Anda di halaman 1dari 8

TARBIYAH, TAIM , Dan TA'DIB

Pengantar

Musuh utama kemanusiaan adalah kebidohan kemiskinan dan keberpenyakitan. Proyek


peradaban sangat penting untuk melawan tiga hal itu adalah pendidikan, atas dasar itu, kita
mengerti mengapa allah memerintahkan kita untuk membaca, menulis dan berfikir kreatif.
Membaca segala simbol yang mengantarkan kita pada pemahaman. Membaca dan menuliskan
pikiran dalam simbol huruf, angka, gambar, nada, gerak, diri , orang , dan alam dalam kesadaran
atas nama tuhan yang menciptakan.

"Bacalah dengan(menyebut) nama tuhan mu yang menciptakan." (Qs. Al -alaq (96): 1)

Membaca berarti meniru karya tuhan, meniru kreasi allah. Membaca juga berarti mengamati,
meniru, dan memodifikasi karya yang sudah ada (lama) menjadi karya yang baru.
Meyempurnakan karya lama dengan mengombinadikan beragam ide yang boleh jadi saling
bertentangan atau dengan memberikan tambahan detil - detil yang menarik. Inilah hakikat
kreatifitas. Dengan melakukan serangkaian uji coba, selanjutnya , tuhan akan mengajarkan
kepada kita segala hal yang sebelumnya kita tidak mempelajari. Tuhan memberi kita ilham dan
pemikiran yang imajinatif, sehingga kita menjadi inshan merdeka yang melahirkan inovasi dan
kreatifitas tanpa batas.

Dalam kajian islam, konsep pendidikan secara umum, terwakili dalam beberapa tema kunci, yakni
tarbiyah,talim dan ta'dib . Masing masing konsep kunci tersebut memiliki konotasi dan aksentuasi
yang berbeda, sebagaimana akan dideskripsikab dibawah ini.

A. Tarbiyah

Tarbiyah secara etinologis berasal dari bahasa arab yang berarti tumbuh dan berkembang.
Konsep tarbiyah ini secara etimologis mengacu kepada segala sesuatu yang tumbuh seperti
tanaman,anak - anak (manusia) dan spesies lainnya. Pertumbuhan yang dimaksud mengarah
pada dimensi biologis (materialistik) dan bersifat kuantitatif. Makna jni dapat dibaca, misalnya
dalam firman allah:

" firaun berkata (kepada musa): " bukankah kami telah mengasuhmy di anatara (keluarga kami)
waktu kamu kanak - kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu" ( Qs
asy- syu'ara (26) : 18).

Makna kata "nurabbik" dalam Qs . Asy -syu'ara (26): 18 diatas adalah mengasuh dalam arti
memberi makan, memelihara dan membesarkan nabi musa sejak kecil hingga usia 18 tahun.
Dalam konteks ini kata tarbiyah berarti firaun mencukupi segala kebutuhan materil yang
mengantarkan musa kecil pada kekuatan fisik dan meningkatkan daya hidup, yang meyebabkan
musa dewasa memiliki kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan serta
mampu mempertahankan diri dari segala ancaman /tantangan. Dalam makna tarbiyah ini
hanya meliluti kondisi fisik biologis dan naluri hidup, tidak termasuk kondisi rasional dan
intelektual.

Secara filosofis, isfahani memahami konsep tarbiyah sebagai perkembangan sesuatu dari suatu
kondisi kekondisi tertentu secara bertahap hingga mencapai tinggat kesenpurnaan. Kata tarbiyah
memiliki arti proses pertumbuhan. Pengertian proses disini adalah membawa sesuatu dari suatu
keadaan kepada keadaan kelemgkapan secara berangsur angsur . Sedangkan pertumbuhan
dimaksud menurut Naquil al - Attas, mengacu pada tindakan tindkaan rahmah, seperti mencipta,
memelihara., menjaga , memberi dan mengurus secara tulus, sebagaimana ditunjukan
kandungan doa dalam firman allah berikut:

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"wahai tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil" ( Qs al isra (17): 24 ).

