1. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat
Gizi Masyarakat Jakarta, 2002. 2. Minarto, Upaya Peningkatan Status Gizi Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes, 2007. 3. Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Klaten. Profil Kesehatan. Klaten. 2007 4. Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga_etego S, Owusu-Agyei S and Kirkwood BR. Delayed breastfeeding initiation increases risk of neonatal mortality. Pediatrics 2006; 117: 380-386. Available at: http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/117/3/e380. 5. Suharyono, Air Susu Ibu dalam manajemen diare kronik pada bayi dan anak kecil, dalam Air susu Ibu tinjauan dari beberapa Aspek. Fakultas kedokteran UI. 1992. 6. Wiharta. Pemberian ASI pada bayi baru lahir” dalam Air Susu Ibu Tinjauan dari beberapa aspek, suharyono, suradi, R, Firmansyah,A (editor), fakultas Kedokteran UI. Jakarta.1992. 7. UNICEF WHO IDAI. Rekomendasi tentang Pemberian makan bayi pada situasi Darurat, Pernyataan bersama UNICEFF WHO IDAI, Jakarta. 2005. 8. Ertem IO, Votto N and Leventhal JM. The timing and predictors of early termination of breastfeeding. Pediatrics 2001: 107; 543-548. Available at http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/107/3/543 9. Roesli, U. Mengenal ASI Ekslusif , seri I. Puspa Swara. Jakarta. 2000 10. RSUP dr Sarjdito. Tim PP ASI. Modul pelatihan manajemen laktasi, Yogyakarta. 2001. 11. Departemen Kesehatan. Kementrian Pemberdayaan Perempuan. Panduan ASI Sedunia, Jakarta. 2002. 12. Suraatmaja, S. Aspek Gizi Air Susu Ibu. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Soetjiningsih (editor). EGC. Jakarta.1997. 13. Roesli U. Inisiasi Menyusui Dini plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda. Jakarta. 2008.