Anda di halaman 1dari 15

APPENDICSITIS

RSUD dr. M. Ashari


Tanggal Terbit Halaman
Pemalang No. Dokumen
1 dari 4

Mengetahui Ditetapkan,
Kepala KSM Bedah RSUD Direktur RSUD
dr. M. Ashari Pemalang dr. M Ashari Pemalang

PANDUAN
PRAKTIK KLINIS

dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B dr.H. Sholahudin M.H


NIP. 19661127 199983 1 001 NIP. 19711222 200501 1 004

Apendisitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab akut


abdomen yang paling sering (Mansjoer, 2000).
PENGERTIAN
Apendisitis adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran
bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah
abdomen darurat (Smeltzer, 2001).

Keluhan utama OS adalah nyeri perut kanan bawah, dan gejala lainnya yang
dapat di lihat dari tabel di bawah ini :
Gejala Appendicitis Akut Frekuensi (%)

Nyeri perut 100


Anorexia 100

ANAMNESIS Mual 90
Muntah 75
Nyeri berpindah 50
Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian 50
anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah ke
RLQ kemudian demam yang tidak terlalu tinggi)
*-- Onset gejala khaster dapat dalam 24-36 jam
APPENDICSITIS

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit Nomor Dokumen
2 dari 4

a. Inspeksi
 Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya
yang sakit, kembung (+) bila terjadi perforasi, penonjolan perut
kanan bawah terlihat pada appendikuler abses.
 Pada anak, perhatikan posisi anak yang terbaring pada meja
periksa. Anak menunjukkan ekspresi muka yang tidak gembira.
Anak tidur miring ke sisi yang sakit sambil melakukan fleksi
pada sendi paha, karena setiap ekstensi meningkatkan nyeri.
b. Palpasi
 Nyeri tekan (+) Mc.Burney
 Nyeri lepas (+) rangsangan peritoneum.
 Defensmusculer (+) rangsangan Rektus abdominis

PEMERIKSAAN  Rovsing sign (+)

FISIK  Psoas sign (+)


 Obturator Sign (+)
c. Perkusi
 Nyeri ketok (+)
d. Auskultasi
 Peristaltik normal,
 Peristaltik (-) pada illeus paralitik karena peritonitis generalisata
akibat appendisitis perforata. Auskultasi tidak banyak membantu
dalam menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah
terjadi peritonitis maka tidak terdengar bunyi peristaltik usus
 Rectal Toucher / Colok dubur
 Nyeri tekan pada jam 9-12
APPENDICSITIS

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit Nomor Dokumen
3 dari 4

The Modified Alvarado Score Skor


Gejala Perpindahan nyeri dari ulu hati 1
keperut kanan bawah
Mual-Muntah 1
Anoreksia 1
Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
KRITERIA Demam diatas 37,5 ° C 1
DIAGNOSIS Pemeriksaan Lab Leukositosis 2
Hitung jenis leukosit shift to the 1
left
Total 10
Interpretasidari Modified Alvarado Score:
1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7 : sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut
Appendiktomi Citoakut, abses & perforasi
Elektifkronik
Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah
apendektomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik. Penundaan
apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau
perforasi.
TATALAKSANA
Konservatif kemudian operasi elektif(Infiltrat)
Bed rest total posisi Fowler
Diet rendah serat
Antibiotika
Analgetik
Antiemetik
Monitor : Infiltrat, tanda2 peritonitis (perforasi), suhu tiap 6 jam, LED.
APPENDICSITIS

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit Nomor Dokumen
4 dari 4

 Advitam : Dubia ad bonam


PROGNOSIS  Adsanationam : Dubia ad bonam
 Adfungsionam : Dubia ad bonam
dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B
PENELAAH KRITIS dr. Imam Kusumadiyono, Sp.B
dr. Arga Putra Pradana, Sp.B, MSI, MED
1. Wim de jong. Sjamsuhidayat, R. BukuAjarIlmuBedah. Edisi 3.
Jakarta: EGC. 2011.
SUMBER
2. Browse NL, et all. The symptoms and sign of surgical disease. Fourth
edition. Taylor&francis group, 2005.
ILLEUS OBSTRUKTIF

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal terbit No. Dokumen
1 dari 4

Mengetahui Ditetapkan,
Kepala KSM Bedah RSUD Direktur RSUD
dr. M. Ashari Pemalang dr. M Ashari Pemalang

PANDUAN
PRAKTIK KLINIS

dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B dr.H. Sholahudin M.H


NIP. 19661127 199983 1 001 NIP. 19711222 200501 1 004

Ileus obstruktif adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak
bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan
mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau
luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen
usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
PENGERTIAN Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik
dibedakan menjadi,antara lain
1. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster
sampai ileumterminal)
2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum
terminal sampairectum).

1. Nyeri tekan pada abdomen.


2. Muntah.
3. Konstipasi (sulit BAB).
ANAMNESIS
4. Distensi abdomen.
5. BAB darah dan lender tapi tidak ada feces dan flatus
ILLEUS OBSTRUKTIF

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit No. Dokumen
2 dari 4

a. Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm steifung.
Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan
suatu hernia inkarserata. Pada invaginasi dapat terlihat massa
abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada
bekas luka operasi sebelumnya.
b. Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia. Nyeri
lepas menandakan peritonitis dan kemungkinan strangulasi
c. Perkusi

PEMERIKSAAN Hipertimpani.

FISIK d. Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi (Metallic Sound). Pada
fase lanjut bising usus dan peristaltic melemah sampai hilang.
e. Rectal Toucher
Isi rectum menyemprot : Hirschprung disease
Darah (+) : strangulasi, neoplasma
Fesesmengeras : skibala
Feses (-) : obstruksiususletaktinggi
Ampularektikolaps : curiga obstruksi
Nyeritekan : local atau general peritonitis
ILLEUS OBSTRUKTIF

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit No. Dokumen
3 dari 4

1.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal.
Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi,leukositosis dan nilai
elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering
didapatkan.Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau
strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi
dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata. Hematokrit
yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan
adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu,
dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis
bila ada tanda - tanda shock, dehidrasi dan ketosis.

2. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid
PEMERIKSAAN level” pada foto polos abdomen. Foto polos abdomen mempunyai
PENUNJANG tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan
sensitivitas 84% pada obstruksi kolon.
Pada foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran “step ladder dan
air fluid level” terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa
saja tidak tampak gas. Jika terjadi stangulasi dan nekrosis, maka akan
terlihat gambaran berupa hilangnya mukosa yang reguler dan adanya
gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak
menunjukkan adanya perforasi usus.
Penggunaan kontrastidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
peritonitis akibat adanya perforasi. CT scan kadang - kadang digunakan
untuk menegakkan diagnosa pada obstruksi usus halus untuk
mengidentifikasi pasien dengan obstruksi yang komplit dan pada
obstruksi usus besar yang dicurigai adanya abses maupun keganasan
ILLEUS OBSTRUKTIF

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit No. Dokumen
4 dari 4

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit


dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi,
mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk
memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
1. Konservatif/ Resusitasi
a. Penderita dipuasakan (tidak makan & minum) sampai krisisnya
teratasi. Kontrol status airway, breathing and circulation.
b. Dekompresidengan nasogastric tube.
TATALAKSANA
c. Intravenous fluids and electrolyte.
d. Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.

2. Farmakologis
a. Antibiotik spektrum luas.
b. Analgesik.
c. Antiemetik.

3. Operasi
 Advitam : Dubia ad malam
PROGNOSIS  Adsanationam : Dubia ad malam
 Adfungsionam : Dubia ad malam
PENELAAH KRITIS dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B
dr. Imam Kusumadiyono, Sp.B
dr. Arga Putra Pradana, Sp.B, MSI, MED
SUMBER 1. Wim de jong. Sjamsuhidayat, R. BukuAjarIlmuBedah. Edisi 3.
Jakarta: EGC. 2011.
2. Browse NL, et all. The symptoms and sign of surgical disease. Fourth
edition. Taylor&francis group, 2005.
PERITONITIS

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal terbit No. Dokumen
1 dari 3

Mengetahui Ditetapkan,
Kepala KSM Bedah RSUD Direktur RSUD
dr. M. Ashari Pemalang dr. M Ashari Pemalang

PANDUAN
PRAKTIK KLINIS

dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B dr.H. Sholahudin M.H


NIP. 19661127 199983 1 001 NIP. 19711222 200501 1 004

Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum. Peritonitis dapat


disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi dan
PENGERTIAN penyulitnya misalnya perforasi apendisitis, perforasi tukak lambung,
perforasi tifus abdominalis. Ileus obstruktif dan perdarahan oleh karena
perforasi organ berongga karena trauma abdomen.

 Nyeri hebat pada abdomen yang dirasakan terus-menerus selama


beberapa jam, dapat hanya di satu tempat ataupun tersebar di
seluruh abdomen. Intensitas nyeri semakin kuat saat penderita
bergerak seperti jalan, bernafas, batuk, atau mengejan.
 Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu badan penderita akan
ANAMNESIS
naik dan terjadi takikardia, hipotensi dan penderita tampak letargik
dan syok.
 Mual dan muntah timbul akibat adanya kelainan patologis organ
visera atau akibat iritasiperitoneum.
 Kesulitan bernafas disebabkan oleh adanya cairan dalam abdomen,
yang dapat mendorong diafragma.
PERITONITIS

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit No. Dokumen
2 dari 3

a. Inspeksi
Perut distensi
b. Palpasi
Distensi abdomen disertai nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen
Defans muskular
c. Perkusi

PEMERIKSAAN Hipertimpani.

FISIK Pekak dibagian hati dapat menghilang akibat udara bebas di bawah
diafragma
d. Auskultasi
Bising usus menurun atau menghilang
e. Rectal Toucher
Nyeritekan : disemua arah, dengan tonus muskulus sfingter ani
menurun dan ampula rekti berisi udara

a. Pada pemeriksaan laboratorium didapat: lekositosis ( lebih dari


11.000 sel/...L )
b. Pada pasien dengan sepsis berat, pasien imunokompromais dapat
terjasi lekopenia.
c. Asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik.
d. Pada foto polos abdomen didapatkan: Bayangan peritoneal fat kabur
PEMERIKSAAN karena infiltrasi sel radang
PENUNJANG e. Pada pemeriksaan rontgen tampak udara usus merata, berbeda
dengan gambaran ileus obstruksi
f. Penebalan dinding usus akibat edema
g. Tampak gambaran udara bebas
h. Adanya eksudasi cairan ke rongga peritoneum, sehingga pasien perlu
dikoreksi cairan, elektrolit, dan asam basanya agar tidak terjadi syok
hipovolemik
PERITONITIS

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit No. Dokumen
3 dari 3

a. Memperbaiki keadaan umum pasien


b. Pasien puasa
c. Dekompresi saluran cerna dengan pipa nasogastrik atau intestinal
d. Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara
TATALAKSANA intravena
e. Pemberian antibiotik spektrum luas intravena.
f. Tindakan-tindakan menghilangkan nyeri dihindari untuk tidak
menyamarkan gejala
g. Operasi
 Advitam : Dubia ad malam
PROGNOSIS  Adsanationam : Dubia ad malam
 Adfungsionam : Dubia ad malam
dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B
PENELAAH KRITIS dr. Imam Kusumadiyono, Sp.B
dr. Arga Putra Pradana, Sp.B, MSI, MED
1. Wim de jong. Sjamsuhidayat, R. BukuAjarIlmuBedah. Edisi 3.
Jakarta: EGC. 2011.
SUMBER 2. Schwartz. Shires. Spencer. Peritonitis dan Abses Intra abdomen
dalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta: EGC.
2000.
ILLEUS PARALITIK

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit No. Dokumen
1 dari 3

Mengetahui Ditetapkan,
Kepala KSM Bedah RSUD Direktur RSUD
dr. M. Ashari Pemalang dr. M Ashari Pemalang

PANDUAN
PRAKTIK KLINIS

dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B dr.H. Sholahudin M.H


NIP. 19661127 199983 1 001 NIP. 19711222 200501 1 004

Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal
atau tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan
isinya. Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan
PENGERTIAN akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang
berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi kontraksi otot polos usus.

Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal


distention), anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada mungkin
ANAMNESIS pula tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu
dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus obstruksi. Pasien
ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri
kolik abdomen yang paroksismal.
ILLEUS PARALITIK

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit No. Dokumen
2 dari 3

a. Inspeksi
Perut distensi
b. Palpasi

PEMERIKSAAN Kadang saat dilakukan palpasi pasien merasakan nyeri

FISIK c. Perkusi
Timpani.
d. Auskultasi
bising usus melemah sampai hilang.

Pemeriksaan laboratorium mungkin dapat membantu mencari kausa


penyakit. Pemeriksaan yang penting untuk dimintakan yaitu leukosit
darah, kadar elektrolit, ureum dan glucosa darah.

PEMERIKSAAN Foto polos abdomen sangat membantu menegakkan diagnosis. Pada ileus
PENUNJANG paralitik akan ditemukan distensi lambung usus halus dan usus besar
memberikan gambaran herring bone, selain itu bila ditemukan air fluid
level biasanya berupa suatu gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda
dengan air fluid level pada ileus obstruktif yang memberikan gambaran
stepladder (seperti anak tangga).
ILLEUS PARALITIK

RSUD dr. M. Ashari


Halaman
Pemalang Tanggal Terbit No. Dokumen
3 dari 3

1. Konservatif
a. Penderita dipuasakan
b. Kontrol status airway, breathing and circulation
c. Dekompresi dengan nasogastric tube
d. Intravenous fluids and electrolyte
e. Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.

TATALAKSANA 2. Farmakologis
a. Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.
b. Analgesik apabila nyeri.

3. Operatif
a. Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai
dengan penyebab lainnya.

 Advitam : Dubia ad malam


PROGNOSIS  Adsanationam : Dubia ad malam
 Adfungsionam : Dubia ad malam
PENELAAH KRITIS dr.H. Kun Sri Wibowo, Sp.B
dr. Imam Kusumadiyono, Sp.B
dr. Arga Putra Pradana, Sp.B, MSI, MED
SUMBER 1. Wim de jong. Sjamsuhidayat, R. BukuAjarIlmuBedah. Edisi 3.
Jakarta: EGC. 2011.
2. Browse NL, et all. The symptoms and sign of surgical disease. Fourth
edition. Taylor&francis group, 2005.

Anda mungkin juga menyukai