PENDAHULUAN
1
menyebabkan menurunnya fungsi dari bangunan irigasi yang berdampak pada
menurunnya asupan air bagi daerah irigasi. Selama ini untuk menentukan atau
pengambilan keputusan pemeliharaan atau rehabilitasi bendung di Kabupaten
Ponorogo di dahului oleh tahap perencanaan dan dibatasi oleh adanya Dana
Alokasi Khusus (DAK) yang disediakan oleh pemerintah melalui APBN,
permasalahannya adalah belum adanya metode untuk menentukan urutan prioritas
pemeliharaan atau rehabilitasi bendung dengan memadukan berbagai kriteria yang
ada.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka diperlukan sistem yang tepat agar
kegiatan pemeliharaan bendung di Kabupaten Ponorogo dapat berjalan dengan
baik dan efisien. Salah satu upaya yang diharapkan akan membantu dinas teknis
dalam hal ini adalah dengan membuat sistem penentuan prioritas pemeliharaan
bendung. Hal ini diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan yang dapat
meningkatkan efektifitas dalam melakukan pemeliharaan atau rehabilitasi.
Penelitian ini akan digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan
TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution). Metode
AHP digunakan untuk melakukan pembobotan kriteria dan uji konsistensi
terhadap matriks perbandingan berpasangan yang akan menghasilkan bobot
kriteria. Kemudian bobot kriteria dari proses AHP akan digunakan sebagai input
bobot kriteria dalam metode TOPSIS untuk melakukan perangkingan untuk
menentukan alternatif keputusan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan alternatif keputusan kepada pengambil keputusan rehabilitasi
bendung di UPTD Karangan Ponorogo.
2
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Agar penelitian tidak terlalu luas tinjauannya dan tidak menyimpang dari
rumusan masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah yang ditinjau
yaitu:
a. Tinjauan langsung ke lokasi Bendung,
b. Tinjauan hanya dilakukan pada kondisi fisik bendung,
c. Analisis kerusakan fisik diamati secara langsung tidak menggunakan
hitungan.