Dalam konteks tarbiyah anak ibarat sebagai"bibit unggul" anak memerlukan lahan yang subur
(ibu atau almamater) dan petani ( ayah atau guru profesional). Bibit yang ditanam ditanah yang
subur dengan perawatan petani profesional alan tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat,
akarnya terhujam dibumi dahan dan rabtingnya menjulang tinggi dan berbuah melimpah
sehingga menjadi kebanggaan umat. Demikian juga peserta didik sebagai subjek pendidikan, yang
dibina oleh guru profesional dengan meyediakan lingkungan (aturan, fasilitas, dan kondisi) yang
mendukung aktualisasi diri dan kreatifitas peserta didik akan tumbuh dewasa menjadi
pembelajar aktif yang dapat mampu mengatasi kesulitan hidup secara bersama- sama atau
sendiri.

Tahapan proses pendidikan, meminjam istilah vigotsky perlu berperan aktif pendidik
menyediakan scaffolding dengan memperhatikan kemampuan anak secara individual. Scaffolding
adalah teknik untuk mengubah level banguan kepada anak pada tahap -tahap awal pembelajaran,
kemudia mengurangi dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab desuai kemampuan mereka. Banguan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan ,
teknik dan langkah langkah pemecahan, memberi contoh ataupun hal hal lain yang
memungkinkan anak timbuh sendiri.

Pendidikan membantu anak mempelajari serangkaian strategi yang dapat menghasilkan solusi
problem dengan mencontohkan strategi yang tepat dan menerangkan dengan lisan. Kemudian,
anak berlatih menggunakan strategi ini dengan dibimbing guru sampai anak bisa melakukan
dengan lancar. Misalnya, pendidik memberikan tugas individual kepada anak untuk menyusun
piramida lima tingkat dari balok kayu. Anak diinstruksikan mengerjakan dan menyelesaikan tugas
sendiri. Anak diizinkan bermain bebas dengan balok balok kayu itu pada waktu tertentu yang
ditengukan. Jika anak tidak punya inisiatif untuk segara menyusun balok - balok itu menjadi
piramid, makanguru langsung mengintervensi dengan membantu anak mengusunnya. Jika anak
berusaha mengusun balok, tapi gagal, guru mengoreksi secara verbal. Jika anak berhasil
menyusun balok, tapi tidak bisa menyelesaikannya, maka guru mengarahkan anak secara lisan
untuk meneruskannya sampai tuntas.
B.Ta'lim

Talim secara etimologis dari bahasa arab dengan akar kata 'allama. Kata allama dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan mengajar atau menyampaikan informasi(pemberitahuan),
sebagai mana firman allah:

"Ar - rahman. Yang telah mengajarkan kamu alquran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya
al-bayan" (Qs. Ar- rahman (55): 1 -4 ).

"Katakanlah( kepada mereka): "apakah kamu akan memberitahulan kepada allah tentang
agama( keyakinan,mu padahal allah mengetahui apa yang ada dilangit dan apa yg ada dibumi;
dan allah mengetahui segala sesuatu." (Qs. Al - Hujurat (49):16).

Dalam konsep talim, allah adalah guru para nabi dan manusia. menurut az -zajjaj, taklim
merupakan cara allah mengajarkan para nabi dan umat manusia tentang "ilmi pengetahuan" dan
"teknologi" sebagaimana dipahami dalam petikan ayat - ayat berikut:

"Dan dia mengajarkan kepada adam nama nama benda seluruhnya (asma' kuaha), kemudia
mengemukakan kepada malaikat" (Qs al - Baqarah (2) : 31)

"Dan telah kami ajarkan kepada daud membuat baju besi untuk kamu,guna memelihara dalam
peperangan, maka hendaklah kamu bersyukur ( kepada allah)" ( Qs. Al- anbiga' (21): 80)

Ilmu lengetahuan menurut islam merupakan landasan kiat bagi keimanan dan sekaligus pedoman
amal dalam meningkatkan kualitas hidup manusia untuk memperoleh rida allah swt. Konsep
talim secara filosofis dalam alquran digunakan khusus untuk menunjukan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat diulang dan dikembangkan , sehingga menghasilkan pengaruh ke arah
ketinggian spiritual pada diri muta alim.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat digali melalui budaya baca dan budaya tulis bukan hanya
budaya lisan dan menghapal dan dapat dikembangkan dengan semangat kritis intelectual
curiosity dan kekuatan creative imagination melalui aktifitas intidzar. Inilah makna yang dapat kita
tarik sari 5 ayat pertama alquran yang diwakyukan kepada nabi

" bacalah dengan (meyebut) nama tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmu yang maha pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantara kalam, dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (Qs al alaq (96):1-5) .

Proses pendidikan dalam konsep talim tidak dapat berdiri sendiri. Ia merupakan serangkaian dari
aktivitas tilawah,talim dan tazkiah, sebagaimana informasi allah berikut:

"Yatuhan kami, untulah mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan
mereka ayat -ayat engkau, dan mengajarkan kepada mereka al - kitab( al quran) dan hikmah( as
sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya engkaulah yang maha perkasa lagi maha
bihaksana." ( Qs al baqarah (2):129).

Secara pedagogis aktifitas tilawah adalah membaca ayat ayat allah secara tartil dan fasih, dengan
tuhuan memberikan kabar gembira(tabsyir) dan peringatan (tanzir), serta mengingatkan mereka
yang lupa( tadzkir/ tanbih lil ghafilin) lalu dilanjutkan dengan aktifitas talim yakni menjelaskan
esensi kandungan alquran dan as- sunnah tentang halal dan haram dengan segala konsekuensi
yang melekat, yang halal dengan kemaslahatannya dan yang haram dengan segala kemafsadatan
yang ditimbulkannya: menagsirkan informasi secara kreatif dan produktif.

Makna tilawah ini sebangun dengan makna tablig(menyampaikan suatu informasi secara
transparam, terbuka, dan lugas) : sedangkan makna talim sebangun dengan makna tabyin, firman
allah:

"Kamu tidak mengutus seorang rasulpun, melaikan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat
memberi oenjelasan dengan terang kepada mereka.maka allah meyesatkan siapa yang dia
kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. Dan dialah tuhan yang maha
kuasa lagi maha bijaksana ( Qs. Ibrahim (14):4)

Proses talim atau tabyin tersebut diharapkan berpengaruh pada jiwa para pembelajar. Mereka
dapat bertindak sesuai oengetahuan mereka tentang halal -haram dengan kesadaran
tazkiah( internalisasi nilai) dan ishalah ( eksternalisasi nilai). Tazkiah berarti membebaskan diri
dari segala perbuatan keji dan munkar sambil mengiasi diri dengan sifat sifat terpuji sehingga
terpencar pesona pribadi lisan yang adiluhung sedangkan islahah berupa keberanian
menegakkan amar marif nahi munkar terpanggil untuk membebaskan masyarakat dari segala
penyakit sosial, memelihara ukhuwah islamiyah, peka dan memiliki komitmen untuk senantiasa
memihak kepada si tertindas dan sungguh sungguh mereformasi tatanan sosial, ekonomi, politik,
yang tak berkeadilan. Proses talim ini dapat ditarik makna ayat berikut:

"Orang orang yang mengikuti rasull, nabi yang ummi, yang (namanya) mereka dapati ertulis
dalam taurat dan injil yang ada disisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang maruf
dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang
baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan melepaskan diri mereka beban -
beban dan belenggu belenggu yang ada pada mereka. Mereka orang orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya( alquran) , mereka itulah orang -orang yang beruntung." (Qs. Al - araf (7): 157)

Proses taklim secara mendalam dengan kajian khusus al - kitab oleh al -quran disebut dengan
term "tadris" kata tadris berasal dari kata dar-ra-sa, yu dar ri su, ta d ri y s yang berarti membaca
dan mempelajari. Makna kata tadris dapat kita baca dalam firman allah berikut:

"Adakah kamu kamu mempunyai kitab ( yang diturunkan allah) yang kamu membacanya? ( Qs Al-
Qalam ( 68) 37)

"Dan kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab kitab yang mereka baca dan sekali kali
tidka pernah pula mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang memberi peringatan pun( Qs
saba (34) : 44 )

