari kavum timpani.
c. Tuba auditiva eustaki
Saluran tulang rawan yang berjalan miring ke bawah agak kedepan.
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan
kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani
terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran
ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga
tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah)
dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi
udara di bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.
Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu
hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang
memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela
oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara.
Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang
agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah
mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga
tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan
telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat
kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan.
Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga
tengah dengan tekanan atmosfer.

3. Telinga bagian dalam


a. Labirin osseus
Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan (perilimfe).
1) Vestibulum.
2) Koklea.
3) Kanalis semi sirkuler.
b. Labirintus membranosus
1) Utrikulus.
2) Sakulus.
3) Duktus semi sirkularis.
B. Pengertian otitis media
Gambar 3
Gambar peradangan pada telinga tengah
Otitis media adalah peradangan akut atau seluruh pericilium telinga tengah (Mansjoer,
2001, 76).
Otitis media adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah
(Kapita selekta kedokteran, 1999, 79).

C. Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus,
staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia coli,
streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa. (Kapita selekta
kedokteran, 1999, 79).

D. Patofisiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi saluran napas seperti radang tenggorokan /
pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran eustachius.
Saat bakteri melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran
tersebut. Sehingga terjadilah pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan
datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
Sel darah putih akan melawan sek-sel bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiri, sedikitnya terbentuk nanah dalam telinga tengah. Pembengkakan jaringan sekitar sel
eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel jika lendir dan nanah bertambah
banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil
penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam bergerak bebas.
Cairan yang terlalu banyak tersebut, akhirnya dapat merobek gendang telinga karena
tekanannya. (Kapita selekta kedokteran, 1999, 79).

E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis otitis mediatergantung pada stadium penyakit dan umur pasien :
1. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap.
2. Biasa tergantung gangguan pendengaran yang bersifat sementara.
3. Pada anak kecil dan bayi dapat mual, muntah, diare, dan demam sampai 39,50Derajat
Celcius, gelisah, susah tidur diare, kejang, memegang telinga yang sakit.
4. Gendang telinga mengalami peradangan yang menonjol.
5. Keluar cairan yang awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi cairan jernih dan
akhirnya berupa nanah (jika gendang telinga robek).
6. Membran timpani merah, sering menonjol tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat.
7. Keluhan nyeri telinga (otalgia), atau rewel dan menarik-narik telinga pada anak yang belum
dapat bicara.
8. Anoreksia (umum).
9. Limfadenopati servikal anterior.(Kapita selekta kedokteran, 1999, 79).

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar.
2. Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani.
3. Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum dari
telinga tengah melalui membrane timpani).
4. Otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga
yang dilengkapi dengan udara kecil). Untuk menilai respon endang telinga terhadap
perubahan tekanan udara.
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a) Pemberian obat Antibiotik

1) Tujuan
Tujuan pemberian antibiotic, untuk melumpuhkan atau menghilangkan bakteri.
2) Efek samping
Jika diberikan secara kontinyu dan tidak teratur, akan menyebabkan resistensi bakteri, dan
akan menimbulkan alergi baru jika antibiotik tidak cocok dengan tubuh.
3) Indikasi
Lebih banyak diberikan pada penderita peradangan yang disebabkan oleh bakteri.
4) Kontra indikasi
Berbahaya diberikan pada penderita bronchitis, asma dan aritmia.

b) Pemberian obat Analgesik


1) Tujuan
Untuk menghilangkan nyeri.
2) Efek samping
Umumnya Asam Mefenamat dapat diberikan dengan baik pada dosis yang dianjurkan, Pada
beberapa kasus pernah dilaporkan terjadinya rasa mual, muntah, diare, pada penggunaan
jangka panjang yang terus menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehan dapat
mengakibatkan agranulositosis dan hemolitik anemia.
3) Indikasi
Untuk menghilangkan segala macam nyeri dan ringan sampai sedang dalam kondisi akut dan
kronis termasuk nyeri karena trauma.
4) Kontraindikasi
Pada penderita tukak lambung pendenta asma, penderita ginjal dan penderita yang
hipersensitif.

2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Mengkaji nyeri.
b. Mengkompres hangat.
c. Mengurangi kegaduhan pada lingkungan klien.
d. Instruksikan kepada keluarga tentang komunikasi yang efektif.
e. Memberikan informasi segala yang terkait dengan penyakit otitis media.

3. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada otitis media :
1. Komplikasi yang terjadi pada Otitis media adalah :
a. Infeksi pada tulang sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis)
b. Labirinitis (infeksi pada kanalis semisirkuler).
c. Tuli.
d. Peradangan pada selaput otak (meningitis).
e. Abses otak.
f. Ruptur membrane timpani.
2. Tanda-tanda terjadi komplikasi :
a. Sakit kepala.
b. Tuli yang terjadi secara mendadak.
c. \Vertigo (perasaan berputar).
d. Demam dan menggigil.

H. Prognosis
Setelah dilakukan keperawatan pada penderita otitis media, bakteri yang menyerang pada
telinga tengah dapat dilumpuhkan, maka penyebab utama terjadi peradangan akan hilang.

Anda mungkin juga menyukai