Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

BAHASA INDONESIA

KELOMPOK 1
1. ABIGAIL P TANGKERE
2. DESSY BARANSANO
3.FEBRIANA RUMANSARA
4.IQBAL FABANYO
5.LUSYAN PUTUHENA
6.NOVITA A PENSE
7.RUDY PRAYOGO
8.VAUSTINO SOEHERMAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa


yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini didasari pada tinjauan pustaka
mengenai pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur instrinsik serta
ekstrinsik cerpen, dan membandingkan dengan ealitas dalam
kehidupan.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca dan terlebih khusus bagi para siswa.

TTD

TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERMASALAHAN
 RUMUSAN MASALAH
 TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN CERPEN
B. STRUKTUR CERPEN
C. UNSUR INSTRINSIK CERPEN
D. UNSUR INSTRINSIK CERPEN
E. UNSUR KEBAHASAAN CERPEN
F. CIRI-CIRI CERPEN
G. KAIDAH CERPEN
H. CIRI KEBAHASAAN TEKS CERPEN
 CONTOH TEKS CERPEN
BAB III PENUTUP
A. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Cerpen termasuk salah satu jenis karangan narasi, narasi merupakan


karangan berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan
waktu. Selain cerpen, karangan yang tergolong kedalam jenis narasi adalah
novel,roman , dansemua karya prosa imajinatif.
Karangan jenis inibermaksud menyajikan peristiwa atau mengisahkan
apa yang telah terjadi dan bagaiman suatu peristiwa terjadi.
Selain berdasarkan fakta, kejadiannya boleh berupa sesuatu yang
berkhayalkan oleh penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi yang sama
sekali jauh dari realita kehidupan.
B. PERMASALAHAN

 Rumusan masalah:
Dalam makalah ini hanya meneliti tentang pengertian cerpen, ciri-ciri
cerpen, unsur instrinsik serta ekstrinsikcerpen, cara menulis cerpen,
menentukan hal-hal menarik dalam suatu cerpen, dan membandingkan
realitas dalam kehidupan.
 Tujuan penulisan:
Mengetahui pengertian cerpen, mengetahui ciri- ciri cerpen, cara
menulis cerpen, menentukan hal-hal menarik dalam suatu cerpen,
membandingkan dengan realitas dalm kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerpen

Cerpen adalah cerita pendek, jenis karya sastra yang memaparkan


kisah ataupun cerita tentang manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan
pendek. Atau definisi cerpen yang lainnya yaitu merupakan karangan fiktif
yang isinya sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang
diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh sja. Maksud dari
cerita pendek disini ialah ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata
atau kurang dari 10 (sepuluh) halaman. Selain itu, cerpen hanya memberikan
kesan tunggal yang demikian dan memusatkan diri pada satu tokoh dan satu
situasi saja.
Cerpen adalah suatu karya sastra pendek yang menceritakan kisah
cerita dari suatu tokoh yang di dalamnya terdapat permasalahan serta solusi
dari masalah tersebut
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Maksud dari cerita pendek
disini adalah ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata atau kurang
dari 10 (sepuluh) halaman. Cerpen biasanya hanya memberikan kesan
tunggal yang demikian dan memusatkan diri pada satu tokoh dan satu situasi
saja.
Cerpen adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun
cerita tentang kehidupan manusia lewat tulisan pendek. cerpen juga bisa
disebut sebagai karangan fiktif yang berisikan tentang sebagian kehidupan
seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang
berfokus pada suatu tokoh saja. Menurut pendapat beberapa ahli cerpen
dapat diartikan sebagai berikut :
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen
dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa
yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak
mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431).
B.Struktur Cerpen
Dalam pembuatan cerpen kita juga harus mengetahui tentang kerangka atau
struktur dari sebuah cerpen. Adapun struktur cerpen itu sendiri terdiri dari abstrak,
orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi dan koda. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas
kerangka tersebut satu persatu:
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari sebuah cerita. Abstrak merupakan inti dari cerita
yang akan dikembangkan menjadi beberapa rangkaian kejadian. Abstrak juga bisa disebut
sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang mana dalam sebuah
cerpen, kita boleh tidak menggunakan abstrak.
2. Orientasi
Orientasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan suasana, tempat dan waktu
yang ada dalam cerita tersebut. Biasanya orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat,
suasana dan waktu. Karena dalam sebuah cerita terdapat banyak kejadian dan tokoh
yang berbeda-beda.
3. Komplikasi
Komplikasi merupakan rangkaian kejadian-kejadian yang berhubungan dan ber
risikan tentang sebab akibat kejadian sebuah cerita. Dalam struktur ini kamu bisa
menentukan watak atau karakter dari tokoh cerita. Watak atau karakter dari tokoh dapat
muncul karena kerumitan permasalahan yang mulai terlihat.
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur dari konflik-konflik yang terjadi dalam cerita yang mengarah
pada titik klimaks atau puncak permasalahan dan mulai mendapatkan gambaran
penyelesaian dari konflik tersebut. Struktur ini merupakan struktur yang sangat penting.
Karena struktur ini sangat menetukan menarik tidaknya suatu cerita. Dalam struktur ini
penulis dapat menyajikan konflik-konflik yang mampu mebuat hati pembaca terbawa
suasana. Sehingga pembaca lebih menghayati dan menjiwai karakter yang ada dalam
cerita ini.
5. Resolusi
Resolusi merupakan penyelesaian dari evaluasi. Biasanya resolusi sangat dinanti-
nati oleh pembaca, karena pada struktur ini pengarang memberikan solusi mengenai
permasalahan yang dialami seorang tokoh atau pelaku dalam cerita.
6. Koda
Koda ialah nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu cerita. Koda
merupaka hikmah yang terkandung dalam cerita. Koda biasanya dapat diketaui setelah
pembaca semua cerita dalam cerpen yakni dari permulaan hingga ahir dari cerita. Koda
dapat berupa nasehat, pelajaran dan peringatan bagi pembacanya.
C.Unsur Intrinsik Cerpen
Dalam sebuah cerpen terdapat unsur-unsur interinsik yang wajib kamu ketahui. Unsur-unsur ini
sangat penting dalam pebuatan sebuah cerpen. Unsur unsur tersebut antara lain tema, alur/plot,
seting/latar, tokoh/pelaku dan penokohan/perwatakan. Adapun uraian dari unsur-unsur tersebut
apat kamu ahami sebagai berikut:
1. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema
dapat di bagi menjadi dua. Yakni tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat)
tanpa harus menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung terlihat jelas , yakni pembaca
harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang terkandung dalam cerita tersebut (tersirat). Misalkan,
tema tentang asmara, pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.

2. Alur (Plot)

Alur atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis alur dalam sebuah cerita
dapat di gambarkan sebagi berikut:
 Perkenalan tokoh
 Mucul konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh
 Peningkatan konflik hingga puncak konflik atau klimaks
 Penurunan konflik
 Penyelesaian dari masalah

Dalam membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh yang akan di
ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik yang akan timbul.

3. Setting atau latar

Setting atau latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana
dalam cerita tersebut. Seting atau latar biasanya berhubungan eret dengan tema cerpen misalnya
jika cerpen bertemakan pendidikan maka setingnya berada di sekolahan, jika cerpen bertemakan
agama maka setingnya berada di tempat ibadah.

4. Tokoh Atau Pelaku

Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter
tersendiri mulai dari watak , sikap, sifat dan kondisi fisik. Karakter tokoh dalam sebuah cerpen
dapat pula disebut dengan perwatakan. Dalam sebuah cerita kita dapat mengolongkan karakter
tokoh dalam 3 jenis yaitu:
 Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran
menjadi orang baik),
 tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi
orang jahat)
 tokoh figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh
protagonis).
5. Penokohan (perwatakan)

Penokohan adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah
ditentukan akan tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap
peristiwa yang terjadi.
Metode yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh ada 2 (dua) macam yaitu:
 Metode analitik

Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara
memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung. Contoh : penyayang, lemah
lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan, ramah, ceria, lugu, kreatif, dll.
 Metode dramatik

Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh
dengan cara tidak langsung menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran tokoh dilakukan melalui
percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini dapat juga disebut sebagai metode reaksi
tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).

6. Sudut Pandang (Point of View)

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah
cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu:
 Sudut pandang orang pertama

Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama yang berbicara dalam kisah
tersebut. Sudut pandang orang pertama juga di sebut sebagai kata ganti orang pertama (orang
yang berbicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “aku , saya” dll. Dan
jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kami dan kita”.
 Sudut pandang orang kedua

Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang di ajak bicara. Sudut pandang
orang kedua juga di sebut sebagai kata ganti orang kedua (orang yang di ajak bicara). Dimana jika
dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “kamu, engkau, saudara, anda” dll. Dan jika dalam
bentuk jamak, maka mengunakan kata “kalian”.
 Sudut pandang campuran.

Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang membicarakan tokoh utama.
Sudut pandang campuaran juga di sebut sebagai kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan).
Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “ia, dia, beliau” dll. Dan jika dalam
bentuk jamak, maka mengunakan kata “mereka”.

7. Amanat atau pesan

Yakni pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya
kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan
merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat
menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.
D.Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang terdapat di luar cerpen. Unsur ekstrinsik
dari cerpen merupakan usur yang menjadi faktor pengarang membuat cerpen tersebut.
Unsur ini sangat mempengaruhi penyajian amanat dan latar belakang dari cerpen. Unsur
eksterinsik cerpen dibagi menjadi 2 yakni :

1. Latar belakang masyarakat


Kondisi latar belakang masyarakat seorang penulis sangatlah berpengaruh besar
terhadap terciptanya sebuah cerita. Kondisi itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara,
kondisi politik negara, kondisi sosial masyarakat, kondisi lingkungan sekitar, sampai
dengan kondisi ekonomi masyarakat.
2. Latar belakang pengarang
Latar belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan
sejarah hasil karangan yang telah diciptakan. Semakin banyak karya sastra yang pernah
ditulis maka semakin baik pula karya sastra tersebut. Latar belakang pengarang dapat
dikelompokkan kedalam 3 faktor yakni:
Biografi, yakni riwayat hidup pengarang cerita, yang ditulis secara keseluruhan.
Mulai dari jenjang pendidikan yang paling rendah hinga jenjang terahir yang telah
ditamatkan.
Kondisi psikologis, yakni berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau
keadaan saat seorang pengarang menulis sebuah cerita atau cerpen.
Aliran Sastra, seorang penulis pastinya mengikuti aliran sastra tertentu. Hal
tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar pada gaya penulisan yang dipakai oleh
penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra.

Kaidah cerpen, yaitu:

1. Cerpen biasanya menggunakan bahasa nonformal (bahasa sehari-hari). Hal


ini dibuat supaya cerpen terasa nyata.
2. Kalimat cerpen pendek karena percakapan yang disampaikan menggunakan
ragam bahasa percakapan sehari-hari (santai).
3. Jumlah kata dalam cerpen kurang dari 10.000.
E.UNSUR KEBAHASAAN CERPEN

Majas
Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang
yangmempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah
pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.
Beberapa majas yang sering digunakan:
a. Majas Litotes: pengungkapan yang bertujuan merendahkan diri.
Contoh: Mampirlah ke gubuk kami (Padahal rumahnya besar dan mewah )
b. Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan.
Contoh: Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
c. Majas Personifikasi: mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup
Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
d. Majas Simile : pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan
dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”,
“ibarat”,”bak”, bagai”.
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang
dimabuk cinta berkorban apa saja.
e. Majas Metafora: pengungkapan yang membandingkan suatu benda dengan
benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