"Tidak wajar bagi seorang manusia yang allah berikan kepadanya al kitab, hikmah dan kenabian,
lalu dia berkata kepada manusia: "hendaklah kamu menjadi peyembah penyembahku bukan
penyembah allah". Akan tetapi (dia berkata) " hendaklah kamu menjadi orang irang rabbani,
karena kamu selalu mengajarkan alkitab dan disebabkan kamu mempelajarinya (Qs al imfan (3) :
79)

Kata tadris berkonotasi pada proses mempelajari alkitab (atau alquran) kata ini telah diserap
dalam khazanah bahasa dan budaya bangsa denganistilah ngeders atau tadsrusan. Mengeders itu
belajar dengan cara mengulang menghafal dan melestarikan ide nilai dan ajaran yang absolut.
Tempat untuk mempelajari kitab suci alquran itu disebut madrasah. Disisi bahasa arab madrasah
adalah bentuk isim makan dari kata tadris yang berarti tempat ngeders.

Meskipun demikian penggunaan kata madrasah diindonesia sama sekali berbeda dengan
penggunaan dalam tradisi islam klasik. Dalam bahasa Indonesia modern, madrasah
menunjuknpada lembaga pendidikan dasar dan menengah orang islam untuk mempelajari
bahasa arab dan isi kandungan alquran serta ilmu keislaman lainnya secara klasik. Dalam sejarah
keemasan islam klasik , madrasah merunjuk pada suatu institusi pendidikan tinggi yang secara
luas mulai dikenal sejak abad ke 5/11, seperti madrasah nidzamiyah madra -sah juga berarti
madzhab ( aliran pemahaman keagamaan ter tentu) yang kemudian diajarkan dimadrasah .
Madrasah pada umumnya menganut mahzab tertentu para pendirinya. Khususnya dalam
mahdzab safii. Pendidikan di madrasah - perguruan tinggi ilmu hukum - itu disebut mudarria,
meliluti syaikh ( guru besar) , naib ( asdos dengan kualifikasi setara guru besar) , muid
( mahasiswa reguler yang dipercaya guru besar membantu mahasiswa oemula) dan muthalib
( mahasiswa) , yang memiliki perlangkapan akademis tingkat tinggi.

Dalam perpektif taklim, anak laksana detektif. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang alamiag
untuk mencari dan menemukan kebenaran. Pencarian kebenaran itu terjadi menurut toni buzzan,
untuk satu alasan sederhana, yakni mempertahankan kelangsungan hidup dan meraih sukses.
Anak memiliki konsep yang kaya tetapi tidak sistematis, tidak teratur, dan spontan.

Rasa ingin tahu dan pencarian kebenaran itu dilakukan melalui eksploitasi dan ekspresi sensoris
(pancaindra) secara konstan. Tugas pendidik adalah membantu anak dalam merekontruksi
pengetahuan baru dengan memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan awal yang telah
dimilikinya . Pendidik melatih kognitif anak merumuskan gagasan menjadi konsep yang lebih
sistematis, logis dan rasional dengan cara:

1. Bertanya: apakah ada yg lebih baik

2. Memaknai kebiasaan, rutinitas dan tradisi

3. Bertindak reflektif dan berfikir dalam dalam

4. Menghasilkan ide banyak

5. Memainkan permainan mental, berusaha melihat masalah dari berbagai sudut pandang,

6. Menyadsri bahwa ada lebih dari satu jawaban yang benar


7. Melihat masalah debagai batu loncatan untuk menemukan ide ide baru

8. Melihat kesalahan dan kegagalan sebagai sarana untuk memperoleh keberhasilan

9. Menghububgkan ide ide yang saling tidak berhubungan untuk menemukan solusi yang baru
dan inovatif,

10. Menemukan visi mata elang, yaitu mampu melihat atas dan menyeluruh terhadap berbagai
hal rutin yang terjadi dalam kehidupan sehari hari dan kemudian mengambil keputusan yang
sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Anak dengan keahlian "sinestesia yang dimiliki ibarat busa yang sangat mudah menyerap
sejumlah besar informasi tentang dunia yang menakjubkan disekelilingnya

Dialog lebih tepatnya komunikasi guru murid yang hidup dan bergairah merupakan cara belajar
yang bersifat alamiah. Dialog dapat dilakukan pada anak maupun orang dewasa . Karna setiap
anak dilahirkan mampu berfantasi. Anak memiliki dunia imajinasi yang luarbiasa melalui tokoh:
teman khayalan . Kehadiran teman teman khayalan dalam lingkaran hidup anak , menjadi tokoh
yang dapat memerankan berbagai situasi kehidupan nyata dan dapat menjadi pendamping anak
dalam mendiskusikan hal hal yang intem bagi anak.

