Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat saat ini tidak lepas dari kebutuhan energi. Energi merupakan kebutuhan
pokok bagi manusia untuk menunjang kebutuhan individu maupun massal dan menjadi
komponen yang penting bagi kehidupan. Kebutuhan energi di nasional terus meningkat
dengan kurang lebih percepatannya 8% - 9% per tahun. Terlebih dalam penggunaan bahan
bakar untuk kendaraan. Tanpa disadari Indonesia sedang mengalami defisit dibagian minyak
dan gas. Sehingga berujung pada pengimporan minyak mentah dan bahan olahan dengan
harga yang melambung tinggi. Penduduk Indonesia setidaknya membutuhkan 1.2 juta bph
kebutuhan akan minyak yang terus saja naik dari tahun ke tahun. Karena itu pemerintah
banyak mensolusikan alternatif energi sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Namun hal tersebut mengembangkan pola pikir dari manusia untuk mencari dan
menemukan alternatif sumber energi baru yang mampu diperbaharui. Salah satu alternatif
renewable energi adalah Biodiesel. Indonesia mempuyai potensi yang besar sebagai
penghasil biodiesel karena sumber penghasil biodiesel yaitu tanaman tebu, singkong, ubi,
jarak dan sebagainya banyak tersedia dan mudah untuk dikembangkan di Indonesia. Sebagai
salah satu alternatif energi terbarukan, biodiesel dapat membantu dalam meminimalisir
ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil (Sasongko, 2018).
Berdasarkan dari tahun ke tahun, biodiesel merupakan sumber energi alternatif untuk
pengganti solar. Bahan bakunya banyak didapatkan dari minyak nabati, atau tumbuh-
tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti kelapa sawit, kelapa, kemiri, jarak
pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah, dan masih banyak lagi tumbuhan yang dapat
memproduksi bahan minyak nabati.
Biodiesel memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar fossil/
bahan bakar diesel petroleum. Kelebihannya diantara lain:
1. Merupakan bahan bakar yang tidak beracun dan dapat dibiodegradasi.
2. Mempunyai bilangan setana yang tinggi.
3. Mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon, dan NOx.
4. Terdapat dalam fase cair.

1
2

Namun, kebutuhan biaya dari bahan baku tersebut semakin meningkat seiring dengan
kebutuhan pasar, maka bahan baku yang berasal dari minyak nabati pun sulit/relatif lebih
mahal harganya. Dengan membandingkan biaya produksi biodiesel berdasarkan bahan-
bahan yang digunakan diantara empat bahan seperti minyak kelapa sawit, minyak jarak,
minyak kacang kedelai, dan minyak jelantah, minyak jelantah merupakan bahan baku
termurah dan paling ekonomis untuk produksi biodiesel. Jika dibandingkan dengan minyak
nabati lainnya, keberadaan minyak jelantah ini lebih mudah ditemukan. Karena itu alasan
mengapa minyak jelantah dijadikan bahan produksi biodiesel.
Namun, dalam proses pembuatan biodiesel dari minyak bekas ada yang namanya proses
transesterifikasi. Ini adalah proses konversi dari trigliserida menjadi alkil ester melalui
reaksi dengan methanol dan katalis basa dalam hal ini KOH. Biodiesel yang telah
direaksikan kemudian di stirrer dengan capsul magnetic selama 2 jam lalu menghasilkan
biodiesel dengan campuran residu. Dibutuhkan kurang lebih 1 hari dalam pemisahan
biodiesel dan residu agar menjadi biodiesel murni dan dapat digunakan untuk proses
pembakaran.
Berdasarkan masalah diatas untuk mengetahui kualitas dari bahan bakar biodiesel waste
cooking oil, pada penelitian ini mencari karakteristik pembakaran spray pada biodiesel waste
cooking oil sehingga didapatkan data pembanding karakteristik pembakaran spray pada
pembakaran biodiesel dengan bahan bakar solar. Pengujian ini menggunakan metode
pembakaran spray, yaitu dengan memampatkan bahan bakar dan pengoksidasi dalam hal ini
O2 dan N2 sebelum terjadi pembakaran menggunakan media pencampur. Lalu dengan
adanya nozzle memisahkan fluida menjadi tetesan kecil yang disebut spray. Aplikasi dari
penggunaan pembakaran premixed sehari-hari terlihat pada penggunaan kompor dirumah
tangga maupun pada industri, dan lainnya (Wardana, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dari pengujian ini
adalah bagaimana pengaruh massa aliran bahan bakar terhadap karakteristik pembakaran
spray biodiesel waste cooking oil yang terdiri dari hasil visualisasi api (tinggi, lebar, dan
warna api biru) serta persentase O2 yang dibutuh saat keadaan extinction biodiesel yang
dihasilkan dari metode semprotan nozzle.
3

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bahan bakar biodiesel memiliki properties yang sama.
2. Pengujian dilakukan dalam temperatur dan tekanan ruang.
3. Aliran biodiesel dan pengoksidasi dianggap seragam (tidak turbulen).
4. Menggunakan gas pengoksidasi N2 dan O2.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh massa aliran bahan bakar
terhadap karakteristik pembakaran spray biodiesel waste cooking oil terhadap hasil dari
visualisasi api, persentase O2 yang dibutuh saat keadaan extinction yang dihasilkan dari
metode spray nozzle, dan warna api biru sehingga data yang didapatkan akan dibandingkan
dengan solar.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memberikan informasi mengenai karakteristik pembakaran spray biodiesel waste
cooking oil.
2. Penelitian ini dapat dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan spray biodiesel waste cooking oil.
3. Memberikan wawasan terkait pemanfaatan dalam pengolahan limbah menjadi energi
pengganti.
4

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai