Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

METODE PENALARAN INDUKSI DAN DEDUKSI DARI SKRIPSI BERJUDUL

“KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AIR (EVAPOTRANSPIRASI), AIR


TERSEDIA, DAN KADAR AIR TANAH DALAM PROSES PENYIRAMAN PADA
PEMBIBITAN TEMBAKAU”

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuTugasMatematika

Oleh :

1) Moch. AmiruddinSalaf (191710201058)


2) BagoesHartana (191710201097)
3) SatryawanKusumaYudha (191710201098)
4) Zidan Ahmad Nabil (191710201048)

PRODI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
A. METODE DEDUKSI

Deduksi adalah penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum; penyimpulan dari yang umum
ke yang khusus (KBBI).

Pernyataan deduksi :

 Premis Mayor :Famili Solanaceae mempunyai 85 genus, yang terdiridari ± 1.800


spesies.
Premis Minor :Tembakau tergolong family Solanaceae.
Kesimpulan : Tembakau mempunyai 85 genus, yang terdiridari ± 1.800 spesies.

 Premis Mayor : struktur tanah yang gembur dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
dan pembentukan hasilnya sangat baik.
Premis Minor : Derajat keasaman tanah yang baik untuk penanaman tembakau adalah
tanah yang memiliki pH 5-6.
Kesimpulan : Tanah gembur memiliki kadar keasaman tanah pH 5-6 karena baik untuk
penanaman tembakau .

B. METODE INDUKSI

Induksi merupakan metode pemikiran yang bertolak dari kaidah (hal-hal) khusus untuk
menentukan hokum ( kaidah) yang umum (KBBI). Metode pemikiran induktif dimana cara
berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
kasus yang bersifat khusus. Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun
argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk proses penalaran secara induksi sebagai berikut :

1) Langkah pertama adalah mengumpulkan fakta-fakta khusus.

Pada langkah ini, metode yang digunakan adalah observasi dan eksperimen. Observasi harus
dikerjakan seteliti mungkin, sedangkan eksperimen dilakukan untuk membuat atau mengganti
obyek yang harus dipelajari.

2) Langkah kedua adalah perumusan hipotesis.

Hipotesis merupakan dalil atau jawaban sementara yang diajukan berdasarkan pengetahuan
yang terkumpul sebagai petunjuk bagi penelitian lebih lanjut. Hipotesisi lmiah harus memenuhi
syarat, diantaranya dapat diuji kebenarannya, terbuka dan sistematis sesuai dengan dalil-dalil
yang dianggap benar serta dapat menjelaskan fakta yang dijadikan fokus kajian.

3) Langkah ketiga adalah mengadakan verifikasi.

Proses verifikasi adalah satu langkah atau cara untuk membuktikan bahwa hipotesis merupakan
dalil yang sebenarnya. Verifikasi juga mencakup generalisasi untuk menemukan dalil umum,
sehingga hipotesis tersebut dapat dijadikan satu teori.

4) Langkah keempat adalah perumusan teori dan hokum ilmiah berdasarkan hasil verifikasi.

Diharapkan dalam penggunaan metode induksi dapat menghasilkan ilmu atau hukum yang
bersifat ilmiah.

Berikut contoh penggunaan metode induksi melakukan analitis :

a) Untuk membuktikan pengaruh penyiraman dan kadar air tanah terhadap panjang daun
pada bibit tembakau, seorang mahasiswa melakukan ujicoba sebagai berikut :
 Percobaan pertama dengan melakukan penyiraman selama sehari sekali, dan
hasilnya pertumbuhan panjang daun setiap harinya bertambah panjang dengan R²
(Nilai Koefisien Determinasi) = 0,999 cm. (Gambar 4.11.)
 Percobaan kedua dengan melakukan penyiraman selama dua hari sekali, dan
hasilnya pertumbuhan panjang daun setiap harinya bertambah panjang dengan R²
(Nilai Koefisien Determinasi) = 0,982 cm. (Gambar 4.12.)
 Percobaan ketiga dengan melakukan penyiraman selama tiga hari sekali, dan
hasilnya pertumbuhan panjang daun setiap harinya bertambah panjang dengan R²
(Nilai Koefisien Determinasi) = 0,964 cm. (Gambar 4.13)

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari percobaan di atas adalah semua bibit tembakau
yang disirami dengan jangka waktu tertentu, setiap harinya akan tetap bertumbuh panjang
dengan nilai mendekati 1 cm. Hanya saja bibit tembakau yang disirami sehari sekali lebih
cepat pertumbuhannya karena mendapat air yang cukup dan kadar air tanahnya terpenuhi
dengan baik.

b) Untuk membuktikan pengaruh penyiraman dan kadar air tanah terhadap lebar daun pada
bibit tembakau, seorang mahasiswa melakukan ujicoba sebagai berikut :
 Percobaan pertama dengan melakukan penyiraman selama sehari sekali, dan
hasilnya pertumbuhan lebar daun setiap harinya bertambah tinggi dengan R²
(Nilai Koefisien Determinasi) = 0,998 cm. (Gambar 4.14)
 Percobaan kedua dengan melakukan penyiraman selama dua hari sekali, dan
hasilnya pertumbuhan lebar daun setiap harinya bertambah tinggi dengan R²
(Nilai Koefisien Determinasi) = 0,994 cm. (Gambar 4.15)
 Percobaan ketiga dengan melakukan penyiraman selama tiga hari sekali, dan
hasilnya pertumbuhan lebar daun setiap harinya bertambah tinggi dengan R²
(Nilai Koefisien Determinasi) = 0,979 cm. (Gambar 4.16)

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari data percobaan diatas adalah semua daun
tembakau akan tumbuh lebar dengan nilai R² (Nilai Koefisien Determinasi) mendekati 1
cm. Akan tetapi, bibit tembakau yang mendapat penyiraman air sehari sekali akan
memiliki pertumbuhan daun baik panjang maupun lebar lebih baik dari pada bibit
tembakau dengan penyiraman dua hari sekali dan tiga hari sekali. Karena mendapat air
yang cukup dan kadar air tanahnya terpenuhi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai