Mengetahui Ditetapkan,
Kepala KSM Bedah RSUD Direktur RSUD
dr. M. Ashari Pemalang dr. M Ashari Pemalang
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS
Keluhan utama OS adalah nyeri perut kanan bawah, dan gejala lainnya yang
dapat di lihat dari tabel di bawah ini :
Gejala Appendicitis Akut Frekuensi (%)
ANAMNESIS Mual 90
Muntah 75
Nyeri berpindah 50
Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian 50
anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah ke
RLQ kemudian demam yang tidak terlalu tinggi)
*-- Onset gejala khaster dapat dalam 24-36 jam
APPENDICSITIS
a. Inspeksi
Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya
yang sakit, kembung (+) bila terjadi perforasi, penonjolan perut
kanan bawah terlihat pada appendikuler abses.
Pada anak, perhatikan posisi anak yang terbaring pada meja
periksa. Anak menunjukkan ekspresi muka yang tidak gembira.
Anak tidur miring ke sisi yang sakit sambil melakukan fleksi
pada sendi paha, karena setiap ekstensi meningkatkan nyeri.
b. Palpasi
Nyeri tekan (+) Mc.Burney
Nyeri lepas (+) rangsangan peritoneum.
Defensmusculer (+) rangsangan Rektus abdominis
Mengetahui Ditetapkan,
Kepala KSM Bedah RSUD Direktur RSUD
dr. M. Ashari Pemalang dr. M Ashari Pemalang
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS
Ileus obstruktif adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak
bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan
mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau
luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen
usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
PENGERTIAN Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik
dibedakan menjadi,antara lain
1. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster
sampai ileumterminal)
2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum
terminal sampairectum).
a. Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm steifung.
Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan
suatu hernia inkarserata. Pada invaginasi dapat terlihat massa
abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada
bekas luka operasi sebelumnya.
b. Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia. Nyeri
lepas menandakan peritonitis dan kemungkinan strangulasi
c. Perkusi
PEMERIKSAAN Hipertimpani.
FISIK d. Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi (Metallic Sound). Pada
fase lanjut bising usus dan peristaltic melemah sampai hilang.
e. Rectal Toucher
Isi rectum menyemprot : Hirschprung disease
Darah (+) : strangulasi, neoplasma
Fesesmengeras : skibala
Feses (-) : obstruksiususletaktinggi
Ampularektikolaps : curiga obstruksi
Nyeritekan : local atau general peritonitis
ILLEUS OBSTRUKTIF
1.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal.
Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi,leukositosis dan nilai
elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering
didapatkan.Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau
strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi
dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata. Hematokrit
yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan
adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu,
dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis
bila ada tanda - tanda shock, dehidrasi dan ketosis.
2. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid
PEMERIKSAAN level” pada foto polos abdomen. Foto polos abdomen mempunyai
PENUNJANG tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan
sensitivitas 84% pada obstruksi kolon.
Pada foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran “step ladder dan
air fluid level” terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa
saja tidak tampak gas. Jika terjadi stangulasi dan nekrosis, maka akan
terlihat gambaran berupa hilangnya mukosa yang reguler dan adanya
gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak
menunjukkan adanya perforasi usus.
Penggunaan kontrastidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
peritonitis akibat adanya perforasi. CT scan kadang - kadang digunakan
untuk menegakkan diagnosa pada obstruksi usus halus untuk
mengidentifikasi pasien dengan obstruksi yang komplit dan pada
obstruksi usus besar yang dicurigai adanya abses maupun keganasan
ILLEUS OBSTRUKTIF
2. Farmakologis
a. Antibiotik spektrum luas.
b. Analgesik.
c. Antiemetik.
3. Operasi
Advitam : Dubia ad malam
PROGNOSIS Adsanationam : Dubia ad malam
Adfungsionam : Dubia ad malam
PENELAAH KRITIS dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B
dr. Imam Kusumadiyono, Sp.B
dr. Arga Putra Pradana, Sp.B, MSI, MED
SUMBER 1. Wim de jong. Sjamsuhidayat, R. BukuAjarIlmuBedah. Edisi 3.
Jakarta: EGC. 2011.
2. Browse NL, et all. The symptoms and sign of surgical disease. Fourth
edition. Taylor&francis group, 2005.
PERITONITIS
Mengetahui Ditetapkan,
Kepala KSM Bedah RSUD Direktur RSUD
dr. M. Ashari Pemalang dr. M Ashari Pemalang
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS
a. Inspeksi
Perut distensi
b. Palpasi
Distensi abdomen disertai nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen
Defans muskular
c. Perkusi
PEMERIKSAAN Hipertimpani.
FISIK Pekak dibagian hati dapat menghilang akibat udara bebas di bawah
diafragma
d. Auskultasi
Bising usus menurun atau menghilang
e. Rectal Toucher
Nyeritekan : disemua arah, dengan tonus muskulus sfingter ani
menurun dan ampula rekti berisi udara
Mengetahui Ditetapkan,
Kepala KSM Bedah RSUD Direktur RSUD
dr. M. Ashari Pemalang dr. M Ashari Pemalang
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS
Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal
atau tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan
isinya. Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan
PENGERTIAN akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang
berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi kontraksi otot polos usus.
a. Inspeksi
Perut distensi
b. Palpasi
FISIK c. Perkusi
Timpani.
d. Auskultasi
bising usus melemah sampai hilang.
PEMERIKSAAN Foto polos abdomen sangat membantu menegakkan diagnosis. Pada ileus
PENUNJANG paralitik akan ditemukan distensi lambung usus halus dan usus besar
memberikan gambaran herring bone, selain itu bila ditemukan air fluid
level biasanya berupa suatu gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda
dengan air fluid level pada ileus obstruktif yang memberikan gambaran
stepladder (seperti anak tangga).
ILLEUS PARALITIK
1. Konservatif
a. Penderita dipuasakan
b. Kontrol status airway, breathing and circulation
c. Dekompresi dengan nasogastric tube
d. Intravenous fluids and electrolyte
e. Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.
TATALAKSANA 2. Farmakologis
a. Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.
b. Analgesik apabila nyeri.
3. Operatif
a. Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai
dengan penyebab lainnya.