Ungkapan/Idiom
kecil hati = penakut
besar hati = (-) sombong, (+) bangga
berat hati = kurang suka melakukan sesuatu pekerjaa/terpaksa
lapang hati = sabar
tinggi hati = sombong; congkak
setengah hati = terpaksa/enggan
jatuh hati = menjadi cinta
perang dingin = perang tanpa senjata
uang panas = uang tidak halal
kambing hitam = orang yang disalahkan
kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
sebatang kara = sendirian
naik daun = terkenal/populer
berbadan dua = hamil
pertemuan empat mata = pertemuan dua orang
kaki lima = emperan/pingggir jalan, depan rumah orang
Peribahasa
1. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
2. Bagaikan abu di atas tanggul. Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit
dan mudah jatuh.
3. Ada padang ada belalang, ada air ada pula ikan. Di mana pun berada pasti akan
tersedia rezeki buat kita.
4. Adat pasang turun naik. Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua
senantiasa silih berganti.
5. Air beriak tanda tak dalam. Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.

Aspek kebahasaan yang membangun teks cerpen meliputi:

a. Kosakata,
Pemilihan diksi yang benar dan sesuai menjadi penting sebagai tolak ukur
kualitas cerpen yang dihasilkan, serta menambah keserasian antara bahasa
dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi cerpen yang ingin disampaikan
kepada pembaca.

b. Gaya bahasa,
Aspek ini berfungsi untuk meningkatkan efek makna dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal lain tertentu
dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Penggunaan gaya bahasa ini
akan menimbulkan makna konotasi. Contoh : pucuk langit, memanggang bus,
membajing loncat.

c. Kalimat deskriptif yang menggambarkan suasana dalam cerita.


Salah satu ciri linguistik yang membangun teks cerita pendek adalah
penggunaan kalimat yang berfungsi melukiskan/mengambarkan keadaan dan
peristiwa. Contoh : Namun dari sebelah kiriku bertiup bau keringat melalui udara
yang dialirkan dengan kipas koran.
d. Bahasa tidak baku dan tidak formal.
Penulis menggunakan bahasa yang tidak formal karena cerita pendek
mengisahkan kehidupan sehari-hari. Bahasa tidak formal membuat cerita
pendek terasa lebih nyata.
F.Ciri-Ciri Cerpen

1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel


2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen
yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik
hingga pada tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga
pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat
G.KAIDAH CERPEN

1.Kaidah teks cerita pendek menggunakan pertanyaan retorik


Pertanyaan retorik adalah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Pertanyaan
retorik dalam teks cerita pendek biasanya dinyatakan oleh tokoh utama. Pertanyaan
retorik sangat penting sekali dalam teks cerita pendek.

2.Kaidah teks cerita pendek menggunakan proses material


Proses material maksudnya mengandung pengertian tindakan-tindakan fisik untuk
mempertahankan suatu karakter tertentu dalam tiap peran tokoh. Misalkan ada karakter
dalam tokoh pemberani atau tegas atau disiplin atau yang lainnya. Dengan adanya proses
material maka teks cerita pendek akan lebih menarik dan bagus. Proses material ini tidak
boleh di hilangkan. Proses material ini harus ada dalam sebuah teks cerita pendek.

3.Kaidah teks cerita pendek menggunakan konjungsi temporal


Faktor penting dalam kaidah teks cerita berikutnya adalah bahwa di dalam teks cerita
pendek menggunakan konjungsi temporal. Konjungsi temporal banyak diguanakan pada
cerita/teks cerita pendek untuk menggambarkan urutan peristiwa dan kepaduan cerita.
Contoh konjungsi temporal misalnya:- suatu hari- nantinya akan- ketika itu

4.Kaidah teks cerita pendek menggunakan pilihan kata


Kalau kita ingin menulis cerita pendek maka kita harus memperhatikan pilihan katanya.
Kita harus menggunakan kata-kata yang tepat sehingga cerita pendek yang kita tulis akan
menarik dan banyak digemari oleh pembaca. Contoh kata “ajang” pada kalimat “Kita harus
mengikuti ajang sepak bola itu dengan serius.” Kata ajang sebenarnya sama dengan
pertandingan, tetapi supaya lebih menarik pembaca maka kata pertandingan diganti
dengan kata ajang.

5.Kaidah teks cerita pendek menggunakan gaya bahasa yang efektif


Mungkin anda sering mendengar kata “gaya bahasa.” Gaya bahasa sangat bermanfaat
untuk teks cerita pendek. Gaya bahasa yang efektif dapat dimanfaatkan untuk
mengungkapkan maksud-maksud secara tepat. Jika di dalam teks cerita pendek
menggunakan bahasa yang santun dan sederhana maka manfaatnya dapat membuat
pembaca kerasan menikmatinya.

6.Kaidah teks cerita pendek menggunakan kalimat yang komunikatif


Kalimat di dalam teks cerita pendek menggunakan kalimat yang komunikatif supaya
pembaca lebih menikmati cerita pendek tersebut. Teks cerita pendek supaya komunikatif
biasanya menggunakan kalimat yang familiar sehingga kalimatnya lebih komunikatif dan
lebih akrab. Biasanya dalam teks cerita pendek, kalimatnya tidak baku. Tetapi itu tidak
apa-apa karena dalam teks cerita pendek itu menggunakan kalimat tidak baku itu
diperbolehkan.
H.CIRI KEBAHASAAN TEKS CERPEN

Bahasa dalam karya sastra tidak bisa lepas dari stilistik atau gaya.
Gaya dihubungkan dengan pemakaian bahasa dalam karya sastra. Gaya
bahasa merupakan bahasa indah yang berfungsi untuk meningkatkan efek
menarik bagi pembaca. Penggunaan gaya bahasa dapat mengubah dan
menimbulkan makna tertentu.

Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata dalam


berbicara dan menulis yang bertujuan untuk meyakinkan atau mempengaruhi
pembaca.
Gorys Keraf membagi gaya bahasa menjadi empat kelompok, yaitu
a. Gaya bahasa Perbandingan ( seperti metafora, personifikasi,
depersonifikasi, alegori, antitesis,dll.)
b. Gaya bahasa Pertentangan ( seperti hiperbola, litotes, ironi, satire,
paradoks, klimaks, antiklimaks)
c. Gaya bahasa Pertautan ( seperti metonimia, sinekdoke, alusio,
eufemisme, elips,dll)
d. Gaya bahasa Perulangan (seperti aliterasi, asonansi, antarklasis,
anafora, simploke, dll)

Aspek kebahasaan yang membangun teks cerpen meliputi:


a. Kosakata, Pemilihan diksi yang benar dan sesuai menjadi penting
sebagai tolak ukur kualitas cerpen yang dihasilkan, serta menambah
keserasian antara bahasa dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi
cerpen yang ingin disampaikan kepada pembaca.
b. Gaya bahasa,Aspek ini berfungsi untuk meningkatkan efek makna dengan
jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal lain
tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Penggunaan gaya
bahasa ini akan menimbulkan makna konotasi.
c. Kalimat deskriptif yang menggambarkan suasana dalam cerita,Salah
satu ciri linguistik yang membangun teks cerita pendek adalah penggunaan
kalimat yang berfungsi melukiskan/mengambarkan keadaan dan peristiwa.
d. Bahasa tidak baku dan tidak formal.Penulis menggunakan bahasa yang
tidak formal karena cerita pendek mengisahkan kehidupan sehari-hari.
Bahasa tidak formal membuat cerita pendek terasa lebih nyata.
Kalau manusia ada yang namanya jenis kelamin untuk membedakan laki-laki
dan perempuan , cerpen juga ada jenis-jenisnya tapi bukan jenis kelamin seperti
manusia, ini dia jenis-jenis cerpen berdasarkan jumlah katanya :

1. Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.

2. Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.

3. Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000 buah.

Sekarang berdasarkan teknik mengarangnya, cerpen dibedakan menjadi :

1. Cerpen sempurna (well made short-story), cerpen yang terfokus pada satu tema
dengan plot yang sangat jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini
pada umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada realitas (fakta). Cerpen jenis
ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami isinya. Pembaca awam bisa
membacanya dalam tempo kurang dari satu jam

2. Cerpen tak utuh (slice of life short-story), cerpen yang tidak terfokus pada satu
tema (temanya terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terstruktur, dan kadang-kadang
dibuat mengambang oleh cerpenisnya. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat
kontemporer, dan ditulis berdasarkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang orisinal,
sehingga lajim disebut sebagai cerpen ide (cerpen gagasan). Cerpen jenis ini sulit
sekali dipahami oleh para pembaca awam sastra, harus dibaca berulang kali baru
dapat dipahami sebagaimana mestinya. Para pembaca awam sastra menyebutnya
cerpen kental atau cerpen berat.
Contoh Cerpen
Suatu hari, ulat bulu merayap masuk ke dalam lubang sarang kelinci yang sedang pergi. Saat kelinci
pulang ke sarangnya, ia kaget melihat jejak panjang mengarah ke sarangnya.

"Siapa di dalam sarangku?" teriak kelinci.

"Ini aku. Aku yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," kata ulat bulu yang
suaranya menjadi besar karena bergema di dalam sarang kelinci.

Kelinci kaget mendengar jawaban itu. "Jika ia bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah,
aku pasti dengan mudah dibunuhnya," pikir kelinci.

Ia pergi dan kembali sambil mengajak serigala. "Siapa itu di dalam sarang kelinci?" tanya serigala.

"Ini aku. Aku yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," kata ulat bulu. Serigala
pun ketakutan seperti kelinci.

Lalu, kelinci mengajak badak. "Siapa itu di dalam sarang kelinci?" tanya badak.

"Ini aku. Aku yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," kata ulat bulu. Badak
ketakutan mendengar jawaban itu.

Lama-lama, semua binatang berkumpul di depan sarang kelinci. Mereka semua ketakutan. Lalu
Badak maju ke depan dan bertanya, "Siapa itu di dalam sarang kelinci?"

"Ini aku. Aku yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," kata ulat bulu.

"Sedangkan, aku adalah binatang yang terkuat di hutan. Aku bisa dengan mudah mengalahkan
makhluk yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," balas katak.

Ulat bulu ketakutan dan menjawab, "Aku hanya seekor ulat bulu kok, hehehe." Ulat bulu pun keluar
dari sarang kelinci sambil tersipu malu.

Semua binatang di situ kesal sekaligus geli melihat tingkah ulat bulu. Tidak ada yang menyangka
bahwa yang di dalam sarang kelinci adalah ulat bulu. Sebab, suaranya menjadi besar karena
bergema di dalam lubang.

Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Kenya adalah jangan takut dengan apa yang
belum kamu ketahui. Bersikap berani

menghadapi tantangan adalah sikap yang baik.


BAB III
PENUTUP

Daftar Pustaka
https://tentangceritapendek.wordpress.com/2012/09/25/jenis-jenis-cerpen/

www.pengertianku.net

materi4belajar.blogspot.co.id

http://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-pendek-dunia/

gopengertian.blogspot.co.id

www.academia.edu

www.inforku.com

www.definisipengertian.net

brainly.co.id

mgmpbahasaindonesiamoonzher.blogspot.co.id

vracarsa.blogspot.co.id

blogtasya01.blogspot.co.id

Wikipedia

Axaq.blogspot.co.id

Ensiklopediasli.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai