Bab I Print
Bab I Print
PENDAHULUAN
1
2
Namun, kebutuhan biaya dari bahan baku tersebut semakin meningkat seiring dengan
kebutuhan pasar, maka bahan baku yang berasal dari minyak nabati pun sulit/relatif lebih
mahal harganya. Dengan membandingkan biaya produksi biodiesel berdasarkan bahan-
bahan yang digunakan diantara empat bahan seperti minyak kelapa sawit, minyak jarak,
minyak kacang kedelai, dan minyak jelantah, minyak jelantah merupakan bahan baku
termurah dan paling ekonomis untuk produksi biodiesel. Jika dibandingkan dengan minyak
nabati lainnya, keberadaan minyak jelantah ini lebih mudah ditemukan. Karena itu alasan
mengapa minyak jelantah dijadikan bahan produksi biodiesel.
Namun, dalam proses pembuatan biodiesel dari minyak bekas ada yang namanya proses
transesterifikasi. Ini adalah proses konversi dari trigliserida menjadi alkil ester melalui
reaksi dengan methanol dan katalis basa dalam hal ini KOH. Biodiesel yang telah
direaksikan kemudian di stirrer dengan capsul magnetic selama 2 jam lalu menghasilkan
biodiesel dengan campuran residu. Dibutuhkan kurang lebih 1 hari dalam pemisahan
biodiesel dan residu agar menjadi biodiesel murni dan dapat digunakan untuk proses
pembakaran.
Berdasarkan masalah diatas untuk mengetahui kualitas dari bahan bakar biodiesel waste
cooking oil, pada penelitian ini mencari karakteristik pembakaran spray pada biodiesel waste
cooking oil sehingga didapatkan data pembanding karakteristik pembakaran spray pada
pembakaran biodiesel dengan bahan bakar solar. Pengujian ini menggunakan metode
pembakaran spray, yaitu dengan memampatkan bahan bakar dan pengoksidasi dalam hal ini
O2 dan N2 sebelum terjadi pembakaran menggunakan media pencampur. Lalu dengan
adanya nozzle memisahkan fluida menjadi tetesan kecil yang disebut spray. Aplikasi dari
penggunaan pembakaran premixed sehari-hari terlihat pada penggunaan kompor dirumah
tangga maupun pada industri, dan lainnya (Wardana, 2016).