PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terwujudnya kondisi kesehatan masyarakat yang baik adalah tugas dan
tanggung jawab dari negara sebagai bentuk amanah konstitusi yaitu UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam pelaksanaannya Negara
berkewajiban menjaga mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Mutu
pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh fasilitas kesehatan serta tenaga
kesehatan yang berkualitas. Untuk mewujudkan tenaga kesehatan yang berkualitas,
negara sangat membutuhkan peran organisasi profesi tenaga kesehatan yang
memiliki peran menjaga kompetensi anggotanya.
Bagi tenaga kesehatan dokter, Ikatan Dokter Indonesia yang mendapat
amanah untuk menyusun standar profesi bagi seluruh anggotanya, dimulai dari
standar etik (Kode Etik Kedokteran Indonesia – KODEKI), standar kompetensi
yang merupakan standar minimal yang harus dikuasasi oleh setiap dokter ketika
selesai menempuh pendidikan kedokteran, kemudian disusul oleh Standar
Pelayanan Kedokteran yang harus dikuasai ketika berada di lokasi pelayanannya,
terdiri atas Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran dan Standar Prosedur
Operasional.
Standar Pelayanan Kedokteran merupakan implementasi dalam praktek yang
mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Dalam rangka
penjaminan mutu pelayanan, dokter wajib mengikuti kegiatan Pendidikan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) dalam naungan IDI.
B. DEFINISI
C. PENGERTIAN
D. PENGERTIAN
Triase adalah cara pemilahan penderita/pasien gawat darurat berdasarkan
skala prioritas yang didasarkan kepada kebutuhan terapi pasien dan sumber daya
1
yang tersedia. Kebutuhan terapi setiap pasien di dasarkan pada penilaian kondisi
ABCD (Airways, Breathing, Circulationdan Disability) pasien tersebut dimana
penilaian tersebut akan menggambarkan derajat keparahan kondisi pasien .Triage
juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan atau pada keadaan bencana.
Triage juga berguna untuk menentukan Rumah sakit rujukan mana yang sesuai
dengan kondisi penderita. Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi
mengancam nyawa ,Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut
keakutannya.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
KEBIJAKAN
Mengacu pada peraturan direktur Rumah Sakit Cakra Husada pasal..... BAB
Kebijakan Instalasi IGD Rumah Sakit Cakra Husada klaten ayat......
4
BAB IV
TATA LAKSANA
5
II. 10 menit. Distres pernafasan/sesaknafas berat RR ≥ 35
(dekatmengancamjiwa) x/menit
Kurangnya perfusi
HR < 50 atau>150 (dewasa)
Hipotensi ringan systole < 90
Kehilangan darah parah
Nyeri dada karena jantung
Mengantuk, penurunan respon oleh sebab apapun
(GCS<13)
BSL < 3mmol (GDS < 50 mg/dl)
Hemipara seacut/ dysphasia
Demam dengan tanda-tanda kelesuan
Percikan asam atau basa pada mata
Multi trauma yang membutuhkan respon tim
terorganisir
Patah tulang besar, amputasi
Riwayat resiko tinggi
Keracunan sedative atau tertelan racun
Nyeri berat karena kehamilan ektopik (KET)
Perilaku psikiatri :
- Kekerasan/ agresif
- Ancaman langsung terhadap diri
sendiri atau orang lain
- Membutuhkan restrain
- Agitasi berat
6
III. 30 menit Hipertensi berat
(Ada potensi untuk (systole≥ 180/ diastol≥ 110)
merugikan hasil jika Kehilangan darah cukup parah sebab apapun
pengobatan waktu kritis Sesak nafas sedang RR > 26 x/menit
tidak dimulai dalam SPO2 90 -95 %
waktu 30 menit) BSL > 16 mmol /GDS> 288mg/dl
Kejang ( saat ini kejang)<10 menit
Muntah terus menerus
Dehidrasi
Cedera kepala dengan penurunan kesadaran
Reaksi alergi
Nyeri berat
Pasien usia>65 tahun
Cedera sedang pada ekstremitas, deformitas,
lecet dan hancur
Cedera dengan mati rasa dan pulsasi menurun
Neonatus stabil
Anak dengan resiko
Perilaku psikiatri :
- Sangat tertekan, resiko
menyakitidiri
- Akut psikotik atau
gangguan pola pikir
- Krisis situsional,
sengaja menyakiti diri
- Gelisah, menarik diri
- Berpotensi agresif
7
IV. 60 menit Perdarahan ringan
(ada potensi untuk Hipertensi sedang ( systole ≥ 160/ diastole ≥ 100 )
merugikan hasil jika Trauma dada tanpa nyeri tulang rusuk,tanpa
pengobatan waktu kritis kesulitan benafas
tidak dimulai dalam Aspirasi benda asing tanpa gangguan pernafasan
waktu 60 menit) Kesulitan menelan, tidak ada gangguan pernafasan
Cedera kepala ringan,tidak ada kehilangan
kesadaran
Muntah atau diare tanpa dehidrasi
Nyeri sedang
Radang mata atau benda asing, penglihatan normal
Terkilir pergelangan kaki/tangan, kemungkinan
fraktur,vital sign normal,nyeri sedikit/ sedang
Sakit perut non spesific
Bengkak dan panas pada sendi
Perilaku psikiatri :
Masalah kesehatan mental semi mendesak, resiko
melukai diri sendiri atau orang lain diamati
V. 120 menit Nyeri minimal tanpa resiko
(kondisi pasien kronis Hipertensi ringan ( diastole ≥ 150/ systole ≥ 90 )
atau hasil klinis tidak Luka ringan, lecet kecil, luka robek tidak
akan signifikan memerlukan jahitan
terpengaruh jika Kontrol luka
penilaian dan Imunisasi
pengobatan tertunda Perilaku psikiatri ;
hingga 2 jam) Pasien dengan gejala kronis
Krisis social secara klinis baik
8
Untuk Musibah missal lakukan triage Penderita/korban mendapatkan prioritas
pelayanan dengan urutan warna :merah, kuning, hijau, hitam.
Australasian
Ketepatan waktu
Triage Scale Label
(waktu tunggu maksimal )
Katagori
ATS I Immediate Merah
ATS 2 10 minutes
Kuning
ATS 3 30 minutes
ATS 4 60 minutes
Hijau
ATS 5 120 minutes
Meninggal Hitam
PRINSIP
Pada keadaan bencana massal, korban timbul dalam jumlah yang tidak sedikit
dengan resiko cedera dan tingkat survive yang beragam. Pertolongan harus
disesuaikan dengan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya lainnya. Hal tersebut merupakan dasar dalam memilah korban untuk
memberikan prioritas pertolongan.Penilaian korban dalam triage dapat
dilakukandengan:
1. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
2. Menilai kebutuhan medis
3. Menilai kemungkinan bertahan hidup
4. Menilai bantuan yang memungkinkan
5. Memprioritaskan penanganan definitive
BAB V
9
DOKUMENTASI
10