BAHASA INDONESIA
KELOMPOK 1
1. ABIGAIL P TANGKERE
2. DESSY BARANSANO
3.FEBRIANA RUMANSARA
4.IQBAL FABANYO
5.LUSYAN PUTUHENA
6.NOVITA A PENSE
7.RUDY PRAYOGO
8.VAUSTINO SOEHERMAN
KATA PENGANTAR
TTD
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERMASALAHAN
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN CERPEN
B. STRUKTUR CERPEN
C. UNSUR INSTRINSIK CERPEN
D. UNSUR INSTRINSIK CERPEN
E. UNSUR KEBAHASAAN CERPEN
F. CIRI-CIRI CERPEN
G. KAIDAH CERPEN
H. CIRI KEBAHASAAN TEKS CERPEN
CONTOH TEKS CERPEN
BAB III PENUTUP
A. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Rumusan masalah:
Dalam makalah ini hanya meneliti tentang pengertian cerpen, ciri-ciri
cerpen, unsur instrinsik serta ekstrinsikcerpen, cara menulis cerpen,
menentukan hal-hal menarik dalam suatu cerpen, dan membandingkan
realitas dalam kehidupan.
Tujuan penulisan:
Mengetahui pengertian cerpen, mengetahui ciri- ciri cerpen, cara
menulis cerpen, menentukan hal-hal menarik dalam suatu cerpen,
membandingkan dengan realitas dalm kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerpen
Tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema
dapat di bagi menjadi dua. Yakni tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat)
tanpa harus menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung terlihat jelas , yakni pembaca
harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang terkandung dalam cerita tersebut (tersirat). Misalkan,
tema tentang asmara, pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.
2. Alur (Plot)
Alur atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis alur dalam sebuah cerita
dapat di gambarkan sebagi berikut:
Perkenalan tokoh
Mucul konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh
Peningkatan konflik hingga puncak konflik atau klimaks
Penurunan konflik
Penyelesaian dari masalah
Dalam membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh yang akan di
ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik yang akan timbul.
Setting atau latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana
dalam cerita tersebut. Seting atau latar biasanya berhubungan eret dengan tema cerpen misalnya
jika cerpen bertemakan pendidikan maka setingnya berada di sekolahan, jika cerpen bertemakan
agama maka setingnya berada di tempat ibadah.
Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter
tersendiri mulai dari watak , sikap, sifat dan kondisi fisik. Karakter tokoh dalam sebuah cerpen
dapat pula disebut dengan perwatakan. Dalam sebuah cerita kita dapat mengolongkan karakter
tokoh dalam 3 jenis yaitu:
Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran
menjadi orang baik),
tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi
orang jahat)
tokoh figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh
protagonis).
5. Penokohan (perwatakan)
Penokohan adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah
ditentukan akan tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap
peristiwa yang terjadi.
Metode yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh ada 2 (dua) macam yaitu:
Metode analitik
Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara
memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung. Contoh : penyayang, lemah
lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan, ramah, ceria, lugu, kreatif, dll.
Metode dramatik
Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh
dengan cara tidak langsung menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran tokoh dilakukan melalui
percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini dapat juga disebut sebagai metode reaksi
tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah
cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu:
Sudut pandang orang pertama
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama yang berbicara dalam kisah
tersebut. Sudut pandang orang pertama juga di sebut sebagai kata ganti orang pertama (orang
yang berbicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “aku , saya” dll. Dan
jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kami dan kita”.
Sudut pandang orang kedua
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang di ajak bicara. Sudut pandang
orang kedua juga di sebut sebagai kata ganti orang kedua (orang yang di ajak bicara). Dimana jika
dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “kamu, engkau, saudara, anda” dll. Dan jika dalam
bentuk jamak, maka mengunakan kata “kalian”.
Sudut pandang campuran.
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang membicarakan tokoh utama.
Sudut pandang campuaran juga di sebut sebagai kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan).
Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “ia, dia, beliau” dll. Dan jika dalam
bentuk jamak, maka mengunakan kata “mereka”.
Yakni pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya
kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan
merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat
menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.
D.Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang terdapat di luar cerpen. Unsur ekstrinsik
dari cerpen merupakan usur yang menjadi faktor pengarang membuat cerpen tersebut.
Unsur ini sangat mempengaruhi penyajian amanat dan latar belakang dari cerpen. Unsur
eksterinsik cerpen dibagi menjadi 2 yakni :
Majas
Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang
yangmempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah
pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.
Beberapa majas yang sering digunakan:
a. Majas Litotes: pengungkapan yang bertujuan merendahkan diri.
Contoh: Mampirlah ke gubuk kami (Padahal rumahnya besar dan mewah )
b. Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan.
Contoh: Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
c. Majas Personifikasi: mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup
Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
d. Majas Simile : pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan
dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”,
“ibarat”,”bak”, bagai”.
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang
dimabuk cinta berkorban apa saja.
e. Majas Metafora: pengungkapan yang membandingkan suatu benda dengan
benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
Ungkapan/Idiom
kecil hati = penakut
besar hati = (-) sombong, (+) bangga
berat hati = kurang suka melakukan sesuatu pekerjaa/terpaksa
lapang hati = sabar
tinggi hati = sombong; congkak
setengah hati = terpaksa/enggan
jatuh hati = menjadi cinta
perang dingin = perang tanpa senjata
uang panas = uang tidak halal
kambing hitam = orang yang disalahkan
kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
sebatang kara = sendirian
naik daun = terkenal/populer
berbadan dua = hamil
pertemuan empat mata = pertemuan dua orang
kaki lima = emperan/pingggir jalan, depan rumah orang
Peribahasa
1. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
2. Bagaikan abu di atas tanggul. Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit
dan mudah jatuh.
3. Ada padang ada belalang, ada air ada pula ikan. Di mana pun berada pasti akan
tersedia rezeki buat kita.
4. Adat pasang turun naik. Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua
senantiasa silih berganti.
5. Air beriak tanda tak dalam. Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
a. Kosakata,
Pemilihan diksi yang benar dan sesuai menjadi penting sebagai tolak ukur
kualitas cerpen yang dihasilkan, serta menambah keserasian antara bahasa
dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi cerpen yang ingin disampaikan
kepada pembaca.
b. Gaya bahasa,
Aspek ini berfungsi untuk meningkatkan efek makna dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal lain tertentu
dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Penggunaan gaya bahasa ini
akan menimbulkan makna konotasi. Contoh : pucuk langit, memanggang bus,
membajing loncat.
Bahasa dalam karya sastra tidak bisa lepas dari stilistik atau gaya.
Gaya dihubungkan dengan pemakaian bahasa dalam karya sastra. Gaya
bahasa merupakan bahasa indah yang berfungsi untuk meningkatkan efek
menarik bagi pembaca. Penggunaan gaya bahasa dapat mengubah dan
menimbulkan makna tertentu.
1. Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.
2. Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.
3. Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000 buah.
1. Cerpen sempurna (well made short-story), cerpen yang terfokus pada satu tema
dengan plot yang sangat jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini
pada umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada realitas (fakta). Cerpen jenis
ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami isinya. Pembaca awam bisa
membacanya dalam tempo kurang dari satu jam
2. Cerpen tak utuh (slice of life short-story), cerpen yang tidak terfokus pada satu
tema (temanya terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terstruktur, dan kadang-kadang
dibuat mengambang oleh cerpenisnya. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat
kontemporer, dan ditulis berdasarkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang orisinal,
sehingga lajim disebut sebagai cerpen ide (cerpen gagasan). Cerpen jenis ini sulit
sekali dipahami oleh para pembaca awam sastra, harus dibaca berulang kali baru
dapat dipahami sebagaimana mestinya. Para pembaca awam sastra menyebutnya
cerpen kental atau cerpen berat.
Contoh Cerpen
Suatu hari, ulat bulu merayap masuk ke dalam lubang sarang kelinci yang sedang pergi. Saat kelinci
pulang ke sarangnya, ia kaget melihat jejak panjang mengarah ke sarangnya.
"Ini aku. Aku yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," kata ulat bulu yang
suaranya menjadi besar karena bergema di dalam sarang kelinci.
Kelinci kaget mendengar jawaban itu. "Jika ia bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah,
aku pasti dengan mudah dibunuhnya," pikir kelinci.
Ia pergi dan kembali sambil mengajak serigala. "Siapa itu di dalam sarang kelinci?" tanya serigala.
"Ini aku. Aku yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," kata ulat bulu. Serigala
pun ketakutan seperti kelinci.
Lalu, kelinci mengajak badak. "Siapa itu di dalam sarang kelinci?" tanya badak.
"Ini aku. Aku yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," kata ulat bulu. Badak
ketakutan mendengar jawaban itu.
Lama-lama, semua binatang berkumpul di depan sarang kelinci. Mereka semua ketakutan. Lalu
Badak maju ke depan dan bertanya, "Siapa itu di dalam sarang kelinci?"
"Ini aku. Aku yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," kata ulat bulu.
"Sedangkan, aku adalah binatang yang terkuat di hutan. Aku bisa dengan mudah mengalahkan
makhluk yang bisa menjatuhkan badak dan menghancurkan gajah," balas katak.
Ulat bulu ketakutan dan menjawab, "Aku hanya seekor ulat bulu kok, hehehe." Ulat bulu pun keluar
dari sarang kelinci sambil tersipu malu.
Semua binatang di situ kesal sekaligus geli melihat tingkah ulat bulu. Tidak ada yang menyangka
bahwa yang di dalam sarang kelinci adalah ulat bulu. Sebab, suaranya menjadi besar karena
bergema di dalam lubang.
Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Kenya adalah jangan takut dengan apa yang
belum kamu ketahui. Bersikap berani
Daftar Pustaka
https://tentangceritapendek.wordpress.com/2012/09/25/jenis-jenis-cerpen/
www.pengertianku.net
materi4belajar.blogspot.co.id
http://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-pendek-dunia/
gopengertian.blogspot.co.id
www.academia.edu
www.inforku.com
www.definisipengertian.net
brainly.co.id
mgmpbahasaindonesiamoonzher.blogspot.co.id
vracarsa.blogspot.co.id
blogtasya01.blogspot.co.id
Wikipedia
Axaq.blogspot.co.id
Ensiklopediasli.blogspot.co.id