C. TADIB

Tadib berasal dari kata a dda ba , yu a ddi bu, ta di y b yang biasa diartikab dengan allama atau
mendidik. Kata ini tidak ditemukan dalam alquran . Istilah tadib digali dari hadis nabi berikut

" tuhan ku telah mendidikku dengan didikan yang sebaik baiknya."

Arti kata ad da ba secara generik menurut naquil al attas adalah undangan kepada suatu
penjamuan. Al quran sendiri dalam suatu keterangan berikut digambarkan sebagai " undangan
allah" dalam perjamuan ruhani dimuka bumi. " alquran adalah perjamuan allah dimuka bumi,
maka carilag oleh kamu ilmu dari penjamuannya sesuai kesanggupanmu"

Gagasan perjamuan menyiratkan bahwa situan rumah adalah seorang yang mulia dan adanya
banyak orang yang hadir. Orang yang hadir tentu adalah orang orang yg bermutu dan
berpendidikan tinggi. Mereka yang hadir adalah orang tang dapat diharapkan bisa bertingkah
laku sesuai keadaan perjamuan, baik dalam berbicara, bertindak , maupun etiket.

Menurut al attas, konsep tadib tidak dapat dipisahkan dari konsep talim. Konsep tadib
merupakan kelanjutan dari talim. Konsep tadib, menurut jusuf amir faisal, memandang
pendidikan sebagai usaha yang mencoba membentuk keteraturan herarki ilmu yang berhuna bagi
diri insan pembelajar sebagai muslim yang harus melaksanakan kewajiban serta fungsionalisasi
niat( sistem sikap) yang direalisir dalam kemampuan bertindak teratur, terarah dan efektif.

Visi pendidikan dalam konsep tadib adalah insan yang berwatak rohani yang berhasil
membebaskan diri dari belenggu tubuh dan kepalsuan logika hukum prosedural yang manipulatif.
Insan merdeka berpegang teguh pada prinsip, memiliki integritas dan rela berkorban demi
tegaknya keadilan dan terbukanya tabir kebenaran menyiapkan karakteristik insan merdeka
meliputi tindakan untuk

a. Mendisiplinkan pikiran dan jiwa

b. Pencalaian kualitas kualitas dan sifat sifat mulua secara selektif

c. Penyelenggaraan tindakan tindakan yang benar dan telat sesuai situasi

d. Penyelamatan diri dari hilangnya kehormatan dengan pemeliharaan kualitas utama tersebut
dan

e. Peneliharaan semangat intelektual untuk mengembangkan ilmu demi kesejahteraan manusia


dan kemakmuran bumi, serta

f. Penciptaan iklim lingkungan pendidikan manusia baik dan kreatif.

Atas dasar ini, al attas mengusullan untuk menukar pengertian pendidikan dari istilah tarbiyah
dengan tadib. Tadib dalam oengertian pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur angsur
ditanamkan kedalam manusia tentang tempat tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam
tatanan oenciptaan sedenikian rupa, sehingga hal ini membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan tempat tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan keberadaan.

Dalam konsep tadib tujuan pendidikan beranjak dari sekedar transfer of knowledge, dari prinsip
ilmu kearah ikhtiar menjadikan paradigma herarki ilmu. Sebagai landasan "kemanusiaan yang adil
dan beradab" dalam hal ini , ilmu digakini bersumber dari allah san dicari untuk mengenal dan
mengabdi kepadanya. Kurikulum pendidikan menganut sistem kesatuan ilmi, sebagai berikut:

Ilmu allah itu diperoleh manusia melalui wahyu dan alamat allah alam semesta. Baik wahyu
maupun alamat allah itu dipelajari oleh manusia dengan akal pikirannya. Firman allah dalam
alquran dipahami secara dealektik: sedangkan alamat allah dipahami melalu pembuktian dan
eksperimentasi. Perbedaan material- objek dan metodologi ini menjadi dasar klasifikasi ilmu
menjadi : 1 ilmu syariah untuk pengetahuan yang diperoleh melalui wahyu dan 2 ilmi filosofis
untuk pengetahuan yang diperoleh melalui alamat allah pada alam semesta. Meskipun keduanya
dapat dibedakan , namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Misalnya seorang akan mengalami
kesulitan dalam memahami ayat auat alquran tentang kejadian alam semesta dan menafsirkan
secara menyakinkan dan logis tanpa memanfaatkan penemuan penemuan ilmiyah, hasil dari
intizar.

Dalam dasar keimanan islam diyakini bahwa sumber utamailmu adalah wahyu ilahi. Penerimaan
wahyu utu nabi. Nabi sebagai penerima merupakan pengantara tuhan dengan manusia. Oleh
karena itu nabi sendiri dipandang sebagai sumber interpretasi makna makna dan lemahaman
filosofis terhadap kebenaran kebenaran yang direfleksikan dan dikandung teks firman. Selain
wahyu, sumber ilmu dalam islam diperoleh melalui inteleksi atau kontemplasi akal. Inteleksi ini
mengasilkan filsafat sebagai induk. Dan filsafat praktis nelalui penalaran dan pengamatan bukti
bukti empiris menghasilkan ilmu. Dalam hal ini islam membuka kemungkinan akal memahami
realitas metafisis melalui pengamatan atas realitas fenomenal, dan pencerahan spiritual dari akal.
Dalam pandangan islam baik firman maupun keteraturan semesta keduanya merupakan ayat
atau alamat allah.

Dalam memahami wahyu dan hukum allah yang berlaku pada semesta diperlukan ilmu dasar
yakni ilmu bahasa logika dan matematika. Ilmu bahasa (terutama bahasa arab) diperlukan untuk
memahami firman allah, sehingga al ghazali mengganggap ilmu bahasa arab sebagai ilmu religius.
Maka bahasa arab merupakan landasan utama pendidikan islam . Sedangkan matematika sangat
dipentingkan dalam memahami fenomena alam semesta, sehingga digolongkan sebagai ilmu
filosofis

Atas dasar itu , maka kurikulum sekolah dasar dan menengah umat islam indonesia mencangkup
1 ilmu dasar meliputi : bahasa, matematika , seni dan logika 2: metafisika, ilmu yang membahas
tentang marifat allah dan alam rohani. Kajian ini dibahas secara luas dan mendalam pada bidang
akidah akhlak dan tasawuf serta 3 ilmu sosial ilmu yang membahas filsafat sejarah kemanusiaan
ilmu ini dirumuskan dari hasil korespodensi antara waktu dan dinamika sosial yang secara
tradisional dibahas dalam kitab fikih dan 4 ilmu kealaman yang membahas fenomena alam
semesta . Dalam pengkajian tentang fenomena alam di butuhkan kerja obserfasi dan
eksperimentasi.

Proses pendidikan menerapkan pendekatan pembelajaran mandiri yang menekankan pada


tindakan, dimana anak aktif secara fisik maupun mental mentuk mencoba berbagai macam
keterampilan. Belajar melalui tindakan memberi kesempatan anak untuk berfikir, merasakan dan
mempertajam kesadaran mereka akan lingkungan mereka. Pembelajaran mandiri berjalan efektif
ketikananak memiliki sepuluh kecakapan dasar yakni 1 membaca 2 menulis 3 berhitung 4
menyimak 5 berkomunikasi 6 menghafal 7 berfikir logis 8 meneliti 9 berkhayal 10 kecakapan
harmoni dengan lingkungan.

Kemudian pendidik menanamkan pada anak kecintaan terhadap buku dan ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini , cinta berguna menumbuhkan motivasininternal anak untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan , bakat dan minat sehingga anak tidak jemu dan
jenug dan dengan senang hati latihan terus menerus dengan demikian praktik pendidikan dapat
melaksanakan fungsi pembudayaan dan pemberdayaan secara seinbang sehingga anak didik
mampu menjalankan peran kekhalifahan yakni menciptakan kemakmuran dan perdamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai